Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ressa Muliarestina
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S2333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Cyntia Dewi
"ABSTRAK
Remaja berada pada tahap perkembangan psikososial yang spesifik. Remaja mengalami kebingungan dalam menemukan identitas diri yang merupakan tugas krusial dari tahapan perkembangan mereka. Dalam proses pembentukan identitas diri ini, ada dua hal yang berperan yaitu melakukan eksplorasi sebelum akhirnya menentukan komitmen. Cara remaja melakukan ekplorasi dan mengatasi masalah disebut dengan istilah identity style. Studi ini meneliti hubungan antara identity style (information oriented style, normative style. dan diffuse avoidant style) dan tiga dimensi pengasuhan orang tua yang dipersepsikan remaja (parental support, psychological control, dan behavior control). Masing-masing identity style dihipotesiskan akan berhubungan dengan pengasuhan tertentu. Penelitian dilakukan pada 165 remaja tingkat akhir SMA di Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara parental support dan diffuse avoidant style. Terdapat hubungan negatif signifikan antara psychological control dan diffuse avoidant style. Serta terdapat hubungan positif signifikan antara paternal behavior control dan normative style. Hasil menunjukkan bahwa parental support sebaiknya dilakukan orang tua untuk mendorong information oriented style. Penelitian selanjutnya sebaiknya memeriksa faktor lain yang membentuk identity style dan meneliti pada sampel, serta budaya yang berbeda

ABSTRACT
Adolescents are at a specific stage of psychosocial development. Adolescents experience confusion in finding the identity which is the duty of the crucial stages of their development. In the process of identity formation, there are two things that play roles, i.e., conducting exploration before finally establish commitments. How adolescents conducting exploration and resolving problems are referred to as identity styles (information oriented style, normative style. and diffuse avoidant style) This study examined the relationship between identity styles with three perceived parenting dimensions (parental support, psychological control, and behavior control). Each identity style hypothesized to be associated with particular parenting dimension. The study was conducted on 165 adolescents end of highschool level in Jabodetabek. The results show that there is a significant positive relationship between parental support and diffuse avoidant style, a significant negative correlation between psychological control and diffuse avoidant style, and a positive significant correlation between paternal behavior control and normative style. The result show that parents should do the parental support to encourage children use information oriented style. The next study should examine other factors that shape identity style and examine the different samples as well as the different culture"
2016
S64898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Chairuni
"Konflik interpersonal pada remaja merupakan hal yang tidak terlepas dalam kehidupan sosialnya. Dalam interaksi akan muncul pertentangan dan terkadang individu akan berselisih pendapat. Walaupun konflik dapat mengancam hubungan sosial namun konflik tidak selalu merusak hubungan sosial. Cara mengatasi konflik merupakan hal yang menentukan apakah konflik menjadi sesuatu yang fungsional ataupun disfungsional. Program intervensi resolusi konflik menggunakan metode skillstreaming merupakan salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan resolusi konflik pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi skillstreaming dalam mengembangkan keterampilan resolusi konflik pada seorang remaja. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test dengan alat ukur Conflict Resolution Style Inventory (CRSI), diketahui bahwa program ini belum mampu mengembangkan resolusi konflik pada remaja.

Interpersonal conflict in adolescence is inevitable feature in their social relationship. When they interact, disagreement may arise. They sometimes disagree. Eventhough conflict may jeopardize social relationship, conflict is not necessarily detrimental. The way conflicts are handled is important in determining whether conflicts are functional or dysfunctional. Intervention program for conflict resolution using skillstreaming methods is a way to develop conflict resolution skill in adolescent. In the current research, the main focus is to see effectiveness of skillstreaming intervention program to develop conflict resolution skill in adolescent. After analyzing the result of pre-test and post test with Conflict Resolution Style Inventory (CRSI) on adolescent, the result shows this program has not been able to develop conflict resolution in adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T38927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alterina Hofan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Wijayanti
"ABSTRAK
Salah satu periode yang dilalui manusia dalam tahap perkembangannya adalah
dewasa awal atau dewasa muda. Pada masa dewasa awal individu mulai membuat
perencanaan untuk masa depannya. Masa ini juga merupakan periode penyesuaian diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980).
Pada masa ini pula seseorang memutuskan untuk menikah (Duvall & Miller, 1985).
Tujuan pernikahan antara lain membentuk sebuah keluarga yang damai, penuh
ketulusan cinta, dan kasih sayang (sakinah, mawaddah, wa rahmat)). Pernikahan adalah
sebuah tahapan yang dilalui oleh setiap manusia dan dianggap suci oleh negara, adat,
dan agama manapun.
