Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabdo Waluyo
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita gunakan, refrigerator sangat bermanfaat karena dapat membuat kondisi makanan yang kita simpan tetap bagus keadaannya, hal itu membuat alat pendingin sebagai salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita jumpai. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system pendinginan konvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah alat pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam pengujian, kami menguji sebuah alat termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan panjan 80cm terbuat dengan bahan PVC menggunakan pengaruh variasi posisi ,panjang dan model stack serta variasi frekuensi yang digunakan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperatur sebesar 6°C pada tendon dingin dan kenaikan temperatur pada tendon panas sebesar 3°C setelah dioperasikan selama 30 menit.

Refrigerator is one of a household appliance that is commonly used. The needs of maintaining food at the good condition make refrigerator become 'must have' equipment in every household. Thermoaccoustic refrigerator is an environmentally friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called as stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe has 80 cm length, a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. The device was operated with variation position, length and shape of stack and also variation resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir has been observed where the cold reservoir temperatur decreased about 6°C and the hot reservoir temperatur increased about 3°C after 30 minutes of the device operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Arrahman Ikhsan Varian
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita gunakan, refrigerator sangat bermanfaat karena dapat membuat kondisi makanan yang kita simpan tetap bagus keadaannya, hal itu membuat alat pendingin sebagai salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita jumpai. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system pendinginan konvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah alat pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam pengujian, kami menguji sebuah alat termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan panjan 80cm terbuat dengan bahan PVC menggunakan pengaruh variasi posisi ,panjang dan model stack serta variasi frekuensi yang digunakan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperatur sebesar 6°C pada tendon dingin dan kenaikan temperatur pada tendon panas sebesar 3°C setelah dioperasikan selama 30 menit.

Refrigerator is one of a household appliance that is commonly used. The needs of maintaining food at the good condition make refrigerator become 'must have' equipment in every household. Thermoaccoustic refrigerator is an environmentally friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called as stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe has 80 cm length , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. The device was operated with variation position, length and shape of stack and also variation resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir has been observed where the cold reservoir temperatur decreased about 6°C and the hot reservoir temperatur increased about 3°C after 30 minutes of the device operation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Rizki Utama
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan bantu yang sering digunakan. Fungsi utama dari a/at pendingin adalah menurunkan dan memelihara temperatur dari makanan atau benda lainnya pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur lingkungan dengan tujuan untuk menjaga makanan dan benda lainnya pada kandisi yang baik dengan periode hidup yang lebih panjang. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system kanvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah a/at pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam percobaan termoakustik ini, kami menguji sebuah a/at termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan terbuat dengan bahan PVC. Sebelumnya tealah dilakukan pengujian pada resonator dengan panjang 80 em dengan variasi posisi, panjang, dan model dari stack serta frekuensi yang digunakan, dengan tetap menggunakan udara atmosfer sebagai jluida kerja. Percobaan yang dilakukan saat ini ingin membandingkan karakterisasi termoakustik jika menggunakan a/at eksperimen yang lebih kecil dengan mengatur ulang ukuran dari parifang resonator dan panjang stack. Percobaan kali ini menggunakan tiga dimensi panjang resonator dan empat dimensi panjang stack sebagai variasi percobaan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperature sebesar 4°C pada tendon dingin dan kenaikan temperature pada tendon panas sebesar 2°C setelah dioperasikan selama 20 menit.

Refrigerator is one of auxiliary device that is commonly used.The main function of refrigerator is decreasing and maintaining the temperature of foods and other goods in lower temperature than ambient in objective to keep foods and goods at good condition and longer period of life. Thermoaccoustic refrigerator is an environmental friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. It has been done before by previous thermoacoustic research project that is used a 80cm length of PVC pipe and the variation in position, length and shape of stack and resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. This working researh project want to compare the characterization of thermoacoustic in smaller dimension of researh apparatus by resizing the length of resonator and the length of the stack. The experiment had used three dimension of resonator length, four dimension of stack length, as a variation of the experiment. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir in each length of resonator and length of stack has been observed where the cold reservoir temperature decreased about 4°C and the hot reservoir temperature increased about 2°C after 20 minutes of the device operation"
2011
S57401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Hardian
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Alat ini mempunyai beberapa keunggulan daripada mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya seperti desain alat yang sederhana, fungsi yang stabil, dan fluida kerja yang ramah lingkungan. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperature yang dilakukan yaitu pada suhu awal termoakustik mulai bekerja atau mengeluarkan bunyi (terendah 410ºC) sampai dengan 500ºC. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Hasil taraf intensitas suara dan daya akustik terbesar yang dapat dihasilkan yaitu pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan besaran onset temperature 500ºC dengan nilai 118,92 dB dan 9,81x10-4 Watt.

