Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118891 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Kuswarini
"Setiap pasangan suami isteri yang telah menikah tentunya rnengharapkan memiliki anak yang sehat, namun apabila ternyata anak yang mereka menderita suatu penyakit kronis tertentu, seperti leukemia, hal ini merupakan suatu situasi yang tidak dapat mereka hindari. Memiliki anak yang cacat atau menderita penyakit yang kronis, telah diketahui sejak lama dapat menjadi sumber stres dalam keluarga (Kazak, 1989). Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa pengaruh yang negatif ini terutama dirasakan oleh ibu. Kondisi anak menciptakan perasaan-perasaan negatif pada ibu, seperti perasaan tidak berdaya, ketakutan, terlalu melindungi anak, dan perasaan yang berlebihan akan tanggung jawab (Silver, bauman, & Ireys, 1995). Dari keadaan ini terlihat bahwa ibu dari anak yang menderita penyakit kronis, merupakan individu yang berhadapan dengan situasi yang dievaluasi sebagai penuh ancaman dan tuntutan. Keadaan seperti ini oleh Lazarus (1976) dinamakan stres.
Individu yang menghadapi situasi yang dinilai mengandung stres, kemudian mengevaluasi sumber-sumber daya yang dimilikinya baik dari dalam diri dan diluar diri individu. Sumber-sumber daya ini kemudian membantu individu menampilkan perilaku yang ditujukan untuk menghadapi situasi stres. Perilaku ini dinamakan coping. Coping tampil baik berupa tingkah laku nyata ataupun berupa kegiatan kognitif (Lazarus & Folkman, dalam Kaplan dkk, 1993). Secara umum coping terbagi dalam dua jenis. Yang pertama, coping terpusat masalah (problem-focused coping),yaitu suatu tindakan yang diarahkan kepada pemecahan masalah atau dengan mengubah situasi. Yang kedua, coping terpusat emosi (emotion-focused coping), yaitu coping yang ditujukan untuk mengatur respon emosional terhadap situasi stres. Oleh Caver & Scheier (1989), masing-masing jenis coping dibedakan dalam lima variasi.
Individu yang melakukan coping tidak terlepas dari pengaruh orang-orang dan lingkungan dimana ia berada. Orang-orang ini dapat memberikan dukungan bagi individu yang berfungsi sebagi penahan (buffer) yang mereduksi akibat dari stres. Dukungan-dukungan seperti ini dinamakan dukungan sosial (Smet, 1994). Bentuk dukungan sosial ada lima, yaitu dukungan informasi, dukungan instrumentalmateri, dulcungan emosi, dukungan penghargaan, dan dukungan persahabatan (Oxford, 1992). Sedangkan sumber dukungan sosial dapat dibagi dari kalangan profesional, non profesional (significant others), dan kelompok dukungan social (social support group). Persepsi dari individu terhadap tersedianya dukungan sosial di lingkungan disekitarnya merupakan salah satu sumber daya yang dapat digunakan dalam menghadapi situasi stres.
Dengan demikian terlihat bahwa dukungan sosial dapat mempengaruhi perilaku coping yang ditampilkan. Dukungan sosial dapat menjadi sumber daya bagi ibu untuk menampilkan perilaku coping. Maka penting untuk mengetahui gambaran dukungan sosial yang didapat ibu dan gambaran perilaku coping yang ditampilkan ibu dalam menghadapi anak yang menderita leukemia, serta gambaran pengaruh dukungan sosial yang didapat terhadap tampilnya perilaku coping ibu. Sebelumnya juga perlu dillhat bagaimana gambaran stres yang dialami ibu.
