Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felinda Stefika
"Penelitian ini berusaha melihat pengaruh tempo musik dan jenis kelamin penumpang terhadap perilaku mengebut pada pengemudi kendaraan pribadi berusia muda. Partisipan terdiri atas 60 orang pengemudi laki-laki berusia 18 sampai 35 tahun, Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental dengan desain penelitian between subject yaitu desain faktorial dengan variasi 2x2. Instrumen penelitian ini adalah permainan simulasi mengemudi yang menggunakan Playstation2. Kecepatan mengemudi diukur dengan speedometer yang terdapat pada layar televisi ketika responden sedang mengemudi selama penelitian berlangsung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tempo musik berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku mengebut pada pengemudi kendaraan pribadi berusia muda (p < 0.05). Namun jenis kelamin penumpang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku mengebut (p > 0.05). Selain itu, ditemukan pula bahwa tempo musik tidak berinteraksi secara signifikan dengan jenis kelamin penumpang dalam mempengaruhi perilaku mengebut pada pengemudi kendaraan pribadi berusia muda (p > 0.05).

This experiment wants to see the impact of the tempo of the music and the sex of passenger to speeding behavior on young private driver. Participants consist of 60 male drivers whose age is 18 until 35 years old. This experiment is a laboratory experimental which use between subject design, the 2x2 factorial design. More, the instrument of this experiment is driving simulation game which uses Playstation2. The speeding is valued by speedometer which can be seen at the monitor of the television when respondents are driving while the experiment is going on.
As the result, tempo music have a significant effect to speeding behavior by young private driver. But, sex of passenger have no significant effect to speeding behavior. On the other hand, there is also been found that tempo of music is not interacting significantly with the sex of passenger in influencing speeding behavior on young private driver.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmanuela Kirana Sangitan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3557
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Dea P
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Dea P
"Pengemudi kendaraan pribadi usia muda seringkah melakukan perilaku berisiko ketika mengemudi. Salah satunya adalah perilaku mengemudi secara agresif menerobos lampu merah. Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh jenis musik dan jenis kelamin penumpang terhadap perilaku menerobos lampu merah pada pengemudi usia muda. Partisipan dari penelitian ini adalah pengemudi kendaraan berjenis kelamin laki-laki dan berusia muda di Jakarta. Penelitian ini bertipe controlled laboratory experiment dengan desain faktorial 2x2 dan pengukuran between subject.
Hasil menunjukkan bahwa jenis musik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menerobos lampu merah (X2(2,n=60) = 2,58, p>0,05). Di sisi lain, usia penumpang juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menerobos lampu merah (X2(2,n=60) = 0,88, p>0,05). Interaksi antara kedua jenis musik dan jenis kelamin penumpang juga tidak signifikan (X2(2,n=60) = 2,78, p>0,05).

Young private vehicle driver often take risky behavior while driving. Such behavior known as aggressive driving has many form, one of them is runnning red lights. Many factors can influence young drivers to do that. This research was designed to examine the influence of music genre and passenger sex toward red light running on young drivers. The participants of this research are young male driver in Jakarta. The type of this research is controlled laboratory experiment winth 2x2 factorial design and between subject measurement.
The result showed that music genre has not a significant effect on red light running (X2(2,n=60) = 2,58, p>0,05). Passenger age has not a significant effect on red light running (X2 (2,n=60) = 0,88, p>0,05). The interaction of music genre and passang also has not a significant effect on red light running (X2(2,n=60) = 2,78, p>0,05). ti - er sex
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Zabrina Ispratami Budi Sulistiyanti
"Menerobos lampu merah merupakan salah satu jenis mengemudi agresif yang memiliki resiko besar menyebabkan kecelakaan. Penyebab menerobos lampu merah antara lain musik dan penumpang. Eksperimen ini menguji pengaruh volume musik dan jumlah penumpang terhadap menerobos lampu merah. Penelitian ini berdesain faktorial 2x2 between-subject menggunakan simulator mengemudi serta dilakukan terhadap 60 orang pengemudi pribadi usia muda. Hasilnya baik volume musik (x7(1, n=60)=0,267) maupun jumlah penumpang (x7(1, n=60)=2,443) lebih kecil dari nilai kritis 77(1, p=0,05)=3,84 schingga tidak mempengaruhi perilaku menerobos lampu merah. Selain itu, volume musik dan jumlah penumpang memiliki keterkaitan sehingga saling mempengaruhi efek yang ditimbulkan oleh satu dengan lainnya.

