Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Susanti
"Penelit an ini bertujuan untuk lebih mengenal khalayak dengan keunikannya masing-masing, sebagai sosok yang aktif. Bagaimanakah khalayak menerima dan memaknai kembali pesan yang telah diterimanya dari media, inilah yang menjadi focus dari penelitian, yang sering disebut dengan Reception Analysia. Penelitian ini menggunakan pemikiran atau teori-teori cultural atau yang dihasilkan ole i British Cultural Studies. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimanakah proses pemaknaan di khalayak, dalam hal ini adalah pemaknaan yang dihasilkan pen >gemar Jamrud. Jamrud adalah sebuah grup musik rock, dimana musik rock sering di.dentikkan dengan pemberontakan, anti kemapanan, kekuasaan ataupun penolakan terhadap ideologi dominan. Tetapi musik rock yang diusung oleh Jamrud ini membawa nilai yang dominan. Pemaknaan seperti apakah yang dihasilkan oleh penggemar Jamrud terhadap lagu yang dihasilkan oleh Jamrud. Pemaknaan yang dihasilkan oleh penggemar Jamrud terhadap lirik lagu Jamrud, kemudian dimasukkan ke dalam tipe decoding yang dihasilkan oleh Stuart Hall. Di dalam pengkategorian ini dilihat bagaimanakah pemaknaan yang dihasilkan, apakah pemaknaan tersebut masuk ke dalam pemaknaan yang dominant, negotiated ataukah oppositional. Penelitian ini melihat pemaknaan sebagai bagian dari konteks kehidupan seperti apakah yang menghasilkan pemaknaan tersebut. Konteks kehidupan yang dimaksudkan disini adalah seperti latar belakang keluarga, keseharian informan, teman-teman informan, interest politik informan, daerah tempat tinggal informan, dll. Sehingga bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai apa penyebab atau latar belakang dari pemaknaan yang dihasilkan individu di dalam konteks. Data dikiunpulkan melalui wawancara mendalam atau in depth interview dengan lima orang penggemar Jamrud. Analisis data yang didapatkan dari pemaknaan khalayak, dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif komparatif. Dimana semua informasi yang diterima mengenai khalayak disajikan , lalu dibandingkan satu dengan lainnya. Dari perbandingan itu akan dilihat persamaan dan juga perbedaan dari pemaknaan yang dihasilkan sehingga bisa memberikan gambaran yang utuh mengenai pemaknaan yang dihasilkan oleli individu-individu ini. Dari penelitian ditemukan pemaknaan yang dihasilkan oleh khalayak secara umum masuk ke dalam kategori dominan, walaupun memang ada juga pemaknaan resistensi yaitu yang negotiated dan oppositional. Nilai-nilai atau budaya dominan yang disajikan oleh Jamrud, sebagian besar masih dimaknai sama oleh infonnan. Pengalaman hidup dari masing-masing informan tampak jelas membentuk pemaknaan yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pemikiran dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam reception analisis, bahwa makna datang dari pengalaman hidup."
2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Rahajeng Mintarsih
"Skripsi ini membahas representasi women 's madness dalam trilogi film X-Men melalui tokoh Jean Grey. Pada awalnya, Jean Grey merupakan superheroine yang mendapat posisi penting karcna ia merupakan mutan tcrkuat (satu-satunya mutan kelas lima). Potensi Jean inilah yang membuatnva dianggap special oleh Xavier. Meskipun begitu, ia tidak nampak menunjukkan kekuatannya yang besar pada serf pertama (X-.1/len). Ia baru bcnar-henar menunjukkan kekuatannya yang besar pada serf kedua (X-Men United). l lanva saja, ketika kekuatan Jean menjadi semakin kuat, Jean mengorhankan dirinya demi mcnyelamatkan tim X-Men. Meskipun Jean nampak mini, ia kemudian hangkit pada serf ketiga (X -Men: The Last Stand). Jean yang hangkit ini mempunyai kekuatan yang sangat besar kuat, namun kekuatannya ini tidal: membawa dampak positif padanya. Kekuatan Jean yang besar ini malah dikaitkan dengan herhagai permasalahan psikologis dan akhirnya membawa Jean Dada diagnosa madness. Dengan menggunakan kerangka berpikir feminis, penulis ienemukan bahwa diagnosa madness terhadap Jean atau women's madness bukan merupakan permasalahan psikologis. melainkan sebuah bentuk kontrol. Women's madness pada akhirnya merupakan alat yang digunakan oleh para tokoh laki-laki (Xavier. Cyclops. Wolverine, dan Magneto) untuk mengukuhkan dominasi mereka terhadap perempuan kuat seperti Jean.