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. It exhibits several advantages over traditional engines, such as simple design, stable functionality, and environment-friendly working gas. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen for this examination start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 410ºC) to 500ºC. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. The largest value of sound intensity and acoustic power that be produced where the stack is placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 500ºC comes with value of 118,92 dB and 9,81x10-4 Watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Agustina
"ABSTRAK
Sistem pendingin termoakustik yang digerakkan oleh gelombang suara telah disimulasikan, dikonstruksi dan diuji untuk mendapatkan pemahaman tentang kinerja dan laju pendinginan. Pengaruh ketebalan dan panjang plat yang terbuat dari lembaran akrilik terhadap kinerja pendingin diuji dengan variasi ketebalan plat 0,15 mm, 0,5 mm dan 1 mm dan variasi panjang plat 6 cm, 5 cm dan 4 cm. Rasio penggerak divariasikan dengan meningkatkan input tegangan mulai dari 4 hingga 9 Vp-p yang setara dengan 5 – 25 W. Suhu daerah di kedua ujung plat stack yang disusun sejajar dalam resonator direkam setiap detik. Untuk semua variasi, efek pendinginan termoakustik terjadi dalam hitungan detik dan meningkat pesat dalam dua menit dan menjadi relatif stabil dalam waktu sekitar sepuluh menit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa meningkatnya rasio penggerak menghasilkan laju pendinginan yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik. Untuk setiap set pengujian, pengaturan rasio penggerak, frekuensi operasi dan parameter lain dari stack dipertahankan tidak berubah. Kinerja dan laju pendinginan meningkat dengan penurunan ketebalan plat. Perbedaan suhu terbesar, 14,7oC, dengan pendinginan hingga 8,4oC dibawah suhu lingkungan (26,5oC) dicapai dengan ketebalan plat 0,15 mm pada input tegangan 9 Vpp. Hasil eksperimen pada 8 Vp-p mengindikasikan plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,15 mm serta plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,5 mm menampilkan laju pendinginan terbaik. Geometri plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,5 mm pada input tegangan 8 Vp-p dapat dinyatakan sebagai geometri dan input tegangan optimum dari segi kemudahan fabrikasi stack dan pendinginan yang lebih konsisten.

ABSTRACT
A loudspeaker-driven thermoacoustic cooler has been simulated, built and tested to gain understanding of its thermal performance and the cooling rate. The influence of plate thickness made of acrylic sheet was experimentally investigated by varying plate thickness of the stack, 0.15 mm, 0.5 mm and 1 mm, respectively. The length of the plate were also varied by 6 cm, 5 cm and 4 cm. Variation in drive ratio were realized by increasing input voltage to driver starting from setting 4 to 9 Vp-p which were equal to input power of 5 – 25 W. The temperatures at both ends of the parallel plate stack were acquired every second. For all variations, thermoacoustic cooling effect occurred in seconds and escalated rapidly in two minutes and became relatively stable in ten-minute time. The experimental results showed that higher voltage input yielded higher thermal performance of the device and faster cooling rate. For each set of experiment, the input voltage setting, the operating frequency and other parameter of the stack were kept unchanged. The performance and cooling rate increase with the decrease of plate thickness. The largest temperature difference, 14.7oC, was achieved with 0.15 mm plate thickness at 9 Vp-p. At 8 Vpp, both the 6-cm length stack plates of 0,15 mm and 0,5 mm thicknesses showed the best performance. Therefore, the 0,5 mm thickness at 8 Vpp was arguably the optimum thickness in terms of advantages in the ease of fabricating the stack and more consistent cooling."
