Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50496 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sriati Djaprie
Depok: Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Area Laga
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sumantri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esa Haruman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Martijanti
"Pengelasan merupakan teknologi yang banyak digunakan untuk penyambungan logam, namun hasil pengelasan yang diterapkan pada paduan aluminium tidak selalu menghasilkan sambungan dengan kualitas yang baik. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan mikrostruktur selama pengelasan. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kualitas, dalam hal ini sifat mekanis adalah proses aging. Perbaikan sifat mekanis bahan dengan proses aging dipengaruhi oleh temperatur dan waktu. Temperatur dan waktu solution treatment adalah 570 °C dengan waktu 60 menit. Proses Aging yang digunakan adalah artificial aging yang dilakukan pada temperatur 180 °C sedangkan waktu aging divariasikan 2, 3, 4 dan 5 jam. Data yang diperoleh adalah kekuatan luluh, kekuatan tarik, perpanjangan, distribusi kekerasan, struktur mikro dan struktur makro terhadap sample uji yang mengalami proses pengelasan tanpa perlakuan panas (aging) dan sample uji las yang digging. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh waktu penahanan pada saat aging terhadap hasil lasan paduan aluminium, sehingga diperoleh kualitas hasil lasan yang menunjukkan sifat mekanis yang optimal.
Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan tarik maksimum 429 MPa terjadi pada temperatur 180° dengan waktu aging 3 jam. Pada penelitian ini paduan aluminium yang digunakan adalah paduan aluminium seri 6013 dan merupakan paduan yang baru dari paduan aluminium wrought seri 6xxx. Berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh paduan seri 6013 diharapkan paduan ini dapat menggantikan beberapa penggunaan paduan 6061 yaitu pada rangka kursi penumpang pesawat terbang. Tegangan pada pelat kursi sebesar 57,53 MPa dan tegangan batang kursi 357,4 MPa di bawah kekuatan luluh dari material Aluminium 6013 T4 sebesar 373 MPa.

Welding process is a technology commonly used to joint two metal pieces, however this process still low quality especially in mechanical properties. This matters induced by change microstructure of material during in the process. To solve the problem, age hardening process can be implemented. Improvement the mechanical properties of this material are induced by aging temperature and aging time, in which the temperature is 540° C with holding time 30 minutes. Temperature at artificial aging is 180 ° with variable time are 2,3,4,and 5 hours respectively. The experimental results are yield strength, tensile strength, elongation, hardness distribution, macrostructure and microstructure from sample without aging treatment and after aging treatment . This research is intended to analysis the influenced of aging time variations to the welding process so that the welding process producing good quality in the mechanical properties.
From the result research gain the maximum ultimate strength happen on temperature 180° by aging time 3 hours is au= 429MPa. The aluminum alloys used for this research was aluminum alloys 6013 series and a new heat treatable alloys in Aluminum alloys 6xxx series. Base on its capability, is hoped to replace several application of aluminum 6061 in seats structure aircraft. Seats plate strength 57,53 MPa and bar seats 357,4 MPa under neat from yield strength Aluminum 6013-T4 is 373 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Ardani
