Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arrahmansyah Muhamad
"Fabrikasi kompleks Tb[EO4-Pic] ke dalam bentuk mikropartikel dengan metode represipitasi-penguapan telah berhasil dilakukan dalam penelitian ini, dimana EO4 = tetraetilena glikol, Pic = anion pikrat. Untuk perbandingan dikaji juga fabrikasi dengan metode In situ. Mikropartikel kompleks Tb[EO4-Pic] yang dihasilkan didispersikan ke dalam matriks polimer polimetilmetaakrilat (PMMA) menjadi komposit Tb[EO4-Pic]/PMMA. Komposit dilapiskan pada substrat dengan teknik spin-coating. Pada penelitian ini dikaji juga pengaruh polimer dan substrat terhadap sifat luminesensi dari mikropartikel kompleks Tb[EO4-Pic] dan kompositnya. Ukuran partikel dan fluoresensi dari mikropartikel kompleks Tb[EO4-Pic] dan kompositnya masing-masing diukur dengan Particle Size Analyzer dan spektrofluorometer. Partikel komposit yang dibuat dengan metode represipitasi-penguapan berukuran lebih kecil (191,0 nm) dibandingkan yang diperoleh dengan metode In situ (431,8 nm). Puncak hipersensitif pada 548 nm (transisi 5D4 à 7F5) sebagai karakter ion terbium(III) meningkat dengan kenaikan rasio intensitas transisi 5D4 à 7F5 terhadap transisi 5D4 à 7F6 dari 9,31 menjadi 11,87 yang disebabkan oleh adanya polimer dan kenaikan rasio intensitas dari 7,38 menjadi 48,50 yang disebabkan oleh pelapisan komposit pada substrat aluminum permukaan kasar. Mikropartikel kompleks Tb[EO4-Pic] dan kompositnya dapat digunakan sebagai pusat luminesensi untuk aplikasi fotosensor emisi hijau.

Fabrication complex of Tb[EO4-Pic] into microparticle size with reprecipitation-evaporation method has been studied, where EO4 = tetraethylene glycol, Pic = picrate anion. For comparison purpose, the In situ method was also investigated. The result of the Tb[EO4-Pic] microparticle complex was dispersed into polymethylmethaacrylate (PMMA) polymer matrix to be a composite Tb[EO4-Pic]/PMMA. The composite is coated to substrate by using spin-coating technique. In this research is also studied the effect of polymer and substrates to the luminescence property of the Tb[EO4-Pic] microparticle complex and its composite. Particle size and fluorescence of the Tb[EO4-Pic] microparticle complex and its composite were carried out by Particle Size Analyzer and spectrofluorometer, respectively. The particle composite that prepared by reprecipitation-evaporation method is smaller (191.0 nm) than that in the In situ method (431.8 nm). The hypersensitive peak at 548 nm (5D4 à 7F5 transition) is character of the terbium(III) ion increased with increasing intensity ratio of the 5D4 à 7F5 / 5D4 à 7F6 transitions from 9.31 to 11.87 due to the polymer and increasing intensity ratio from 7.38 to 48.50 due to the composite coating on aluminum substrate rough surface. Microparticle complex of Tb[EO4-Pic] and its composite can be applied as luminescent center in photosensor application for green emission."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah
"Pada penelitian ini dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas, range, dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang digunakan yaitu tipe Colpitts dan Hartley, dimana setiap tipe memiliki konfigurasi resonator yang berbeda dengan amplifier yang sama. Karakteristik dari setiap tipe osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -78 kHz/μH pada range perubahan induktansi 2-40 μH dan perubahan frekuensi sekitar 3.889-0.921 MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Hartley dengan sensitivitas yaitu -1.983 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi 0.05-1.5 nF dan perubahan frekuensi 3.695-0.819 MHz.

In this research was design an electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance because the resonator and will amplify by the amplifier. Oscillator circuit using LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed, oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts and Hartley. Each of type is different in resonator configuration but same in amplifier. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has a good characteristic in inductive sensor with sensitivity value is -78 kHz/μH at inductive range 2-40 μH and frequency range is 3.889-0.921 MHz. For capacitive sensor, Hartley has a good characteristic with sensitivity value is -1.983 MHz/nF at capacitive range is 0.05-1.5 nF and frequency range is 3.695-0.819 MHz."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Caesariani Wulandari
"Pemodelan pelengkungan mikro dan makro pada serat optik dengan satu inti homogen dipresentasikan pada penelitian ini. Rugi-rugi dari pelengkungan mikro dan makro dihitung dengan mengekpresikan medan diluar serat optik. Kemu- dian didapatkan dua kasus khusus untuk memungkinkan perhitungan koeffsien amplitudo secara analitik dan dibuat hasil plot dari persamaan tersebut. Nilai pelengkungan mikro dan makro dari serat optik dan sistem koordinat helic yang telah didapatkan dapat diaplikasikan pada kasus sebenarnya menggunakan pemrograman numerik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bowie Sangga Jaya B.