2013
T33149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agung Maulana
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena dari suatu alat yang bernama thermoacoustic. Fenomena tersebut yaitu adanya aliran udara dalam suatu wadah yang dikompresi melalui suatu getaran yang berasal dari loudspeaker sehingga menyebabkan perbedaan temperatur. Pembahasan difokuskan pada tiga variasi material stack berupa sedotan yang berasal dari material jenis polypropylene, berupa film yang berasal dari material jenis mylar, dan berupa kardus yang berasal dari material jenis wood. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketiga stack. Dari grafik hasil tersebut didapat perbedaan temperatur pada stack yang berasal dari sedotan sebesar 4,2°C. Pada stack yang berasal dari material mylar sebesar 5°C dan pada stack yang berasal dari kardus didapat perbedaan temperatur sebesar 3,9°C.

This thesis is dealing with a phenomenon called thermoacoustic. The phenomenon is about a flow of air in a place that was compressed with a vibration from loudspeaker so that cause different temperature. Discussion focused on the three material variation of stack as a straw from polypropylene, as a fil from mylar material, as a box from wood material. The goal from this thesis is to know camparison of three stack. From graphic result had different temperature of stack from straw is 4,2°C. A stack from mylar material is 5°C and a stack from wood had different temperature about 3,9°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situngkir, Christoforus Deberland
"Dalam teknologi yang berkembang cepat, dikarenakan pengoperasian yang lebih cepat dari tiap transistor dan densitas dari IC yang tinggi, piranti mikroelektronik membutuhkan disipasi panas yang tinggi pula.. Beban panas yang semakin besar akibat miniaturisasi produk elektronik menyebabkan diperlukannya sistem pendingin baru yang lebih efisien atau mempunyai efisiensi termal yang tinggi. Penelitian ini akan membahas karakteristik aliran dan perpindahan panas konveksi pada impinging jet sintetik yang akan diosilasikan dengan menggunakan gelombang kombinasi persegi-sinusoidal. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahap komputasional dan eksperimental.
Tahap komputasional pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software CFD Fluent dengan model turbulensi k-ω SST dengan elemen meshing Tet/Hybrid tipe Tgrid untuk melihat distribusi aliran pada jet sintetik, sedangkan pada tahap eksperimental akan dilihat karakteristik perpindahan panas konveksi dengan menggerakkan membran jet sintetik pada gelombang kombinasi persegisinusoidal dengan variasi frekuensi square pada membran atas-bawah square 80 Hz-Sinus 80 Hz, square 80 Hz-Sinus 120 Hz, square 80 Hz-Sinus 160 Hz, square 120 Hz-Sinus 80 Hz , square 120 Hz-Sinus 120 Hz, square 120 Hz-Sinus 160 Hz, square 160 Hz-Sinus 80 Hz, square 160 Hz-Sinus 120 Hz , square 160 Hz-Sinus 160 Hz dengan menggunakan function generator.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh gelombang dan frekuensi yang signifikan terhadap laju perpindahan panas yang didapat. Pada penelitian ini juga dibuktikan bahwa bilangan Reynolds tidak berpengaruh terhadap laju perpindahan panas pada jet sintetik.
Effective cooling systems are essential in fast growing electronic industry. A greater heat load due to miniaturization of electronic products causes the need for a new cooling system that works more efficient and has a high thermal efficiency. This research will discuss the characteristics of flow and convective heat transfer in the impinging synthetic jet that will oscillate using sinusoidal wave. This research was conducted in two stages, computational and experimental stage.
Computational stage was conducted by Fluent CFD software with turbulence model of k-ω SST with meshing elements Tet / Hybrid Tgrid type to see the flow distribution in synthetic jet. In the experimental phase, it will be seen the characteristics of convective heat transfer by moving the synthetic jet membrane using combination of square-sinusoidal wave with a variation frequency of upper-lower membrane by square80 Hz-sine80 Hz, square80 Hzsine120 Hz, square80 Hz-sine160 Hz, square120 Hz-sine80 Hz, square120 Hzsine120 Hz, square120 Hz-sine160 Hz, square160 Hz-sine80 Hz, square160 Hzsine120 Hz, square160 Hz-sine160 Hz using a function generator.
