Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 227543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nana Lukita Sari
"ABSTRAK
Krisis moneter yang ditandai dengan meiemahnya mata uang rupiah pada pertengahan
tahun 1997 membawa Indonesia pada krisis ekonomi. Sejumlah masatah yakni
monopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme, yang merasuk dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, semakin membuat Indonesia terpuruk pada krisis
kepercayaan, mengkristal menjadi krisis di bidang politik dan hukum. Hasii Sidang
Umum (SU) DPR / MPR, terutama pemilihan Presiden dan pembentukan Kabinet VII
diyakini oleh kalangan masyarakat luas sebagai indikasi kurangnya kemampuan
Pemerintah melakukan reformasi yang memadai untuk memperbaiki situasi yang kian
memburuk.
Di tengah kondisi semacam "rtu, pada pertengahan tahun 1997, gerakan protes
mahasiswa mulai marak di beberapa kampus di puiau Jawa. Dalam waktu yang relatif
pendek, gerakan protes mahasiswa "rtu meiuas ke luar pulau Jawa dan merata ke
kampus-kampus di seluruh Indonesia. Dari segi kuantitas, aksi-aksi protes mahasiswa
ini merupakan yang terbesar selama dua dasawarsa terakhir. Isu-isu reformasi ekonomi
dan politik yang diangkat pun bersifat nasional tidak seperti aksi-aksi protes yang terjadi
sebelumnya yang isunya bersifat iokal dan isu ini merata pada hampir semua aksi
protes mahasiswa.
Adanya dukungan pada gerakan protes mahasiswa tahun 1998 yang sedemikian besar
membuat mahasiswa salah tingkah dan kehilangan arah. Gerakan protes mahasiswa
mulai dipertanyakan orang mulai dari kemumian gerakan sampai kepada intelektual
gerakan. Apresiasi rakyat kian menurun menyusul aksi-aksi protes yang dipandang
cenderung anarkis, emosional dan terkesan kurang inteiek (Republika, 15 Januari
1998). Selain itu gerakan protes mahasiswa pasca pemerintahan Soeharto mulai
terpecah-belah dan memiliki penylkapan politik yang berbeda-beda.
Agar individu atau masyarakat dapat memahami gerakan protes mahasiswa, maka
diperlukan suatu usaha untuk menjelaskan bagaimana mahasiswa mengorganisasikan
pengalaman masa lalu dan tingkah-takunya ke dalam satu pola atau bentuk tertentu. Hal
ini oleh Barlett (dalam Deaux, Dane dan Wrightsman, 1993) didefinisikan sebagai
Skema Sosiat {Social Schemata). Skema sosial merupakan pola dari tingkah-laku dan
juga pola untuk bertingkah-taku (Neisser, dalam Aldrin, 1995). Oleh karena itu. peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai skema sosia! mengenai gerakan protes mahasiswa tahun 1998. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran teori
mahasiswa mengenai gerakan protes mahasiswa.
Penetitian in! menggunakan kriteria responden yang sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sariito W. Sarwono (1978). Kriteria responden tersebut adalah Aktivis
Pemimpin dan Aktivis Pengikut.
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner, yaitu berupa item-item pertanyaan yang
terdiri dari beberapa aftematif jawaban. Tiap-tiap kelompok responden boleh memilih
lebih dari satu alternatif jawaban. Banyaknya respon dari tiap-tiap responden
dijumfahkan dan direlaslkan dengan jumlah respon yang tidak dijawab. Prosedur statistik
yang digunakan adalah prosedur aggregate (grouping) dan crosstabs. Setelah itu
dilakukan perhitungan dengan menggunakan teknik analisa chi square.
Ternyata dari 11 hipotesa yang dibangun, hanya ada 3 hipotesa yang diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan skema antara kelompok aktivis pemimpin dan
pengikut.