"ABSTRAK
Berbagai sensor tekanan dengan memanfaatkan defleksi pada diafragma, telah terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada skirpsi ini, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa sensor tekanan kapasitif dengan menggunakan diafragma center boss memiliki non lineantas yang lebih baik dibandingkan dengan diafragma konvensional, yaitu diafragma lingkaran. Usaha untuk meningkatkan sensitivitas dilakukan dengan memperkecil nilai jarak antar pelat awal (do), sehingga didapatkan sensor tekanan cenrer boss memiliki sensitivitas dan non linearitas yang lebih optimal dibandingkan dengan sensor konvensional. Selain itu pada skripsi, dilakukan perancangan dan perencanaan fabri kasi sensor tekanan dengan diafragma center boss.
Pada penelitian ini, berbagai parameter sensor tekanan dengan menggunakan center boss disimulasikan memakai program MathCad. Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa sensor tekanan center boss yang dirancang untuk tekanan 0-12000 Pa memiliki sensitivitas 2,52 E-14 F/kPa dan non Iinearitas 3,68 E-5.

"
Lengkap +
2001
S39864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yahya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah H.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Pernandito Sujatmiko
"Envelope detector berperan dalam proses demodulasi dan terletak di belakang low noise amplifier pada receiver wireless power and data transfer. Envelope detector sendiri merupakan rangkaian elektronika yang dapat mendeteksi puncak dari sebuah gelombang atau daya yang masuk, sehingga hanya menunjukan bagian envelope pada gelombang tersebut. Untuk keperluan alat implan medis, kebutuhan tegangan operasional sangat rendah sehingga ini menjadi tantangan sendiri. Penelitian ini menyajikan tiga macam desain envelope detector yang bekerja pada 14 MHz (ISM band) yang terdiri dari rangkaian transistor berupa nMOSFET, PNP BJT, atau Dioda Schottky yang dilakukan diatas PCB. Berdasarkan simulasi, penggunaan ketiga tipe semikonduktor tersebut dapat melakukan pendeteksian envelope hingga ke tegangan 100 mV. Namun berdasarkan hasil uji coba yang dirangkai pada PCB, kapabilitas pendeteksian paling rendah dan stabil dapat dilakukan pada tegangan 500 mV.

Envelope detector used on a WPDT receiver serves in a demodulation process following an amplification by an LNA. Envelope detector is an electronic circuit used to detect the envelope of a given wave by utilising the peak signals. In medical implant devices, operating in a very low voltage is compulsory and poses challenges. This research presents three envelope detector designs operating in 14 MHz consisting of transistors configurated with either an nMOSFET, PNP BJT or a Schottky diode implemented on a PCB. Based on the simulations, the proposed circuit design had been able to detect the envelope of the coming signals with the ability to detect as low as 100 mV. Moreover, the fabricated circuit implemented on a PCB shows the ability to detect an envelope as low as 500 mV."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ucuk Darusalam
"Atmospheric turbulence is the major problem in FSO communications where beam wander and spatial noise modulation into optical propagation can cause severe problems result in performance degradation. Beam wander and spatial noise leads to fluctuations in signal intensity and maximum reception of noise on photodetector.
Generally, spatial-diversity, time-diversity, cooperative diversity, photo sensor design, optical amplification, and adaptive optics are used to solve those problems. Commonly, those aforementioned methods implement direct- or fiber-detection to retrieve an optical signal. Since direct-detection (DD) probes directly the optical propagation, fluctuation of signal intensity, noise, and deteriorated of signal spectral are received by photodetector in maximum. Meanwhile, there is an opportunity of optical method which is OSF (optical spatial filter) to be implemented in the receiver plane. In this work, OSF is proposed as a detection method in order to enhance the performance of FSO.
OSF which is based on pinhole can suppress fluctuation of signal intensity and noise reception by photodetector through localization of spatial noise in narrow region at focus spot. OSF is implemented on FSO full-duplex transmission at 1.55 𝜇𝑚 while optical propagation is designed at an atmospheric chamber, box of turbulence simulator (BTS). In comparison to DD, OSF can suppress fluctuation of signal intensity significantly. The range of beam wander angle that can be received is 14𝑜 − 28𝑜 where through calculation OSF can be implemented for propagation path of 0 ? 2.25 𝐾𝑚.
Hence, the performance of FSO increases than in DD. OSF with pinhole diameter produce 〈P1〉 = −19 𝑑𝐵𝑚, 〈𝑆𝑁𝑅〉 = 38 𝑑𝐵 dan 〈𝐵𝐸𝑅〉 = 10−11. However, this method cannot solve beam wander effect espescially for larger deflection angle of focus spot.
