Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najib Salim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S4444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggie N. I. Sumantrie
"Salah satu tujuan program diversifikasi atau penganekaragaman pangan adalah berusaha meningkatkan kuali tas konsumsi pangan dan gizi penduduk. Dalam pengembangannya, program ini menintik beratkan pada peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat pekarangan. Kampanye kesadaran memanfaatkan pekarangan yang juga sekaligus kampanye peningkatan gizi masyarakat, akan dikomunikasikan lewat suatu iklan layanan masyarakat (ILM). Dalam mengkomunikasikan pesan tersebut dipilih tehnik visualisasi, berupa suatu ilustrasi yang menarik mengenai pekarangan yang dimanfaatkan. Ada dua versi ILM yang diuji dalam penelitian ini. ILM versi pertama menggunakan ilustrasi bergaya naturalis dan ILM versi kedua bergaya dekoratif. Penelitian ini melihat mana dari penggunaan kedua versi visualisasi ini yang dapat mengkomunikasikan pesan lebih baik, yang dilihat dari persepsi dan pemahaman khalayaknya. Sifat penelitian disini bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan studi kasus pada masyarakat desa Kukusan kecamatan Beji, Kotip Depok. Dari penggunaan ilustrasi naturalis, didapat seluruh respondennya memiliki kesesuaian persepsi. Responden mudah menterjemahkannya dan memahaminya sebagai dengan sebuah pekarangan yang dimanfaatkan. Terciptanya kesesuaian persepsi ini turut pula menciptakan pemahaman yang baik . Sebaliknya, ilustrasi dekoratif kurang dapat menggambarkan sebuah pekarangan yang dimanfaatkan. Hanya sebagian respondennya memiliki kesesuaian persepsi. Pemahamannyapun tidak sebaik ILM naturalis. Dari peranan unsur—unsur iklannya, warna-warna yang dekoratif lebih disukai dari warna-warna yang naturalis. Judul ILM dekoraatif "Manfaatkan Pekarangan untuk Menghasilkan Pangan Bergizi" cenderung lebih dipahami dari judul ILM naturalis "Jadikan Pekarangan Kita Sumber Gizi yang Utama. Masing-masing penggunaan ilustrasi yang berbeda mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi dari penelitian ini ditemukan bahwa ILM naturalis lebih dapat mengkomunikasikan pesan pemanfaatan pekarangan secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ilham
"Nelayan tradisional yang merupakan mayoritas berada pada Kecamatan Poasia termasuk nelayan-nelayan di Kelurahan Sambuli banyak yang bekerja di perusahaan perikanan. Bagi nelayan tradisional yang hanya menggunakan peralatan tradisonal, bila musim ombak besar tiba maka salah satu pekerjaan bagi nelayan (tradisional} yaitu menjadi nelayan ABK pada perusahaan perikanan. Pada perusahaan perikanan memang mempunyai peralatan yang modern, sehingga faktor cuaca pun dapat diminimalkan. Namun tanpa disadari oleh nelayan ABK yang bekerja pada perusahaan dengan pendapatan yang sangat minim membuat mereka tetap saja dalam keadaan yang tidak berubah (tetap tidak sejahtera). Sementara disisi lain perusahaan telah menikmati hasilnya bahkan dalam hitungan kurs mata uang asing. Disinilah letak kesenjangan antara pengusaha sebagai pemilik modal dengan nelayan ABK yang tetap dalam keadaan miskin. Padahal nelayan ABK itu sangat produktif, namun mereka tetap saja dalam keadaan miskin. Sementara terdapat juga beberapa nelayan (tradisional) yang walaupun dalam musim paceklik tiba tetap saja melaut. Nelayan inilah yang dalam penelitian ini disebut nelayan penuh. Sementara bagi nelayan yang bila musim paceklik tiba, akan mencari pekerjaan lain seperti menjadi tukang batu, tukang kayu, petani atau menjadi nelayan buruh/ABK pada perusahaan perikanan (juragan), dalam penelitian ini disebut sebagai nelayan sampingan.
