Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dian Feryantissa
"Konsep kesiapan sekolah mengaitkan konsep kesiapan belajar dengan suatu standar perkembangan fisik, intelektual dan sosial yang memungkinkan seorang anak memenuhi ketentuan sekolah dan menyerap kurikulum sekolah. Untuk memasuki sekolah dasar, banyak sekolah yang meminta anak mengikuti tes masuk sekolah terlebih dahulu untuk melihat seberapa jauh kesiapan anak bersekolah. Sedangkan pada saat ini, alat yang dapat mengukur kesiapan sekolah anak masih kurang. Berhadapan dengan masalah kekurangan alat pengukur dan keinginan untuk menjamin bahwa hanya anak yang siap dapat memasuki sekolah, dilakukan penelitian untuk melakukan adaptasi alat Brenner Gestalt Test (BGT) yang digunakan untuk mengukur kesiapan sekolah. Ada berbagai kelebihan BGT yang dikatakan oleh Anton Brenner antara lain: ?bebas budaya?, sederhana, praktis, murah, dan cepat administrasinya.
Sebelum BGT digunakan di Indonesia, perlu diteliti apakah tes ini memenuhi persyaratan pengukuran yang baik, yaitu mempunyai item yang tersusun berdasarkan derajat kesulitan, menghasilkan skor yang relatif konstan dari waktu ke waktu, serta mengukur apa yang hendak diukur. Adapun penelitian dilakukan pada kelompok anak usia 5 sampai 6 tahun yang duduk di TK B. Alasan dipilih TK B adalah karena sesuai dengan karakteristik yang disebutkan dalam manual BGT dan karena kelas B merupakan kelas persiapan dimana anak disiapkan untuk masuk ke kelas I SD. Dengan alat ukur yang baik seperti BGT diharapkan dapat memprediksi anak yang "sudah siap" / "belum siap" untuk masuk sekolah dasar.
Analisis item dilakukan untuk mengetahui derajat kesukaran item dan urutan item, yaitu dengan menggunakan indeks kesukaran rata-rata. Uji validitas dilakukan dengan menghitung koefisien validitas internal dan eksternal menggunakan rumus Pearson product moment. Perhitungan koefisien validitas eksternal dilakukan dengan mengkorelasikan BGT dengan CPM serta mengkorelasikan BGT dengan skala kesiapan kemampuan prestasi dan skala kesiapan perilaku sosial-emosional dari Brenner. Uji reliabiiitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang ditujukan untnk menguji apakah BGT benar-benar mengukur kesiapan sekolah.
Analisis item memperlihatkan bahwa subtes-subtes BGT pada umumnya sudah tersusun berdasarkan derajat kesukarannya dan derajat kesukaran item tergolong pada taraf sangat mudah sampai sedang. Uji validitas internal menunjukkan bahwa aspek yang diukur dalam subtes-subtes BGT sudah cukup homogen. Uji validitas eksternal menunjukkan bahwa BGT juga mengukur kemampuan yang sama sepetti CPM dan BGT dapat memprediksikan hasil dari skala kesiapan kemampuan prestasi dan skala kesiapan perilaku sosial-emosional. Apabila skor total BGT tinggi dapat diprediksikan hasil penilaian skala kesiapan akan tinggi juga dan sebaliknya, apabila skor total BGT rendah maka hasil penilaian skala kesiapan akan rendah juga. Uji reliabilitas terhadap seluruh item dalam BGT menghasilkan skor yang cukup tinggi berarti BGT dapat dikatakan sebagai alat yang reliabel. Dengan nilai ini masih dilakukan pengguguran item-item yang dianggap tidak valid dan dihasilkan koefisien reliabilitas yang lebih tinggi lagi dengan hanya tinggal satu subtes (Gestalt Sepuluh Bulatan) saja. Ini berarti subtes ini dapat dikatakan sebagai alat yang reliabel untuk mengukur kesiapan sekolah.