Regarding this problem, OSF method which consists of pinhole and cone reflector is proposed to suppress beam wander and spatial noise simultaneously. In conceptually, the OSF localizes the acquisition of focus spot in narrow region while random displacement of focus spot arround the optical axis is collected on this region as well. This method gives benefit in suppressing fluctuation of signal intensity with minimum noise and also minimum of noise modulation in received signal spectral. Thus, fluctuation in signal intensity can be suppressed optimally. Pinhole governs Fresnel diffraction on focus spot of receiver lens. Cone reflector provides directed reflectance onto pinhole for random of focus spot displacement due to larger angle of beam wander.
Thus, signal intensity fluctuation can be suprressed in narrow region. The experiment uses FSO of full-duplex transmission at 1.55 𝜇𝑚 also optical propagation in BTS as well. In comparison to DD, the OSF enhances received signal power in turbulence media. The range of beam wander angle that can be received by OSF is 14𝑜 − 38𝑜 where FSO can be expanded longer at 0 ? 4.25 𝐾𝑚.
The OSF with the pinhole diameter 𝐷𝑃 = 20.0 𝜇𝑚 and cone reflector diameter 𝐷𝐶 = 1.5 𝑚𝑚 produces signal power 〈𝑃1〉 = −15.3 𝑑𝐵𝑚. Thus, the performance of FSO enhaces under influenced of turbulent medium in BTS, where 〈𝑆𝑁𝑅〉 increases at 4.2 dB and 〈𝐵𝐸𝑅〉 decreases at 10-12. From the measurement of spectrum, OSF produced minimum of noise modulation in signal spectral than direct-detection method does. Based on the aforementioned results, OSF can be implemented as a detection method in order to enhance the performance of FSO that is generally implement DD to retrieve signal directly without an optical treatment beforehand.

Efek turbulensi atmosfir merupakan salah satu kendala utama dalam sistem penerimaan free-space optical (FSO) communications. Efek turbulensi tersebut adalah beam wander dan spatial noise yang dimodulasikan oleh atmosfir pada propagasi optik.
Hal tersebut mengakibatkan fluktuasi intensitas sinyal, penerimaan noise, dan modulasi noise pada signal spectral yang maksimal pada penerimaan oleh fotodetektor yang pada akhirnya berdampak pada penurunan performansi FSO. Metode-metode yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah spatial-diversity, time-diversity, cooperative diversity, photo sensor design, optical amplification, dan adaptive optics. Metode-metode tersebut menerapkan metode penerimaan directdetection (DD), yakni penerimaan propagasi optik secara langsung oleh fotodetektor.
Metode DD memiliki kelemahan dalam fluktuasi intensitas sinyal dan noise yang maksimal. Sementara, metode optik yakni OSF (optical spatial filter) dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini diusulkan metode penerimaan OSF dengan menggunakan elemen optik yakni pinhole dan kombinasi antara cone reflector dan pinhole.
OSF yang berbasis pinhole dapat menekan fluktuasi intensitas sinyal dan pembatasan penerimaan noise pada fotodetektor melalui lokalisasi variasi spatial noise pada focus spot. OSF berbasis pinhole diimplementasikan pada FSO full-duplex transmission pada panjang gelombang 1,55 𝜇𝑚 dan media propagasi turbulen yang dirancang dalam box of turbulence simulator (BTS). Metode tersebut berhasil menekan fluktuasi intensitas sinyal secara signifikan dibandingkan dengan metode DD. OSF tersebut berhasil menekan sudut beam wander pada rentang 14𝑜 − 28𝑜, dimana pada sudut tersebut, secara perhitungan FSO dapat diekspansi untuk jarak propagasi optik sebesar 0 ? 2,25 𝐾𝑚. Serta performansi FSO dapat ditingkatkan yakni untuk diameter pinhole 𝐷𝑃 = 20 𝜇𝑚 diperoleh harga daya sinyal 〈P1〉 = −19 𝑑𝐵𝑚, 〈𝑆𝑁𝑅〉 = 38 𝑑𝐵 dan 〈𝐵𝐸𝑅〉 = 10−11. Namun demikian metode tersebut belum dapat mengatasi permasalahan beam wander terutama untuk sudut defleksi focus spot yang besar.
