Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eko Arif Syaefudin
"Proses manufaktur memerlukan fungsi CAM yang dapat berinteraksi antara mesin dan computer, dimana visualisasi dari bentuk benda diperoleh dari software CAD . Dalam prosesnya dari sistem CAD memerlukan metode penghubung yaitu CAM agar mesin dapat berfungsi. Contohnya adalah mesin CNC (Computer Numerical Controlled). Perkembangan hingga saat ini sudah sampai tahap pemesinan 5 axis. Salah satu bagian penting dan harus ada dalam sebuah sistem CAM adalah pendeteksian dan penghindaran interferensi (gouging) antara pahat dengan model.
Dalam penelitian ini, diimplementasikan metode pendeteksian dan penghindaran interferensi untuk pemesinan 5 axis. Banyak metode yang berkembang guna penyempurnaan 5-wris machining. Dan penelitian ini dikhususkan hanya pada kasus lekukan surface yang diindentifikasi sebagai ruang terbatas. Dalam pemesinan 5 axis, vektor orientasi mata pahat yang bergerak sepanjang lintasan pada sebuah material tidak hanya berposisi tegak sejajar sumbu z, namun vektor orientasi pahat sesuai dengan vektor normal titik dimana pahat bisa melakukan inklinasi pada kasus pemakanan bidang Iengkung (non planar) yang dimaksud dan mendeteksi bidang terbatas tertutup. Penelitian Iebih difokuskan bagaimana cara pahat untuk mendeteksi alur yang melengkung tersebut dan berinklinasi sesuai dengan bidang ye makanannya.

Process of Manufacture needs CAM interaction function able to between and machine of computer, where visualization of object form obtained from CAD software. In course of him of system of CAD need link method that is CAM so that machine can function. The example is machine of CNC (Computer Numerical Control). Growth till in this time has until phase of machining 5 axes, One part of the important and there must be in a CAM system is detection and evasion of interference ( gouging) between chisel with model
In this research, detection method implementation and evasion of interference for machining 5 axis. Much method expanding to utilize completion 5-axis machining. And this research is majored only at hollowing case of surface which identification as volume bounded. In machining 5 axis, vector orient peripatetic chisel eye as long as trajectory at a material do not only have parallel straightening position of z tinder, but orientation vector chisel as according to normal vector of dot where chisel can conduct inclination at tortuous area accrue case ( such non-planar) and detect area of closed bounded volume. Research more focused how to chisel to detect the tortuous path and inclination as according to it's accrue area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24422
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Hadi Sutrisno
"Penelitian mengenai pendeteksian terhadap ruang terbatas proses pemesinan awal 5 Axis, merupakan salah satu bagian dalam pengembangan sistem CAM yang berbasis model faset 3D. Ruang terbatas dibedakan menjadi 2 bagian yaitu ruang terbatas terbuka dan ruang terbatas tertutup. Perbedaan ruang terbatas terbuka dan ruang terbatas tertutup yaitu perlunya orientasi pahat untuk proses pengerjaan ruang terbatas tertutup.
Dalam penelitian ini pendeteksian ruang terbatas dilakukan dengan mendeteksi kebertumpukan segitiga dalam bidang x dan y dan perbedaaan arah vektor normal terhadap sumbu radius pahat. untuk mendapatkan hasil deteksi pahat pada ruang terbatas, penulis mengembangkan algoritma-algoritma dalam mengolah data yang berupa STL file. Metode yang telah dikembangkan ini kemudian di uji terhadap beberapa model produk dan mampu memberikan informasi mengenai adanya ruang terbatas dan areanya.