"Belakangan ini seorang ahli baja dari perusahaan Komatsu Jepang telah menentukan suatu standar komposisi baja yang dikenal dengan baja SH 10, yang merupakan baja coran paduan rendah, dengan unsur paduan utama berupa khromium (Cr) se- 1,0 - 1,3 %. Bahan ini mempunyai sifat mampu-keras yang baik, dan belakangan ini sedang dicoba untuk diterapkan dalam pembuatan salah satu komponen alat berat, yaitu bucket tooth, yang merupakan gerigi yang dipasang pada ujung mangkok alat berat. Penelilian ini dilalukan untuk mengetahui perilaku mal mekanik baja SH 10 sebagai bahan baku pembuatan bucket tooth pada beberapa variasi kondisi. perlaluan panaa pelunakan (temper). Untuk penemperan pada suhu 450' C, peningbtan waktu laban temper dari 4 jam menjadi 8 jam ternyata menghasilkan prodak dengan ketangguhan yang menurun tajam dari rata-rata 3,02 Kgm/cm2 menjadi 1,63 Kgm/cm2. Peningkatan suhu temper dari 450' C menjadi 530' C dan 550' C pada penemperan dengan waktu laban 4 jam dapat meningbtkan ketangguhan baban dari rata-rata 3,02 Kgm/cm' menjadi rata-rata S-H Kgm/cmZ dan 3,99 Kgm/cm2 1 namun hal ini diikuti dengan penurunan nilia kekerasan permukaan rata-rata dari 372 BHN menjadi 351 BHN dan 309 BHN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taharudin
"ABSTRAK
Salah saiu proses Iaku panas pada A1 7050 adalah laku panas dengan kondisi 1emper T 7X. yang cianraranya Terdlri dar] T 73, T 7451 dan T 76. Kesemua proses laku panes ln! melibaikan Iaku panas penuaan ganda ( duplex aging ] _ Proses Inl akan memberikan perubcrhan pada strukiur mikro, yang mempengaruhl sifat dan karalderlstik can rnarenor. unrux nu cnramum penernim mengenal pengcuuh rempercrur dan waklu padaagrngrahap-2dser
Pcrdo peneihim lnl diketahul bchwcl AI 7050 dengun konalsl Uwol rncieflul T 7451 serelah rnengalaml penakuan panas dlsekrrar rentang kondlsi T 76 , mengalaml penlngkatan slfat mekanls . Kekuaran dan kekerasan yang pallng 11nggI dlperoleh oleh sampel dengan koncisl E yahu pada Temperatur ag1ng 15O°C selama 12 jam. Sedangkan un1uk laku panas dengan Temperatur aging yang sarna yahu 'l6O°C , sampel dengan kondlsl B (aging selama 12 jam] rnernberikan nllal kekuaran dan kekerasan yang pcrllng ophmum , 1idak beghu jauh berbeda dengan nilal yang dicapai oleh sampel dengan kondisi E .
Dari hasil pengujlan korosl araapar. bahwa kelahanan korosi retak tegang yang pallng baik Seteloh mengalaml perlakuan panas adalah sampel dengan kondisl A [T 60°C , ro ram).

"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Hasil pengelasan yang diterapkan pada paduan aluminium seri 6xxx tidak selalu menghasilkan sambungan dengan kualitas yang baik, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan sifat mekanis selama proses pengelasan. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan sifat mekanis adalah proses artificial aging (penuaan buatan) yang dilakukan pada temperatur 180 c sedangkan waktu agingnya divariasikan 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam."
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Faisal
"Baja tahan karat austenit mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik dari baja tahan karat ferit dan martensit. Baja tahan karat dapat menjadi baja tidak tahan karat kalau terkena pemanasan. Bila baja tahan karat austenit dipanaskan pada -425°-900°C kemudian didinginkan perlahan lahan akan terbentuk presipitasi khrom-karbida sepanjang batas butir, sehingga daerah sekitar batas butir mengalami kekurangan khrom. Akibatnya pada daerah tersebut tidak terbentuk lapis lindung (Cr2Q33 ) sehingga mudah terkorosi.
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh korosi tegangan pada baja tahan karat austenit 316 yang mengalami berbagai perlakuan panas.
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan uji tarik, kekerasan, fraktografi, EDX, korosi dan metalografi pada baja tahan karat austenit 316 pada keadaan (as delivered, heated , quenched). Disamping itu uji tarik dan pemeriksaan struktur mikro juga dilakukan terhadap tiga jenis spesimen tersebut diatas setelah mengalami korosi tegangan dengan berbagai variasi tegangan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan keuletan (elongation} akibat korosi tegangan. Struktur mikro mempunyai pengaruh yang besar terhadap korosi tegangan. Struktur mikro austenit hasil proses pemanasan yang disusul dengan " quenching" , ternyata memberikan penurunan keuletan yang paling kecil dan mempunyai ketahanan korosi yang baik bila dibandingkan dengan fasa austenit dan karbida ataupun dengan fasa austenit yang mengalami "cold working.""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>