The results showed the significant influence of waves mode and frequencies to the heat transfer rate that obtained. In this research, result that reynolds number is not significantly influence heat transfer rate of synthetic jet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dzul Faiq Murtadlo, auhor
"Seiring perkembangan waktu, dibutuhkan motor yang memiliki sifat yang diinginkan, seperti memiliki kecepatan yang tinggi, efisiensi yang tinggi, dan biaya perawatan motor yang rendah. Hal-hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara merancang motor yang diinginkan. Dalam merancang motor, perbedaan bahan material dan bentuk dimensi motor sangat berpengaruh dalam keluaran yang dihasilkan oleh motor.
Pada skripsi ini, dibandingkan hasil keluaran motor pada setiap variasi motor yang memiliki bahan magnet permanen dan panjang motor yang berbeda. Bahan permanen magnet yang digunakan adalah Ceramic 10, Samarium Cobalt: 18/30, dan Neodymium Iron Boron: 28/23. Sedangkan variasi panjang motor adalah 50 mm, 60 mm, 70mm, dan 80 mm.
Untuk mencapai nilai torsi 5,5 Nm, motor dengan magnet permanen Neodymium Iron Boron: 28/23 adalah yang terbaik karena hanya memerlukan panjang sebesar 50 mm. Pada motor dengan panjang 80 mm, motor terbaik adalah motor dengan magnet permanen berbahan Neodymium Iron Boron: 28/23 karena memiliki nilai torsi maksimal terbesar, yakni 8,89 Nm.

Over the years, it takes a motor that has the characteristic of being desired, such as high speed, high efficiency, and low maintenance cost. These things can be realized by designing motors. In motor design, the difference in materials and motor dimension is very influential in the output of motor.
This paper compared the output of motor at each variation of the motor which has different permanent magnet material and different stack length. Permanent magnet material that used are Ceramic 10, Samarium Cobalt: 18/30, and Neodymium Iron Boron: 28/23. While the variaton of the stack length are 50 mm, 60 mm, 70 mm, and 80 mm.
To achieve torque 5,5 Nm, motor with permanent magnet made of Neodymium Iron Boron: 28/23 is the best because just needed motor with stack length 50 mm. On motor with stack length 80 mm, motor with permanen magnet made of Neodymium Iron Boron: 28/23 also is the best because it has biggest torque, the value is 8,89 Nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossa Istiadi
"ABSTRAK
Monyet pemakan daun yang termasuk sub famili Colobinae, terdiri dari 5 - 7 genus dengan 24 - 30 spesies (Struhsaker dan Leland, 1987). Di Indonesia jenis-jenis ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Di Sumatera Joja (Presbytis potenziani) menyebar di Kepulauan Mentawai, Kedih (Presbytis thomasi) hanya di Sumatera bagian Utara, Kokah (Presbytis femoralis) hanya terdapat di Sumatera Tengah bagian pantai Timur (Megantara, 1989), Lutung (Trachypilecus cristalus) penyebarannya merata di seluruh daratan Sumatera (Maryanto, 1995) kecuali di habitat rawa di Sumatera Selatan bagian pantai Timur (Wilson dan Wilson, 1972), serta Simpai (Presbytis melalophos) yang mempunyai populasi-populasi spesifik pada 11 wilayah zoogeografis satwa.
Di daratan Sumatera terdapat 11 sub jenis Simpai yang memiliki keragaman dalam warna tubuh. Keragaman ini diakibatkan oleh adanya penghalang-penghalang alam sebagai pembatas distribusi populasinya. Tulisan ini merupakan hasil survei dalam membandingkan variasi warna pada setiap bagian tubuh dari sub jenis Simpai (Presbytis melalophos) guna mengetahui hubungan kekerabatan sub jenis Simpai berdasarkan pengamatan gradasi warna bagian-bagian tubuh. Selain itu akan diamati apakah ada perbedaan karakter populasi pada masing-masing sub jenis tersebut.
