Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasugian, Sukardi W.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3550
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan "Mengapa
suku bangsa Batak Tuba lebih berhasil di bidang pendidikan
daripada suku bangaa Melayu?". Upaya untuk mengungkapkannya
adalah dengan mempelajari gambaran motivasi berprestasi,
dan keterkaitan antara pola pengasuhan dan motivasi
berprestasi pada kedua suku bangsa tersebut.
Motivasi berprestasi adalah kecenderungan dari diri
individu untuk mencapai prestasi secara optimal yang tampak
dari usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam
segala aktifitas kehidupan dengan menggunakan suatu ukuran
keunggulan yaitu perbandingan dengan prestasi orang lain
atau standart tertentu. (McClelland, dalam Zimbardo,1985).
Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh pola asuh yaitu
seperangkat sikap dan perilaku yang tertata, yang
diterapkan oleh orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya
(Baumrind, dalam Achir,1990). Sementara itu pola pengasuhan
anak dipengaruhi oleh latar belakang etnografis yaitu
lingkungan hidup yang berupa habitat, pola menetap,
lingkungan sosial, sejarah, sistem mata pencaharian, sistem
kekerabatan, sistem kemasyaratan, sistem kepercayaan,
upacara keagamaan dan sebagainya. Karena itu, cara
pengasuhan anakpun berbeda-beda di berbagai masyarakat dan
kebudayaan. (Danandjaja,19B8).
Untuk menjawab permasalahan di atas, dilakukan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara
mendalam dan observasi tidak terlibat sebagai metode utama
dalam pengumpulan data. Subyek penelitian adalah orangtua
dan anak suku bangsa Batak Toba dan MeIayu, yang bertempat
tinggal di desa asalnya, yaitu suku bangsa Melayu di desa
Bogak, dan suku bangsa Batak Toba, di desa Parparean II.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bangsa
Batak Toba di desa Parparean II memiliki lingkungan
geografis berstruktur tanah gersang, sehingga tingkat
kesuburannya tergantung pada curah hujan, membuat
masyarakatnya tidak termanjakan oleh alam. Bermata
pencaharian sebagai petani, menariknya, penggarap sawah
mayoritas adalah perempuan.
Suku bangsa Batak Toba meletakkan nilai pendidikan
sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Hal ini
dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba,
bahwa jalan menuju tercapainya kegayaan (hamoraon) dan
kehormatan ( hasangapon) adalah melalui pendidikan.
Dalam hal pola pengasuhan, cenderung bergaya
authoritative. Sekalipun demikian, gaya authoritarian tetap
masih ada berkaitan dengan keinginan agar anak bersikap
taat pada aturan agama dan orangtua. Pola pengasuhan ini
diikuti juga oleh sikap orangtua yang mendorong pencapaian
pendidikan anak berupa dukungan, kontrol dan kekuasaan.
Hal yang juga menarik, ternyata nilai kerja yang tinggi
dimiliki oleh Orangtua Batak Toba Berhasil dan Anak Batak
Toba Berhasil yang secara nyata diaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari guna merealisasikan pencapaian
keberhasilan pendidikan.
Sedangkan suku bangsa Melayu di desa Bogak, yaitu
sebuah desa pantai, mayoritas tinggal di rumah-rumah
panggung yang non permanen, berdinding kayu dan beratap
daun nipah atau seng. Mata pencaharian penduduk yang utama
adalah nelayan. Hal yang menonjol adalah banyaknya sarana
hiburan di desa ini.
Berbeda dengan daerah di tempat suku Batak Toba tinggal,
di daerah ini, pada pagi dan siang hari saat jam pelajaran
sekolah berlangsung, tampak banyak anak usia sekolah yang
tidak bersekolah dan. memilih bekerja sebagai "anak. itik"
yang berpenghasilan minimal sebesar Rp 20.000, dan
adakalanya mendapatkan Rp 100.000,- per harinya. Tergambar
bahwa anak mempunyai "nilai .ekonomis", dalam arti untuk
membantu penghasilan keluarga. Dengan demikian, dapat
dimaklumi bila pada akhirnya nilai pendidikan bukan menjadi
hal yang utama dalam. pandangan suku ini. Nilai kerjalah
yang dominan bagi suku bangsa Melayu."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irin Oktafiani
"ABSTRAK
Skripsi ini menjelaskan mengenai pola pengasuhan dua anak laki-laki bergejalaautis dalam keluarga Batak. Perasaan sayang yang dirasakan oleh orangtua kemudian terbentuk menjadi perilaku dalam pengasuhan anak mereka. Walaupun lahir dengan keadaan berbeda, anak laki-laki bergejala autis tetap diasuh seperti anak normal lainnya dalam rangka mempertahankan nilai budaya dalam masyarakat Batak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara in-depth interview dan pengamatan untuk mendapatkan data yang menjelaskan keterkaitan pengasuhan dua keluarga dengan anak laki-laki bergejala autis, terhadap nilai budaya masyarakat Batak, yaitu hamoraon, hagabeon, dan hasangapon.