Dalam studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode penelitian dengan sifat grounded research. Data yang diperoleh dapat dibandingkan melalui kategori-kategori. Pengumpulan data pada grounded research tidaklah secara random, ataupun secara mekanik, tetapi pengumpulan data dikuasai oleh pengembangan analisa. Dasar analisa dari grounded research adalah sifat-sifat yang ditemukan, yang mana sifat-sifat yang penting untuk membedakan satu dengan yang lain dikelompokkan dalam kategori. Kategori dalam pengertian grounded research adalah konsep-konsep melalui mana data dapat diperbandingkan. Sebuah kategori adalah suatu konsep yang dapat digunakan untuk menegaskan perbedaan dan persamaan dari apa yang diperbandingkan. Kategori serta sifat-sifat yang ada di dalam kategori tersebut merupakan dasar utama analisa dalam grounded research. Dalam penelitian ini penulis membuat kategori berdasarkan konsep yaitu nelayan penuh dan nelayan sampingan. Penelitian ini menemukan bahwa kemiskinan yang dialami balk nelayan penuh maupun nelayan sampingan di Kelurahan Sambuli yaitu disebabkan oleh faktor alat produksi penangkapan (kapital fisik) dan faktor cuaca. Faktor alat produksi penangkapan yaitu faktor yang mana karena minimnya kepemilikan alat produksi penangkapan , akses terhadap pasar, menimbulkan ketergantungan baik nelayan penuh maupun nelayan sampingan pada para juragan/pengusaha perikanan. Kemudian faktor cuaca yaitu faktor yang membuat para nelayan penuh dan nelayan sampingan tidak begitu produktif pada musim paceklik, sehingga ini menyebabkan pendapatan semakin kecil. Padahal mereka telah berada dalam kemiskinan.
Faktor alat produksi penangkapan yang peneliti temukan yaitu minimnya kepemilikan alat produksi penangkapan ikan baik pada nelayan penuh maupun nelayan sampingan. Hal ini membuat mereka bergantung pada juragan atau pengusaha perikanan. Selanjutnya ini mempunyai efek pada kontrol harga ikan di pasaran membuat mereka tidak mampu untuk menentukan harga ikan. Hingga walaupun musim teduh tiba, bukan berarti pendapatan mereka meningkat. Tetapi tetap harga dikontrol oleh juragan/pengusaha perikanan. Kemudian faktor cuaca juga menyebabkan nelayan tidak dapat menangkap ikan, yang diakibatkan angin, gelombang yang besar. Dan ini mempengaruhi migrasi ikan berubah pada fishing ground (wilayah penangkapan). Yang pada akhirnya pendapatan nelayan menjadi semakin berkurang. Musim paceklik adalah suatu keadaan yang membuat mayoritas nelayan berhutang uang, ataupun materil pada juragan/pengusaha perikanan mereka masing-masing. Sehingga dampak dari faktor cuaca membuat mereka terus menerus berhutang dari tahun ke tahun. Akhirnya jika musim teduh tiba, produktivitas kerja nelayan hanya digunakan untuk membayar hutang saja.
