Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1995/1996
306.74 ANA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Arum Zulaikhah
"Kasus baru HIV di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Sedangkan, tren di dunia mengalami penurunan. LSL merupakan kelompok risiko tinggi. Pencegahan penularan HIV dilakukan dengan perubahan perilaku. Studi ini menggunakan studi crossectional pada 1.161 sampel hasil STBP 2015 pada kelompok LSL. Variabel independennya adalah pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS, dan pengetahuan status HIV diri sendiri. Variabel dependennya adalah perilaku seks berisiko HIV-AIDS yang terdiri dari perilaku jumlah pasangan seks>1 dan penggunaan kondom tidak konsisten. Variabel lain terdiri dari umur, status pekerjaan, pendidikan, akses ke pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS, dan akses internet tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, dan bivariat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen, dan variabel lain dengan perilaku seks berisiko HIV-AIDS. Terdapat hubungan pengetahuan status HIV diri sendiri dan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS dengan jumlah pasangan seks>1 PR=0,85(0,74-0,99) dan PR=0,83(0,72-0,96). Hal ini kuat hubungannya dengan perceived behavioral control pada LSL. Hubungan antara pengetahuan status HIV, pelayanan pencegahan dan penularan HIV-AIDS, serta akses terhadap internet tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Maka, perlu program peningkatan pengetahuan status HIV diri sendiri, penguatan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS.

HIV new cases in Indonesia increasing, while global is decreasing. MSM is high risk group. Prevention of HIV transmission can to be done with behavioral change. This study applied crossectional study on 1,161 samples of 2015 IBBS results in MSM. Independent variables in this study are knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS, and knowledge of their own HIV status. The dependent variable is HIV-AIDS sexual behavior risk, such as having partner>1 and inconsistency of condom use. Other variables are age, jobs status, education level, access to prevention and transmission of HIV-AIDS services, and internet access about prevention and transmission HIV-AIDS. This research implemented univariate and bivariate analysis. Result of bivariate analysis reflects that there is no association between independent and other variables with HIV-AIDS risk sexual behavior. There is a relationship between knowledge of their own HIV status and services for prevention, transmission of HIV-AIDS with the number of sex partners>1 PR=0.85(0.74-0.99) and PR=0.83(0.72-0.96). This has significant association with perceived behavioral control among MSM. Association between knowledge of their HIV status and knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS as well as access to internet with incosistency condom use are PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Hence, program strengthening for increasing knowledge of HIV status as well as HIV-AIDS prevention and transmission are essential."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1995
616.97 PED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrajid Putut Widagdo
"Permasalahan Narkoba dan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) menjadi epidemi ganda yang menuntut ditangani oleh pemerintah, yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Munculnya paradigma yang berbeda antara Pemerintah dan Yayasan Pelita Ilmu Kampung Bali (YPI Kambal) menyebabkan masalah Narkoba dan HIV/AIDS itu tidak tertangani dengan baik. Penelitian ini mengajukan Rumusan Permasalahan : (1) Apa perbedaan paradigma implementasi pencegahan Narkoba dan HIV/AIDS yang dilakukan pemerintah dan YPI Kambal?; (2) Mengapa YPI Kambal tetap dapat eksis walaupun berbeda paradigma implementasi pencegahan Narkoba dan HIV/AIDS dengan kebijakan pemerintah?; dan (3) Apa langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah dalam mengkoordinasikan implementasi kebijakan pencegahan Narkoba dan HIV/AIDS dengan YPI Kambal? Penelitian ini menggunakan prosedur deskriptif analitis atau eksplanatoris yang dilakukan selama hampir empat bulan. Teori yang membimbing penulis adalah teori Paradigma, teori Implementasi, konsep Lembaga Swadaya Masyarakat, Pencegahan Narkoba dan HIV/AIDS, Narkoba, Heroin/Putaw, HIV/AIDS.
Dari hasil penelitian ini diketahui : (1) Pemerintah menggunakan pendekatan hukum dan kesehatan, dengan Model Mekanisme Paksa, didukung dana APBN dan APBD dan bersikap hati-hati menerapkan program Pertukaran Jarum Suntik Steril (PJSS). Sedang YPI Kambal menggunakan Pendekatan Sosial Kemasyarakatan, dengan model Mekanisme Pasar, dana swadaya dan donasi negara donor dan tidak masalah menerapkan PJSS. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan YPI Kambal tetap dapat eksis, yaitu : (a) membuka diri, (b) dalam berorganisasi membuka diri dengan manajemen terbuka kepada anggotanya. (c) Perkembangan anggota yang meningkat; (d) Perkembangan wilayah binaan yang semakin meluas. (e) Adanya lembaga atau instansi yang mengadopsi konsep YPI Kambal. (3) Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah dalam mengkoordinasikan implementasi kebijakan pencegahan Narkoba dan HIV/AIDS dengan YPI kambal, antara lain : (a) Dengan melakukan Kunjungan ke Kampung Bali; (b) Mengundang Partisipasi YPI Kambal dalam Kegiatan Pemerintah; (c) Memberikan bantuan berupa obat-obatan, ambulan dan petugas Medis; (d) Melakukan Implementasi Pencegahan Narkoba dan HIV/AIDS secara bersama.

