Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raksa Aulia Rahma
"Bioethanol merupakan salah satu bahan bakar terbarukan yang potensial untuk menjadi energi alternatif. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan rancang bangun compact distillator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan ethanol untuk menghasilkan produk ethanol yang layak menjadi bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 90%. Untuk mengetahui performa dari produk low grade ethanol yang didistilasi ini dilakukan pengujian unjuk kinerja bahan bakar dengan parameter laju konsumsi bahan bakar dan kondisi gas buang. Dan didapat kesimpulan pada beban statis di 300W dan evaporator optimal bekerja pada temperatur 90oC.
Maka penelitian ini menganalisa bagaimana hubungan variasi beban kerja pada temperatur 90°C dengan memamfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan etanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk etanol dengan konsentrasi dengan jumlah etanol yang lebih tinggi. Oleh karena itu dilakukan pengembangan alat destilator untuk mengatur gas buang dari motor bakar yang diserap evaporator. Sehingga pemanfaatan bioethanol dengan kadar rendah (low grade ethanol) dapat digunakan lebih baik sebagai bahan bakar karena laju distilasi yang dihasilkan dapat mencapai laju konsumsi bahan bakar pada berbagai variasi beban ( 100, 200, 300, 400, 500)Watt.

Bioethanol is one of the renewable fuel with the potential to become alternative energy. In previous research has been done, distillator with compact design utilize flue gas from the combustion engine as the main tool of processing of ethanol to produce a decent product ethanol into fuel which is ethanol with a concentration above 90%. To know the performance of low-grade ethanol product which is distilled was carried out for performance testing of the fuel with the fuel consumption rate parameters and conditions of the exhaust gas. And it could be concluded on the static load on the 300W and optimum evaporator working at 90°C temperature.
Thus this study analyzes how relationships load variations in temperature 90oC using the exhaust gas from motor fuels to ethanol processing. The goal is to produce ethanol with a concentration with a higher amount of ethanol. Therefore, made a new tool for controling destilator combustion engine exhaust gas is absorbed from the evaporator. So the use of bioethanol with low content (low grade ethanol) can be used better as a fuel because the rate of distillation produced can reach the rate of fuel consumption at various loads (100, 200, 300, 400, 500) Watt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syaehul Akbar
"Ketersediaan bahan bakar minyak bumi yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk beralih ke sumber energi alternatif. Saat ini minyak bumi mendominasi untuk sumber utama bahan bakar untuk motor bakar. Energi yang terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol. Dalam penelitian sebelumnya dilakukan rancang bangun compact distillator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan ethanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk ethanol layak menjadi bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 90%. Pada penelitian ini, dilakukan pengontrolan temperatur pada evaporator dengan beban 300 Watt dimana pada penelitian sebelumnya didapat kesimpulan pada beban 300 Watt didapatkan hasil maksimal untuk mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar pada Genset. Pada temperature 90°C yang dikontrol pada evaporator menghasilkan hasil yang maksimal yaitu mampu memenuhi fuel consumtion untuk genset. Pada temperature 85°C yang dikontrol pada evaporator menghasilkan kadar alkohol yang tinggi tetapi tidak memenuhi fuel consumtion. Pada temperatur 90°C dapat disimpulkan didapatkan hasil maksimal dikarenakan dapat memenuhi fuel consumtion juga kadar yang cukup tinggi. Gas buang pada temperatur 95°C memiliki Kadar CO rendah (±1,2 % Vol), HC rendah (±150 ppm Vol).

The availability of non renewable petroleum fuels force people change to alternative energy sources. Currently petroleum dominated for the main source of fuel for combustion. Renewable energy is one solution to deal with this issue. One source of renewable energy is Bioethanol. In a previous study conducted distillator compact design by utilizing exhaust gases from motor fuels as a primary means of ethanol processing. The goal is to produce viable products into fuel ethanol is ethanol with levels above 90%. In this study, conducted at the evaporator temperature control with a load of 300 Watt which this conclusions obtained in previous studies on the load 300 Watts has maximum results obtained to be able of consumption needs of fuel on the genset. At 90°C temperature-controlled at the evaporator produces maximum that is able to meet the fuel consumtion for the genset. At 85°C temperature-controlled at the evaporator produces high konsentris of alcohol but did not meet of fuel consumtion. At temperatures of 90°C can be concluded get the most out due to meet the fuel consumtion and also has high konsentris of alcohol. Gas have low levels of CO (± 1.2% Vol), low HC (± 150 ppm Vol)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budhi Raharjo
"Konsumsi minyak bumi sebagai bahan bakar semakin tinggi setiap tahunnya. untuk mencegah krisis dan langkanya sumber energi ini diperlukan energi alternatif baru. Energi terbarukan merupakan pilihan tepat dalam menangani persoalan krisis energi ini. Sayangnya pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat minim dan belum diberdayakan secara optimal. Salah satu energi terbarukan adalah bioethanol yang didapat dari tebu, gandum, umbi dan jagung. Bioetanol sangat cocok digunakan sebagai energi alternatif karena bahan baku pembuatannya mudah tumbuh subur di iklim tropis Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan compact distillator dengan mengontrol temperatur panas gas buang dari motor bakar dinamis sebagai alat pengolahan ethanol. Tujuan pengujian ini untuk menghasilkan produk ethanol dari kadar rendah sampai menjadi kadar yang sempurna untuk dipakai sebagai bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 85%. Dari hasil penelitian ini diharapkan compact distillator mampu meningkatkan destilasi low grade ethanol secara maksimal sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar Sepeda Motor Suzuki thunder 125 cc.