Red light running is one of agressive driving behaviors gives high risk to cause accident. Red light running is caused by some factors such as music and passenger. This experiment examines the influence of music volume and number of passenger toward red light running. This research uses 2x2 factorial betweensubject design. Research takes 60 participants and uses driving simulator. Results are music volume (7'(1, n=60)=0,267) and number of passenger Gate n=60)=2,443) do not have influence toward red light running. Besides, there is relationship between music volume and number of passenger that affects each variable’s influence toward red light running. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christa Adistya
"Angkot merupakan sarana transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Jakarta. Namun terkadang perilaku mengemudi supir angkot ini tidak sesuai dengan peraturan dan membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengebut Salah satu faktor yang mendorong munculnya perilaku mengebut adalah jenis musik dan jumlah penumpang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh dari jenis musik dan penumpang terhadap perilaku mengebut supir angkot usia muda serta apakah ada interaksi antara keduanya terhadap perilaku mengebut. Penelitian dilakukan pada 60 orang supir angkot di Depok dengan metode field experiment. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis musik tidak berpengaruh secara signifikan dengan mengebut (F=2,564, p>0,05). Jumlah penumpang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mengebut dengan F= 31,878, p<0,05, dan tidak ada interaksi antara jenis musik dan jumlah penumpang terhadap mengebut (F=2,963, p>0,05).
"Angkot" is one of many public transportation that most people use in daily activity. Unfortunately, angkot 's driver tends to disobey the rules such as speeding. Some factors contribute to this behavior are the type of music they listen to and the number of passenger. This research was design to see if there is an influence of type of music dan number ofpassenger to speeding behavior, and if there is an interaction between type of music and number ofpassenger to speeding behavior on young angkot 's driver. This research was conducted using field experiment methode to 60 angkot driver in Depok. The result show that there is no significant affect of music type to speeding behavior (F = 2,564, p>0,05), there a significant affect of number ofpassenger to speeding behavior (F = 31,878, p<0,05), and there is no significant interaction between music type and number of passenger to speeding behavior (F = 2,963, p>0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melita Tarisa
"Pengemudi sepeda motor usia muda seringkali dikenali lewat kecenderungan mereka melakukan perilaku mengemudi yang berisiko. Salah satu perilaku mengemudi berisiko yang banyak dilakukan adalah mengebut. Kecenderungan pengemudi melakukan perilaku mengebut dapat dicermati dengan menggunakan pemahaman teori pengambilan keputusan. Keputusan pengemudi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dua faktor internal, yaitu persepsi risiko dan sensation-seeking terhadap pengambilan keputusan untuk mengebut dengan menggunakan pendekatan field research. Sampel penelitian ini adalah 107 orang pengemudi sepeda motor berusia muda (18-25 tahun).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 16,5% kebervariasian perilaku mengebut dapat dijelaskan oleh persepsi risiko dan sensation-seeking. Sensation-seeking memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan persepsi risiko dalam menjelaskan perilaku mengebut. Eksplorasi terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengambilan untuk mengebut perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika perilaku mengebut pada pengemudi motor usia muda.

Young motorcyclists are often engage in risky riding behavior. One of the most prevalent risky riding behaviors among the young motorcyclists are the speeding behavior. Their susceptability to speeding can be understood in terms of the decision-making theory. To make a decision, the individual are affected by two factors, the internal factors and the external factors. This research is aimed to prove the effect of two internal factors, i.e risk perception and sensation-seeking traits towards the decision to speeding by using fied research methods. The participants of this research consist of 107 young motorcyclists aged from 18 to 25.
Results of findings claimed 16.5% variability of speeding decisions can be explained by risk perception and sensation seeking trait. Sensation-seeking traits had a bigger impact on decision to speeding than risk perception. Future studies should explore other factors that accounts to decision to speeding in order to have a more comprehensive understanding of speeding behavior in young motorcyclists.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryuani Indriastuti
"Kepadatan di Jalan Raya Kalimalang antara perempatan Agung Shop hingga Pasar Sumber Aria pada jam-jam sibuk pada tahun 1996 yang dihitung berdasarkan hasil bagl kapasitas jalan per volume kendaraan atau disebut juga visi rasio adalah 1.53. Kondisi tersebut berdasarkan ketentuan DLLAJ adalah kondisi yang sangat padat.