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif Keabsahan penelitian dijaga dengan menggunakan triangulasi analis, yaitu menggunakan analis lain selain peneliti untuk menganalisis hasil penelitian, dan triangulasi data, yaitu menggunakan observasi selain wawancara dalam mengumpulkan data. Sedangkan keajegannya dijaga dengan dibuatnya pedoman wawancara. Subyek yang digunakan sebanyak 5 orang, yaitu para ibu yang memiliki anak penderita leukemia yang dirawat di RSCM Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak yang menderita leukemia, menghadapi beberapa kondisi dan situasi yang dinilai sebagai sumber stres. Ibu menampilkan kedua jenis perilaku coping. Coping terpusat masalah dilakukan bila menghadapi situasi yang dapat dicari pemecahannya atau dapat diubah, sedangkan perilaku coping terpusat emosi ditampilkan dalam menghadapi emosi negatif. Semua bentuk dukungan sosial pemah didapatkan ibu. Hanya kelompok dukungan sosial sebagai sumber dukungan yang tidak didapat para ibu. Selain itu juga didapat hasil bahwa dukungan sosial memiliki peran yang cukup penting terhadap munculnya perilaku coping pada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian ini juga diketahui bahwa para ibu memiliki harapan yang besar untuk mendapatkan infomaasi yang lengkap dan jelas dari dokter. Mempertimbangkan hal ini maka disarankan dari kalangan profesional, seperti dokter dan paramedis agar dapat meluangkan waklunya untuk memberikan masukan yang jelas dan lengkap sesuai tingkat pemahaman para ibu. Juga disarankan untuk membentuk kelompok dukungan yang dipandu oleh kalangan profesional. Melalui kelompok ini para ibu dapat saling bertukar pengalaman dan berbagi perasaan, sehingga akhirnya diantara mereka dapat saling memberikan dukungan sosial. Peran ayah dalam menghadapi anak yang menderita leukemia juga nampaknya cukup berat. Selain ikut membantu ibu merawat anak, para ayah juga memiliki tanggung jawab dalam mencari nafkah untuk membiayai pengobatan anak. Dengan memperhatikan hal ini, menjadi sangat menarik bagi yang hendak mengembangkan penelitian sejenis, untuk melakukan studi perhandingan dengan subyek para ayah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti
"Keluarga sudah sejak lama diketahui sebagai penyedia pendampingan atau bantuan terbesar bagi para lansia dengan gangguan fisik dan kognitif (Brody, dalarn Gatt, Bengtson, & Blum, 1990). Alasan mengapa para lansia ini membutuhkan bantuan, berkaitan erat dengan konteks epidemiologis akibat munculnya penyakit-penyakit Icronis yang mengarah pada gangguan fisik dan kerusakan kognitif Gangguan serta kerusakan tersebut menempatkan sebagian besar lansia pada posisi membutuhkan pendampingan atau bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Keadaan ini mengakibatkan timbulnya tuntutan akan peran caregiving atau pemberian pengasuhan yang lebih aktif dari anak-anak yang telah mencapai usia dewasa (adult children). Dalarn banyak situasi caregiving, anggota keluarga yang berperan sebagai primary. caregiver mengemban tanggung jawab yang lebih besar dalam memberikan pengasuhan. Hal ini sesuai dengan definisi dari caregiving itu sendiri yaitu intera1csi dimana salah satu anggota keluarga membantu pihak lain dalam mengeIjakan tugas atau aktivitas sehari-hari yang pada umwnnya bisa dilakukan secara mandiri. Salah satu jenis penyakit kronis yang kemunculannya meningkat sering dengan pertambahan usia adalah demensia Demensia merupakan gangguan fungsi kognitif yang berdampak pada timbulnya gangguan emosi dan tingkah laku pada diri penderitanya Memberikan pengasuhan serta perawatan kepada penderita demensia atau jenis gangguan mental lainnya, secara umum lebih sulit dibandingkan dengan merawat lansia yang mengalami gangguan fisik tapi sedikit atau sarna sekali tidak memperlihatkan adanya gangguan emosional dan tingkah laku (Birkel, Pearson et. aI., dalam Zarit & Edwards, 1999). Menurut sebagian besar caregiver, gangguan emosional dan tingkah laku ini selain sangat menyuJitkan juga mampu membuat mereka merasa sangat tertekan (Teri et.aI., Levine, et.aI., dalam Zarit & Edwards, 1999). "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari Dewi
