Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Prayudi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kejadian overreaction, underreaction, serta calendar anomalies yang terdapat pada foreign exchange market di negara ASEAN- 5. Penelitian ini mengacu kepada metode yang dilakukan pada penelitian Parikakis dan Syriopoulos (2008) dalam melihat ada tidaknya anomali yang terjadi pada foreign exchange market dengan melakukan uji terhadap average cumulative abnormal return dari tiap mata uang yang masuk sebagai objek penelitian dan juga mengamati pola extreme exchange rate changes yang terjadi berdasarkan pola harian dan bulanan.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat indikasi adanya gejala overreaction dan underreaction namun tidak signifikan secara statistik. Terdapat juga hasil yang menggambarkan adanya calendar anomalies pada kejadian extreme exchange rate changes namun hanya beberapa yang dapat dibuktikan signifikan secara statistik. Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa contrarian strategy akan terlalu berisiko jika digunakan dalam perdagangan pada foreign exchange market di negara ASEAN-5.

The objective of this study is to observe overreaction, underreaction, and also calendar anomalies that happened in ASEAN-5 countries? foreign exchange market. The methods that used in this study is the same as the research done by Parikakis and Syriopoulos (2008) in order to prove the anomalies that occur in foreign exchange market by testing the average cumulative abnormal return for each currencies and also observing the pattern of extreme exchange rate changes that occurred daily and monthly.
The results of this study show that there are indications for overreaction and underreaction to be occurred along the period but statistically insignificant. This study also find that only few of the calendar anomalies which extreme exchange rate changes occurred are statistically significant. The results of this study also conclude that contrarian strategy is too risky to do in ASEAN-5 foreign exchange market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Permana
"ABSTRAK
Fenomena market efficiency masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Penelitian tentang apakah market sudah efisien atau tidak masih terus dilakukan. Para analis terbagi menjadi dua untuk menganalisis fenomena ini dimana kelompok pertama pendukung traditional finance yang menganggap investor bertindak rasional serta kelompok kedua pendukung behavioral finance yang menganggap investor tidak rasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian overreaction, underreaction, serta sentimen investor yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai 2014 yang mengacu pada metode yang dilakukan oleh Barberish, Vishny dan Shleifer (1998) dalam melihat ada tidaknya anomali yang terjadi di Bursa Efek Indonesia dengan menguji abnormal return dan cumulative abnormal return dari tiap-tiap saham yang masuk sebagai objek penelitian serta sentimen investor untuk memprediksi future earning. Perhitungan terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return kemudian dikaitkan dengan fenomena behavioral finance. Market overreaction mengacu kepada teori overconfidence dan representative heuristic sedangkan market underreaction mengacu kepada teori underconfidence dan conservatism.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat indikasi overreaction pada saham winners namun tidak signifikan secara statistik dan tidak ada overreaction pada saham losers. Selain itu, ditemukan adanya indikasi underreaction pada saham losers namun tidak signifikan secara statistik dan tidak ada underreaction pada saham winners. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sentimen investor untuk menghitung future earning tidak bisa digunakan karena market tidak mengalami overreaction dan underreaction.

ABSTRACT
Efficiency market hypothesis is still debating at this time. Researching to prove eficiency market is still carry on. Analist divided into two groups to analyze this hypothesis, which is the first group is support traditional finance who assume investor is rational and the second group is support behavioral finance who assume investor is irational. The objective of this study is to analyze overreaction, underreaction and sentiment investor in Indonesia Stock Exchange that occured from 2010 until 2014. The method that used in this study is similiar with a research conducted by Barberish, Vishny and Shleifer (1998) in order to prove anomalies that occured in Indonesia Stock Exchange by testing abnormal return and cumulative abnormal return from stocks as research object and also sentiment investor to calculate future earning. Calculating abnormal return and cumulative abnormal return then connected with behavioral finance phenomena. Market overreaction relate to overconfidence and representative heuristic theory, while market underreaction relate to underconfidence and conservatism theory.
