Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Indah Wijayanti
"ABSTRAK
Salah satu periode yang dilalui manusia dalam tahap perkembangannya adalah
dewasa awal atau dewasa muda. Pada masa dewasa awal individu mulai membuat
perencanaan untuk masa depannya. Masa ini juga merupakan periode penyesuaian diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980).
Pada masa ini pula seseorang memutuskan untuk menikah (Duvall & Miller, 1985).
Tujuan pernikahan antara lain membentuk sebuah keluarga yang damai, penuh
ketulusan cinta, dan kasih sayang (sakinah, mawaddah, wa rahmat)). Pernikahan adalah
sebuah tahapan yang dilalui oleh setiap manusia dan dianggap suci oleh negara, adat,
dan agama manapun.
Pernikahan memiliki arti yang penting dalam kehidupan seseorang. Keputusan
untuk menikah merupakan keputusan yang berlaku seumur hidup. Karenanya, sebelum
menikah ada banyak hal yang dipertimbangkan agar pernikahan bahagia yang
didambakan dapat tercapai. Pertimbangan- pertimbangan ini umumnya dipengaruhi oleh
harapan maupun impian seseorang mengenai kehidupan pernikahan yang akan dijalani
kelak termasuk harapan mengenai calon pasangan hidupnya.
Tak jarang pertimbangan-pertimbangan tadi menimbulkan konflik. Konflik dapat
terjadi jika seseorang menghadapi situasi atau kondisi yang tidak sesuai dimana ada
daya-daya yang saling bertentangan arah tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira
sama (Lewin, dalam Atkinson, 1964; Hall & Lindsey, 1985). Konflik itu sendiri terjadi
ketika seseorang berada di bawah tekanan untuk merespon daya-daya tersebut secara
simultan (Atwater, 1983).
Seseorang yang akan memutuskan untuk menikah, juga dapat mengalami
konflik dikarenakan pertimbangan-pertimbangan tadi. Gejala yang terlihat akibat konflik
ini menurut Janis & Mann (1979) adalah keragu-raguan, kebimbangan, dan
ketidakyakinan. Untuk menyelesaikan konflik dapat dilakukan berbagai tindakan atau
aksi sebagai proses atau bagian dari pemecahan masalah {problem solving). Tindakan
pada proses pemecahan masalah dilakukan dengan berupaya memunculkan beberapa
alternatif solusi. Kemudian dari beberapa alternatif ini, seseorang melakukan
pengambilan keputusan (decision making). Jadi, pengambilan keputusan adalah proses
pemecahan masalah (problem solving) dimana Individu dihadapkan pada beberapa alternatif
pilihan yang harus dipilih (Morgan, 1986).
Sebelum memutuskan untuk menikah, biasanya individu melakukan tahap
penjajakan terhadap pasangannya. Tahap penjajakan ini umumnya dilakukan dengan
proses pacaran (Abdullah, 2003). Namun, tidak semua orang melakukan pacaran
untuk memilih pasangan hidupnya. Ada sebagian masyarakat muslim yang memilih
calon pasangan hidupnya tanpa melalui pacaran karena mereka menganggap pacaran
adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Akan tetapi, agama Islam
memperbolehkan calon pasangan untuk mengenal satu sama lain dengan tujuan yang
jelas yaitu untuk melangsungkan pernikahan.
Selain konflik yang terjadi saat seseorang harus membuat keputusan penting
seperti keputusan untuk menikah (Janis & Mann, 1979), bagaimanakah dinamika
konflik yang terjadi pada pasangan yang menikah tanpa pacaran? Karena itu, tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dinamika konflik yang
terjadi dalam mengambil keputusan dan strategi-strategi yang dilakukan dalam
mengambil keputusan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
tersebut. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang
berguna baik bagi pembaca maupun konselor atau psikolog yang menangani masalahmasalah
terkait dengan pernikahan terutama dalam hal konflik dan pengambilan
keputusan. Dasar teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori konflik
dari Lewin dan Myers, tahapan pengambilan keputusan dari Janis dan Mann, strategi
pengambilan keputusan dari Atwater dan faktor-faktor yang berperan dalam
pengambilan keputusan oleh Ranyard.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengambilan
data dilakukan melalui wawancara dengan pedoman standar yang bersifat terbuka
terhadap tiga pasangan (enam orang).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi berupa
kebimbangan, keragu-raguan, dan ketidakyakinan sebelum memutuskan untuk
menikah dan ini dialami oleh keenam subyek penelitian. Namun, ada perbedaan kadar
kekuatan konflik antara subyek laki-laki dan perempuan. Sedangkan proses
pengambilan keputusan pada subyek penelitian banyak diwarnai oleh faktor beliefc,
dan strategi pengambilan keputusan yang digunakan oleh keenam subyek adalah
combination strategy."