"Memasuki masa usia lanjut menimbulkan stresor tersendiri bagi individu. Penyesuaian yang terus-merems harus dilakukan agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Akan tetapi, penurunan kondisi fisik secara degeneratif sering disalahartikan oleh masyarakat sebagai penurunan kesehatan mental dan kualitas hidup. Lansia juga harus menghadapi kenyataan kurangnya fasilitas umum maupun pelayanan kesehatan yang memadai. Hal ini membuat lansia semakin sulit mempertahankan kesehatan mental, sehingga tidak jarang muncul kasus depresi Lima belas dari Seratus orang lansia mengalami depresi klinis, yang kebanyakan penderitanya adalah lansia yang menderita sakit fisik. Selain itu, kebanyakan lansia yang mengalami depresi adalah mereka yang merasa teerisolasi secara sosial atau kehilangan malcna perannya di masyarakat dan merasa kekurangan dukungan emosional dari lingkungan terdekatnya, terutama keluarga. Padahal tidak Sedikit dari mereka yang berada pada sistem jaringan dukungan sosial yang kuat. Selain itu, diketahui bahwa sebagian besar lansia yang mengalami depresi akan berusaha menyangkal kondisi depresinya agar tidak tampak Iemah atau aneh. Tidak sedikit Iansia juga sulit mengungkapkan kondisi depresi yang dialaminya karena kurang memahami sistem-sistem depresi yang diungkap dalam alat ukur depresi standar, seperti BDI. Menglngat depresi bukanlah suatu kondisi wajar yang harus dialami lansia dan semakin pesatnya pertambahan jumlah lansia dewasa ini, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerimaan dukungan sosial dan intensitas sakit terhadap tingkat depresi yang dialami lansia yang menderita sakit. Dalam penelitian ini juga dikembangkan Skala Peneeirimaan Dukungan Sosial pada Lansia yang Menderita. Sakit (PDS), yang diharapkan mampu mengetahui sejauhmana penerimaan dukungan sosial pada lansia yang menderita sakit dan sejauhmana PDS mampu memprediksikan lansia tersebut masuk dalam kelompok yang mengalami depresi atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan 36 subjek, yang memiliki karakteristik berusia 60 tahun ke atas, tidak tinggal di panti werdha, memiliki riwayat penyakit akut atau kronis, dapat membaca dan menulis Bahasa Indonesia, dan berdomisili di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua skala, yaitu Skala Penerimaan Dukungan Sosial pada Lansia yang Menderita Sakit (PDS), yang disusun peneliti dan Beck Depression Invenlory (BDI), yang telah terstandansasi untuk mengetahui profi1 depresi subjek penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh penerimaan dukungan sosial dan intensitas Sakit terhadap tingkat profil BDI pada Lansia yang menderita sakit. Data penelitian tersebut akan dianalisis dengan bantuan SPSS for Windows versi 11.0. Untuk menguji hipotcsis digunakan analisis regresi berganda dan analisis dikriminan., sedangkan untuk analisis tambahan digunakan analisis desknptif dengan menghitung distribusi frekuensi data. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,819 dengan t hitung = 8,041 dan sig.