Problems of Drug abuse and of Human Immunodeficiency Virus/Immunodeficiency Syndrome acquired (HIV/AIDS) become double epidemic which claim to be handled by government are National Narcotic Board (BNN) and Commission of Struggle AIDS (KPA) different Appearance Paradigm between Government and Institution of Yayasan Pelita Ilmu Kampung Bali (YPI Kambal) causing the problem of Drugs and HIV/AIDS do not handle better. This research raise formula problems : (1) What difference of preventive implementation paradigm the problem of Drugs and HIV/ AIDS between government and YPI Kambal?; (2) Why YPI Kambal remain to earn exist although differ preventive implementation paradigm of Drugs and HIV/ AIDS with policy of government?; and (3) What done stages and steps is Government in coordinated preventive policy implementation of Drugs and HIV/AIDS with YPI Kambal? This research use analytical descriptive procedure or conducted explanatory during almost four months. Theory guiding writer [is] Paradigm theory, Implementation theory, theory Model Implementation, preventive of Drugs and HIV/ AIDS.
From this research result is known : (1) Government use the approach punish and health, with the Mechanism Model Force, supported by fund of State budget and District budget and behave to beware of to apply the Needle Exchange Program (NEP). Medium of YPI Kambal use the Community Base, with the model of Market Mechanism, self-supporting fund and donation of donor state and problem not apply the NEP. ( 2) Factors causing YPI Kambal remain to earn the eksis, that is : (a) expose oneself, (b) in have organization to expose oneself with the management opened to its member; (c) member Growth mounting; (d) regional Growth of area program which progressively extend; (e) the Existence of institute or institution adopting concept of YPI Kambal. (3) Stages; Steps conducted by Government in coordinated the implementation of policy of prevention of Drugs and HIV/AIDS by YPI Kambal, for example : ( a) Visiting to Kampung Bali; ( b) Invite The Participation of YPI Kambal in Governmental Activity; (c) Give the aid in the form of medicine, Medical worker and; ( d) Conduct The Preventive Implementation of Drugs and HIV/AIDS together."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25487
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pasaribu, Ratna
"Semakin meningkatnya kasus HIV/AIDS di Indonesia sudah sampai pada tahap yang rnengkhuatirkan sedangkan obat yang bisa menyembuhkan sampai saat ini belum ditemukan. Khususnya DKI Jakarta saat ini menduduki peringkat pertama. Jakarta Utara yang merupakan salah satu daerah DKI Jakarta yang paling padat dan merupakan daerah pelabuhan memiliki mobilitas penduduk yang cukup tinggi dan marak dengan pelacuran sangat rentan untuk tempat berkembangriya HIV/AIDS. Berdasarkan pertimbangan inilah maka sejak Mei 1996 telah ditamukan program intervensi dengan pendekatan community-based yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat dalam melakukan pencegahan HIV/ AIDS di Kecamatan Cilineing dengan sasaran tahap pertama adalah Kelurahan Cilineing.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mania dampak program intervensi tersebut terhadap pengetahuan, sikap dan praktek pencegahan HIV/AIDS. Dengan menggunakan rancangan penelitian kuasi eksperimen dimana Kelurahan Cilincing sebagai daerah intervensi dan Kelurahan Rorotan sebagai daerah kontrol. Total sampet 400 kepala keluarga berusia 15-49 tahun dimana 200 kepala keluarga dari daerah intervensi dan 200 kepala keluarga dari daerah kontrol, keluarga ini diwawancarai langsung ke nunah dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dialah secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji t, tabulasi silang dan regresi logistik.
Hasil analisis menunjukkan peningkatan terjadi namun tidak bermakna secara statistik baik pada kelompok responden pengetahuan pencegahan HIV/IAIDSnya sedang ( P = 0,862) dan kelompok responden pengetahuan pencegahan HIV/AIDS tinggi (P = 0,625). Karakteristik yang berhubungan secara bermakna pada kelompok yang pengetahuan pencegahan HIV/AIDSnya sedang adalah lama pendidikan responden (P 0,003) dan media informasi (P = 0,000).