The result of this study shows indication for overreaction in winners stock category but statistically insignificant and there is no overreaction in losers stock category. On the other hand, there is indication for underreaction in losers stock category but statistically insignificant and there is no underreaction in winners stock category. The research conclude that sentiment investor to calculate future earning can not be conducted due to market not run into overreaction and underreaction
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parinduri, Rosana Dewi
"Penelitian ini meneliti mengenai analisis faktor penentu investasi asing langsung di Indonesia. Menggunakan total sampel dari Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, Upah, Eksport dan Stabilitas Politik di Indonesia selama periode tahun 2005-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode uji akar unit, uji Philips-Perron (PP), uji kausalitas Engle-Granger dan perhitungan kuadrat terkecil. Hipotesis yang diuji adalah apakah faktor penentu investasi asing langsung di Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah semua variabel (Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, Upah, Eksport dan Stabilitas Politik) yang diuji menunjukkan hasil yang negatif sebagai faktor penentu FDI di Indonesia.

This study examines the analysis of the determinants of Foreign Direct Investment in Indonesia. Using a Total sample of the Gross Domestic Product, Growth, Wages, Export and Political Stability in Indonesia during the period 2005-2010. The method used in this study is the unit roots test, the Philips-Perron test, Engle-Granger causality test and Ordinary Least Square. Hypotheses to be tested is whether the determinants of foreign direct investment in Indonesia. The results obtained are all the variables (Gross Domestic Product, Growth, Wages,Export and Political Stability) tested showed negative results as the determinants of foreign direct investment in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Townsend
New York, N.Y.: John Wiley & Sons, 1981
332.45 WAL g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This research examines whether there is any market overreaction in Indonesia Capital Market during period 2003 - 2005. Market overreaction in this research means the short term overreaction indicated by stocks price reversal that has the highest positive and negative returns in one trading day..."
TEMEN 4:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Susanti
"Penelitian ini menguji keberadaan market overreaction di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2001. Secara khusus penulis mengangkat fenomena price reversal (pembalikan harga) yang terjadi pada saham-saham yang sebelumnya mengalami peristiwa perubahan harga terbesar yaitu kenaikan terbesar dan penurunan terbesar harga saham dalam satu hari perdagangan. Saham-saham yang sebelumnya mengalami return yang sangat positif dimasukkan ke dalam sampei winner. Sedangkan saham-saham yang sebelumya mengalami return yang sangat negatif dimasukkan ke dalam sampel loser. Penulis mengambil sampel saham-saham yang telah terdaftar di BEJ dari awal dan selama tahun 2001.
Pengujian mengenai terjadinya pembalikan harga dengan cara melakukan uji t terhadap rata-rata abnormal return saham-saham winner dan loser. Penulis menemukan bahwa saham-saham loser mengalami reversal segera setelah terjadinya peristiwa penurunan harga saham yaitu pada hari kesatu, kedua, kelima, dan keenambelas setelah penurunan harga terbesar dan signifikan secara statistik. Pengujian pada sampel winner tidak menunjukkan pembalikan secara langsung pada hari pertama maupun kedua setelah peristiwa kenaikan harga saham. Saham-saham winner menunjukkan reversal pada hari kesepuluh dan keempatbelas setelah kenaikan harga terbesar.
Keberadaan price reversal pada pasar modal ini mengimplikasikan bahwa pasar tidak efisien dalam bentuk lemah. Namun demildan, pengujian mendasar dari efisiensi pasar modal bentuk lemah ini adalah bisa atau tidaknya investor memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan fenomena pembalikan harga saham ini Hasil pengujian yang dilakukan dengan cara membandingkan rata-rata CAR dengan rata-rata bid-ask spread pada sampel loser menunjukkan bahwa rata-rata CAR lebih kecil daripada rata-rata bid-ask spread Demildan pula pengujian dengan menerapkan simple trading rule menunjukkan bahwa rata-rata return tidak signifikan lebih besar dari nol. Hal ini mengindikasikan bahwa investor tidak dapat memperoleh keuntungan setelah mempertimbangkan biaya transaksi yang tercermin dalam bid-ask spread tersebut.