This research analyzes the representation of women's madness in the movie trilogy X-Men. At the beginning, Jean Grey is a superheroine who gets an important position because she is the most powerful mutant (the only class five mutant) among other mutants. For Xavier, this potential makes her special. However, her power isn't shown in the first movie (X-A'Jen). In the second movie (X--Men United, she shows her massive power. yet at the end she has to die in order to save her teammates. Even though she seems to die, in the third movie (X-Men. The Last Stand), she raises from death and becomes very strong. This great power, however, doesn't give a good impact on her. As a result, she is diagnosed to have some psychological problems which, then. lead to a diagnosis of madness. Using feminist perspective, this study is to argue that thf5 diagnosis of' madness in women (women's madness) is not about 'psychological problems, but a control. In the end, women's madness is actually a tool used by male characters (Xavier, Cyclops, Wolverine, dan Magneto) to establish their domination on powerful woman like Jean"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13883
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yofan Gamaliel Siara
"Artikel ini merupakan kajian filosofis yang menjelaskan akar dari permasalahan relasi cinta melalui teori abjeksi Julia Kristeva. Beragam relasi cinta antar manusia tidak terlepas dari hasrat manusia sehingga selalu memunculkan rasa berkekurangan. Jarak dan rasa berkekurangan dengan hasrat ini yang menjadi akar berbagai kesedihan dan penderitaan dalam relasi cinta antar manusia. Artikel ini mencari jawaban dari pertanyaan mengapa selalu adanya rasa berkekurangan hasrat dalam relasi cinta dan bagaimana seharusnya manusia merespon abjeksi dari hal tersebut. Data dalam artikel ini terkumpul melalui metode kepustakaan yang ditelaah secara filosofis dengan metode psikoanalisis estetis, Upaya ini dilakukan untuk mengkaji akar dari problem relasi dan cinta dengan berangkat dari fenomena abjeksi dan mencari jawaban memberi respon yang argumentatif. Pemikiran abjeksi Kristeva digunakan sebagai pendekatan yang membuka perspektif atas cinta. Artikel ini membuktikan bahwa perlu ada perebutan makna atas cinta dalam memahami kesedihan dan penderitaan tersebut sebagai proses pembentukan diri.

This article is a philosophical study that explains the root of the problem of love relationships through Julia Kristeva's theory of abject. Various love relationships between humans are inseparable from human desires so that it always creates a feeling of lack. Distance and a sense of lack with this desire are the roots of various sorrows and suffering in love relationships between people. This article seeks answers to the question why there is always a lack of desire in love relationships and how humans should respond to the objection of it. The data in this article were collected through the literary method which was examined philosophically using the aesthetic psychoanalysis method. This effort was made to examine the roots of the problem of relationships and love by departing from the phenomenon of abjection and seeking answers and giving argumentative responses. Kristeva's abjection of thought is used as an approach that opens perspectives on love. This article proves that there needs to be a struggle for the meaning of love in understanding sadness and suffering as a process of self-formation."
Depok: 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Maharani
"The Fits 2015 adalah film drama remaja tentang seorang anak perempuan berumur 11 tahun bernama Toni yang mencoba mencari jati dirinya di antara dua kelompok gender, yaitu kelompok tinju dan kelompok tari. Selama proses pencarian identitas dirinya, anak-anak perempuan di kelompok tari tiba-tiba mengalami kejang dan tidak dapat mengontrol tubuhnya. Gejala ini disebut sebagai penyakit fit. Artikel ini akan menggunakan konsep konstruksi gender oleh Joan W. Scott yang kemudian akan membuktikan proses konstruksi identitas gender yang dialami Toni melalui perilaku, penampilan, dan ketakutannya terhadap penyakit fit. Secara mendalam, pembahasan dalam artikel ini akan menunjukkan bahwa Toni memilih femininitas sebagai identitas gendernya yang dominan sebagaimana hal itu dipengaruhi oleh dominasi dari saudara kandung laki-lakinya dan pengaruh dari teman kelompoknya melalui ikatan persaudaraan perempuan sisterhood.