Keadaan ini adalah gambaran kejadian sehari-hari dengan lalu lintas hariannya sebesar 7225 smp (satuan muatan penumpang) dengan 4725 sedan yang beroperasi setiap jamnya. Keadaan ini menimbulkan kemacetan yang membuat pengemudi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam untuk menempuh jarak yang hanya 1,5 km panjangnya. Hal ini mengakibatkan pengemudi hanya bisa menjalankan kendaraannya dengan batas kecepatan maksimal 5 km/jam. Kondisi jalan yang padat dan macet ini membuat pengemudi merasakan sesak, tegang dan stress. Tujuan dan harapan yang ingin dicapainya terhalang sehingga dapat menimbulkan frustrasi.
Frustrasi yang dialami dapat memunculkan berbagai bentuk perilaku agresif pada saat mengemudi. Hal ini sesuai dengan teori dari Berkowitz (1989). yang mengatakan bahwa adanya frustrasi mendorong seseorang melakukan perilaku agresif. Selain melalui frustrasi, perasaan crowding yang muncul dapat menimbulkan perilaku agresif mengemudi pada beberapa pengemudi melalui adanya dorongan atau dipicu oleh berbagai perilaku dari pengemudi lain yang dlanggap memprovokasi pengemudi. Dollard et al (Berkowitz, 1993:16) mengatakan kecenderungan berperilaku agresif didorong adanya provokasi. Saling memotong, membuat jalur baru, memaki, menabrakkan badan mobil, membunyikan klakson adalah contoh-contoh tingkah laku agresif yang muncul di jalan raya yang didapat melalui observasi dari studi awal. Perilaku-perilaku tersebut diatas menurut Lavender (1997) dapat dikategorikan sebagai perilaku agresif mengemudi.
Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji proses yang terjadi dalam timbulnya perilaku agresif pada saat mengemudi di jalan yang padat dan macet pada pengemudi kendaraan pribadi di daerah Kalimalang. Pertanyaan yang muncul adalah apakah perilaku agresif yang muncul akibat kondisi padat dan macet di daerah Kalimalang disebabkan oleh frustrasi atau oleh provokasi dari pengemudi lain?
Untuk menjawab pertanyaan dan mengungkapkan hal tersebut diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian pada penduduk pengguna Jalan Raya Kalimalang antara perempatan Agung Shop hingga Pasar Sumber Arta. Penelitian ini ditujukan pada pengemudi kendaraan beroda empat yang mengemudikan sendiri kendaraannya dan menggunakan kendaraan tersebut sebagai alat utama untuk menuju tempat tujuan. Alasan dan studi kepustakaan yang dilakukan menunjukkan bahwa belum ada penelitian sebelum ini yang memfokuskan studinya pada pengemudi kendaraan pribadi yang berperilaku agresif mengemudi.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan meiakukan wawancara terhadap penduduk yang menggunakan Jaian Raya Kalimalang antara Perempatan Agung Shop hingga Pasar Sumber Arta. Teknik analisa yang digunakan adalah menggunakan program Ethnograph dan Triangulasi Teori.
Hasil Penelitian ini ditemukan adanya dua proses terjadinya perilaku agresif mengemudi pada pengemudi kendaraan pribadi di daerah Kalimalang. Proses yang pertama adaiah proses awal subyek mengalami kemacetan yaitu keadaan padat dan macet di jalan raya menimbulkan perasaan sesak yang menekan. Lamanya subyek terjebak dalam situasi tersebut memunculkan frustrasi karena ada tujuan yang terhalang dan mendorong terjadinya perilaku agresif mengemudi. Selain melalui frustrasi, adanya provokasi dari pengemudi Iain terhadap subyek yang merasa sesak yang menekan ini juga dapat menimbulkan periiaku agresif dalam mengemudi. Proses yang kedua adalah proses setelah subyek melakukan adaptasi, yaitu para pengemudi melakukan perilaku coping sehingga tidak memunculkan perilaku agresif dalam mengemudi. Namun perilaku coping ini tidak selalu menghasilkan adaptasi karena perilaku agresif mengemudi tetap muncul. Hal ini terjadi karena adanya provokasi dan pengemudi Iain serta kondisi-kondisi terberi di luar diri juga dapat memancing munculnya anger (rasa marah). Rasa marah yang disebabkan adanya provokasi pengemudi Iain mendorong terjadinya perilaku agresif mengemudi. Sedangkan rasa marah yang dikarenakan adanya kondisi-kondisi terberi yang ada di luar diri tidak mendorong munculnya perilaku agresif rnengemudi. Rasa marah itu sendiri dapat menimbulkan perilaku agresif mengemudi walau tidak ada provokasi dari pengemudi Iain maupun kondisi-kondisi terberi yang ada di luar diri subyek. Rasa marah ini sudah terbawa dalam diri subyek yang dikarenakan oleh peristiwa sebeIumnya. Selain itu, perilaku coping yang dilakukan subyek tetap dapat memunculkan perilaku agresif tanpa didahului oleh apapun juga.
