Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"Kerusakan jaringan jalan di Indonesia, volumenya meningkat dilain pihak mutu teknis aspal yang dapat digunakan dewasa ini semakin sulit dan mahal, sehingga kerusakan lapis permukaan akan lebih cepat dan tidak seperti yang diharapkan. Metode daur ulamg campuran aspal merupakan suatu upaya pemanfaatan bahan konstruksi secara optimal Perma-Bond adalah bahan additive yang dapat digunakan untuk memperbaiki kandungan aspal sehingga dapat sebagai alternatif pemecahan dalam perbaikan perkerasan jalan aspal. Pengujian yang dilakukan terhadap perkerasan lama untuk mengetahui sifat fisik aspal dan kinerja campuran terhadap Marshall Test dengan variasi penambahan Perma-Bond 1,1I % - 3,83 % terhadap campuran aspal lama. Dengan metode campuran aspal dingin (Cold-Mix) dapat ditetapkan kebutuhan Prema-Bond yang dapat menghasil kebutuhan aspal optimum.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Perma-Bond mampu melunakkan dan meremajakan aspal yang telah menua (ageing) dengan komposisi 3,07% terhadap perkerasan lama, sehingga aspal menjadi lebih lunak dan lehih elastis dan juga meningkatkan stabilitasnya, sehingga penggunaan Perma-Bond bermanfaat untuk memulihkan dan memperbaiki perkerasan jalan aspal yang sudah rusak."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Chudori Muhammad Fahlevi
"Di Indonesia sendiri tidak jarang terjadinya beban lalu lintas yang berlebih dan temperatur udara yang tinggi sehingga banyak aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam pencampuran aspal. Dewasa ini, Indonesia mulai menggalakkan pencampuran aspal dengan karet. Pencampuran ini dilakukan karena penurunan harga karet dunia yang menurun dan penggunaan karet petani lokal. Namun, masih banyak penelitian yang mencampurkan antara ban karet bekas dengan aspal. Perindustrian karet menghasilkan limbah yang tinggi baik itu padat ataupun cair. Sehingga, hal tersebut mendorong para peneliti untuk memanfaatkan ban bekas untuk menjadi campuran aspal. Pada penelitian ini, ban bekas tersebut dibuat dalam bentuk nano sehingga dapat dicampurkan oleh aspal. Ban bekas yang dibuat dalam bentuk nano ini disebut sebagai Ashpalt Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber (ANCR) dengan spek Ashpalt Concrete­ - Wearing Course (ACWC). Selain Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber, penelitian ini menggunakan pasir silika sebagai bahan tambah pengikat aspal dengan nano crumb rubber/nano tire rubber sehingga menjadi Ashpalt Nano Silika Crumb Rubber (ANSiCR). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai resilient modulus dan total recoverd strain campuran aspal murni 60/70 dengan aspal yang telah dicampur dengan nano crumb rubber / Nano Tire Rubber dan Nano Silika dan menganalisis nilai resilient modulus dan total recovered strain ANSiCR dengan campuran panas dengan menggunakan spesifikasi ACWC. Langkah yang dilakukan pertama adalah membuat campuran aspal aditif yang dinamai ANSiCR-10, ANSiCR-20, ANSiCR-30, ANSiCR-40. Selanjutnya, pembuatan benda uji dengan campuran panas spesifikasi AC-WC dan dengan pengujian marshall didapatkan nilai KAO. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Nilai Resilient Modulus pada campuran aspal minyak pen 60/70 lebih besar dibandingkan campuran ANSiCR yang mana bersebrangan dengan nilai penetrasi yang lebih kecil dibandingkan aspal minyak.