Consumption of petroleum as fuel higher each year. To prevent crisis and the scarcity of energy sources is a new alternative energy necessary. The new energy is the right choice of dealing with this energy crisis. Unfortunately, the use of renewable energy in indonesia is still very minimal and not in an optimal empower. Renewable energy is one of bioethanol derived from sugar cane, wheat, maize and corn. Bioetanol is suitable as an alternative energy for the manufacturing of raw material are easy to grow abundantly in tropical indonesia. In this riset using compact distillation by controlling the temperature of the exhaust heat from the motor as a dynamic fuel ethanol processing. Purpose of this riset to produce ethanol from low levels to a level that is perfect for use as fuel in the ethanol to levels to a level that is perfect for use as fuel in the ethanol to levels above 85 %. Of the results of this study is expected to increase distillate compact low grade ethanol to the maximum so as to meet the needs of motorcycle fuel consumption suzuki thunder 125 cc."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrinaldi
"Ketersediaan bahan bakar minyak bumi yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk sumber energi alternatif. Saat ini minyak bumi mendominasi untuk sumber utama bahan bakar untuk motor bakar. Energi yang terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol.
Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun compact destilator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan etanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk etanol layak menjadi bahan bakar yaitu etanol dengan kadar diatas 90%. Oleh karena itu dilakukan pembuatan dan pengujian alat destilator yang kemudian dapat di aplikasikan ke motor bakar statik. Bioethanol yang diproses adalah bioethanol low grade kadar 10%, 20%, 30%, dan 40 % yang di jadikan umpan balik destilator.
Dari hasil penelitian didapatkan volume output bioethanol dan konsentrasi dari bioethanol outputnya. Berdasarkan pengujian di dapat waktu operasi minimum sebesar 12 menit dengan debit aliran output 18,20 ml/menit. Dari penelitian didapatkan konsentrasi distilat sangat bergantung dengan waktu operasi. Semakin lama waktu operasi maka semakin kecil komposisi etanol pada distilat.

The availability of petroleum fuels in the worldwide which are not renewable force people to find alternative energy sources. Currently petroleum dominated for the main source of fuel for combustion engine. The renewable energy is one solution to deal with this issue. One source of renewable energy is Bioethanol.
In this research, a compact design compact distilator to utilize gas from the motor fuels as a primary tool of ethanol processing. The goal is to produce decent products into fuel ethanol is ethanol with a concentration above 90%. Therefore carried out the manufacture and testing destilator tool which can then be applied to static engine. Bioethanol The bioethanol is processed low grade levels of 10%, 20%, 30%, and 40 % are made in destilator feedback.
From the results, the output volume of bio-ethanol and bio-ethanol concentration of output. Based on testing to the minimum operating time of 12 minutes with the output flow rate 18,20 mL/minute. This research has shown the concentration of distillate quite dependent on the time of surgery. The longer operating time, the smaller the composition of ethanol in the distillate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50893
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Junifer Hotma
"Pengeringan beku diakui sebagai metode pengeringan terbaik tetapi sangat intensif energi yang disebabkan dua hal yaitu proses pembekuan pada tekanan yang berbeda dengan pengeringan dan perambatan panas yang lambat selama sublimasi. Proses pembekuan dalam hal ini dihasilkan dari perubahan tekanan dalam suatu tabung vakum yang mengacu pada diagram fasa air dimana seiring dengan penurunan tekanan maka akan terjadi penurunan temperatur dalam suatu ruang sehingga jika suatu produk yang dijadikan sebagai eksperimen diletakkan didalamnya maka akan
terjadi proses pembekukan.
Pada penelitian ini akan dilakukan variasi temperatur coldtrap untuk melihat kemampuan evaporator menangkap uap hasil sublimasi selama proses perubahan fase material, juga analisa potensi energi, dan exergy destruction pada sistem refrijerasi sehingga dapat dilakukan penghematan energi pada pengering beku vakum.