2004
S3442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Rizal
"ABSTRAK
Dalam dunia medis masalan Irreversible Comma sering terjadi pada pasien
dengan tingkat penyakit yang parah. Dokter akan meyerahkan sepenuhnya
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan kepada pihak keluarga,
karena dalam dunia kedokteran, pasien lrreversible Comma dinyatakan tidak
Iayak membuat keputusan sendiri. Kondisi ini menyebabkan munculnya
konflik pada pasangan hidup penderita. Kenyataan bahwa pasangannya
diinformasikan tidak akan sembuh dan keinginan untuk tetap merawat
membuat individu berada dalam keadaan konflik. Lewin (dalam lazarus,
1976), mengemukakan adanya beberapa bentuk konflik yang berasal dari
perbedaan tuntutan. Sementara Janiss dan Mann (1979) serta Gibson
(1990), mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan walaupun
sudah melalui tahap-tahap yang rasional dan Iogis seringkali tetap
menghasilkan keputusan yang tidak rasional, karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor subyektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang konflik yang
dialami pasangan penderita irreversible Comma. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik wawancara mendalam, dengan teknik sampling non
probalilitas. Hasil menunjukkan adanya berbagai konflik yang muncul,
terutama berbentuk multiple Apprach-avoidance. Data pengambilan
kepulusan, ternyata keputusan yang diambil tidaklah efektif untuk
menyelesaikan konflik, karena adanya faktor-faktor subyektif yang terlibat.
Ditemukan juga bahwa ada perbedaan pengungkan penghayatan antara pria
dan wanita, yang mungkin dapat diteliti lebih Ianjut mengenai adanya
perbedaan gender, perbadaan individual, atau pengaruh rentang waktu
penderitaan pasangan. Disarankan untuk membuat suatu program yang
apat membantu para pasangan penderita irreversible Comma, agar mereka
dapat meyeiesaikan konfliknya, dan dapat membuat keputusan yang efektif."
1999
S2631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harlita NTB
"ABSTRAK
Bekerja merupakan salah satu upaya dalam membangun kemandirian
terutam dalam hal ekonomi. Pada individu dewasa muda , hal ini mulai dibangun
dan berkelanjutan (Santock, 2002). Sebagai proses yang terus berkelanjutan, proses
penentuan dan pengubahan pekeijaan merupkan hal yang penting pada individu
dewasa muda, sehingga dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyak
pertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu proses ini sering ditandai dengan
adanya konflik pada individu yang bersangkutan (Atwater, 1983).
Salah satu bentuk pengubahan pekerjaan yang terjadi adalah keputusan untuk
berwirausaha pada individu yang sebelumnya adalah karyawan. Memutuskan untuk
berhenti dari pekeijaan semula dan membangun usaha sendiri bukanlah hal yang
mudah, terutama pada laki-laki yang telah menikah. Penelitian yang dilakukan oleh
Zimmerer & Scarborough (2004) menyatakan bahwa terdapat ancaman dalam
keberlangsungan fungsi keluarga pada para wirausahawan yang mendirikan bisnis
pada usia antara 25-39 tahun. Hal ini didasari oleh keadaan mereka yang baru atau
berusaha memulai kehidupan keluarga mereka. Kondisi lainnya adalah ketegangan
emosi yang lebih banyak diakibatkan ketidakpastian ekonomi (Kuratko & Hodgetts,
1995). Hal semacam inilah yang berpotensi menimbulkan konflik pada diri individu
yang memutuskan untuk berwirausaha dengan meninggalkan pekerjaannya. Konflik
yang dialami dapat terselesaikan salah satunya dengan memutuskan pilihan atau
alternatif yang dianggap terbaik, sehingga dapat dikatakan pengambilan keputusan
sebagai awal dari rangkaian penyelesaian konflik.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman
mengenai jenis konflik apa saja yang mungkin dialami dan bagaimana proses
pengambilan keputusna yang dijalani oleh individu yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini dipilih pendekatan kualitatif, agar dinamika konflik dan
gambaran pengambilan keputusan yang dijalani dapat tergambar dan dapat dipahami
lebih baik dari sudut pandang individu yang bersangkutan. Jumlah subyek dalam
penelitian ini berjumlah tiga orang dengan karakteristik laki-laki berusia 25-45 tahun
dan telah menikah ketika pengambilan keputusan dilakukan, pekeijaan sebelum
berwirausaha adalah sebagai karyawan di sektor formal (Instansi Pemerintah atau
Perusahaan Swasta) minimal selama 3 tahun, memutuskan keluar dari pekeijaan
semula secara sukarela (voluntary turnover), dan memilih hanya berwirausaha setelah keluar dari pekerjaannya. Pengumpulan data-dilakukan dengan metode !
