Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Saripuspita
"Kegiatan instruksional yang terjadi di sekolah umumnya dimulai dengan guru menerangkan materi yang ada dalam buku pelajaran kepada siswa di depan kelas. Materi sebenarnya tersedia dan dapat dibaca sendiri oleh siswapada buku pelajaran. Namun di kelas siswa dapat mendengerakan penjelasannya dari guru. Walaupun beberapa guru memberikan tambahan informasi yang relevan dengan materi yang dibahas, namun kebanyakan guru hanya menerangkan apa-apa yang terdapat dalam buku pelajaran. Sementara yang dilakukan siswa adalah belajar pasif, yaitu hanya mendengarkan penjelasan guru.
Pada kegiatan belajar seperti ini guru menyuapi pengetahuan pada siswa. Tes evaluasi belajar hanya membutuhkan kemampuan mengingat dari siswa untuk mengeluarkan kembali pengetahuan yang telah didapatnya. Kemampuan mengingat adealah kemampuan kognitif yang ditekankan dari pendidikan sekolah.
Pengetahuan memang seharusnya mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah yang mungkin dihadapi dalam kehidupannya. Namun kenyataannya tidak setiap masalah mempunyai jawaban pemecahan langsung, apalagi sudah mempunyai jawaban yang tersedia. Siswa sendirilah yang harus menentukan pemecahannya, memilih pengetahuan mana yang relevan untuk digunakan, menghubungkannya dengan masalah, dll. Singkatnya siswa membutuhkan kemampuan berpikir lebih tinggi, yang lebih baik dari hanya kemampuan mengingat atau menghafal. Sekolah sebaiknya mengajarkan kemampuan berpikir pada siswa.
Thomas (1998) menyatakan bahwa tahapan atas dari hirarki proses kognitif mencerminkan kemampuan higher order thinking. Hirarki proses kognitif yang paling luas diterima dalam dunia pendidikan adalah taksonomi kognitif Bloom yang sebenarnya adalah taksonomi hasil belajar. Taksonomi ini terdiri dari enam tahap, mengurutkan kemampuan sederhana dan konkret hingga yang kompleks dan lebih abstrak. Keenam tahap ini secara berurutan adalah tahap pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analilsa, sintesa, dan evaluasi. Tahap aplikasi hingga evaluasi mencerminkan kemampuan higher order thinking (Thomas, 1998).
Cara meningkatkan kemampuan higher order thinking melalui pengajaran dalam kelas adalah menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, mengikutsertakan siswa dalam kegiatan yang memacu kemampuan ini, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing kemampuan higher order thinking. Salah satu kegiatan yang memacu kemampuan berpikir seperti ini adalah Cooperative Leaming.
Cooperative Leaming (CL) adalah suatu metode alternatif dari kondisi pengajaran kelas secara tradisional yang menggunakan kelompok kecil sehinga siswa dapat bekerja sama untuk saling memaksimalkan pembelajaran masingmasing (Johnson & Johnson, 1987).
Pada penelitian ini, peneliti mendesain suatu program belajar CL untuk melatihkan higher order thinking siswa, namun karena keterbatasan waktu sehingga hanya bertujuan meningkatkan kemampuan Aplikasi. Kemampuan aplikasi sendiri terdiri dari lima tahap, yaitu merestruktur masalah, mengklasifikasikan masalah, menentukan abstraksi, menggunakan abstraksi, dan menyatakan solusi.
CL mempunyai beberapa macam metode. Program pembelajaran pada penelitian ini mengacu pada salah satu metodenya, yaitu Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu individual accountability, imbalan kelompok (group reward), dan adanya kesempatan yang sama bagi tiap siswa untuk bisa berprestasi.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Pada tingkatan pendidikan lanjutan akan semakin banyak pengetahuan yang akan didapat siswa di sekolah. Ada baiknya jika sejak masa Sekolah Dasar siswa diajarkan untuk dapat menggunakan kemampuan yang didapatnya, sehingga tidak menganggap pengetahuan itu hanya sesuatu yang harus dipelajari dan dihafalkan untuk menghadapi ujian sekolah semata.
Program pembelajaran ini meliputi enam sesi belajar STAD yang akan dilakukan selama tiga minggu. Setelah dua kali sesi belajar, subyek mengikuti kuis. Sebelum program ini berlangsung, perlu diadakan kegiatan uji coba untuk membiasakan siswa dengan metode belajar kelompok yang benar-benar menekankan peran aktif mereka. Pretest dan Posttest juga diberikan untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.
Semua subyek dalam penelitian ini menunjukan adanya perkembangan positif, walau tiap subyek menunjukan kemajuan yang berbeda-beda. Berbeda dalam jenis kemampuannya, dan juga dalam kualitas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Imam Subuhi
"Tesis ini membahasefektivitaspeningkatan kemampuan menulis teks deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X di SMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015-2016.Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (1995). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain eksperimental pre-test post-test control group design. Analisis data kuantitatif mengggunakan bantuan piranti lunak SPSS v.22. Temuan penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskriptif.