Saran yang diberikan adalah melakukan perbaikan pada instrumen penelitian yaitu merevisi pada item-item yang kurang valid atau menambah jumlah item dalam BGT, kemudian melanjutkan penelitian dengan cakupan wilayah yang lebih luas agar hasilnya dapat digeneralisir pada seluruh kelompok populasi. Saran untuk penggunaan praktis adalah membedakan BGT pada anak TK A karena item-item dalam BGT ini terlalu mudah bagi anak TK B, sehingga dapat diprediksi kesiapan sekolah anak sejak dini."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S2552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Retno Handayani
"ABSTRAK
Penyesuaian diri merupakan hal yang memegang peranan penting dalam
kehidupan sosial individu. Dengan dimilikinya kemampuan penyesuaian diri yang baik,
individu akan dapat menye!araskan segala tuntutan yang hadir dalam kehidupannya
sehingga dapat tercipta hubungan yang saling memuaskan antara individu dan
lingkungan sosialnya.
Kegagalan individu untuk menyesuaikan diri dengan balk, akan memberikan
dampak yang tidak menyenangkan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orang-
orang yang ada dl sekitarnya. Oleh karena itu kemampuan penyesuaian diri perlu
dikenali olehi ndividu sedini mungkin dan sebaik mungkin. Dengan mengetahui tingkat
penyesuaian diri, maka masalah-masalah psikologis yang tlmbul sebagai akibat dari
ketidak-mampuan individu untuk menyesuaikan diri dapat segera diatasi dengan
bantuan ahli psikologi dalam bentuk konseling atau terapi.
RISB merupakan sebuahtes kepribadian yang dapat dipakai untuk
membedakan Individu yang mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri. Alat tes
ini menggunakan teknik melengkapi kalimat dengan metode penilaian proyeksi semi
terstruktur. Dalam metode ini subyek diminta untuk menuliskan sebuah kalimat untuk
setiap awal kalimat yang diberikan. RISB terdiri dari 40 item yang dilengkapi dengan sistem penilaian yang obyektif untuk mengevaluasi respon subyek. Hasil akhir dari
sistem penilaian inl adalah berupa skor tunggal yang merupakan skor total dari
keseluruhan jawaban. Skor total inilah yang dipakai untuk membedakan individu yang
mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri.
Seperti halnya kebanyakan alat-alat tes psikologi yang digunakan di Indonesia
sampai saat ini, RISB juga merupakan hasil pengembangan dan penelitian dari para
ahli di luar negeri dengan latar belakang budaya dan nilai-nilai sosial budaya yang
belum tentu sejalan dengan kebudayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu sebelum RISB digunakan untuk tujuan praktis, RISB harus
diuji terlebih dahulu dengan pengujian validitas, reliabilitas, dan analisa item.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan metode Concurrent
Validity dengan menggunakan krlteria rating untuk mengetahul apakah RISB dapat
mendiagnosa kemampuan penyesuaian diri individu. Pengujian reliabilitas RISB dalam
penelitian ini menggunakan metode Scorer Rellability untuk melihat derajat
kesepakatan antar penilai; dan metode Interitem Consistency untuk melihat
homogenltas item untuk mengukur hal yang sama.
Hasll dari penelitian ini menunjukkan bahwa RISB memillki validitas dan
reliabilitas yang baik dan dapat diterima untuk tujuan penelitian. Artinya sebagai suatu
alat tes, RISB merupakan alat tes psikologi yang dapat mendiagnosa kemampuan
penyesualan diri individu. Selain itu RISB juga memiliki derajat kesepakatan antar
penilai dan memiliki homogenitas item yang baik.
Namun demkian kalau RISB ini ingin digunakan untuk tujuan praktis,
sebelumnya perlu dilakukan terlebih dahulu penelitan mengenai penentuan skor titik
potong (cutoff scores) yang paling efektif untuk populasi orang Indonesia. Hal lnl
penting karena norma yang berlaku dl Indonesia belum tentu sama dengan norma
yang berlaku dl negara lain."