Daiam diskusi dibahas mengapa tidak ada perbedaan skema antara kedua kelompok
aktivis. Selain itu juga diberikan saran-saran baik kepada responden, yaitu mengenai
perbaikan beberapa skema mengenai konsep tertentu seperti pengertian mahasiswa,
peran sebagai kekuatan politik dan pengertian inteiektual. Selain itu, saran-saran bagi
perbaikan penelitian ini juga diberikan."
1999
S2746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yungki Aldrin
"Fenomena denda damai merupakan hal yang sering terjadi dalam situasi berlalu lintas. Hal ini tentu saja akan menyebabkan buruknya Citra Polisi Ialu lintas di mata masyarakat, meskipun kedua belah pihak diuntungkan. Skema yang terbentuk dari pengalaman denda damai pada seseorang, tentunya akan berbeda dengan yang tidak pernah melakukannya. Dengan adanya asumsi ini, peneliti berusaha mamanfaatkan salah satu teori kognitif sosial untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku denda damai ini khususnya yang dikaitkan dengan skema yang terbentuk pada individu.
Metoda penentuan sample pada penelitian ini dilakukan secara 'purposive sampIing', dangan teknik pengambilan sample 'accidental sampling'. Subyek dalam penelitian ini terbagi menjadi mahasiswa yang pernah melakukan denda damai dan yang tidak pernah melakukannya. Alat pengumpul data berupa ?Sentence Completion Test?.
Beberapa hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, pertama, tidak ada perbedaan skema mengenai Polisi lalu lintas antara mahasiswa yang pernah melakukan denda damai dengan yang tidak pernah. Kedua, mahasiswa yang pernah melakukan denda damai memiliki skema yang cenderung positif mengenai Polisi lalu lintas. Dan ketiga, mahasiswa yang tidak pernah melakukan denda damai juga memiliki skema yang cenderung positif terhadap Polisi lalu Iintas.
Saran yang diberikan dalam perubahan struktur skema adalah dengan melakukan 'restructuring' dari skema yang sudah ada, yaitu mengganti skema yang lama dengan skema yang baru. Perlunya peningkatan kesejahteraan juga merupakan aspek yang sangat terkait dengan denda damai. Selain itu aspek registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor yang merupakan salah satu fungsi dan tugas Polisi lalu lintas, juga disorot, karena skema yang terbentuk cenderung negatif. Penggunaan alat dengan validitas dan reliabilitas yang andal dapat lebih menunjang penelitian berikutnya, di samping pendekatan lain dari teori sosial."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S2464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
"Sebagai seorang yang menaruh minat terhadap kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dan sejak 1966 sampai saat ini telah melakukan pengamatan-pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, saya memperoleh kesan bahwa mahasiswa dapat merupakan kekuatan sosial politik yang penting. Aksi-aksi mahasiswa tahun 1966 yang berakhir dengan lahirnya Pemerintah Orde Baru merupakan bukti yang jelas. Demikianpun aksi-aksi setelah 1966 (1971, 1974, 1977) walaupun tidak sampai kepada perubahan Pemerintahan, namun cukup besar pengaruhnya sehingga Pemerintah merasa perlu mengadakan reaksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dan nyata beberapa perubahan sosial memang terjadi. Larangan impor mobil mewah dan anjuran "pola hidup sederhana" yang dikeluarkan Pemerintah setelah aksi-aksi mahasiswa 1974 dan pencabutan SK 028 pada 1 Juli 1977 merupakan bukti akan kuatnya pengaruh aksi-aksi mahasiswa ini sebagai kelompok sosial.