Survei dilakukan pada bulan Februari - Mei 1997 di Taman Nasional Bukit Barisan, Bukit Nanti, Air Hitam, Kerinci Seblat, Danau Maninjau, Gunung Talamau, Cagar Alam Rimbo Panti, dan lain-lain. Perjalanan dilakukan sepanjang kira-kira 7500 km menggunakan kendaraan, dan pengamatan melalui penelusuran jalur di hutan dengan total sekitar 18 kilometer.
Dari Uji hirarki menunjukkan adanya hubungan kekerabatan pada populasi yang berada pada wilayah geografis satwa yang berdekatan berdasarkan pola gradasi perubahan warna tubuh (Diskriminan dengan indeks Wilk Lamda 0,60657 p < 0,00). Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh populasi antar sub jenis, dan pengaruh antara populasi dari jenis Presbytis lain yang mempunyai wilayah geografis satwa yang berdekatan.
Gradasi perubahan warna juga dapat disebabkan oleh pengaruh radiasi ultra violet, terutama faktor jarak terhadap garis ekuator dan faktor ketinggian elevasi. Semakin mendekati garis ekuator dan semakin tinggi elevasi daerahnya maka degradasi warna berubah ke arah pucat. Tapi dari hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya korelasi antara skor warna dengan ketingian elevasi (R -0,615 p >0,01), dan tidak menunjukan korelasi antara jarak dengan skor warna (R= 0,135 p>0,01). Perubahan degradasi warna menurut Hershkovith (1968 dalam Wilson dan Wilson, 1972) didasarkan atas 2 pola, yaitu eumelanin (Hit= -- Abu-abu (coklat) - Putih), dan pheomelcmin (Merah Oranye - Kuning - Putih). Perubahan tersebut disebabkan oleh reduksi gen-gen fotopigmen karena proses adaptasi, dan kejenuhan pigmentasi selama masa pergantian rambut.
Dalam karakter populasi, kelompok dalam sub-sub jenis tidak mempunyai berbedaan yang berarti dengan populasi yang lain, baik antar sub fens, maupun dengan presbytis lainnya. Namun beberapa karakter yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah adanya dimorfisme seksual pada sub Denis Presbytis melalophos aurata di Blok Pasaman, yaitu individu jantan mempunyai warna dorsal tangan dan kaki yang sedikit oranye. Juga faktor penggunaan habitat oleh populasi Simpai yang lebih banyak berada di habitat yang dekat dengan aktifitas manusia, seperti perladangan, perkebunan masyarakat, semak dan belukar, serta hutan sekunder di tepi jalan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Adriansyah
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena Termoakustik. Perbedaan temperatur yang dihasilkan oleh efek suara, dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk untuk sistem pendinginan/refrigerator. Beberapa reseach telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Seperti research yang dilakukan oleh M.E.H Tijani[5] dkk, telah mampu mencapai temperatur pada sisi dingin hingga -65 °C. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui teori, perhitungan, serta percobaan secara menyeluruh sehingga diharapkan akan memperoleh kondisi desain alat dan proses percobaan yang optimum dari sebuah system alat termoakustik.
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian terhadap alat termoakustik yang dirancang. Percobaan dilakukan dengan melakukan variasi frekuensi suara dan pemilihan stack yang terbuat dari sedotan. Hasil penelitian adalah besar perbedaan temperatur yang dihasilkan dari pemilihan frekuensi suara dari speaker.

This thesis is dealing with a phenomenon Thermoacoustic. Temperature differences generated by sound effects, can be used for various purposes, one for the cooling system / refrigerator. Some reseach has been done by previous researchers. As research conducted by MEH Tijani [5] et al, have been able to achieve the temperature on the cool side to -65 C. This thesis is aimed to know the theory, computation, and experiment as a whole which is expected to obtain the condition of equipment design and testing process of a system optimum termoakustik tool.
This research was carried out with the testing of equipment designed of Thermoacoustic. Experiments carried out by performing sample rate frequency variation and selection of the stack is made of straw. The results showed amount of temperature differences resulting from the selection frequency sound from the speakers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50868
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>