The research concerning of bounded volume detection method for roughing process in multi-axis milling is one of a section to develop CAM system wich based on faceted model 3D. The bounded volume have 2 part wich very important, that is close boundary volume and open Boundary volume. The differences of open boundary volume and close boundary volume is tool oriented needed in machining process for close boundry volume.
In this research. Boundary volume will be get with detection of stacking of triangle and the differences of normal vector with normal angle of radius tool. To get bounded volume detection result, The writer develop algorithms to processing of STL file. The method which have been developed will be test to some models product and can give information regarding the existence of bounded volume area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Hadi Sutrisno
"Penelitian mengenai pendeteksian terhadap ruang terbatas proses pemesinan awal 5 Axis, merupakan salah satu bagian dalam pengembangan sistem CAM yang berbasis model faset 3D. Ruang terbatas dibedakan menjadi 2 bagian yaitu ruang terbatas terbuka dan ruang terbatas tertutup. Perbedaan ruang terbatas terbuka dan ruang terbatas tertutup yaitu perlunya orientasi pahat untuk proses pengerjaan ruang terbatas tertutup.
Dalam penelitian ini pendeteksian ruang terbatas dilakukan dengan mendeteksi kebertumpukan segitiga dalam bidang x dan y dan perbedaaan arah vektor normal terhadap sumbu radius pahat. untuk mendapatkan hasil deteksi pahat pada ruang terbatas, penulis mengembangkan algoritma-algoritma dalam mengolah data yang berupa STL file. Metode yang telah dikembangkan ini kemudian di uji terhadap beberapa model produk dan mampu memberikan informasi mengenai adanya ruang terbatas dan areanya.

The research concerning of bounded volume detection method for roughing process in multi-axis milling is one of a section to develop CAM system wich based on faceted model 3D. The bounded volume have 2 part wich very important, that is close boundary volume and open Boundary volume. The differences of open boundary volume and close boundary volume is tool oriented needed in machining process for close boundry volume.
In this research. Boundary volume will be get with detection of stacking of triangle and the differences of normal vector with normal angle of radius tool. To get bounded volume detection result, The writer develop algorithms to processing of STL file. The method which have been developed will be test to some models product and can give information regarding the existence of bounded volume area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41195
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Arif Syaefudin
"Untuk mencapai proses efisiensi milling, salah satunya dengan menggunakan strategi pemesinan peripheral milling karena material removal rate (mrr) yang besar terutama bila diaplikasi pada permukaan planar. Peripheral milling menemukan banyak kendala saat mengerjakan jenis permukaan sculptured dan memerlukan bentuk tool khusus yang menyesuaikan bentuk permukaan. Selain itu upaya efisiensi dapat dilakukan dengan mengurangi setup tool pada setiap tahapan proses (single setup tool) dengan menggunakan parameter tool yang sama misalnya silindrical cutter. Namun peripheral milling menggunakan tool silinder pada permukaan sculptured memerlukan metode dan strategi khusus, karena akan menemukan banyak interference antara tool dengan permukaan tergantung pada parameter tool dan initial tool orientation-nya. Sehingga problem dalam menentukan metode dan strategi pemesinan peripheral milling pada sculptured surface menggunakan tool silinder menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut dan menjadi keterbaharuan dalam penelitian ini. Posisi tool pada setiap cc-point mengandung nilai Normal vector (N), Feed direction vector (F) dan Tool Vector (T). Penetilian ini menghasilkan mengembangkan metode inisial orientasi tool peripheral, metode pendeteksian dan penghindaran interference peripheral, metode inisialisasi area non-machinable peripheral, dan pengembangan strategi diantaranya startegi tool orientasi alternative peripheral, strategi penghindaran intereference, startegi milling area non-machinable peripheral, strategi efektifitas terhadap arah pemakanan, strategi end milling sebagai solusi milling area non-machinable dan terakhir startegi hybrid milling (gabungan peripheral dengan end milling) menggunakan single parameter tool. Hasil pengembangan metode dan strategi kemudian divalidasi dengan simulasi milling pada model uji sculptured surface. Setelah diaplikasi pada beberapa model uji sculptured
surface berbasis model faset, membuktikan metode dan strategi pemesinan yang dikembangkan telah berhasil disimulasikan pada seluruh area sculptured surface.
Hasilnya dipresentasikan dalam prosentase kemampuan peripheral milling dan hasil akhir berupa toolpath simulasi hybrid milling. Hasil pengembangannya pada metode dan startegi peripheral milling ini dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan strategi milling 5-axis selanjutnya

