Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
06/Bis/r-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresna Priyana Soemardi
"ABSTRAK
Laporan Akhir tahap-II Penelitian Rekayasa Sendi Lutut Suatan ini merupakan kelanjutan Penelitian Tahap-I. Dalam Tahap-I dilaporkan Perancangan, Simulasi Siomekanik dan Prototyping melalui Rapid Prototyping. Pada tahap-ll dilaporkan Perancangan Proses Manufaktur dan Pembuatan Prototip Manufaktur.
Perancangan proses manufaktur yang baik didefinisikan sebagai implementasi perancangan proses (pabrikasi), yang dapat menghasilkan produk (sendi lutut buatan) yang sesuai dengan rancangan yang diharapkan (geometri, material dan finishing nya) serta fenomena dalam proses manufaktur, seperti faktor penyusutan material untuk suatu proses manufaktur. Perancangan proses manufaktur juga harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti: sifat mekanik, keakuratan dimensi dan kehalusan permukaan produk yang dihasilkan. Selain kriteria tersebut, faktor fungsi dan persyaratan khusus terhadap material yang digunakan seperti tidak mengandung racun dan tidak menimbulkan efek alergi terhadap tubuh juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan material untuk sendi lutut buatan.
Pada implementasinya proses manufaktur yang digunakan untuk memproduksi komponen sendi lutut buatan adalah pengecoran invesmen (investment casting). Pengecoran invesmen adalah salah satu proses pengecoran presisi yang mampu menghasilkan produk dengan toleransi + 0,002 in setiap 1 in, dan + 0,004 in setiap 6 in, kehalusan permukaan yang bisa dicapai sekilar 63 - 25 mikro in dan kandungan karbon 0,03 %.
Setelah proses pengecoran selesai, spesimen produk diuji dengan beberapa pengujian diantaranya: uji komposisi, uji tarik, uji tekan dan uji kekerasan dengan tujuan untuk memastikan bahwa sifat makanik dari produk sesuai dengan sifat mekanik dari spek material standar yang digunakan yaitu stainless steel 316 L

ABSTRACT
A good manufacturing process design defined as an implementation of process design (fabrication), which able to produce knee joint prostheses product that meet previous product design (geometry, material and product finish) manufacturing process phenomenon such as material shrinkage factor in relation with a selected process. Design of manufacturing process should consider the following factors: mechanical properties, dimensional accuracy, and surface roughness of the product. In addition to the above mentioned criteria's, function factor and special requirements(toxic and allergy) should be also considered in selecting the material for knee joint prostheses.
Manufacturing process applied for the implementation process of knee joint prostheses is investment casting. Investment casting is one of precision casting processes which could produce castings that have tolerance ± 0.002 inch per 1 inch, and ± 0.004 inch per 6 inch, surface roughness about 63 up to 25 pinch and carbon content 0.03 In.
After completion the casting process, the product specimen is subject to several testing procedures as follow: composition test, tensile test, compression test, and hardness test to ensure that the mechanical properties of the product meet all the mechanical properties required for stainless steel 316 L.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"ABSTRAK
Fluidisasi fasa jamak adalah suatu sistim yang terdiri dari fasa gas, cair dari padat dimana padatan dalam keadaan tidak stasioner. Aplikasi fenomena fluidisasi fasa jamak adalah untuk alat persukar massa dan reaktor yang dapat ditemui dalam proses kimia dan petrokimia. Salah satu faktor penentu keberhasilan operasi adalah karakteristik hidrodinamik kolom tersebut. Untuk itu diadakan suatu penelitian mengenai studi hidrodinamik kolom fluidisasi fasa jamak.
Sebelum memulai penelitian, peralatan tersebut harus dibuat oleh penulis terlebih dahulu, kemudian dilakukan serangkaian percobaan pendahuluan. Hasil dari percobaan pendahuluan menyimpulkan bahwa alat tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian studi hidrodinamik.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel percobaan, seperti : kecepatan, gas, kecepatan, cairan, diameter partikel dan tinggi, mempengaruhi karakteristik hidrodinamik kolom fluidisasi fasa jamak, yang dinyatakan oleh parameter penurunan tekanan, kecepatan minimum fluidisasi tiap fasa. Pengaruh kecepatan cairan dan diameter partikel lebih dominan dibanding kecepatan gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail
"Reaktor unggun tetap merupakan salah satu reaktor yang paling sering digunakan untuk reaksi katalitik. Dalam rangka merealisasikan suatu reaktor komersial, diperlukan informasi pengaruh kondisi operasi terhadap kinerja reaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh kondisi operasi terhadap kinerja reaktor unggun tetap untuk reaksi hidrogenasi karbon dioksida menjadi dimetil eter melalui pemodelan dan simulasi. Simulasi dibantu dengan program Comsol Multiphysics. Model yang digunakan adalah model heterogen non-isotermal satu dimensi. Dalam penelitian ini divariasikan tekanan umpan, laju alir umpan, temperatur umpan, komposisi umpan, radius katalis dan juga panjang reaktor untuk melihat pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap kinerja reaktor. Kenaikan tekanan umpan menaikkan konversi karbon dioksida dari 26% pada tekanan 2 MPa menjadi 37% pada tekanan 6 MPa dan menaikkan yield DME dari 15% menjadi 33%. Suhu umpan optimal dengan konversi karbon dioksida dan yield dimetil eter tertinggi adalah 500K. Kenaikan laju alir akan memperkecil konversi karbon dioksida dari 27,5% pada laju alir 0,3 mm/s menjadi 24% pada laju alir 1.1mm/s dan menurunkan yield DME dari 19% ke 15%. Kenaikan laju rasio H2/CO2 akan menaikkan konversi karbon dioksida dari 5% pada perbandingan 1 menjadi 31% pada rasio 5 dan dan yield DME dari 4% menjadi 22%. Penambahan panjang reaktor lebih dari 0.4m tidak menaikkan konversi karbon dioksida secara signifikan. Penurunan radius katalis akan menaikkan konversi karbon dioksida dari 17% pada radius katalis 7 mm menjadi 27% pada radius katalis 0,7 mm.

Fixed bed reactor is one of the most frequently used reactors for catalytic reactions. In order to realize a commercial reactor, it is necessary to know the influence of operating conditions on reactor performance. This study aimed to obtain information about the influence of operating conditions on the performance of fixed bed reactor for carbon dioxide hydrogenation reactions to dimethyl ether through modeling and simulation. Comsol Multiphysics program is used to simulate the reactor. The model used is non-isothermal heterogeneous onedimensional model. In this study variables of feed pressure, feed flow rate, feed temperature, feed composition, catalyst diameter and also the length of the reactor are varied to see the influences of the variables on reactor performance. Increasing feed pressure increase the carbon dioxide conversion from 26% at a pressure of 2MPa to 37% at a pressure of 6 MPa and DME yield increase from 15% to 33%. Optimum feed temperature for the conversion of carbon dioxide and the yield of dimethyl ether is 500K. Increasing flow rate decreases the conversion of carbon dioxide from 27.5% at a flow rate of 0.3mm / s to 24% at a flow rate of 1.1mm / s and lowers the DME yield from 19% to 15%. Increasing the H2/CO2 ratio increases carbon dioxide conversion from 5% at ratio 1 to 31% at 5 and of DME yield from 4% to 22%. The addition of the reactor length beyond 0.4 m does not increase the carbon dioxide conversion significantly. Decreasing radius of catalyst will increase the carbon dioxide conversion from 17% at a radius of 7mm to 27% at a radius of 0.7 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51957
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>