Pada Kelompok responden pengetahuan pencegahan HIV/AIDSnya tinggi tidak ditemukan adanya peningkatan yang bermakna (P = 0,625). Variabel yang menunjukkan hubungan bermakna adalah pendidikan (P = 0,000) dan lama membaca (P=0,006). Bagi responden yang sikapnya negatif terhadap pencegahan HIV/AIDS tidak ditemukan adanya peningkatan yang bermakna (P=0,129). Variabel yang berhubungan secara bennakna adalah pendidikan (P= 0,002) dan media informasi (P=0,000).
Peningkatan sikap pada kelompok responden yang memiliki sikap yang positif terhadap pencegahan HIV/AIDS tidak secara bermakna (P = 0,666) dan tidak ada veriabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna. Peningkatan praktek pencegahan pada kelompok yang pencegahan HIV/AIDSnya buruk tidak terjadi secaca bermakna dimana nilai P = 0,095. Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna adalah lama pendidikan responden (P = 0,003) dan media informasi (P = 0,000). Bagi kelompok responden yang praktek pencegahan HIV/AIDSnya baik tidak ditemukan adanya peningkatan yang bermakna dimana ditemukan nilai P = 0,231. Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna adalah lama membaca dan umur responden.

The increasing of HIV/AIDS cases in Indonesia is now arrived on terrible condition meanwhile the medicine to cure is not found yet. Especially DKI Jakarta now take the first place on HIV/AIDS cases in Indonesia. North Jakarta as the part of DKI Jakarta is the highest population and harbor area which has the high population mobility and a lot of prostitution areas where the place of HI /AIDS could be well transmitted. Based on this condition since May 1996 the intervention program was organized which purpose to enable the community to prevent HIV/AIDS transmitting by themselves in Kecamatan Cilincing with the started area was Kelurahan Cilincing.
The objective of the study was to know the impact of intervention program on the community knowledge, attitude and practice about HIV/ AIDS prevention. The study used quasi-experiment design where Kelurahan Cilincing was the intervention area and Kelurahan Rorotan was the control are. The number of total samples were 400 households which were 200 households came from the intervention area and 200 households from control area. The households were interviewed door to door by using questioner. The collected data was analyzed by using t-test, cross -- tabulation and logistic regression.
The result showed the impact of program intervention was not statistically significant even the group with sufficient (P=0,862) and high (P=0,625) knowledge about IIIVIAIDS prevention. The variables those are showed significant relationship in group with sufficient knowledge about HIVIAIDS prevention were length of education (P= 0,003) and media of information factors (P= 0,000). The variables those are showed significant relationship with high knowledge about HIV/AIDS prevention were length of education (P=0,000) and length of reading factors (P= 0,006).
Respondent group with negative attitude to HIV/AIDS prevention was not significantly improved (P=0,129) and the variables those are showed the significant relationship were length of education (P- 0,002) and media of information factors (P= 0, 000). The group with positive attitude to HIV/AIDS prevention was not significantly improved (P= 0,666) and there was no variables which was significant relationship.
The improving of group with worse HIV/AIDS prevention was not statistically significant (P= 0,095). The variables those are showed significant relationship were length of education (P=0,003) and media of information factors (P= 0,000). For the group with good HIV/AIDS prevention was not significantly improved (P= 0,231) and no variables were significantly relationship."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Indiarto
"Penelitian ini dilakukan karena adanya tingkat kematian narapidana dan tahanan di Lembaga pemasyarakatan Klas IIA Pemuda Tangerang pada awal tahun 2007 yang tinggi sekali yang disebabkan penyakit HIV/AIDS, sehingga menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian terhadap Implementasi Kebijakan Strategi Penanggulangan H1V AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Pemuda Tangerang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tentang Strategi Penanggulangan HIVIAIDS dan Penyalahgunaan Narkoba Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Tangerang dan 3 (tiga) variabel pendukung dan variabel penghambat Implementasi Kebijakan Direktorat Jendereal Pemasyarakatan Nomor: E.55.PK04.10. Tabun 2005 tentang Starategi Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pemuda Tangerang.
Penelitian ini dilakukan dengan Cara observasi ke lapangan dengan membuat dan menyebarkan kuisioner kepada 40 orang Pegawai yang diambil secara acak sebagai perwakilan dari 193 pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pemuda Tangerang, dan mengadakan wawancara mendalam kepada pegawai yang dianggap dapat mewakili pegawai keseluruhan, seperti wawancara kepada Kepala, Kepala seksi Pembinaan, Kepala sub seksi Bimbingan dan perawatan, Dokter, Kepala Poliklinik, dan narapidana pasien HIV/AIDS.