In Indonesia, it's often that excessive traffic loads and high air temperature happen which making a lot of considerations in bitumen's mixture. Nowaday, Indonesia starts using the mixture of bitumen and rubber. Combining of both things happened due to decreasing in rubber world's price and the use of rubber local's product. However, there are various researches which mixing used tired rubber and bitumen. The industry of rubber produces high waste either in solid and liquid. Therefore, it moves the researchers for exploiting the used tire rubber into bitumen's mixture. In this research, the used tire rubber is made into nano form so it can be mixed in bitumen. The used tire rubber which made into nano form, is called as Ashpalt Nano Crumb Rubber/Nano Tire Rubber (ANCR) with Ashpalt Concrete-Wearing Course (ACWC) specification. Furthermore, this research uses silica sand for addition as an additive bitumen's binder with nano crumb rubber/nano tire rubber so It's called as Ashpalt Nano Silica Crumb Rubber (ANSiCR). The purpose of this research are to compare resilient modulus and total recovered strain value of asphalt pen 60/70 mixture and ANSiCR mixture and analyze resilient modulus and total recovered strain value of ANSiCR mixture with ACWC specification. First of all, additive is made in bitumen's mixture which called as ANSiCR-10, ANSiCR-20, ANSiCR-30, ANSiCR-40. Then, the making of speciments with ACWC specification hot mix and with marshall test can obtain Ashpalt Optimum Content (KAO). The conclusion of this reseach is the Resilient Modulus value in asphalt pen 60/70 mixture is greater than the ANSiCR mixture which is opposite with a smaller penetration value than asphalt pen 60/70."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Razzy
"Lapis Asbuton Agregat ( Lasbutag ) adalah suatu larpis permukaan pada perkerasan jalan yang terdiri dari agregat, asbuton dan bahan peremaja yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Fungsinya dalam konstruksi perkerasan jalan adalah untuk mendukung beban lalu lintas dan sebagai lapisan pelindung agar lapisan-lapisan yang ada dibawahnya dapat bertahan laman.
Asbuton memiliki bitumen yang sangat getas dan berpenetrasi rendah sehingga diperlukan bahan peremaja yang berlimgsi untuk melunakkan bitumen gsbuton dan mengubah komposisi bitumen yang culcup bagi penyelimutan dan ikatan adhesi seluruh agregat. Tanpa adanya bahan peremaja ini maka asbuton tersebut tidak dapat dipakai sebagai bahan pengikat dalam lasbutag.
Bahan Peremaja dalam penelitian ini terdjri dari campuran residu oli, aspal minyak dan minyak tanah. Residu oli tersebut merupakan hasil alchir dari proses daur ulang oli bekas untuk mendapatkan oli baru di pabrlk pengilangan. Pemakaian residu oli memungkinkan karena residu oli memiliki titik didih yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi sehingga dapat memperbaiki sifat viskositas dan daktilitas bitumen asbuton.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari bahan peremaja tersebut terhadap karakteristik campuran Iasbutag yang didapat dari pengujian Marshall dan pengujian Static Indirect Tensile.
Berdasarkan hasil percobaan di laboratorium didapat bahwa komposisi campuran residu oli, aspal minyak, minyak tanah sebesar 50 % : 30 % : 20 % merupakan komposisi yang baik untuk bahan peremaja sesuai dengan standar spesi1ikasiBina Marga Kemudian dengan melakukan rancang campur antara bahan peremaja dan asbuton sebesar 45 % I 55 % akan didapat karakteristlk asbuton yang mendekati karakteristik aspal pen 60 - 70 yang dapat dipakai dalam lasbutag.
Hasil Pengujian Marshall menunjukkan bahwa komposisi tersebut diatas memiliki nilai stabilitas maksimum 680.26 kg dan nilai kelelehan maksimum 4.58 mm. Sedangkan pengujian Static Indirect Tensile menunjukkan nilai kekuatantarik 0.99 kg/ cmz , modulus elastisitas 139.44 kg/ cm! , regangan tarik 0.34 mm dan regangan tekan 0.27 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Program peningkatan kekuatan atau perbaikan kerusakan jaringan jalan di Indonesia sering dilakukan dengan cara penambahan lapisan diatas lapis perkerasan lama. Cara seperti ini semakin lama akan terus meninggikan elevasi permukaan dan selanjutnya dapat merubah elevasi bahu jalan.
Proses peningkatan jalan dengan cara daur ulang lapis perkerasan yang lama dengan cara mengupas dan mengolahnya kembali merupakan suatu solusi yang cukup menguntungkan. Lapis perkerasan lama biasanya telah mengalami proses penuaan (ageing) aspal sehingga lapis perkerasan tersebut menjadi tidak lentur kembali.