= 0,000 untuk prediktor Penerimaan Dukungan Sosial pada Lansia yang Menderita Sakit, serta koeiisien korelasi sebesar 0,344 dengan t hitung = 1,866 (t tabel = 2,0322). Adapun R square = 0,702. Hasil tcrscbut mcnunjukkan bahwa ada pengamh negatif yang sangat signiiikan pada Penerimaan Dukungan Sosial pada Lansia yang Menderita Sakit terhadap Profil BDI subjek. Selain itu, ada pengaruh yang tidal-c signitikan pada Intesitas Sakit terhadap Profil BDI subjek. Akan tetapi, keduanya memiliki sumbangan sebesar ‘70,2% dalam memprediksi profil BDI Subjek. Dengan menggunakan analisis diskriminan, diketahui bahwa Skala PDS dapat memprediksi perbedaan antara kelompok subjek penelitian yang tidak mengalami depresi dengan kelompok yang mengalami depresi. Akan tetapi, fungsi diskriminan tersebut dapat memprediksi perbedaan dengan baik apabila mempertimbangkan intensitas sakit yang dialami subjek. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penerimaaan dukungan sosial dan intensitas sakit terhadap profil BDI pada Lansia yang menderita sakit. Selain itu, diungkapkan bahwa Skala PDS dapat memprediksi perbedaan antara kelompok subjek penelitian yang tidak mengalami depresi dengan kelompok yang mengalami depresi. Akan telapi, fungsi diskriminan tersebut dapat memprediksi perbedaan dengan baik apabila mempertimbangkan intensitas sakit yang dialami subjek. Bagi pencliti berikutnya, disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan pendekatan kualitatif sehingga diharapkan akan lebih tergali mengenai keterlibatan pasangan atau keluarga, mengingat lingkungan sosial disekitarnya sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia Selain itu, diharapkan pula terungkap perubahan peran gender pada lansia laki-Iaki dan perempuan serta pengaruh budaya yang melatarbelakangi kehidupan lansia tersebut. Peneliti berikutnya juga diharapkan mempertimbangkan kembali faktor-faktor lain, seperti faktor kepribadian dan faktor biologis pada Iansia dalam penelitian selanjutnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Hirania Wiryasti
"Stroke adalah penyakit kronis yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya. Sebagai akibatnya penderita stroke akan mengalami sties. Untuk dapat menangani stresnya, penderita stroke membutuhkan dukungan sosial. Efektifitas dukungan sosial dalam membantu penanganan stres penderita stroke dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu persepsi terhadap tipe dukungan sosial dan kepuasan terhadap sumber dukungan sosial.
Penelitian dilakukan untuk menemukan hubungan antara persepsi terhadap tipe dukungan sosial dan kepuasan terhadap sumber dukungan sosial dengan stres pada penderita stroke (N=39). Ada tujuh tipe dukungan, yaitu: Keterikatan. Integrasi Sosial, Penghargaan. Hubungan yang Dapat Diandalkan, Bimbingan, Kesempatan Untuk Mengasuh, dan Instrumental. Selanjutnya, ada tiga kategori sumber dukungan: Pasangan Hidup, Keluarga, dan Non-Keluarga. Untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam, maka hendak diketahui pula hubungan antara persepsi terhadap tiap tipe dukungan dan kepuasan terhadap tiap kategori sumber dukungan dengan stres pada penderita stroke.
Pengambilan data dilakukan dengan Kuesioner Stres Pada Penderita Stroke* Modifikasi Social Provisions Scale, dan Kuesioner Kepuasan Terhadap Sumber Dukungan Sosial. Proses face validity dilakukan terhadap ketiga alat tersebut dengan menggunakan experl judgment. Selanjutnya, terhadap dua alat pertama juga telah dilakukan uji reliabilitas dengan metode koefisien alpha Cronbach pada program SPSS 10.01.
Uji signifikansi dilakukan dengan metode korelasi producl-inomenl Pearson pada program SPSS 10.01. Hasil perhitungan menunjukkan, hipotesa adanya hubungan antara persepsi terhadap tipe dukungan sosial dengan stres pada penderita stroke diterima, dan hipotesa adanya hubungan antara kepuasan terhadap sumber dukungan sosial dengan stres pada penderita stroke tidak diterima. Selanjutnya, persepsi terhadap tipe dukungan yang berhubungan dengan stres pada penderita stroke adalah Integrasi Sosial, Kesempatan Untuk Mengasuh, dan Bimbingan. Sedangkan, kepuasan terhadap tiap kategori sumber dukungan tidak ada yang berhubungan dengan stres pada penderita stroke.