To achieve the milling efficiency process, one of them is by using a peripheral milling machining strategy because high of the material removal rate (mrr), especially when applied to a planar surface. Peripheral milling encountered many obstacles when working on sculptured surface types and required a special form of tool to adjust the surface shape. In addition, efficiency efforts can be made by reducing the setup tool at each stage of the process (single setup tool) by using the same tool parameters such as a cylindrical cutter. However, peripheral milling using the tool cylinder on the sculptured surface requires a special method and strategy, because it will find a lot of interference between the tool and the surface depending on the tool parameters and the initial tool orientation. So that the problem in
determining the method and strategy of peripheral milling machining on sculptured surfaces using tool cylinders becomes interesting for further research and becomes a novelty in this study. Tool position at each cc-point contains Normal vector (N), Feed direction vector (F) and Tool Vector (T) values. This research resulted in
developing initial peripheral tool orientation methods, detection and avoidance methods for peripheral interference, methods for identification non-machinable peripheral areas, and developing strategies including alternative orientation tool peripheral strategies, interference avoidance strategies, non-machinable peripheral area milling strategies, effectiveness strategies for feed direction, end milling strategy as a solution for milling non-machinable areas and finally hybrid milling strategy (combination of peripherals and end milling) using a single parameter tool. The results of developing methods and strategies were then validated by simulating milling on the sculptured surface test model. After being applied to several sculptured surface test models based on the faceted model, it was proven that the developed machining methods and strategies has been simulated successfully on the entire sculptured surface area. The results are presented in the percentage of peripheral milling capabilities and the final result is a hybrid milling simulation toolpath. The results of its development on this peripheral milling method and strategy can be used as a reference for the development of the next 5-axis milling strategy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Yanes Asmara
"Pemesinan lima axis sudah sangat luas digunakan dalam industri, alasan dari penggunaan pemesinan lima axis adalah fleksibilitas yang ditawarkan oleh pemesinan lima axis itu sendiri. Fleksibilitas itu disebabkan karena kemampuan dari pemesinan lima axis untuk merubah posisi dan orientasi pahat, sehingga penggunaan pahat akan lebih efisien dan ini juga akan menyebabkan pengurangan waktu set-up. Perubahan posisi dan orientasi pada pemesinan lima axis dapat dilakukan dengan constant tool-orientation dan varying optimal tool-orientation.
Pada constant tool-orientation posisi dan orientasi pahat dirubah dengan tetap mempertahankan sudut inklinasi atau sudut antara sumbu pahat dengan sumbu-T (hasil perkalian silang normal vektor dengan vektor arah pemotongan dari cc-point). Sedangkan pada varying optimal tool-orientation, sudut inklinasi pahat dirubah secara dinamis sepanjang lintasannya untuk tetap mempertahankan penghindaran interferensi antara pahat dengan permukaan benda dan juga mempertahankan posisi pahat sedekat mungkin dengan permukaan benda. Dari kedua metode perubahan posisi dan orientasi pahat yang ditawarkan oleh pemesinan lima axis penghindaran interferensi dapat dilakukan dengan constant tool-orientation melalui pengangkatan pahat dan varying optimal tool-orientation melalui perubahan sudut inklinasi serta perubahan sudut screw.
Dalam skripsi ini penghindaran interferensi dilakukan dengan menerapkan perubahan posisi dan orientasi melalui constant tool-orientation dan varying optimal tool-orientation pada tipe pemesinan peripheral. Pada pemesinan peripheral sudut inklinasi dirotasikan terhadap vektor arah pemotongan cc-point dan sudut screw dirotasikan terhadap normal vektor cc-point. Penghindaran interferensi antara pahat dan model faset dilakukan berdasarkan modus-modus interferensi yang terjadi antara pahat dan permukaan faset tersebut. Penghindaran interferensi ini diterapkan pada kedua metode perubahan posisi dan orientasi pahat.