Berdasarkan temuan di atas, maka peneliti menemukan bahwa kemiskinan yang dialami oleh para nelayan yaitu akibat ketergantungan nelayan pada pemilik alat produksi perikanan (juragan, pengusaha perikanan). Kemudian adanya musim paceklik dimana kondisi alam tidak kondusif bagi nelayan untuk tetap produktif. Hal ini membuat mereka berhutang pada pemilik alat produksi penangkapan (juragan, pengusaha perikanan). Mereka berhutang karena ingin tetap memenuhi segala kebutuhan keluarga nelayan. Akhirnya walaupun musim teduh tiba, hasil berlimpah, bukan berarti nelayan mempunyai pendapatan yang lebih. Tetapi tetap saja pas-pasan. Pada musim teduh produktivitas kerja nelayan penuh dan nelayan sampingan terkuras hanya untuk membayar hutang yang mereka pinjam pada musim paceklik. Dan akhirnya mereka terjebak terus dalam lingkaran setan kemiskinan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T3043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Ali
"Pemerintahan dalam hal ini meliputi seluruh institusi negara menjalankan beberapa fungsi untuk menjamin adanya keteraturan dan keadilan sosial bagi keseluruhan masyarakat. Salah satu fungsi tersebut adalah pelayanan (service) yakni menyediakan pelayanan yang secara kolektif tidak dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, pada sisi lain ada pelayanan yang tidak mungkin diserahkan kepada pihak non pemerintah atau akan lebih baik apabila dilaksanakan oleh pemerintah sendiri (civil service).
Sebuah anggapan masyarakat Kabupaten Wajo khususnya Kecamatan Tanasitolo, bahwa pegawai negeri dianggap sebagai pembuktian standar perilaku yang tinggi, sehingga terkadang pegawai negeri bersikap dan berkeinginan untuk dihormati oleh masyarakat umum, apalagi semangat aristokrasi masih mewarnai dan diyakini oleh semua lapisan masyarakat setempat, dimana aparat yang mereka sebut sebagai pamong praja mendapat posisi yang sama dengan mereka yang masuk dalam golongan "Ands, Karaeng"
Tesis ini memberikan fokus perhatiannya tentang bagaimana -persepsi masyarakat terhadap 8 (delapan) aspek, yaitu: Kreatifitas (X1), Kesopanan (X2), Kepedulian (X3), Kedisiplinan (X4), Kepekaan (X5), Kepemimpinan (X6), Sikap altruistik (X7), inovatif (X8) kemampuan Individu, sementara persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan meliputi dari 9 aspek yaitu: keandalan (Y1), terjamin (Y2), bukti langsung (Y3), kepahaman (Y4), murah (Y5) bermutu (Y6), kecepatan (Y7), adil (Y8) dan tersedia ketika diperlukan (Y9) .
Dengan menggunakan jenis penelitian survey kemudian berusaha menjelaskan bagaimana persepsi masyarakat terhadap, kemampuan aparat dalam menyelesaikan tugasnya, sesuai dengan standar moralitas.
Dari hasil penelitian dengan 96 responden dari masyarakat maka penulis menggambarkan bahwa, perilaku aparat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Nilai rata-rata analisis skor tersebut menunjukkan pesepsi masyarakat terhadap perilaku birokrasi termasuk dalam kategori baik (3,43), ini diperoleh dari nilai rata-rata setiap dimensi yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata dimensi kreativitas (XI) adalah sebesar 3,43, dimensi kesopanan (X2) sebesar 3,44, dimensi kepedulian (X3) sebesar 3,53, dimensi kepekaan (X5) sebesar 3,45, dimensi tanggung jawab (X6) sebesar 3,35, dimensi sikap altruistik (X7) sebesar 3,517, dimensi inovatif (X8) sebesar 3,49. Nilai ketujuh dimensi tersebut dinyatakan baik, Sedangkan untuk dimensi kedisiplinan (X4) memiliki nilai sebesar 3,04 dinyatakan cukup baik, dan sub variabel perilaku aparat yang paling besar mendukung pelayanan kepada masyarakat adalah kepemimpinan,
Persepsi masyarakat terhadap pelayanan pubiik termasuk dalam kategori baik, (3,45), ini diperoleh dari rata-rata setiap dimensi menunjukkan bahwa, dimensi keandalan (Y1) memiliki nilai sebesar 3,413, dimensi terjamin (Y2) memiliki nilai sebesar 3,56, dimensi bukti langsung (Y3) sebesar 3,48, dimensi kepahaman (Y4) sebesar 3,55, dimensi kecepatan (Y7) sebesar 3,517, tersedia ketika di perlukan (Y9) sebesar 3,41, masuk kategori baik, untuk dimensi semakin murah (Y5) memiliki nilai sebesar 3,36, dimensi bermutu (Y6) sebesar 3,33, dimensi keadilan (Y8) sebesar 3,40. Nilai tersebut (Y5, Y6, dan Y8) setelah diproyeksikan terhadap kategori nilai skor, termasuk dalam kategori cukup baik. Dari hasil tersebut menunjukkan ada hal-hal tertentu yang belum optimal. yaltu peningkatan kedisiplinan aparat. Demkian pula dalam hal kwalitas pelayanan hal-hal yang perlu dioptimalkan adalah dimensi ekonomis, mutu, dan keadilan, karena dianggap belum maksimal.