Kesimpulannya, tidak semua tipe dukungan dapat membantu penanganan stres penderita stroke. Hal ini tergantung pada kebutuhan masing-masing penderita. Selanjutnya, merasa puas terhadap sumber dukungan ternyata tidak mempengaruhi tingkat stres yang dirasakan oleh penderita stroke. Peneliti menyarankan, agar lingkungan sosial memahami dengan baik kebutuhan dari penderita stroke yang menerima dukungan darinya. Terakhir, untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dilakukan perbaikan alat dan metodologi penelitian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliefya Arshy Nabila Syaharani
"Penelitian ini tentang Strategi Resiliensi untuk Mempertahankan Keberfungsian Sosial pada Ibu yang Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi dilakukannya penelitian ini yaitu karena data menunjukkan bahwa 70 % kematian di Indonesia didominasi oleh penyakit tidak menular, salah satunya adalah diabetes dan diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia yaitu sekitar 57,42 % kematian per 100.000 penduduk setelah stroke dan penyakit jantung. Penelitian ini berfokus pada ibu penderita diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah karena diabetes melitus merupakan penyakit dengan peringkat tertinggi kelima dengan jumlah kasus penyakit terbanyak di Kabupaten Boyolali. Maka dari itu, dibutuhkan adanya strategi resiliensi untuk mempertahankan keberfungsian sosial khususnya pada Ibu yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Kabupaten Boyolali. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Menggambarkan strategi resiliensi ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. (2) Menggambarkan keberfungsian sosial pada ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. (3) Menggambarkan bagaimana strategi resiliensi tersebut dapat mencapai keberfungsian sosial pada ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. Dalam menganalisis masalah, penelitian ini menggunakan beberapa konsep, diantaranya: konsep Resiliensi dan konsep Keberfungsian Sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus hingga Desember 2023. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara, dan studi literatur. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang Ibu dengan Penderita Diabetes Tipe 2 dan 6 orang anak yang merupakan informan triangulasi. Teknis analisis data menggunakan Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa strategi resiliensi dapat mencapai keberfungsian sosial pada ibu penyandang diabetes dalam kepuasan dalam berperan, memiliki hubungan positif dengan orang lain, dan memiliki penghargaan diri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya pada mata kuliah Masalah Kesehatan pada Kesejahteraan Sosial dimana penelitian ini dapat memberikan gambaran yang mendalam mengenai strategi resiliensi untuk mempertahankan keberfungsian sosial khususnya pada Ibu yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 khususnya di Kabupaten Boyolali.

This research is about Resiliency Strategies to Maintain Social Functioning in Mothers Suffering from Type 2 Diabetes Mellitus which is discussed from the Social Welfare Science discipline. The urgency of this research is because the data shows that 70% of deaths in Indonesia are dominated by non-communicable diseases, one of which is diabetes and diabetes is the third highest cause of death in Indonesia, which is around 57.42% of deaths per 100,000 population after stroke and heart disease. This study focuses on mothers with type 2 diabetes mellitus in Boyolali Regency, Central Java Province. Diabetes mellitus is the fifth highest ranked disease with the highest number of disease cases in Boyolali Regency. Therefore, resilience strategies are needed to maintain social functioning, especially for mothers suffering from Type 2 Diabetes Mellitus in Boyolali Regency. The objectives of this study, namely: (1) Describing the resilience strategies of mothers suffering from type 2 diabetes mellitus. (2) Describing social functioning in mothers suffering from type 2 diabetes mellitus. (3) Describing how these resilience strategies can achieve social functioning in mothers suffering from type 2 diabetes mellitus. In analyzing the problem, this research uses several concepts, including: the concept of Resilience and the