Tertarik akan kenyataan ini, saya telah melakukan beberapa studi tentang aksi-aksi kemahasiswaan yang beberapa diantaranya telah dipublikasikan. Setelah cukup lama saya mengamati gejala aksi-aksi mahasiswa ini, tidak saja yang terjadi di dalam negeri melainkan juga yang terjadi di luar negeri, saya melihat sifat yang universal dari gejala ini, yaitu rata rata aksi-aksi mahasiswa membawa perubahan sosial-politik tertentu. Kenyataan ini mendorong saya untuk mengadakan studi yang lebih mendalam, terutama mengenai gerakan-gerakan protes mahasiswa. Bertepatan dengan tumbuhnya hasrat saya untuk mengadakan studi pendalaman ini, saya memdapat tawaran untuk mengadakan suatu penelitian tentang kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di Indonesia dari Direktorat iemahasiswaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tawaran pada awal 1976 ini tentunya saya terima dan saya menfaatkan sebaik-baiknya dan dilaksanakanlah suatu penelitian mendalam di 20 kota universitas di Indonesia.
Dari hasil studi yang dilaksanakan pada akhir tahun 1976 dan awal 1977 inilah saya melihat penemuan-penemuan tertentu yang merangsang untuk diteliti lebih mendalam guna dijadikan thesis. Oleh karena itulah, setelah dilakukan konsultasi-konsultasi thesis ini diajukan. Adapun yang dimaksudkan dengan "gerakan protes mahasiswa" dalam studi ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara bersamasama atau sendiri-sendiri untuk menentang suatu kebijaksanaan yang dibuat oleh suatu otoritas (pimpinan universitas atau Pemerintah). Gerakan protes mahasiswa di sini tidak akin dipelajari sebagai gerakan organismik atau secara sosiologis, melainkan sebagai gejala psikologis dengan cara sosial tertentu ("socially determined")."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1978
D302
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supozwa Begawan Asmara Lanank
"Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan sexual script di dalam aplikasi Grindr melalui pemaknaan terhadap posisi top, vers, dan bot di kalangan laki-laki homoseksual Jakarta dan Depok. Penelitian ini berangkat dari konsep sexual script yang melihat cara individu mempelajari norma dan nilai yang terkonstruksi dalam kehidupannya sehari-hari untuk kemudian dijadikan sebagai panduan bagi individu untuk menjalankan perilaku seksualnya. Konstruksi sexual script yang tradisional dalam interaksi langsung perlu ditinjau ulang dalam konteks relasi homoseksual di dalam era masyarakat digital. Penelitian ini berargumen bahwa aplikasi Grindr pemaknaan terhadap posisi top, vers, dan bot yang ditampilkan pada aplikasi Grindr membentuk sexual script yang baru dan berbeda dengan tradisional sexual script. Temuan penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Grindr memudahkan dalam mencari pasangan seks dan melanggengkan individu homoseksual untuk mengekspresikan identitas seksualnya. Penelitian ini juga melihat bahwa nilai-nilai heteronormativitas dan hegemoni maskulinitas masih diadopsi di dalam posisi seks top, vers, dan bot walaupun terdapat negosiasi mengenai peran bot pada dalam interaksi di dalam aplikasi Grindr atau pun kencan yang difasilitasi aplikasi tersebut. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa pada posisi seks vers, interaksi yang terjadi akan mengikuti posisi seks dari pasangannya atau suasana hati dari individu saat itu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap laki-laki homoseksual berusia 18–29 tahun pengguna aplikasi kencan daring Grindr.