Penelitian lebih mendalam dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya pembalikan harga ini. Pengujian pertarna dilakukan dengan cara melakukan regresi dengan variabel terikat CAR dan variabel babas bid-ask spread pada sampel loser saja. Hasilnya menunjukkan bahwa bid-ask spread secara statistik tidak signifikan terhadap terjadinya pembalikan. Pengembangan model dilakukan dengan menambahkan variabel abnormal return saat terjadinya peristiwa penurunan harga, dan dummy variable untuk melihat pengaruh Monday effect dan Friday effect. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel bid-ask spread secara statistik berpengaruh terhadap terjadinya pembalikan. Pembalikan harga yang terjadi tidak dipengaruhi Friday effect. Sedangkan Monday effect tidak berpengaruh terhadap pembalikan pada pengujian return interval 1 namun berpengaruh pada pengujian return interval 2. Variabel abnormal return saat event date menunjukkan hubungan yang negatif tetapi tidak signifikan dengan CAR pada pengujian return interval 1 namun pada return interval 2, variabel ini menunjukkan hubungan yang positif terhadap CAR."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damas Yulianto
"Turbulensi ekonomi global atau krisis ekonomi global merupakan satu masalah besar dalam perekonomian yang saling terintegrasi, khususnya pada saat ini. Adanya turbulensi ekonomi global yang tercermin melalui indeks volatilitas global sebagai early warning system terhadap krisis yang berhubungan langsung dengan cadangan devisa, mengingat fungsi cadangan devisa itu sendiri sebagai bentuk recovery atau intervensi terhadap terjadinya turbulensi ekonomi global. Oleh karenanya perlu dilihat bagaimana hubungan turbulensi ekonomi global (yang tercermin melalui indeks volatilitas global) terhadap tren cadangan devisa di negara emerging market, khususnya di enam negara (Brazil, Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, dan Turki) sebagai negara subjek penelitian, dengan membagi keenam negara tersebut menjadi dua kelompok; Fragile Groups (Brazil, Indonesia, dan Turki) dan Robust Groups (Malaysia, Philipina, dan Thailand). Selain tren cadangan devisa, penelitian ini juga akan melihat perubahan realokasi asset keenam negara tersebut, yang disinyalir banyak pergeseran kearah asset yang dinilai lebih likuid dan konvertibel. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh indeks volatilitas global terhadap tren cadangan devisa di negara emerging market dan menganalisis perubahan realokasi asset cadangan devisa mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel, data yang digunakan berupa time series (tahun 1990-2014) dan cross section (enam negara kelompok emerging market countries). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari International Monetary Fund (IMF), International Financial Statistics (IFS), World Bank Indicators (WDI), World Integrated Trade Solution (WITS), Chicago Board Options Exchange (CBOE) dan World Bank. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis panel dengan metode FEM digunakan alat bantu software STATA 12. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empat dari enam variabel memiliki pengaruh yang signifikan, dimana: FDI, dan Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan untuk Impor, dan M2 berpengaruh negatif dan signifikan. Namun untuk variabel volatility index (VIX) dan short-term debt masing-masing berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan. Selain itu perubahan realokasi asset juga sangat terasa perubahannya, mata uang basket special drawing right (SDR) telah bergeser ke mata uang negara maju lainnya (seperti: CHF, AUD, CAD, NZD, DKK, NOK, dan SEK). Tidak hanya mata uang negara maju diluar basket SDR yang menjadi pereferensi baru pasca krisis ekonomi global, tetapi Renminbi (Yuan) dan mata uang EMCs lainnya juga menjadi primadona baru. Saran peneliti ini ditunjukkan untuk masing-masing reserve managers keenam negara subjek penelitian, dimana sebaiknya jangan terlalu bergantung dengan short-term debt. Mengingat indikator kerentanan suatu negara terhadap krisis atau turbulensi ekonomi global berdasarkan rasio short-term debt terhadap cadangan devisa. Selain itu keenam negara harus segera untuk melakukan realokasi assets ke arah yang lebih likuid dan konvertibel , dapat beralih kepada SDR dan foreign exchange reserves dengan mata uang basket SDR, diluar basket SDR, atau negara EMCs lainnya. Selain itu bentuk antisipasi atau pembelajaran pasca krisis yang terjadi adalah dengan meningkatkan cadangan minimum di IMF atau institusi keuangan lainnya, sebagai dana cadangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu.