Bahan peremaja SC-800 dan Redicote adalah salah satu bahan peremaja yang ada dan dicobakan didalam penelitian ini untuk mendapat prosentase yang dapat menghasilkan kualitas campuran aspal yang baik. Dengan melakukan variasi penambahan SC-800 dan Redicote kedalam campuran aspal lama dari jenis campuran LASTON telah didapat suatu komposisi campuran yang optimum yaitu pada penambahan SC-800 0.25% dan Redicote 0.2%. Dengan penambahan ini akan peningkatkan nilai kelelehan sebesar 30% sehingga akan meningkatkan nilai kelenturan campuran aspal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Lapis asbuton agregat (lasbutag) sering digunakan sebagai permukaan jalan, namun masih belum memberikan hasil yang memuaskan karena sering terjadi kerusakan sebelum umur rencana, untuk mengatasi hal tersebut maka lasbutag memerlukan suatu campuran bahan tambah agar dapat meningkatkan mutu perkerasan jalan. Penggunaan Perma-bond sehagai bahan peremaja diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap modifikasi asbulon dengan bahan peremaja Perma-bond dengan komposisi 40% bahan peremaja Perma-bond dan 60% kadar bitumen asbulon merupakan perbandingan campuran yang terbaik untuk mendapatkan jenis aspal penetrasi 60/70,
Pada campuran panas (Hot-mix) dari hasil uji marshall didapat nilai kadar bitumen optimum 8,75 %. Dan pada campuran dingin (Cold-m;x) didapat pada pemeraman 3 hari dengan kadar bitumen 8,1 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
" Cold recycling is one of technology alternative which can be prefered in selecting the strategy alternative for road rehabilitation project. Learning about the development technology, we also learn about the weaknesses of it. The pavement assessment condition, which sustain heavy traffic load in the road trial, has been identified. In order to evaluate the performance of recycling technology, laboratory testing for material and mixture as well as field observation have been conducted. The evaluations consist of material properties , mixture construction and pavement performance since the the opening traffic until the age of construction in approximately 2 years. The result of laboratory test shows that the mixture strength criteria meet the specification , whereas the field assessment based on functional condition and from structural pavement indicates that pavement performance decreases, this shown by occurring rutting in the some parts of the wheel track. Based from this result , it is predicted that there is a correlation between material, mixture and construction methods and pavement service life. The construction method should be developed in the future to minimize early deterioration. This paper describes about the evaluation result for recycling technology with binder material of a foam bitumen which have been used in road link with heavy traffic load Jatibarang- Palimanan, Pantura, West Java. "
JJJ 26:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This research was carried out using recycle material obtained from the failure pavement, three type filler materials is selected such ash, portland cement and waste material from gold mining. Polymer material as binder from PVAC, PVA, copolymer vinyl arcy with concentration of 1:9 and 1:12 .Polymer is added to the mix varies from 4% to 8%...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ismanto
"Daur ulang (recycling) adalah suatu proses pengolahan atau penggunaan kembali perkerasan jalan lama setelah mengalami proses kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut selama kurun waktu yang relatif lama, baik dengan atau tanpa menggunakan suatu bahan tambah. Dengan metode daur ulang ini karakteristik campuran jalan lama dan material penyusun campuran diperbaiki hingga memenuhi persyaratan yang ditentukan. Bahan peremaja aspal lama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROB-50 yang tersusun dari tiga komponen yaitu Residu Oli Bekas (ROB), aspal minyak berupa aspal keras, dan minyak tanah dengan prosentase masing-masing campuran tersebut berurutan adalah 50%, 30%, dan 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan ROB-50 dalam meremajakan aspal lama dan kinerjanya pada campuran daur ulang jalan aspal. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan bahan peremaja ROB-50 dengan konsentrasi 1,1%, 1,2%, dan 1,3% dengan ditambahkan aspal baru penetrasi 60/70 dari 0% hingga 1,0% terhadap total campuran dapat digunakan untuk meremajakan karakteristik aspal lama hingga memenuhi persyaratan aspal keras penetrasi 60/70. Perubahan karakteristik aspal lama tersebut meliputi peningkatan penetrasi sebesar 264%, 272%, dan 284%; penurunan titik lembek sebesar 86,2% dan 81,3%; dan perbaikan nilai daktilitas hingga memenuhi persyaratan yang mengalami peningkatan lebih dari 370,4%. Penelitian ini menunjukkan kinerja bahan peremaja ROB-50 dalam campuran sangat efektif dalam memobilisir dan menurunkan viskositas aspal secara cepat dan menyeluruh sehingga dapat mengisi rongga-rongga dalam campuran. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada campuran jalan aspal lama dengan kadar aspal yang tinggi (7,88%), karakteristik campuran dapat diperbaiki dengan ROB-50 hingga memenuhi persyaratan lapis aspal beton (laston) tanpa diperlukan penambahan aspal baru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Rio