The Fits 2015 is an adolescence drama movie telling a story about an 11 year old girl named Toni who tries to find her identity in two gendered groups mdash boxing and dancing groups. Among challenges and threats that she faces in finding her footage, the girls in the group succumb to a sudden illness called a fit. Using Joan W. Scott's framework of gender construction, this article attempts to dismantle the construction of Toni's gender identity through her changing attitude, physical attribute, and her fear of the fit. Specifically, this article argues that Toni embraces femininity as her dominant gender identity mainly affected by her brother's domination and sisterhood bound from her girlfriends."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Christensen
"Salvage ideology merupakan pendekatan teoritis dalam melihat Industri Pornografi Jepang. Konsep tersebut berhasil memisahkan antara Industri Pornografi Jepang dengan industri pornografi lainnya. Kendati demikian, salvage ideology mempunyai tiga masalah yang belum terjawab, yaitu bagaimana proses terbentuknya, bagaimana mekanisme kerjanya, dan dampak yang ditimbulkan dari salvage ideology itu sendiri. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk mengkritik kekurangan tersebut melalui teori dominasi yang digagas oleh Pierre Bourdieu. Sebuah gagasan dominasi maskulin yang berdampak luas kepada perempuan, khususnya dalam pornografi. Pemikiran Bourdieu yang dekat dengan kehidupan membuat pembongkaran terhadap suatu budaya dapat dilakukan, bahkan Bourdieu dapat menemukan hal-hal yang kelihatannya natural dan tidak bermasalah tetapi mempunyai permasalahan yang luas dan berdampak kepada kehidupan. Industri Pornografi Jepang itu sendiri merupakan bagian dari Budaya Jepang yang sarat dengan dominasi maskulin dan kurang mengangkat sisi feminis dari perempuan. Akan tetapi, Salvage ideology sebagai konsepsi teoritis belum bisa melihat konsekuensi terkait antara Industri Pornografi Jepang dengan Budaya Jepang yang memiliki implikasi yang luas dalam melihat pornografi. Sedangkan, Teori Dominasi Bourdieu mampu melihat fenomena tersebut secara luas dan membawa sudut pandang feminisme baru yang lebih revolusioner dan dekat dengan suatu kultur.

Salvage ideology is a theoretical approach in viewing the Japanese pornography industry. This concept succeeded in separating the Japanese pornography industry from other pornography industries. Nevertheless, salvage ideology has three unanswered problems, namely how the process is formed, how it works, and the impact of salvage ideology itself. Therefore, this paper aims to criticize these shortcomings through the theory of dominance initiated by Pierre Bourdieu. An idea of ​​masculine domination that has a broad impact on women, especially in pornography. Bourdieu's thinking that is close to life makes dismantling a culture possible, even Bourdieu can find things that seem natural and not problematic but have broad problems and have an impact on life. The Japanese pornography industry itself is part of Japanese culture which is full of masculine domination and does not raise the feminist side of women. However, Salvage ideology as a theoretical conception has not been able to see the consequences related to the Japanese Pornography Industry with Japanese Culture which has broad implications in viewing pornography. Meanwhile, Bourdieu's Dominance Theory is able to see the phenomenon broadly and bring a new feminism perspective that is more revolutionary and closer to a culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Slauerhoff, Jan Jacob
Jakarta: Djambatan, 1977
839.36 SLA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hedwin
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyan Kurniawati
"Tesis ini membahas proses pemilihan identitas perempuan Bali dalam tarik menarik nilai-nilai patriarki di ruang tradisi dan modernitas dalam novel Putri. Dengan menggunakan konsep identitas gender, feminisme multikultural, dan kritik sastra feminis, tesis ini menganalisis proses pemilihan identitas perempuan yang dilakukan tokoh Putri. Penelitian dilakukan dengan menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi tokoh Putri dalam melakukan resistansi dan bagaimana cara meresistansi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor ibu merupakan faktor dominan positif bagi tokoh Putri. Analisis juga menunjukkan bahwa resistansi yang dilakukan tidak selalu menunjukkan hasil yang memuaskan. Situasi yang sulit menyebabkan perempuan belum dapat sepenuhnya lepas dari pola patriarki.
Novel Putri memperlihatkan perempuan yang tidak ingin dikonstruksi oleh patriarki yang dibawa tradisi yang memandang perempuan dengan stereotip: pasif menerima nasib. Akan tetapi, ia juga tidak ingin mengikuti konstruksi patriarki modernitas, yang menilai perempuan hanya secara fisik. Perempuan memilih identitas sendiri di tengah perebutan konstruksi sosial.

The focus of this study is how a Balinese woman chooses identity within the contestation of patriarchy values in the space of modernity and tradition in Putri. Using the concept of gender identity, multicultural feminism, and feminist literary critic, this research analyzes the process of choosing identity by Putri. The research was done by analyzing the factors that influence Putri to resist and how she does the resistance.
The result shows that the mother is the dominant factor that is positive for Putri. However, the resistance does not always show satisfying result. Being in difficult situation, women cannot totally free themselves from patriarchy patterns.
Putri shows a woman who does not want to be constructed by patriarchy in tradition that views woman stereotypically as passive. Yet, she also does not want to follow the patriarchy construction of modernity, that sees women only through their bodies. Women choose their own identity within the contestation of social construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>