Pernikahan memiliki arti yang penting dalam kehidupan seseorang. Keputusan
untuk menikah merupakan keputusan yang berlaku seumur hidup. Karenanya, sebelum
menikah ada banyak hal yang dipertimbangkan agar pernikahan bahagia yang
didambakan dapat tercapai. Pertimbangan- pertimbangan ini umumnya dipengaruhi oleh
harapan maupun impian seseorang mengenai kehidupan pernikahan yang akan dijalani
kelak termasuk harapan mengenai calon pasangan hidupnya.
Tak jarang pertimbangan-pertimbangan tadi menimbulkan konflik. Konflik dapat
terjadi jika seseorang menghadapi situasi atau kondisi yang tidak sesuai dimana ada
daya-daya yang saling bertentangan arah tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira
sama (Lewin, dalam Atkinson, 1964; Hall & Lindsey, 1985). Konflik itu sendiri terjadi
ketika seseorang berada di bawah tekanan untuk merespon daya-daya tersebut secara
simultan (Atwater, 1983).
Seseorang yang akan memutuskan untuk menikah, juga dapat mengalami
konflik dikarenakan pertimbangan-pertimbangan tadi. Gejala yang terlihat akibat konflik
ini menurut Janis & Mann (1979) adalah keragu-raguan, kebimbangan, dan
ketidakyakinan. Untuk menyelesaikan konflik dapat dilakukan berbagai tindakan atau
aksi sebagai proses atau bagian dari pemecahan masalah {problem solving). Tindakan
pada proses pemecahan masalah dilakukan dengan berupaya memunculkan beberapa
alternatif solusi. Kemudian dari beberapa alternatif ini, seseorang melakukan
pengambilan keputusan (decision making). Jadi, pengambilan keputusan adalah proses
pemecahan masalah (problem solving) dimana Individu dihadapkan pada beberapa alternatif
pilihan yang harus dipilih (Morgan, 1986).
Sebelum memutuskan untuk menikah, biasanya individu melakukan tahap
penjajakan terhadap pasangannya. Tahap penjajakan ini umumnya dilakukan dengan
proses pacaran (Abdullah, 2003). Namun, tidak semua orang melakukan pacaran
untuk memilih pasangan hidupnya. Ada sebagian masyarakat muslim yang memilih
calon pasangan hidupnya tanpa melalui pacaran karena mereka menganggap pacaran
adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Akan tetapi, agama Islam
memperbolehkan calon pasangan untuk mengenal satu sama lain dengan tujuan yang
jelas yaitu untuk melangsungkan pernikahan.
Selain konflik yang terjadi saat seseorang harus membuat keputusan penting
seperti keputusan untuk menikah (Janis & Mann, 1979), bagaimanakah dinamika
konflik yang terjadi pada pasangan yang menikah tanpa pacaran? Karena itu, tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dinamika konflik yang
terjadi dalam mengambil keputusan dan strategi-strategi yang dilakukan dalam
mengambil keputusan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
tersebut. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang
berguna baik bagi pembaca maupun konselor atau psikolog yang menangani masalahmasalah
terkait dengan pernikahan terutama dalam hal konflik dan pengambilan
keputusan. Dasar teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori konflik
dari Lewin dan Myers, tahapan pengambilan keputusan dari Janis dan Mann, strategi
pengambilan keputusan dari Atwater dan faktor-faktor yang berperan dalam
pengambilan keputusan oleh Ranyard.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengambilan
data dilakukan melalui wawancara dengan pedoman standar yang bersifat terbuka
terhadap tiga pasangan (enam orang).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi berupa
kebimbangan, keragu-raguan, dan ketidakyakinan sebelum memutuskan untuk
menikah dan ini dialami oleh keenam subyek penelitian. Namun, ada perbedaan kadar
kekuatan konflik antara subyek laki-laki dan perempuan. Sedangkan proses
pengambilan keputusan pada subyek penelitian banyak diwarnai oleh faktor beliefc,
dan strategi pengambilan keputusan yang digunakan oleh keenam subyek adalah
combination strategy."