Freeze-drying method of drying is recognized as the best but it is very energy intensive due to two things namely the freezing process at different pressures by drying and heat propagation is slow during the sublimation. The freezing process in this case resulting from changes in pressure within a vacuum tube which refers to the phase diagram of water which along with the decrease of pressure there will be a decrease in temperature in a room so that if a product is used as the experiment is placed in it there will be a process of freeze.
In this study the temperature variation will be conducted to identify the capacity evaporator coldtrap capture vapors during the sublimation process of phase change material, as well as analysis of the potential energy, and exergy destruction in the system so it can be done refrijerasi energy savings in a vacuum freeze dryer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S67174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Mulia Putra
"ABSTRAK
Laterit yang ada di Indonesia memiliki kandungan Fe sekitar 50 %,.
Walaupun bijih laterit memiliki kandungan Fe yang besar tapi belum ada
pemanfaatan bijih laterit untuk di pengolahan sebagai bahan baku pembuatan pig
iron atau iron nugget. Agar bijih laterit dapat digunakan, bijih besi laterit yang
banyak mengandung Fe2O3 harus direduksi untuk mendapatkan besi Fe sehingga
kandungan kadar Fe dalam laterit meningkat. Penelitian ini dilakukan pada bijih
laterit dengan jenis saprolit dengan menggunakan parameter ukuran partikel untuk
mengetahui ukuran partikel dengan kandungan Fe yang optimum. Ukuran partikel
yang digunakan adalah ukuran mesh 120, 170, 200, dan 270. Reduksi yang
dilakukan adalah dengan cara memanaskan Bijih yang telah dicampur dengan
batubara dalam oven dengan suhu 1100OC selama 60 menit. Setelah itu, bijih
tersebut dilakukan dengan pengujian karakterisasi kuantitatif dengan EDAX dan
karakterisasi kualitatif dengan XRD. Ukuran partikel mempengaruhi kadar
peningkatan Fe pada bijih laterit. Semakin besar ukuran partikel maka kadar Fe
yang terkandung dalam bijih laterit setelah proses roasting semakin besar.
Peningkatan Kadar Fe terbesar terdapat pada ukuran partikel mesh 120 yaitu
sebesar 12,54%. Akan tetapi, kadar Fe yang terbesar terdapat pada ukuran partikel
mesh 170 sebesar 46,7%.

ABSTRACT
Laterite in Indonesia has about 50% Fe content. Although laterite ore
contains a large Fe but utilization of lateritic ore for processing as the raw material
to make pig iron is rarely. Laterite ore contains Fe2O3 should be reduced to obtain
Fe. So that, Fe content in laterite increases. The research was conducted on
lateritic ore, saprolite type, use the parameters of particle size to determine the
optimum size of the content. The research was carried out using the particle size
parameter. Particle size which used are 120, 170, 200 and 270 mesh. The
reduction is done by heating the laterite ore mixed with coal in the oven with a
temperature of 1100 OC for 60 min. Then, the characterization tests for laterite ore
by EDAX and XRD. Particle size affect Fe content in laterite ores. Elevated
contents of Fe increases as increasing particle size after reduction process. The
largest elavated content of Fe occur on 120 mesh particle size that is equal to
12.54%.. In other side, the largest Fe content occur on 170 mesh particle size of
46.7%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42181
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhamshah
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi grade terhadap
perubahan kandungan spheroidite dalam hal ini fraksi volume spheroidite dan
sifat ulet (ductile) pada baja karbon rendah dan sedang.Sampel baja dari
berbagai grade (grade 12A, grade 45 K dan grade SCM 435) yang
mikrostrukturnya sudah spheroidite dari hasil spheroidizing annealing yang
dilakukan di industri ditentukan kandungan spheroiditenya (fraksi volume
spheroidite) dengan program image analyzer (analisa gambar) berdasarkan hasil
foto optik (uji Metalografi). Setelah itu sampel tersebut diperlakukan uji tarik
untuk menentukan keuletannya (ductility). Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh fraksi volume spheroidite dan keuletan terbesar terjadi pada
sampel baja grade SCM 435, setelah itu sampel grade 45K dan fraksi volume
spheroidite serta keuletan terkecil terjadi pada sampel grade 12A. Ternyata
semakin tinggi kandungan spheroidite (fraksi volume spheroidite) maka baja
semakin ulet ."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T39689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Komariyah
"Pada tesis ini dipelajari pengaruh spatter terhadap degradasi material yaitu pengaruhnya terhadap laju korosi serta terhadap kegagalan struktur yang diawali dengan timbulnya retak akibat beban bending fatigue. Beberapa pengujian dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan yang selanjutnya dianalisa.
Uji Vickers dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai kekerasan akibat adanya spatter. Untuk mendapatkan data tentang awal terjadinya retak dilakukan uji bending fatigue. Pengaruh spatter terhadap laju korosi diteliti dengan melakukan pengujian Cyclic Potentiodynamic Polarization.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kekerasan akibat adanya spatter lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa spatter. Awal retak akibat beban fatigue tidak terjadi pada daerah spatter, tetapi terjadi pada mikro notch pada daerah HAZ. Laju korosi pada daerah spatter lebih tinggi dibandingkan dengan daerah tanpa spatter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T40833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>