Teori yang digunakan untuk melakukan analisis George C. Edwar IIl.yang terdiri dari atas variable yaitu. Variabel Komunikasi, variabei sumber-sumber, variabei kecenderungan-kecendeiungan (sikap), dan varabel struktur birokrasi.
Kesimpulannya bahwa kebijakan Strategi Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba telah dikornunikasikan dengan balk kepada pelaksana/petugas, sikap dan birokrasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas HA Pemuda Tangerang sangat balk dan mendukung sekali atas kebijakan tersebut. Hanya faktor variabel sumber-sumber ( suber daya, dan sumber dana) belum mendukung.
Oleh sebab itu peneliti perlu memberikan rekomendasi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan KlasIiA Pemuda dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan agar : merekuitmen petugas Dokter dan Perawat sesuai dengan kebutuhan Lembaga Pemasyarakatan, mengusulkan/menambah anggaran kesehatan untuk di Lembaga Pemasyarakatan dan membuat kerja sama dengan Departemen Kesehatan.

This research is done caused by storey level death of prisoner and convict in Institute serve a sentence Klas IIA Young man of Tangerang in the early year 2007 high once which is caused by disease of HIV 1 aids, so that draw attention researcher to perform a research to Implementation Policy Of Strategy Deviation of HIV AIDS and Deviation of drugs in Institute Serve A Sentence Klas II Young man of Tangerang.
Target of this research is to know Implementation Policy Directorate General Pemasyarakatan about Strategy Deviation of HIV 1 aids and deviation of drugs In Institute Serve A Sentence Klas IIA Tangerang and 3 supporter variable t and variable resistor of Implementation Policy Of Directorate of Jendereal Pemasyarakatan Number: E.55.Pk.04.I0. Year 2005 about Strategy Deviation of HIV I aids and Deviation of drugs in Institute Serve A Sentence Klas ILA Young man of Tangerang.
This research is done by observation to field by making and propagating questioner to 40 taken Officer people at random as delegation from 193 officer of Institute Serve A Sentence Klas IIA Young man of Tangerang, and perform a circumstantial interview to assumed officer can deputize officer of entirety, like interview to Head prison, chief Head of Construction, chief Head Sub of Tuition and treatment, Doctor, Head Polyclinic, and malefactor of patient of HIV 1 aids.
Theory used to analyse George C. Edwar III.YANG consist of of variable that is. Variable Communications, variable of is source of, tendencies variable (attitude), and bureaucracy structure variable.
Its conclusion that policy of Strategy Deviation of HIV / aids and Abuse of drugs have been communicated better to executor I officer, bureaucracy and attitude in Institute Serve A Sentence Klas IIA Young man of Tangerang very good and support once of policy. Only variable factor of is source of energy sober, and fund source not yet supported.
On that account researcher require to give recommendation to Head prison Klasiia Young man and Director-General of Pemasyarakatan [so that/ to be] : recruitment officer of Doctor and Nurse as according to requirement [in] prison, proposing I adding health budget to in prison and make job/activity is equal to Department Health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Berliana
"Stigma terhadap ODHA menjadi salah satu hambatan paling besar dalam pencegahan, perawatan, pengobatan, dan dukungan HIV/AIDS. Pengetahuan mempengaruhi terjadinya stigma terhadap ODHA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan stigma terhadap ODHA di kalangan remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia SDKI Tahun 2012 dengan disain cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 8.316 orang total sampling.
Hasil studi menunjukkan 71,63% remaja mempunyai stigma terhadap ODHA, 49,10% remaja mempunyai pengetahuan yang kurang tentang HIV. Pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS berhubungan dengan stigma terhadap ODHA (PR= 1,210 95% CI: 1,149-1,273) setelah dikontrol oleh keterpaparan media massa. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja guna mengurangi stigma terhadap ODHA.

Stigma towards people living with HIV/AIDS is one of biggest obstacle in HIV/AIDS prevention, treatment, care, and support. HIV/AIDS knowledge affected stigma towards people living with HIV/AIDS. This study aimed to identify the relationship HIV/AIDS knowledge related stigma towards people living with HIV/AIDS among adolescent 15-19 years old in Indonesia. The study used Indonesian Demographic and Health Survey IDHS in 2012 with cross sectional design. Subject of the study were as many as 8.316 persons.
The result showed 71,63% adolescent had stigma towards people living with HIV/AIDS, 49,10% adolescent had lack of HIV/AIDS knowledge. Lack of HIV/AIDS knowledge were significantly related to stigma towards people living with HIV/AIDS (PR= 1,210 95% CI 1,149 1,273) after controlling exposure to mass media. Need to improve HIV/AIDS knowledge among adolescent to reduce stigma towards people living with HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>