2004
S3442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Ratnasari
"Lima tahun pertama pernikahan merupakan periode yang membutuhkan penyesuaian diri.Dalam periode ini individu dan pasangan rentan mengalami konflik karena menghadapi berbagai perbedaan nilai, pandangan, persespi hingga kebiasaan. Kerentanan terhadap konflik berkontribusi menambah tekanan yang dialami oleh individu dalam menyesuaikan diri terhadap kehidupan pernikahan. Dalam periode penyesuaian ini, salah satu faktor protektif individu dalam menghadapi tekanan, yaitu mindfulness. Salah satu mekanisme yang menjembatani hubungan antara mindfulness dan penyesuaian pernikahan diduga melalui penerapan strategi konflik baik secara konstruktif maupun destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah strategi konflik konstruktif maupun destruktif memediasi hubungan antara mindfulness trait dengan penyesuaian pernikahan. Partisipan penelitian berjumlah 150 orang (74% perempuan; M = 27,49, SD = 2,4). Penyesuaian pernikahan diukur melalui DAS, mindfulness diukur menggunakan MAAS, dan strategi konflik diukur melalui RPCS. Melalui analisis mediasi, ditemukan adanya hubungan mediasi antara mindfulness dan penyesuaian pernikahan secara penuh melalui strategi konflik konstruktif (a1b = 0,334; SE = 0,148; 95%; CI [0,06 , 0,65]) dan strategi konflik destruktif (a2b = 0,137; SE = 0,07; 95%; CI [0,03 , 0,30]). Hal ini menunjukkan  peran strategi konflik berbasis mindfulness khususnya, berkolaborasi dalam pemecahan masalah bersama pasangan dan penurunan reaktivitas emosi, berperan penting terhadap penyesuaian pernikahan di lima tahun pertama.  

The first-five years of marriage is a period that requires adjustment. In this period, individuals and spouse more likely to argue during this time because of differences  values, opinions, perceptions, and habits. The vulnerability of conflict increased the pressure on individuals attempting to adjust to married life. During the adjustment period with the spouse, one of the individual protective factors in dealing with pressure is mindfulness. One of the mechanisms bridging the relationship between mindfulness and marital adjustment is postulated to be through the application of conflict strategies both constructively and destructively. This study aims to see whether constructive or destructive conflict strategies mediate the relationship between the mindfulness and marital adjustment. There were 150 study participants (74% female; M = 27,49, SD = 2,4). Marital adjustment was measured through DAS, mindfulness was measured using MAAS, and conflict strategies were measured through RPCS. Through mediation analysis, it was found that there was a mediation relationship through a constructive conflict strategy (a1b1 = 0,334; SE = 0,148; 95%; CI [0,06 , 0,65]) and destructive conflict strategy (a2b2 = 0,137; SE = 0,07; 95%; CI [0,03 , 0,30]). This shows that the role of mindfulness-based conflict strategies, particularly collaboration in solving problems with the spouse and the decreasing emotional reactivity, play an important role in the marriage adjustment in the first five-years."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camilla Jasmine Silvana
"ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah keterlibatan ayah perceived father involvement memengaruhi Identity Processing Style yang dimiliki oleh remaja awal. Partisipan dalam penelitian ini yaitu 178 remaja SMP di daerah dengan status sosial ekonomi yang rendah yaitu Tanjung Priok, Jakarta Utara. Identity Processing Style remaja diukur dengan Identity Style Inventory-5 dan keterlibatan ayah diukur dengan Nurturant Fathering Scale serta Reported Father Involvement Scale. Penelitian ini menggunakan teknik multinomial logistic regression dalam mengolah data. Dalam penelitian ini didapatkan hasil yaitu terdapat pengaruh keterlibatan ayah dalam aspek afektif yang signifikan terhadap Normative Processing Style B=0,787.

ABSTRACT
The aim of this study is to examine the effect of perceived father involvement toward early adolescent rsquo s Identity Processing Style. Participants used in this study is 178 Junior High School rsquo s Adolescent in low social economic status region in Tanjung Priok, North Jakarta. Identity Processing Style was measured by Identity Style Inventory 5 and father involvement was measured by Nurturant Fathering Scale and Reported Father Involvement Scale. This study used multinomial logistic regression technique to process data. The result of this study shows that there is a significant effect from affective aspect of father involvement to Normative Processing Style B 0,787."