concept of Social Functioning. This research uses a qualitative approach with descriptive phenomenology research. This research was conducted from August to December 2023. The data collection process was carried out using interview and literature study methods. Informants in this study consisted of 7 mothers with Type 2 Diabetes and 6 children of diabetic mothers who were triangulation informants. Technical data analysis using Open Coding, Axial Coding, and Selective Coding. The results of this study indicate that several resilience strategies can achieve social functioning in mothers with diabetes in satisfaction in playing a role, having positive relationships with others, and having self-worth. The results of this study are expected to contribute to the development of Social Welfare Science, especially in the course of Health Problems in Social Welfare where this research can provide an in-depth description of resilience strategies to maintain social functioning, especially for mothers suffering from Type 2 Diabetes Mellitus, especially in Boyolali Regency."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Msy. Martikasari
"Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan kejadian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Tesis ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara dukungan sosial dengan koping dan resiliensi serta faktor demografi yang memengaruhi pada pasien kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 213 responden dari RSK Dharmais. Instrumen yang digunakan meliputi Edmonton Symptom Assessment System, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Cancer Coping Questionnaire, dan Connor-Davidson Resilience Scale. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan chi-square, dan uji multivariat dilakukan untuk melihat faktor yang paling memengaruhi hubungan koping dan resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh positif terhadap koping dan resiliensi pasien kanker serviks, dengan faktor seperti status perkawinan dan dukungan sosial yang berkontribusi dalam hubungan ini.

Cervical cancer is one of the most common types of cancer among women in Indonesia. This thesis aims to examine the relationship between social support, coping, and resilience, as well as the demographic factors influencing cervical cancer patients. The research employs a cross-sectional design with 213 respondents from Dharmais Hospital. The instruments utilized include the Edmonton Symptom Assessment System, the Multidimensional Scale of Perceived Social Support, the Cancer Coping Questionnaire, and the Connor-Davidson Resilience Scale. Data analysis is conducted using univariate and bivariate methods with chi-square tests, while multivariate analysis is performed to identify the most influential factors in the relationship between coping and resilience. The findings indicate that social support positively impacts coping and resilience among cervical cancer patients, with factors such as marital status and social support was contributing to this relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Rizka Utami
"Stres akibat kesulitan berkomunikasi tidak hanya dialami pasien stroke yang mengalami afasia, tetapi keluarga yang melakukan perawatan juga merasakan stres. Stres ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang afasia dan dukungan sosial yang dimiliki keluarga. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang afasia dan dukungan sosial dengan tingkat stres pada keluarga pasien stroke yang mengalami afasia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 79 anggota keluarga pasien stroke yang mengalami afasia pada dua rumah sakit di Bukittinggi. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tentang afasia, The Medical Outcome Study Social Support Survey dan Perceived Stress Scale. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Spearman Rank didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang afasia dengan stres keluarga p=0,006. Kemudian tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan stres keluarga p=0,883. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya menilai stres pada keluarga pasien stroke dengan afasia dan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang afasia sehingga stres dapat diatasi.