Global economic turbulence or the global economic crisis is a big problem in an integrated economy, particularly at this time. Their economic turbulence global (economic shock) which is currently reflected through the index of global volatility (VIX) as an early warning system against the economic crisis directly related to the foreign exchange reserves, given the function of foreign exchange reserves itself as a form of recovery or intervention against the potential risks global. Therefore, need to be seen how the relationship between index of global volatility (VIX) to the trend of foreign exchange reserves in emerging market countries, especially in six countries (Brazil, Indonesia, Malaysia, the Philippines, Thailand, and Turkey) as a state research subject, by dividing the six countries into two groups; Fragile Groups (Brazil, Indonesia, and Turkey) and Robust Groups (Malaysia, Philippines, and Thailand). In addition to the trend of foreign reserves, this study will also see changes in asset reallocation of the six countries, which allegedly many shifts towards assets considered more liquid and convertible. The purpose of this study was to analyze the effects of global volatility index against the trend of foreign exchange reserves in emerging market countries and analyze changes in asset reallocation of their foreign reserves. This research is a quantitative research using panel data, the data used in the form of time series (years 1990-2014) and cross section (the six-nation group of emerging market countries). The data used in this research is secondary data obtained from the International Monetary Fund (IMF), International Financial Statistics (IFS), the World Bank Indicators (WDI), the Chicago Board Options Exchange (CBOE) and the World Bank. The analytical method used is the analysis method panel with FEM method used STATA 12 software tools. The results of this study show that four of the six variables have a significant effect, in which: FDI and Export positive and significant impact on foreign exchange reserves, while for Import, and M2 a significant negative effect. But for the variable volatility index (VIX) but not significant positive effect. Besides changes in the reallocation of assets is also deeply felt the changes, the currency basket of special drawing right (SDR) currency has shifted to other developed countries (such as CHF, AUD, CAD, NZD, DKK, NOK and SEK). Not only developed countries outside the currency SDR basket referrers who became the new post-crisis global economy, but the Renminbi (Yuan) and other currencies also be excellent EMCS new. The researchers suggest is shown for each of the six country managers reserve the subject of research, which should not be too dependent on short-term debt. Given the indicators of vulnerability of a country to a crisis or global economic turbulence based on the ratio of short-term debt to foreign exchange reserves. Besides the six nations must be to reallocate assets towards more liquid and convertible, can switch to the SDR and foreign exchange reserves to the SDR basket of currencies, excluding the SDR basket, or state other EMCS. Besides learning a form of anticipation or post-crisis is to increase minimum reserves in the IMF or other financial institutions, as a reserve fund that can be used at any time.
"
2016
S63355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mandala
"Penelitian memiliki tujuan untuk menganalisis dampak pandemi COVID-19 pada performa pasar saham di negara ASEAN-5 dengan menggunakan pendekatan Bayesian Structural Time Series. Sampel pada penelitian ini menggunakan data harian indeks pasar saham di negara ASEAN-5 dan sektor yang terdapat di pasar saham tersebut. Penelitian memiliki rentang waktu penelitian antara 1 Oktober 2019 hingga 30 Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif signifikan yang diberiakn pandemi COVID-19 pada performa pasar saham di negara ASEAN-5 maupun sektor yang terdapat di pasar saham tersebut. Selain itu penelitian juga melihat bahwa pemulihan pasar saham hanya terdapat di tiga negara ASEAN-5 yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

This study aims to analyze the impact of the COVID-19 pandemic on stock market performance in ASEAN-5 countries using the Bayesian Structural Time Series approach. The sample in this study uses daily stock market index data in ASEAN-5 countries and the sectors contained in the stock market. This research has a research time span between October 1, 2019 to June 30, 2020. The results show that there is a significant negative impact that the COVID-19 pandemic has had on stock market performance in ASEAN-5 countries and sectors in the stock market. In addition, the study also saw that stock market recovery was only found in three ASEAN-5 countries, namely Indonesia, Malaysia, and Thailand."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Farhanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap kinerja pasar dan risiko perbankan di negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina dengan melakukan penelitian pada 50 bank konvensional non syariah yang telah listed di bursa saham di periode 2012-2018. Penelitian ini menggunakan dua pengukuran proksi kinerja pasar, yaitu rasio Tobins Q serta rasio Market to Book Equity, adapun pengukuran proksi risiko diukur dengan menggunakan risiko total atau standar deviasi imbal hasil, risiko sistematik atau beta, serta risiko idiosinkratik atau standar deviasi residual. Dengan menggunakan regresi Driscoll-Kraay, ditemukan bahwa secara umum diversifikasi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pasar bank, namun dua komponennya, yakni pendapatan trading dan pendapatan lain-lain berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar. Selain itu, dari hasil regresi terhadap risiko, diketahui bahwa secara umum diversifikasi berpengaruh tidak signifikan pada risiko, namun memiliki pengaruh signifikan pada risiko sistematik. Selain itu, dua komponennya, pendapatan fee dan pendapatan lain-lain berpengaruh positif pada risiko total dan idiosinkratik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>