This thesis discusses the increase in the ability to write descriptive textsin a class where the teacher implemented Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Cooperative Learning atSMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan academic year 2015-2016. This implementation follows Slavin?s (1995) theory of cooperative learning.This research uses quantitative and qualitative methodswith the experimental pre-test post-test control group design. The quantitative data were analyzed using SPSS v.22. software. The research findings indicate that the cooperative learning model can effectively improve the students?ability to write descriptive texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Afifah
"Jenis penelitian ini adalah action research. Penelitian ini membahas bagaimana support group berperan dalam mendorong motivasi belajar siswa/i kelas XII SMA X. Pendekatan ini menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi pendekatan konseling dalam menangani masalah belajar remaja di sekolah. Evaluasi dilakukan terhadap lima orang sasaran penelitian. Tiga orang di antaranya menyadari rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi. Kesadaran akan masalah membuat ketiganya terlibat dengan baik dalam kelompok dan merasakan manfaat dari keberadaannya. Sebaliknya, dua orang lainnya tidak menganggap rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi sehingga keduanya kurang terlibat dalam kelompok dan tidak merasakan manfaat dari keberadaannya.

This research is action research. This study discusses how support groups play a role in encouraging student motivation. This approach became an alternative to complete counseling approach in dealing with adolescent learning in school. After running the program, an evaluation conducted on five students as the object of study. Three of them realize low learning motivation as a problem that needs to be addressed. Awareness of the problem made all those three students are involved in a group and got the benefit from its existence. While two others, they don?t consider the low learning motivation as a problem so that they are less involved in the group and they don?t get benefit from its existence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Lie
Jakarta: Grasindo, 2002
371.1 ANI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi remaja. Pada usia remaja, kawan memiliki peran penting terhadap kehidupan remaja. Populasi penelitian yang dipilih yaitu alumni siswa-siswi SMAN 38 Jakarta lulusan tahun 2011 dengan sampel sebanyak 73 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi dengan korelasi keeratan sedang.

This research is a quantitative research with descriptive design. This research focus on how the relationship between peer social support with adolescent achievement motivation. At the age of adolescent, peers have major role on their lives. This study population are students who recently graduated from SMAN 38 Jakarta which graduated in 2011. Sample of this research is 73 respondents. The results showed that there is a positive correlation between peer social support with achievement motivation with correlation strength is moderate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hershey, PA : Information Science Reference, 2012
371.395 COL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Slavin, Robert E.
Boston: Allyn and Bacon, 1995
371.148 SLA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hogan, Christine
Melbourne: Eruditions Publishing, 1999
378.179 HOG f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hershey Pa: Information Science Pub., 2004
378.176 ONL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dayat Sudrajat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII IPA-2 MAN Cihideung Kabupaten Pandeglang dalam membaca intensif melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan beberapa kesimpulan. Pertama, aktivitas belajar siswa dalam membaca intensif pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kedua, hasil belajar siswa setelah dilakukan metode pembelajaran dalam dua siklus melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, nilai rata-rata kelasnya mencapai 71,67 pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 78,61 pada akhir siklus II. Ketiga, penguasaan materi di atas KKM (75%) yang ditetapkan oleh Madrasah. Keempat, guru hendaknya dapat lebih memotivasi siswa untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif dalam kehidupan bermasyarakat siswa."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2015
BEBASAN 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>