Stress due to communication difficulties is affecting both stroke patients with aphasia and family member who takes on caregiver role. The stress may be affected by knowledge on aphasia and social support of family. This study aimed to identify relationship between family's level of knowledge on aphasia, social support, and stress level in family of stroke patient with aphasia. The study design was cross sectional with total sample of 79 families of stroke patients with aphasia in two hospitals in Bukittinggi. Questionnaire of aphasia, The Medical Outcome Study Social Support Survey and Perceived Stress Scale were employed in this study. The result of Spearman Rank analysis indicated that there was a significant correlation between family's level of knowledge on aphasia and family stress p 0,006 and there was no significant correlation between social support and family stress p 0,883. This study suggested the significance of stress assessment on family of stroke patient with aphasia and improving family's knowledge on aphasia in order to cope with the stress perceived.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S Fasya Afitra Maraya
" ABSTRAK
Sebagai salah satu profesi praktisi kesehatan, perawat seringkali berhadapan dengan berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan stres. Misalnya berada dalam situasi ketika pasien menderita atau meninggal, juga berhadapan dengan keluarga pasien. Meskipun berada dalam kondisi yang menekan, perawat dituntut untuk tetap bekerja sebagaimana mestinya dan memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, resiliensi karier adalah atribut yang penting dimiliki oleh perawat. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan ataupun melemahkan resiliensi karier. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peran dukungan sosial sebagai moderator dampak stres pada perawat terhadap resiliensi karier. Responden penelitian ini adalah 128 orang yang masih bekerja aktif sebagai perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres pada perawat secara signifikan menurunkan resiliensi karier t 128 =2,513, p0,05 . Selanjutnya, dukungan sosial adalah moderator yang signifikan untuk hubungan antara stres pada perawat dengan resiliensi karier t 128 =3,029, p
ABSTRACTWorking as health practitioner, nurses are likely to have to deal with stressful situations, such as witnessing when a patient suffers or dies, as well as dealing with the patient rsquo s family. Despite being in a stressful situation, nurses are expected to perform professionally and provide a satisfying health service. In order to do meet the expectation, career resiliency is an important attribute to this profession. This research evaluated the role of social support in moderating the relationship between stress and career resiliency in nurse. The main hypothesis was social support could lessen the impact of stress on career resiliency in nurses. The findings of this study showed that stress significantly reduced career resiliency t 128 2,513, p0,05 . Furthermore, social support was a significant moderator t 128 3,029, p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S63554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Sulistiawijaya
"Mahasiswa keperawatan tentunya akan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan dan permasalahan akademik yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecemasan, stres, depresi, sampai dengan pengunduran diri dari perkuliahan. Dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang terjadi mahasiswa memerlukan resiliensi, dalam konteks akademik disebut dengan resiliensi akademik. Dukungan sosial teman sebaya dan self-efficacy yang tinggi dapat menjadi faktor dalam membentuk atau meningkatkan resiliensi akademik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan self-efficacy dengan resiliensi akademik pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Dilakukan pada 246 mahasiswa keperawatan di salah satu institusi pendidikan di Indonesia dengan teknik proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner karakteristik responden, The Academic Resilience Scale-30 (ARS-30), The Social Provision Scale (SPS), dan General Self-Efficacy Scale (GSE). Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi KET-018/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. Hasil penelitian dianalisis dengan uji korelasi Spearman menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan resiliensi akademik (p-value= 0,001 r=0,425) dan self-efficacy dengan resiliensi akademik (p-value= 0,001 r=0,557). Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan untuk menyusun dan melaksanakan program yang dapat membantu mahasiswa mengoptimalkan hubungan pertemanannya serta meningkatkan keyakinannya terkait dengan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan pendidikan.

Nursing students will certainly always be faced with various challenges and academic problems that have the potential to cause anxiety, stress, depression, and even withdrawal from lectures. In facing the challenges and problems that occur, nursing students need resilience, in the academic context it is called academic resilience. High peer social support and self-efficacy can be factors in forming or increasing academic resilience in nursing students. This study aims to identify the relationship between peer social support and self-efficacy with academic resilience in nursing students. This study is a quantitative study with a cross-sectional approach. Conducted on 246 nursing students in one of the educational institutions in Indonesia with a proportionate stratified random sampling technique. Data was collected using a respondent characteristics questionnaire, The Academic Resilience Scale-30 (ARS-30), The Social Provision Scale (SPS), and General Self-Efficacy Scale (GSE). This research has passed the faculty ethics test with registration number KET-018/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. The results of the study analyzed with the Spearman correlation test showed a significant relationship between peer social support with academic resilience (p value = 0.001 r = 0.425) and self-efficacy with academic resilience (p value = 0.001 r = 0.557). This study recommends educational institutions develop and implement programs that can help nursing students optimize their friendship relationships and increase their confidence related to their ability to complete their education. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>