wawancara dan metode observasi sebagai penunjang.
Proses analisis yang dilakukan mencakup dua tahap. Pertama, analisis
dilakukan pada masing-masing kasus untuk mengetahui pengalaman, permasalahan
dan proses yang terjadi pada masing-masing subyek. Kemudian yang kedua, analisis
dilakukan antar subyek atau lintas kasus. Pada bagian ini dilakukan perbandingan
baik perbedaan maupun persamaan pada beberapa hal dari keseluruhan subyek.
Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran dan pola mengenai
konflik yang dialami oleh individu yang memutuskan untuk berwirausaha setelah
keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan ketiga subyek memeiliki keinginan yang kuat
untuk berwirausaha, namun terdapat hal-hal lain yang menjadi faktor pertimbangan
yang oleh karena itu mengantarkan subyek pada situasi konflik. Salah satu konflik
yang berpotensi dialami oleh individu adalah
intrapersonal dengan tipe : (1) Double Approach-Avoidance dan (2) Driving forces
vs restaining force. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan digambarkan
melalui tahapan yang dilalui dan stategi yang digunakan. Proses pengambilan
keputusan yang dialalui menggunakan wish strategy dan escape strategy.
Prilaku yang muncul pada umunya berupa kebimbangan, sehingga jalan yang
ditempuh untuk menyelesaikannya antara lain dengan menimbang kekuatan relatif
dari masing-masing pilihan untuk bisa menentukan pilihan mana yang akan diambil,
selain itu terdapat pula tindakan meninggalkan situasi konflik. Kebimbangan itu bisa
juga diselesaikan dengan cara meruntuhkan internal barrier agar tidak selamanya
menunda penyelesaian konflik."
2004
S3349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Trisna
"ABSTRAK
Hubungan interpersonal merupakan hal yang penting dalam menjalani
kehidupan, karena sebagian besar perjalanan hidup kita terbentuk berdasarkan
adanya keijasama dengan orang lain. Ketika telah mencapai tahap dewasa muda,
seseorang memiliki tugas penting yaitu mengembangkan intimate relationship
melalui pacaran. Dalam menjalani hubungan pacaran terkadang timbul
ketidakcocokan dan ketidakpuasan baik terhadap hubungan itu sendiri maupun
terhadap pasangan. Jika masalah sulit teratasi, maka alternatif cara untuk
mengatasinya adalah dengan mengakhiri hubungan. Salah satu masalah yang
menyebabkan putusnya hubungan dengan pasangan adalah perselingkuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengambilan keputusan untuk
mengakhiri hubungan pacaran pada wanita dewasa muda yang pasangannya
berselingkuh.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui metode wawancara dan didukung oleh metode observasi.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam pedoman wawancara mengacu
pada teori tahapan pengambilan keputusan untuk mengakhiri hubungan yang
diungkapkan oleh Loren Lee. Wawancara dan observasi ini dilakukan pada lima
orang subyek berusia 20-25 tahun dengan lama hubungan pacaran di atas enam
bulan, dan memiliki intensitas pertemuan minimal tiga kali dalam satu minggu.
Subyek juga telah mengakhiri hubungan dengan pasangan yang berselingkuh.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan yang diungkapkan
oleh Loren Lee tidak dengan mudah diterapkan secara utuh dalam mengambil
keputusan, khususnya dalam kasus pengakhiran hubungan karena perselingkuhan.