Penegakan disiplin pegawai pada Kecamatan Tanasitolo Kabupaten. Wajo jugs harus tetap mendapat perhatian secara serius, bahkan perlu ditingkatkan dari hari ke hari, sehingga ketaatan pegawai akan semakin terbina. Penegakan disiplin pegawai ini hanya akan terwujud dengan baik jika penerapan aturan dan hukum tentang kepegawaian dilaksanakan secara transparan, konsisten dan kontinyu serta ditunjang dengan kesinambungan. Dalam penerapannya, aturan dan hukum kepegawaian itu sering kali tidak konsisten serta cenderung bersifat subjektif, dan untuk kualitas pelayanan yang belum ekonomis, dan mutu yang masih rendah, diharapkan agar dalam penetapan anggaran pelayanan, senantiasa memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, dan mutu pelayanan senatiasa seimbang dengan kontribusi biaya yang dikeluarkan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1981
S6523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wiwit Widiansyah
"Studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya telah banyak dilakukan, terutama mengenai bentuk-bentuk tanggung jawab sosial dan implementasinya. Seberapa besar dampak aktivitas perusahaan bagi masyarakat sekitarnya terlihat pada perubahan-perubahan kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi akibat adanya aktivitas perusahaan disuatu wilayah dan relasi-relasi yang terbentuk antara perusahaan dengan aktor-aktor pembangunan dimasyarakat.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak aktivitas perusahaan (Amoseas Indonesia Inc.) terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya di masyarakat (khususnya 4 desa terdekat di wilayah Kecamatan Pasirwangi yaitu : Desa Padaawas, Desa Barusari, Desa Karyamekar dan Desa Sarimukti), relasi perusahaan dengan masyarakat lokal serta kemampuan relasi perusahaan dengan masyarakat lokal serta implikasinya terhadap pembangunan masyarakat. Analisa relasi perusahaan dengan masyarakat menggunakan kerangka teori hubungan perusahaan dan stakeholders, dinamika hubungan dan locality development.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggali informasi yang lebih mendalam tentang hubungan perusahaan dan masyarakat. Metode ini dilakukan mulai dari penentuan lokasi, penentuan informan, pengumpulan data dan observasi lapangan serta studi pustaka. Unit analisa yang peneliti gunakan adalah individu/anggota masyarakat sekitar areal operasi Amoseas Indonesia Inc. di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut dengan menggunakan informan sebagai sumber data primer yaitu aparat pemerintah setempat (kecamatan dan desa), para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda, pengusaha lokal serta elemen-elemen masyarakat lain.