1998
S2575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latif Sugandakusumah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1978
S2066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Linawati Hambali
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1978
S2123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Permasari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cressentia Clara Linawati S.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Evelina Debora
"Anastasi dan Urbina (1997) menyatakan bahwa alat ukur psikologi merupakan pengukuran yang obyektif dan tcrstandarisasi dari suatu sampel perilaku. Alat ukur ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu tes inteligensi yang mengukur tingkat intelektual umum, tes yang mengukur kemampuan khusus (misalnya: tes bakat) dan tes kepribadian (misalnya: tes yang mengukur emosi dan motivasi). Saat ini, begitu banyak alat ukur psikologi yang dikembangkan di dunia, khususnya berkaitan dengan tes kepribadian. Salah satu alat ukur tersebut adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS), yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond pada tahun 1995.
Tes DASS ini terdiri dari 42 item yang mengukur general psychological distress seperti depresi, kecemasan dan stress. Tes ini terdiri dari tiga skala yang masing-masing terdiri dari 14 item, yang selanjutnya terbagi menjadi beberapa sub-skala yang terdiri dari 2 sampai 5 item yang diperkirakan mengukur hal yang sama. Jawaban tes DASS ini terdiri dari 4 pilihan yang disusun dalam bentuk skala Likert dan subyek diminta untuk menilai pada tingkat manakah mereka mengalami setiap kondisi yang disebutkan tersebut dalam satu minggu terakhir. Selanjutnya, skor dari setiap sub-skala tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan norma yang ada untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat depresi, kecemasan dan stress individu tersebut.
Sejauh ini, di Australia dan United Kingdom telah dilakukan beberapa penelitian untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas tes ini. Karena validitas dan reliabilitasnya yang tinggi, baik pada sampel nonklinis maupun sampel klinis, maka saat ini tes DASS sering digunakan baik dalam setting klinis maupun non-klinis dan diadministrasikan baik secara individual maupun kelompok. Selain itu, juga telah disusun norma tes ini berdasarkan penelitian pada 1771 prang dewasa di Australia.
Meski sudah sekitar 11 tahun sejak pertama kali dirampungkan, tes DASS ini belum dapat digunakan di Indonesia karena belum ada norma untuk populasi masyarakat Indonesia. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan adaptasi terhadap tes ini. Dalam pengadaptasian peneliti memilih dua kelompok sampel sebagai subyek penelitian yaitu kelompok sampel Yogyakarta dan Bantu' yang mengalami peristiwa traumatik bencana `gempa bumi' dan kelompok sampel Jakarta dan sekitarnya yang tidak mengalami gempa bumi. Sebelum dilakukan penyusunan norma, tentunya perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas dan analisis item terhadap alat ukur ini.
Berdasarkan basil pengujian ref iabilitas dengan menggunakan formula cronbach's alpha ditemukan bahwa tes ini reliabel (a = .9483). Selanjutnya berdasarkan pengujian valid itas dengan menggunakan teknik validitas internal ditemukan 41 item valid dan 1 item tidak valid. Hal ini berarti terdapat 41 item yang mengukur konstruk general psychological distress dan dapat membedakan antara subyek yang memiliki tingkat general psychological distress tinggi dan rendah. Sedangkan norma dibuat berdasarkan T score yang dibagi menjadi lima kategori yaitu Normal. Mild, Moderate, Severe dan Extremely Severe. Selain ditakukan pengkategorian subyek berdasarkan total skor ketiga skala tersebut (general psychological distress), juga dilakukan pengkategorian berdasarkan skor total masingmasing skala (depression, anxiety dan stress). Selanjutnya, untuk melihat profit DASS pada kedua kelompok sampet yang diteliti, dilakukan juga pembandingan terhadap data demogratis subyek yang berupa tempat tinggal, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan.
Selain kesimpulan dari penelitian ini, di bagian akhir penulisan hasil penelitian ini juga dilakukan diskusi serta dipaparkan beberapa saran yang berkaitan dengan saran pengembangan penelitian dan saran praktis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>