2017
S67379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rizal
"ABSTRAK
Dalam dunia medis masalan Irreversible Comma sering terjadi pada pasien
dengan tingkat penyakit yang parah. Dokter akan meyerahkan sepenuhnya
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan kepada pihak keluarga,
karena dalam dunia kedokteran, pasien lrreversible Comma dinyatakan tidak
Iayak membuat keputusan sendiri. Kondisi ini menyebabkan munculnya
konflik pada pasangan hidup penderita. Kenyataan bahwa pasangannya
diinformasikan tidak akan sembuh dan keinginan untuk tetap merawat
membuat individu berada dalam keadaan konflik. Lewin (dalam lazarus,
1976), mengemukakan adanya beberapa bentuk konflik yang berasal dari
perbedaan tuntutan. Sementara Janiss dan Mann (1979) serta Gibson
(1990), mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan walaupun
sudah melalui tahap-tahap yang rasional dan Iogis seringkali tetap
menghasilkan keputusan yang tidak rasional, karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor subyektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang konflik yang
dialami pasangan penderita irreversible Comma. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik wawancara mendalam, dengan teknik sampling non
probalilitas. Hasil menunjukkan adanya berbagai konflik yang muncul,
terutama berbentuk multiple Apprach-avoidance. Data pengambilan
kepulusan, ternyata keputusan yang diambil tidaklah efektif untuk
menyelesaikan konflik, karena adanya faktor-faktor subyektif yang terlibat.
Ditemukan juga bahwa ada perbedaan pengungkan penghayatan antara pria
dan wanita, yang mungkin dapat diteliti lebih Ianjut mengenai adanya
perbedaan gender, perbadaan individual, atau pengaruh rentang waktu
penderitaan pasangan. Disarankan untuk membuat suatu program yang
apat membantu para pasangan penderita irreversible Comma, agar mereka
dapat meyeiesaikan konfliknya, dan dapat membuat keputusan yang efektif."
1999
S2631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Anefia Safitri
"Novel Klelep Ing Samudra Rasa karya Tulus Setiyadi menceritakan tentang tokoh Dewi sebagai orang ketiga dalam pernikahan Panji dan Septi. Posisi tersebut menimbulkan konflik batin dalam diri Dewi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk serta gelaja-gejala konflik batin, serta menguraikan faktor pemicu konflik batin yang dialami tokoh Dewi pada novel Klelep Ing Samudra Rasa karya Tulus Setyadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori Psikologi sastra, sedangkan pembahasan mengenai konflik batin mendasarkan pada pendapat Muis (2009). Data penelitian ini adalah satuan peristiwa berupa teks kalimat yang berhubungan dengan konflik batin tokoh Dewi. Hasil penelitian ini adalah (1) Bentuk-bentuk konflik batin tokoh berupa perasaan depresi, obsesi, cemas, perasaan bersalah, perasaan takut, serta frustasi. (2) Faktor pemicu terjadinya konflik batin tokoh Dewi di antaranya; faktor latar belakang hidup Dewi, faktor ketertarikan fisik kepada Panji, dan perhatian serta kasih sayang yang oleh Panji. (3) Adanya kontradiksi antara sikap batin tokoh Dewi dengan sikap batin yang tepat menurut kebudayaan Jawa. Kesimpulan pada penelitian ini adalah dalam berfikir, berperilaku, serta bersikap sepatutnya mengedepankan akal budi dan memperhatikan apa yang ada di luar diri, serta mengesampingkan hawa nafsu jahat dan egoisme pribadi dengan tujuan meminimalisir terjadinya konflik-konflik supaya mendapat kehidupan yang tentram dan slamet.

The novel Klelep Ing Samudra Rasa by Tulus Setiyadi tells the story of Dewi as the third person in Panji and Septi's marriage. This position causes inner conflict in Dewi's self. The purpose of this study is to analyze the forms and symptoms of inner conflict, and to describe the factors that trigger inner conflict in Dewi's character in the novel Klelep Ing Samudra Rasa by Tulus Setyadi. The method used in this study is a qualitative descriptive method using literary psychology theory, while the discussion of inner conflict is based on the opinion of Muis (2009). The data of this research is the unit of events in the form of text sentences related to the inner conflict of the character Dewi. The results of this study are (1) The forms of inner conflict of the characters in the form of feelings of depression, obsession, anxiety, guilt, feelings of fear, and frustration. (2) The triggering factors for the inner conflict of Dewi's character include; Dewi's background, physical attraction to Panji, and Panji's attention and affection. (3) There is a contradiction between the inner attitude of the Dewi character and the appropriate inner attitude according to Javanese culture. The conclusion of this study is that in thinking, behaving, and acting, it is appropriate to prioritize reason and pay attention to what is outside of oneself, and to put aside evil desires and personal egoism with the aim of minimizing conflicts in order to have a peaceful and slamet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>