Penelusuran informan menggunakan teknik penarikan sampel bertujuan (purposive sampling) dan snowball dengan cara mengambil subyek penelitian tidak didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan penelitian. Jumlah keseluruhan informan yang diwawancarai adalah 23 orang.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara langsung dan mendalam (indepth interview) dengan menggunakan panduan wawancara. Selain itu, sebagai bahan penunjang dilakukan penelusuran data sekunder yang diperoleh dari catatan, dokumen, data-data geografis dan demografis lokasi studi serta hasil penelitian sebelumnya. Adapun indikator yang digunakan untuk menggambarkan relasi Amoseas Indonesia Inc. dengan masyarakat lokal meliputi : kontrol yaitu kemampuan perusahaan dalam menghadapi situasi lingkungan, meliputi : akuntabilitas, kewenangan, kecakapan dan pertanggunggungjawaban. Emosi, yaitu kemampuan perusahaan untuk merespon hubungan dengan masyarakat, meliputi : persetujuan, keterikatan, keadilan, kepuasan dan kepercayaan. Operasi, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalin relasi dan menampilkan peranan di masyarakat, meliputi : keakuratan informasi, ketersediaan sumber, kapasitas, kemudahan operasi, dan rasa tanggung jawab. Struktur, yaitu sifat media yang digunakan perusahaan dalam menjalin relasi dengan masyarakat, meliputi kelenturan, dan keterbukaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : a) terjadi perubahan-perubahan kondisi sosial, ekonomi masyarakat selama kehadiran Amoseas; b) aktivitas Amoseas memberi pengaruh terhadap dinamika kependudukan masyarakat sekitar; c) kehadiran Amoseas turut mendorong lahirnya institusi-institusi lokal sebagai wadah berkumpulnya masyarakat; d) persepsi masyarakat tentang Amoseas pada umumnya baik, terutama menyangkut bantuan kepada masyarakat; e) Amoseas masih belum mengembangkan hubungan yang seimbang dengan masyarakat dimana lebih banyak berhubungan dengan pihak pemerintah formal (Kecamatan); f) kemampuan Amoseas dalam menghadapi situasi Iingkungan masih belum bagus, g) kemampuan Amoseas dalam merespon permasalahan dan kebutuhan masyarakat masih belum bagus; h) kemampuan Amoseas dalam menampilkan peranan dimasyarakat masih belum bagus; kelenturan dan keterbukaan Amoseas dalam menjalin relasi dengan masyarakat masih belum bagus. Hubungan-hubungan yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat lokal tersebut berimplikasi pada upaya-upaya dilakukan untuk mengembangkan selari selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, dirancang suatu strategi perencanaan pembangunan sosial yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan pola relasi yang terbentuk antara Amoseas dengan masyarakat Pasirwangi. Model yang digunakan dalam perencanaan pembangunan sosial adalah berupa Pola Keterpaduan Program Pengembangan Masyarakat dengan pendekatan yang digunakan adalah locality development. Melalui model dan pendekatan yang digunakan diharapkan dapat merangkul pihak perusahaan, pemerintah daerah, institusi lokal dan masyarakat untuk terlibat aktif dalam pembangunan masyarakat. Sehingga aktvitas produksi perusahaan dapat sejalan dengan perkembangan dan kemajuan wilayah sekitarnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Athiyah
"Dengan tanggung jawab dan perannya yang besar dalam merawat, mengasuh dan mendidik janin dalam kandungan dan bayi, para ibu perlu senantiasa membuat keputusan yang bijaksana. Mereka bisa mengambil keputusan tersebut setelah mendapatkan informasi yang tepat melalui kegiatan pencarian informasi. Jombang merupakan ”kota santri” dengan masyarakat yang religius. Hal ini mempengaruhi perilaku pencarian informasi para ibu mengandung dan
mengasuh bayi di Jombang. Penelitian ini adalah tentang perilaku pencarian informasi para ibu tersebut. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara semi terstruktur terhadap lima informan. Berbagai diskusi dan dokumentasi kepustakaan menjadi data pendukung. Selanjutnya, diinterpretasikan, hasil temuan penelitian diinterpretasikan dengan model konseptual dua dimensi praktek informasi oleh McKenzie (2005). Model tersebut menunjukkan 8 praktek pencarian informasi, yaitu empat model pencarian
informasi yang melalui 2 fase. Hasilnya, para informan memiliki berbagai
kebutuhan informasi khas selama kehamilan dan pengasuhan bayi. Mereka melaksanakan model pencarian aktif, pemindaian aktif, pemonitoran tak terarah, dan by proxy pada fase menjalin hubungan dan berinteraksi dengan sumber informasi. Sebagai tambahan, ditemukan bahwa para informan memiliki karakteristik yang berbeda dalam pencarian informasi. Beberapa informan memiliki kecenderungan pelaksanaan model pencarian inforamsi yang berbeda. Pencari yang lebih aktif melaksanakan model pertama dan kedua lebih sering
daripada pencari yang lebih pasif.