Dari hasil yang diporoleh dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu intensitas dari pengemudi dalam berperilaku agresif, perilaku coping dan rasa marah dalam diri individu. Pendalaman mengenai penelitian kualitatif dan teknik mewawancara agar tidak terjadi leading questions dan cara pengambilan data yang Iebih baik dengan menggunakan self-report. Perlunya perhatian Pemda untuk memperbaiki sarana transportasi umum, merealisasikan proye kjalan tol dan memperbaiki kondisi jalan yang rusak. Pihak pengembang rnemperhatikan sarana infrastruktur yang ada sebelum membangun kawasan real estat. Pengemudi mengembangkan perilaku coping yang paling sesuai untuk dirinya untuk meminimalkan gangguan psikologis."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Retno Kusumandari
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kontrol-diri (K-D), persepsi ketersediaan
uang (PKU), jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi (SES), dan tingkat usia terhadap
perilaku pembelian impulsif (PPI) pada remaja. Responden adalah 243 laki-laki dan
perempuan, berusia 12-17 tahun, masih bersekolah, menerima uang saku dari
orangtua, tidak bekeija untuk mendapatkan uang, dan berasal dari tingkat sosial
ekonomi tinggi atau rendah. Alat pengumpul data berupa alat ukur kontrol-diri hasil
adaptasi dan modifikasi dari Self-Control Scale, alat ukur perilaku pembelian
impulsif dan alat ukur persepsi ketersediaan uang yang dibuat dalam rangka
penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kontrol-diri,
persepsi ketersediaan uang, dan jenis kelamin secara bersama-sama berpengaruh
terhadap perilaku pembelian impulsif pada remaja. Hasil t-test menunjukkan: (1)
Remaja perempuan memiliki K-D yang secara signifikan lebih tinggi dari pada
remaja laki-laki. (2) Ada perbedaan PPI, K-D, dan PKU yang signifikan antara SES
yang berbeda, Remaja SES tinggi memiliki PPI dan PKU yang lebih tinggi dari pada
SES rendah, tetapi memiliki K-D yang lebih rendah. (3) Remaja awal memiliki PPI
dan PKU yang lebih rendah secara signifikan dari pada remaja pertengahan, tetapi
memiliki K-D yang lebih tinggi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah metode
pengumpulan data dianjurkan untuk tidak hanya self-report, dan remaja akhir
disertakan sebagai responden sehingga bisa mewakili remaja secara keseluruhan.

ABSTRACT
This research test influence of self-control, perceived money availability,
sex, social economic status (SES), range of age to impulsive buying behavior on
adolescence. Respondent are 243, consisting of boys and girls, from 12 to 17 years
old, students, received pocket money from parent, didn’t work to salary, and came
from high or low social economic status. Self-Control Scale, perceived money
availability scale, impulsive buying behavior scale used to collect data. The result of
multiple regression statistical analysis shows that self-control, perceive money
availability, and sex have significant influence to impulsive buying behavior on
adolescence. T- test shows: (1) Adolescence girls have self-control higher than
adolescence boys, significantly. (2) Adolescence from high SES have impulsive
buying behavior and perceive money availability higher than adolescence from low
SES, significantly, but have lower self-control. (3) Early adolescence have impulsive
buying behavior and perceive money availability lower than middle adolescence,
significantly, but have higher self-control."
2008
T37651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>