This article aims to understand sexual scripts in the Grindr application through the individuals meaning of top, vers, and bot positions among the homosexual male who use Grindr in Jakarta and Depok. This research is using the concept of sexual script that examines at the individual way to learn the norms and values constructed in their daily lives that that used as a guide for the individuals to carry out their sexual behavior. The traditional sexual script needs to be reviewed in the context of homosexual relations in the era of digital society. This study argues that Grindr app and the top, vers, and bot position in Grindr are preferences that creates a new form of sexual scripts on the use of online dating apps that distinguish them from the traditional sexual script. The research findings show that the Grindr apps has made it easier for the informants to find sex partners and express their sexuality. In addition, this studies also found that the values of heteronormative and hegemony of masculinity were still adopted even though there were negotiations regarding the role of homosexual sex interaction in bot in the Grindr application where they negotiate about the hegemonic of heteronormativity in Grindr. This study uses a qualitative method. The data is obtained by conducting in-depth interviews. The criteria of the informants in this study were homosexual men aged 18-25 years old, actively using Grindr online dating apps for homosexual men."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1944
T38543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeshica Natasya
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat distres psikologis mahasiswa asing UI yang memiliki keterampilan sosial sensitivity yang tinggi dan rendah. Adapun keterampilan sosial sensitivity yang diukur dalam penelitian ini adalah social sensitivity skill dan emotional sensitivity skill. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengukur tingkat distres psikologis partisipan dan SSI (Social Skill Inventory) untuk mengukur keterampilan sosial partisispan. Partisipan penelitian ini adalah 75 mahasiswa asing di Universitas Indonesia. Partisipan diperoleh melalui teknik non-random sampling. Berdasarkan teknik analisis data independent sample ttest, ditemukan perbedaan tingkat distres psikologis yang signifikan antara mahasiswa asing di Universitas Indonesia yang memiliki social sensitivity skill dan emotional sensitivity skill yang tinggi.

This study investigated psychological distress among foreign students at Universitas Indonesia who had high or low level of social and emotional sensitivity skills. This is a quantitative study using HSCL-25 to measure psychological distress and Social Skills Inventory (SSI) to measure social skills. There were 75 foreign students that participated in the study, selected by nonrandom sampling technique. Independent sample t-test indicated that there was a significant difference in psychological distress among foreign students at Universitas Indonesia who had high and low levels of social and emotional sensitivity skills."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Aziz
"ABSTRAK
Mengalami peristiwa slressful merupakan hal yang pernah dialami oleh
seseorang dalam rentang kehidupan, termasuk kehidupan mahasiswa. Banyak
peristiwa stressful yang dapat menjadi potenlial slressor dan bila tidak diatasi
dengan baik dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Menghadapi
deadline skripsi bisa menjadi peristiwa yang stressful bagi mahasiswa bila tidak
mempersiapkan diri dengan baik saat mengerjakan tugas skripsi yang sewaktuwaktu
dapat menjadikan dirinya keadaan stres. Banyak cara untuk mengatasi
stres, salah satunya adalah coping religius yang merupakan bagian dari emotionfocused
coping.
Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan teknik event
& incidental sampling dengan jumlah sampel 73 orang pada mahasiswa yang
sedang menghadapi deadline skripsi di Universitas Indonesia, Depok.
Alat ukur yang digunakan merupakan adaptasi dari RCOPE berupa skala
Likert. Validitasnya diuji dengan melalui expert judgement, Pearson Product
Moment Correlation dan reliabilitasnya dengan C.oefficient Alpha. Dalam
pengadaptasian alat tes temvata terdapat satu faktor dan beberapa item yang harus
dibuang karena nilai reliabilitasnya dan validitasnya kurang baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara
mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita dalam menggunakan coping religius
bentuk positif dan negatif. Namun terdapat perbedaan antara coping religius
bentuk positif dengan coping religius bentuk negatif pada mahasiswa yang sedang
menghadapi deadline skripsi. Ternyata coping religius bentuk positif lebih banyak
digunakan bila dibandingkan dengan bentuk negatif. Coping religius bentuk
positif cukup sering digunakan, sedangkan bentuk negatif kurang sering
digunakan pada mahasiswa yang sedang menghadapi deadline skripsi.
Saran yang diberikan adalah perlunya meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan coping dengan emotion-focused maupun problem focused dan
perlunya menggunakan kedua tipe coping tersebut secara bersamaan agar lebih
berguna dan efektif dalam menghadapi peristiwa yang stressful pada mahasiswa
yang sedang menghadapi deadline skripsi."
2004
S3461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jakarta: Fakultas Hukum dan Ekonomi UI, 1976
370.15 UNI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>