Lima tahapan yang diungkapkan oleh Loren Lee adalah discovery of
dissatisfaction, exposure, negotiation, resolution, dan transformation. Tiga orang
subyek telah melewati lima tahap secara berurutan dan memutuskan hubungan
dengan pasangan dengan membicarakannya berdua. Namun, dua orang subyek
tidak secara keseluruhan melalui lima tahap tersebut. Tahapan yang terlewat
adalah tahap negotiation, dimana kedua subyek tersebut tidak mendiskusikan
kelanjutan hubungan pacaran dengan pasangan. Satu subyek memutuskan melalui
pesan singkat (sms), dan satu subyek lain putus dalam keadaan tidak jelas. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar dilakukan
wawancara terhadap pihak yang berselingkuh; wawancara terhadap subyek
dengan karakteristik yang bervariasi; dan menggunakan subyek yang lebih
banyak. Bagi wanita yang pernah mengalami perselingkuhan, untuk menghindari
kejadian perselingkuhan di masa datang hendaknya sejak awal mengembangkan
komunikasi dan keterbukaan dengan pasangan. Ini ditujukan untuk mengetahui
ketidakpuasan dan masalah sejak dini."
2002
S3175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfatiane Putrini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatullah Cahyatama
1999
S2628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Nurul Nawangwulan
"ABSTRAK
Kanker merupakan salah satu penyakit yang membahayakan karena dapat merenggut nyawa seseorang yang terkenanya. Tidak ada jawaban sederhana menyangkut apa yang sesungguhnya menyebabkan kanker. Zat-zat kimia beracun dalam radiasi, kemoterapi dan pengkonsumsian zat-zat karsinogenik penyebab kanker yang di temui dalam makanan (Sheridan dan Radmacker, 1992; Teo 2003). Faktor lain seperti lingkungan dan gaya hidup seseorang juga dapat menimbulkan kanker sekitar 90 % (Greenwald dan Sondik, 1986 dalam Sheridan dan Radmacker, 1992). Terlebih lagi, stress dapat menurunkan kekebalan tubuh kita sehingga memperbesar kemungkinan munculnya kanker (Teo, 2003). Pengobatan kanker yang terbaik adalah pengobatan yang di lakukan pada stadium dini yaitu ketika kanker belum menjalar luas di tubuh penderitanya. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dengan kualitas baik menjadi sangat penting agar jenis pengobatan tersebut dapat di sesuaikan dengan kondisi penderita. Proses pengambilan keputusan pengobatan pada penderita kanker usia dewasa ini dianalisa berdasarkan teori Model of Emergency Decision Making (Janis dan Mann, 1979) yang di kaitkan dengan faktor-faktor lain yang berperan, seperti kontrol diri, otonomi diri, keterlibatan diri, kesempatan untuk terlibat, perolehan informasi, peranan dan pengaruh orang tua penderita kanker yang terankum dalam bagan kerangka berpikir (Bergsma, 2002; Haes dan Koedoot, 2003; Dodd dan Ahmed, 1987; Davidson, dkk., 1999; Kem, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pengambilan keputusan pengobatan pada penderita kanker usia dewasa muda Mengingat masalah penelitian yang di bahas membutuhkan penghayatan individu dan tergolong sensitif, maka peneliti menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini subjek yang di gunakan sebanyak empat orang dan tidak di batasi oleh jenis kelamin penderita kanker, tingkat stadium kanker, dan jenis kanker dengan alasan perbedaan-perbedaan tersebut dapat memperkaya hasil penelitian. Dari data yang di peroleh, Bagan II yang menjelaskan Model of Emergency Decision Making yang di kaitkan dengan faktor-faktor lain yang berperan dapat sejalan dengan proses pengambilan keputusan pengobatan pada penderita kanker usia dewasa muda (subjek S dan R) meskipun mereka memiliki hambatan-hambatan yang berbeda. Pada akhirnya kedua subjek penelitian ini dapat mengatasi masalah proses pengambilan keputusan pengobatan secara efektif terlihat dari munculnya sikap kewaspadaan dalam menentukan keputusan pengobatan yang mereka jalani. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi penderita kanker dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul akibat kanker, khususnya dalam proses pengambilan suatu keputusan jenis pengobatan. Berikutnya, jjenelitian ini berguna bagi orang tua penderita kanker di harapkan memperoleh gambaran mengenai dukungan yang berdampak positif dan negatif pada penderita kanker. Terlebih lagi, di harapkan orang tua mengetahui hal-hal yang secara tidak sengaja dapat di katakan tidak mendukung penderita kanker dalam menjalani kesehariannya beijuang melawan kanker. Disamping itu, penelitian ini dapat di kembangkan lebih lanjut dengan menambah responden penelitian dan mengikutsertakan dokter beserta para medis untuk di wawancara, sehingga informasi di peroleh dari tiga sudut pandang yang berbeda."
2005
S3514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>