"Lapis pennukaan disebut lapisan yang terletak paling alas dan kontruksi aspal yang menggunakan aspal sebagai balum pengikat karen. berhubungan langsung dengan beban lalu-lintas kendaraan, Lapisan paling atas mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan cuaca langsung akibat temperatur sinar matahari sepanjang siang hari dan juga pengaruh air akibat hujan atau sebab lainnya. Pengaruh lama perubahan temperature sedikit banyak mempengaruhi kinerja perkerasan aspal. Guna dapat memenuhi fungsi yang telah disebutkan diatas. pade umumnya lapisan pennukaan dibuat dengan menggunakan balum pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dangan stabilitas yang tinggi dan taban terhadep pengarub ternperatur tersebut, semogga merniliki stabiJitas campuran yang cukup baik. Campuran aspal dengan menggunakan aspal BituPlus yang memiliki titik lembek yang tinggi dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebuL Pade karya tulis ini akan dian.lisa bagaimana pengarub waktu pereodaman pade temperatur standart (6O±1'C) terhadap stabilitas campuran dengan spesifikasi LASTON IV dengan menggunakan aspal BituPlus. Dari hasil penelilian diketahui bahwa aspal BituPlus" memiliki perfonna yang haik sebagai bahan pengikat agregat. Hal ini dibuktikan dengan nilai stabilitas, kelelehan, kekakuan, VIM dan VMA yang masih memenuhi syatat Departemen PU. Serta pembuktian terhadap perhitungan Penetration Index.

Surface Course referred as the top coat of the aspahlt construction, using asphalt as a binding material because the corollation to the traffic load. Surface Course has high risk to weather condition, effect to sunlight temperature in daytime as well as the waler effect from the rain or other causes. Changes of temperature effect the permomace of asphiat construction. To fulfill the fungtion which have been mentioned above, generally surface course is made by using asphalt construction which is waterproof with high sl.bilily and hold up to influence of the temperature. Asphalt pavement by USing BlluPlus asphalt is the solution to overcome the problem. In this thesis will analise the influence of waterb.th time at standart temperature (60 :l: lO'C) to the stability of the mixture with the spesification of LASTON IV by using BiluPlus asphalt. From thi, research, known that BituPlus asphalt has a good performance to aggregate. This is proved with the value of stability, Marshall Quotient, VIM, and VMA which still higher to PU Department standart, And also verification to calculation of Penetration Index"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas serta pengaruh iklim tropis di Indonesia dengan sinar matahari dan curah hujan tinggi, menyebabkan tingkat pelayanan lapis permukaan (wearing course) jenis LASTON semakin lama akan menurun, akibatnya banyak terjadi kerusakan yang belum pada waktunya berupa gelombang, alur roda dan retak.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter/sifat dari penggunaan bahan pengaya (additive) jenis Gilsonite dan Arbocel pada aspal pen. 60/70 dan campuran panas jenis LASTON, dalam rangka meningkatkan mutu perkerasan jalan untuk pemakaian di Indonesia.
Dilakukan pengujian sifat fisik aspal-additive, dan pengujian Marshall, untuk mengetahui pengaruh penggunaan additive. Hasil uji sifat fisik aspal ? additive menunjukan bahwa, additive tersebut dapat menaikkan nilai penetrasi, nilai titik lembek dan nilai nyala, terhadap sifat aspal. Sedangkan hasil uji marshall menunjukan, penambahan additive dapat menaikkan nilai stabilitas dan menurunkan nilai kelelehan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Gilsonite dapat merubah sifat fisik aspal, sehingga dapat disebut sebagai Modifier Aspal, dan Arbocel yang berupa serat selulosa yang tidak larut di dalam aspal akan membuat penulangan tiga dimensi.
Keduanya dapat digunakan sebagai additive pada campuran aspal-agregat jenis LASTON untuk peningkatan mutu perkerasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>