Ditemukan 3281 dokumen yang sesuai dengan query
The Hague ; Paris: Mouton, 1971
435 PRO
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Theimer, Walter
Hamburg: Auerdruck, 1951
JER 320.02 THE l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Talitha Ardelia Syifa Rabbani
"Program pendidikan dan pelatihan (diklat) memiliki peranan penting dalam meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogis pembelajar bahasa. Oleh karena itu, kontribusi program diklat di dalam praktik pembelajaran sepatutnya mendapat perhatian lebih. Penelitian kualitatif berbentuk studi kasus ini mendeskripsikan praktik seorang pembelajar yang mengikuti Diklat Metodologi Pengajaran Bahasa berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapinya ketika mengajar bahasa Jerman yang berorientasi HOTS. Lebih lanjut, ditelaah pula kontribusi diklat di atas serta persepsi pemelajar terhadap praktik pembelajaran tersebut. Data penelitian diperoleh dari observasi kelas dan wawancara, serta didukung dengan kuesioner pradiklat, kuesioner praobservasi, dan kuesioner persepsi pemelajar. Hasil observasi kelas dan wawancara menunjukkan bahwa walaupun keikutsertaan pembelajar dalam diklat berpengaruh terhadap perubahan persepsinya mengenai HOTS, pengaplikasiannya dalam praktik pembelajaran di dalam kelas belum maksimal. Persepsi pemelajar turut menguatkan simpulan tersebut. Empat tantangan yang melatarbelakanginya, yakni minimnya waktu persiapan yang dimiliki pembelajar, kemampuan bahasa pemelajar yang belum mumpuni, materi ajar yang tidak dapat memfasilitasi pembelajaran berorientasi HOTS, dan hambatan teknis dalam menyelenggarakan pembelajaran. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, diberikan saran pedagogis untuk pembelajaran bahasa Jerman berorientasi HOTS, saran bagi pengembangan program diklat, dan bagi penelitian berikutnya.
A professional development programme plays an important role in enhancing the professional and pedagogic competence of language teachers. Thus, the contribution of professional development programme on the teaching practice should be paid more attention. This qualitative case study describes HOTS-oriented German language teaching practice of a teacher who had participated in the Training on HOTS-based Language Teaching Methodology and identifies the challenges faced in the practice. Further, the study elucidates the contribution of the aforementioned professional development programme and the students’ perception of the HOTS-oriented German language teaching practice. The research data was gathered from class observation and interview, supported by pre-training questionnaire, pre-observation questionnaire and students’ perception questionnaire. The result from the observation and interview showed that the professional development programme materials influenced teachers’ perception on HOTS, but yet, the application of the HOTS-oriented teaching practice was not maximal. The students’ perception strengthened the result as well. The four challenges behind it were the lack of preparation time for the teacher, students’ limited language skills, teaching material that could not facilitate HOTS and technical difficulties. Based on the discussion of the research results, pedagogical suggestions as well as suggestions for programme development and further research are provided."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Putri Nur Saraswati
"Gilir tutur atau pergantian pembicara dalam percakapan dapat menunjukkan kompleksitas dari percakapan dan gilir tutur menjadi salah satu aspek dalam kemahiran berbicara seseorang. Penelitian ini berfokus pada penyusunan model gilir tutur yang dilakukan oleh penutur asing. Pertanyaan penelitian ini adalah menganalisis model gilir tutur bahasa Jerman yang dilakukan oleh pemelajar Indonesia dan menganalisis pemarkah linguistik yang digunakan dalam percakapan berbahasa Jerman oleh pemelajar Indonesia tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan analisis percakapan. Data penelitian ini mencakup 20 percakapan berbahasa Jerman yang dilakukan oleh 43 mahasiswa dari kelas bahasa Jerman tingkat 5 di sebuah universitas. Penelitian ini menemukan 15 model gilir tutur dalam bahasa Jerman yang dilakukan oleh pemelajar Indonesia. Tiga dari lima belas model tersebut, yakni repetisi, kilir lidah dan kekeliruan tata bahasa, merupakan model baru dalam model gilir tutur yang ditemukan. Kemunculan model baru ini dipengaruhi oleh responden sebagai penutur asing bahasa Jerman. Sementara itu, sisanya merupakan pemutakhiran model gilir tutur Sacks et al. (1974). Sementara itu, hasil dari penelitian ini juga membuktikan bahwa tidak hanya dipengaruhi oleh peran penutur bahasa responden, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks percakapannya, dalam penelitian ini konteks ujian percakapan.
Turn-taking or switching speakers in a conversation is able to show the complexity of a conversation and it becomes one of the aspects of someone's speaking skills. This research focuses on drafting a model of turn-taking by non-native speakers. The questions of this research are analyzing a model of turn-taking in the German language performed by Indonesian learners and analyzing the implementation of linguistic units that are used in the conversation. By using a qualitative method, this research uses a conversational analysis approach. The data research includes 20 conversations performed by 43 Indonesian students of level 5 German language classes in a university. This research found 15 turn-taking models in the German language performed by Indonesian learners. Three of those 15 turn-taking models, which are repetition, slips of tongue, and grammatical errors are counted as new turn-taking models. Those new models appeared because the respondents were non-native German speakers. Meanwhile, the rest of the models come from the updated turn-taking models by Sacks et al. (1974). In addition, the result of this research also proves that the speaker’s role as native or non-native speaker and the context of the conversation are able to determine the turn-taking models."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
London: Routledge, 1990
437 DIA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Berlin: Walter de Gruyter, 1982
R 437.9 DIA I
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Berlin: Walter de Gruyter, 1983
R 437.9 DIA II
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Kahler, Hans, 1912-
"Die Sprachen der Orang darat, Orang akit, Orang laut und Orang utan sind malaiiache Dialekte. Bei der Beschreibung der Sprache der Orang darat Gesichtspunkten leiten lassen, die 0. J e s p e r s e n in seiner "The Philosophy of Grammar" (London, New York, 1925). Damit iBt eine Methode zur Anwendung gebracht, die bisher fur die Gesamtdarstellung einer indohesis SpraChe in dieaer Form nooh nicht versucht wurde. Sie weicht auch wesentlich von der Darstellungsweise at, die A.A.Fokker in seiner "Inleiding tot de Studie van de Indonesische Syntaxis" (Groningen, Djakarta,1951) erstmals auf die Bahasa Indonesia angewandt hat, obgleich sie mir z.B. "bei der Behandlung der "Wortgruppen" in mancher Hinsicht sehr nutzlich war. Als Vorbild fur die Darstellung der Transpositionsmoglichkeiten diente mir E.M.Uhlenbecks Aufaatz uber "The Study of Wordclasses in Javanese"."
Berlin : D. Reimer, 1960
K 499.27 KAH e
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
The Hague Mouton 1971
435 P 375
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bieler, Manfred
Munchen: Deutscher Taschenbuch, 1968
833 BIE j
Buku Teks Universitas Indonesia Library