Since having great role and responsibility in caring their babies or babies to be, mothers or pregnant women are always in situations that take them to make wise decisions. Therefore, mothers have to seek information. Jombang is a “kota santri” with religious society. This condition affect the information seeking behavior of the pregnant mothers and the ones who already with babies. This work is about the information needs and the seeking information
behavior of the pregnant mothers and the ones with babies in Jombang. The data collection is done by semi-structured interview and literature documentation. Then, the collected data is interpreted through the two dimensional of information practices model by McKenzie (2005). The result is that the model fit the information seeking behavior of the informants. In addition, it shows the type differences of the characteristics of informants in information seeking. Some informants are more active than the others. The
active ones do the different practices more often than the passive ones. "
2008
T22917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ladiawati
"Penelitian tentang pola komunikasi masyarakat Dayak dan pendatang ini berawal dari seringnya terjadi konflik antar masyarakat Dayak di Pontianak dan pendatang yang mengadu nasib di daerah tersebut. Konflik terbesar adalah antara masyarakat Dayak dan pendatang Madura tahun 1996, yang berhasil melumpuhkan roda perekonomian di beberapa tempat di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu penelitian tentang komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang menjadi menarik untuk dibahas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pola komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang; serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbukanya komunikasi di antara mereka.
Landasan teoritis yang digunakan untuk mengkaji pola komunikasi tersebut yaitu dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan erat dengan komunikasi antar budaya seperti teori konvergensi dan teori interaksi simbolik. Di dalam komunikasi antar budaya, pembuat pesan adalah anggota dari suatu budaya tertentu dan penerima pesan adalah anggota dari budaya lainnya, dalam penelitian ini adalah masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Bugis, Melayu, Jawa dan Madura. Di dalam komunikasi antar budaya , berusaha mengungkapkan apa yang terjadi ketika anggota dari dua budaya yang berlainan bertemu untuk melakukan interaksi komunikasi. Apakah komunikasi berjalan lancar atau mengalami hambatan. Adanya perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya , merupakan suatu ciri dari komunikasi antar budaya.
Teori lainnya yang digunakan adalah teori interaksi simbolik yang pada intinya membahas tentang suatu kemampuan manusia untuk menciptakan serta mempergunakan simbol-simbol sehingga manusia menjadi mahluk hidup yang unik, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu penelitian ini juga dibahas dengan menggunakan teori konvergensi yang membahas adanya kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kelompok masyarakat. Adanya kesamaan dan perbedaan dalam kelompok masyarakat Dayak dan pendatang dalam hal keyakinan, nilai, perilaku dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah kpri unites Oita penelitian diperoleh dari key information melalui wawancara di lokasi penelitian.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa terdapat komunikasi yang efektif antara masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Melayu, Bugis, serta Jawa, tetapi komunikasi dengan pendatang Madura berjalan kurang efektif. Komunikasi di antara mereka cenderung diwarnai prasangka dan etnosentris. Adanya komunikasi efektif dan terhambat ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang yaitu kedekatan jarak fisik dan faktor kesamaan dalam karakteristik-karakteristik sosial budaya yang lebih berperan. Ditemukan bahwa tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama dan persepsi, memiliki peran yang cukup berarti dalam terjadi atau tidaknya komunikasi efektif di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T3916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>