ABSTRACT
This thesis explains about upbringing patterns of two male child with autism symptoms in Batak’s family. The love felt by the parents then, becomes into behaviors to raise their children. Although born in different being like others, but these male child with autism symptoms still treated like normal children to keep the Bataknese cultural values. Datas collected by in-depth interview and observation way to explain about the connection between the upbringings of two families of boys with autism symptoms towards Bataknese cultural values of hamoraon, hagabeon, and hasangapon."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Princella
"ABSTRACT
Setiap suku di Indonesia memiliki nilai dasar yang dijadikan pedoman dalam hidup. Pada masyarakat Batak, Dalihan Na Tolu merupakan budaya dalam bentuk sistem kekerabatan yang dijunjung tinggi pada masyarakat Batak untuk mendapatkan tiga berkat hidup, yakni hamoraon kekayaan, hagabeon keturunan, dan hasangapon kehormatan. Studi-studi sebelumnya menjelaskan perubahan Dalihan Na Tolu pada masyarakat Batak perkotaan namun tidak membahas bagaimana upaya mempertahankan nilai Dalihan Na Tolu tersebut dalam lingkup keluarga. Penelitian ini ingin membahas bagaimana sosialisasi yang dilakukan pada keluarga etnis Batak Toba dalam menghadapi perubahan sosial di perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalihan Na Tolu dan 3 tiga berkat hidup orang Batak masih dipertahankan di masyarakat Batak perkotaan. Pola sosialisasi yang efektif digunakan keluarga khususnya orang tua dalam menurunkan nilai Dalihan Na Tolu dan 3 tiga berkat hidup adalah dengan pola sosialisasi demokratis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam pada keluarga Batak Toba yang masing-masing keluarga terdiri dari satu ayah, satu ibu, dan dua anak yang berjemaat di HKBP di DKI Jakarta.

ABSTRACT
Each ethnics in Indonesia has a basic value that is used as a guide in life. In Batak community, Dalihan Na Tolu is a culture in the form of a kinship system that is upheld in the Batak community to get three blessings of life, namely hamoraon wealth, hagabeon generation, and hasangapon honor. Previous studies have explained Dalihan Na Tolu 39 s change to the Batak community in urban context but did not discuss how to maintain the value of Dalihan Na Tolu itself in the family sphere. This research would like to discuss how socialization conducted on Toba families in facing social changes in urban areas. The results show that Dalihan Na Tolu and three blessings of life are still maintained in Batak community in urban context. The effective socialization patterns used by families, especially parents in teaching Dalihan Na Tolu and three blessings of life is the democratic socialization. This research used qualitative method with in depth interview to Toba family which each family consist of one father, one mother, and two children who are members of HKBP in DKI Jakarta. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Indradjaja
"ABSTRAK
Di Indonesia, masalah pendidikan merupakan masalah yang sekali gus menjadi masalah nasional, sebagai masalah sosial karena pendidikan merupakan kebutuhan sosial Dikatakan masyarakat dan menyangkut kepentingan seluruh warga negara, baik secara individual mau pun kolektif. Pendidikan juga mempunyai fungsi dalam kaitannya dengan masa depan seluruh bangsa. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan faktor penentu masa depan suatu bangsa. Itu lah sebabnya pendidikan juga dapat dikatakan sebagai masalah nasional. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian mengenai masalah pendidikan menjadi begitu penting. Untuk penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian tentang masalah pendidikan, khususnya pestasi belajar siswa SMA. Dalam penelitian tersebut prestasi belajar siswa akan dilihat hubungannya dengan sosialisasi nilai berprestasi yang dilakukan oleh orang tuanya. Penelitian ini juga dikhususkan untuk siswa etnis Tionghoa dan Batak-saja, prestasi berhubungan dengan sosialisasi yang dipengaruhi karena nilai-nilai budaya. Penelitian dilakukan di Jakarta, dengan mengambil sampel dari 4 BMA Swasta yang banyak terdapat etnis Tionghoa dan etnis Batak. Untuk siswa etnis Tionghoa diambil dari SMA Mulia, sedangkan siswa etnis Batak dari SMA PSKD I, PSKD II, dan PSKD III. Budi Data diperoleh melalui kuesioner yang harus diisi oleh Selain kuesioner, untuk keperluan analisa mendalam terhadap 4 orang siswa. orang tua siswa. juga diadakan wawancara penelitian menunjukan adanya hubungan antara siswa etnis Tionghoa dengan nilai-nilai Hasil prestasi belajar yang disosialisasikan orang tuanya. Untuk siswa etnis Batak hubungan tersebut tidak terlihat, sebab dalam keluarga Batak arang tua bukan satu-satunya significant others. Sehingga siswa etnis Batak yang berprestasi tinggi tetapi tidak mendapat sosialisasi nilai berprestasi dengan kadar tinggi dari orang tuanya, mendapatkan sosialisasi nilai berprestasi tersebut dari kakak-kakaknya juga."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Leofitri