Untuk itu OSF berbasis cone reflector dan pinhole diusulkan sebagai metode penerimaan untuk menekan beam wander dan spatial noise secara simultan. OSF melokalisasi daerah akuisisi dari focus spot dalam area yang sempit sementara pergerakan random beam wander di sekitar sumbu optik utama dikumpulkan dalam area tersebut. OSF memberikan keuntungan dalam penekanan fluktuasi intensitas sinyal dan noise secara optimal. Pinhole memberlakukan difraksi Fresnel pada focus spot untuk melokalisir spatial noise, yakni pergerakan random dari hot spot. Cone reflector berfungsi untuk mengumpulkan dan memusatkan sudut-sudut beam wander yang besar dan random untuk direfleksikan ke dalam diameter pinhole. Dengan integrasi operasi pinhole dan cone reflector terebut, fluktuasi intensitas sinyal dapat ditekan dalam area yang sempit. Eksperimen menggunakan FSO of full-duplex transmission 1,55 μm. Propagasi optik juga dirancang berinteraksi dengan medium turbulen BTS.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa metode OSF menghasilkan performansi yang unggul daripada metode DD. Rentang sudut beam wander yang dapat diterima oleh OSF ditingkatka yakni 14𝑜 − 38𝑜dimana secara perhitungan pada rentang sudut tersebut FSO dapat diekspansi untuk implementasi jarak propagasi optik pada 0 ? 4,25 𝐾𝑚. OSF dengan diameter pinhole DP = 20.0 μm dan diameter cone reflector DC = 1.5 mm menghasilkan daya sinyal 〈P1〉 sebesar −15.3 dBm, peningkatan 〈SNR〉 = 4.2 dB, dan penurunan orde 〈BER〉 pada 10-12.
Hasil pengukuran spektrum menunjukkan bahwa OSF berbasis cone reflector dan pinhole menghasilkan signal spectral yang minimum terhadap modulasi noise dibandingkan dari DD. Sehingga, mengacu pada hasil-hasil tersebut diatas OSF dapat diimplementasikan sebagai metode penerimaan sinyal untuk meningkatkan performansi DD yang pada umumnya digunakan sebagai metode deteksi sinyal tanpa ada perlakuan optik awal sebelum fotodetektor"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
D2094
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bukhari
"Perkembangan teknologi informasi yang menggabungkan transmisi data, gambar, dan suara sudah sangat pesat. Teknologi ini membutuhkan bandwidth transmisi yang sangat besar. Solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sistem telekomunikasi fiber optik. Salah satu metoda transmisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan bandwidth adalah menggunakan sistem wavelength division multiplexing (WDM). Untuk tujuan tersebut berbagai disain komponen sudah dianalisa dengan berbagai metoda. Mach-Zehnder interferometer (MZI) merupakan kandidat yang paling mungkin untuk. merealisasikan maksud tersebut.
Tulisan ini membahas tentang MZI yang dapat digunakan sebagai salah satu komponen pasif dalam sistem WDM. Metoda yang dipakai untuk analisa komponen tersebut adalah menggunakan coupled mode theory (CMT) untuk direksional kopler yang merupakan komponen dasar pembentuk MZI, dan analisa MZI menggunakan matrik propagasi. Parameter yang di gunakan dalam analisa ini adalah silika karena material ini digunakan untuk membuat fiber optik, sehingga kopling antara MZI dan fiber optik dapat diminimalkan. Untuk merealisasikan MZI pada rentang gelombang 1.5 gm -1.55 µm, beberapa buah MZI diparalelkan dan panjang gelombang yang dimaksud diluncurkan pada masukan (input) MZI.
Dari basil analisa diperoleh kesimpulan bahwa MZI dapat digunakan sebagai komponen dasar WDM. Namun pemilihan pararnater yang tepat hares dilakukan untuk memperoleh rentang panjang gelombang pada system WDM yang diinginkan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Sufiani
"ABSTRAK
Rangkaian pembagi daya optik telah dibuat untuk suatu sub sistem komunikasi optik. Untuk ini dipilih jenis gelas BK-7 yang dapat diperoleh dengan mudah di Indonesia. Pada proses pembuatannya digunakan metoda natural difusi dan Tl 2 SO4 sebagai sumber ion Ti yang akan didifusikan. Tahap pertama dari pembuatan rangkaian pembagi daya adalah proses pembentukan lapisan pandu gelombang pada permukaan substrat BK-7. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembentukan rangkaian pembagi daya optik 1 x 3, menggunakan metoda photolithografi.
Tahap akhir adalah proses pemotongan dan pemolesan pada ujung input dan output rangkaian pembagi daya. Rangkaian pembagi daya dengan sudut-sudut pencabangan 1°, 40, 5°, dikarakterisasi rnenggunakan sumber cahaya laser He-Ne, A. = 0,63 µm. Dan karakterisasi diketahui bahwa rangkaian pembagi daya dengan sudut pencabangan 10 mempunyai distribusi paling mendekati teoritis di ketiga outputnya dengan effisiensi transmisi sebesar 32,66% dan rugi-rugi sisipan 2,73. Hasil karakterisasi pencabangan lainnya dibahas di bab 4."
Lengkap +
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>