"Laki-laki pada keluarga Batak Toba memiliki peran yang penting karena membawa marga keluarganya dan dituntut untuk memiliki prestasi yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan motivasi berprestasi dan urutan kelahiran psikologis pada remaja laki-laki Batak Toba. Motivasi berprestasi diukur menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) yang disusun oleh Lang & Fries (2006) menghasilkan skor motivasi berprestasi hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran psikologis akan menggunakan alat ukur White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) yang disusun oleh Campbell, White & Stewart (1991) menghasilkan kategorisasi skor urutan kelahiran yang dipersepsikan oleh individu di dalam keluarganya. Responden penelitian sebanyak 124 laki-laki bersuku Batak Toba dan berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan motivasi berprestasi hope of success pada urutan kelahiran psikologis remaja laki-laki di keluarga Batak Toba. Kemudian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi berprestasi fear of failure pada urutan kelahiran psikologis remaja laki-laki di keluarga Batak Toba.

Male in Batak Toba’s family have an important role because they inherit the family name and demanded to have high achievements. This research is aimed to find comparisons of achievement motivation and psychological birth order in male adolescence of Batak Toba tribe. In this research, achievement motivation measured with Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) developed by Lang & Fries (2006), which will result achievement motivation score in hope of success and fear of failure. Next, the researcher measured the psychological birth order with White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) developed by Campbell, White & Stewart (1991) which will give the categorization of respondent’s birth order that perceived by the individual in his family. Respondents in this research are 124 male adolescence, aged 18-24 and have Batak Toba’s tribe. The research found that there are differences of achievement motivation hope of success in psychological birth order male adolescence Batak Toba’s tribe and there is no difference of achievement motivation fear of failure in psychological birth order male adolescence Batak Toba’s tribe."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Moral judgment is part of the individual development that should be optimized. This research purpose was to know high school students' moral judgment stage and level espicially those who originate from the Malay father and mother in Langkat District, North Sumatra...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Fransiska
"Hagabeon, hamoraon, dan hasangapon merupakan nilai budaya Batak Toba yang menjadi prinsip hidup masyarakatnya. Kehidupan orang Batak bertumpu dan dipengaruhi ketiga nilai budaya tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat pengaruh hagabeon, hamoraon, dan hasangapon terhadap ketidaksetaraan gender yang terjadi pada perempuan Batak Toba yang tergambar dalam Amang Parsinuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa suborninasi pada perempuan Batak menyebabkan berbagai kekerasan, psikis, ekonomi, dan fisik.

Hagabeon, hamoraon and hasangapon are culture value of Batak Toba becoming the life principle of their society. The live of Bataknese is rested and influenced by those three value. Therefore, this research will see the influence of hagabeon, hamoraon and hasangapon towards the gender inequality happening to Batak Toba women that are illustrated in Amang Parsinuan. The method used in this research is qualitative approach with literature technique. From this research, it is found that subordination of Batak's women causes various violence, such as psychological, economical and physical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Rumiris S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>