Five-axis machining is widely used in industry, the reason using this five axis machining is the flexibility offered by this land of machine. This flexibility is caused by the capability of five-axis machining to change tool position and orientation, so the employment of the tool can be much more efficient and this also cause reduction of set-up process. Five-axis machining may be performed with constant tool orientation and varying optimal tool orientation.
When applying constant tool orientation the position and orientation are changed by keeping the inclination angle, the angle between tool axis and T-axis (cross product between normal vector and feed direction vector) constant. On the other hand, when applying varying optimal tool orientation the tool inclination angle is dynamically optimised in order to avoid gouging/interference and maintain the tool to be as close as possible to the surface. On both method of tool position and orientation, gouging elimination is done with constant tool-orientation by tool lifting and varying optimal tool-orientation by inclination and screw angle.
In this thesis gouging elimination is done by constant tool orientation and varying optimal tool orientation in peripheral machining. In peripheral machining inclination angle is rotate according feed direction vector ofcc-point and the screw angle is rotate according the normal vector ofcc-point. Gouging between tool and faceted surface are eliminated according to interference modes that happen between tool and faceted surface and gouging elimination are applied on both orientation method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghearani Febdiastri
"Industri manufaktur terus berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi pendukung industri ini. Teknologi pendukung yang biasa disebut dengan sistem CAD/CAM ini mempermudah suatu proses pemodelan dan simulasi manufaktur sehingga pengerjaan suatu produk dapat dilakukan dengan bentuk yang rumit sekalipun. Impeller mempunyai karakteristik bentuk yang rumit, sehingga dalam pemesinannya membutuhkan analisa dari berbagai aspek. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini. Pemodelan dibuat berdasarkan impeller yang banyak diproduksi industri pada umumnya. Pembuatan model impeller dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu non-twisted dan twisted blade. Dari pemodelan tersebut dibuat suatu metode yang dapat mendeskripsikan pergerakan pahat dengan 3 dan 5-axis.
Penelitian ini mencoba mencari metode proses pemesinan yang dapat digunakan dalam pembuatan impeller. Pemilihan metode dilakukan berulang - ulang dengan hasil yang berbeda - beda hingga menghasilkan impeller dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Pembuatan template untuk pemodelan, dan metode yang digunakan pada proses pemesinan yang digunakan pada penelitian ini bersifat general, jadi bisa digunakan pada berbagai jenis impeller.

Manufacture industry grows along with the raising of it's back up technology. Manufacturing technology, which used to call CAD/CAM, made all process of modelling and manufacturing simulation is able to do, even for a complicated shape characteristic. Since impeller has a complicated shape characteristic, it needs every aspect to analize the machining process. It is become a basic state of mind of making this research. Modeling of impeller was made according to some product that already produce widely in industry. Impeller modelling can be divide into two types of impeller. It is non-twisted, and twisted impeller. From those model, a machining process that describe tool path generation of 3 and 5-axis machining can be made.
This research tries to search a methods of machining the impeller. Machining simulation repeatly done with a different result to produce a high precision impeller. Template for modelling and machining methods on this research is general, hope it can be used to different kind of impeller.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Hadi Sutrisno
"ABSTRAK
Perkembangan mesin milling dari 3-axis menjadi 5-axis pada umumnya bertujuan meningkatkan kualitas hasil pemesinan, mempercepat waktu total pengerjaan, mengurangi biaya pemesinan dan memperpanjang umur pahat. Namun pada kenyataanya terdapat keterbatasan untuk proses pemesinan awal milling 5-axis, khususnya untuk bentuk-bentuk tertentu. Dengan metode yang umum digunakan hingga saat ini, proses pemesinan awal untuk permukaan yang terdapat area close bounded volume CBV tidak dapat dilakukan proses pemesinan tanpa merubah orientasi pahat. Dalam upaya meningkatkan efektifitas proses pemesinan awal, maka pengembangan metode pemesinan pada area CBV perlu dilakukan. Tahapan dalam pengembangan metode pemesinan awal ini dimulai dari menentukan klasifikasi area CBV pada permukaan benda kerja, menentukan initial orientasi pahat pada area CBV selanjutnya memastikan seluruh CC point bebas collision dan gouging serta terakhir adalah pembuatan lintasan pahat dari seluruh cutter contact point CC point untuk proses pemesinan awal. Setelah di simulasikan untuk beberapa model, terbukti bahwa metode yang dikembangkan dapat meningkatkan volume pemesinan awal yang memberi dampak efektifitas pemesinan awal meningkat.

ABSTRACT
Technological development of manufacturing industry comes hand in hand with the increase of workpiece quality that can be applied on machining process. Particularly, the Roughing process on 5-axis milling by using a general method on CAM software gives many limitations. Complex models and Impeller Blade are the examples; these models cannot necessarily be applied on machining process. By conducting a CBV evaluation of an area for which a roughing process can be used, a tool path can be formed with a consideration of tool-path length. It can be done by using a point cloud as a cutter contact CC point. Tool orientations can be calculated based on a vector operation from a CC point in a CBV area to the nearest and highest CC point outside the CBV area. From each tool orientation at the formed CC point, it is still possible that interference occurs due to changing the orientation of the tools, thus detection of interference and tool interference avoidance can be applied using rotation and translation method until tools and workpiece surface are free from interference. From each CC point already free from interference, then it is simulated and tested against the rough machining process using a 5-axis milling machine. Out of the simulation results on 4 model shapes, the increased of rough machining volume may be achieved, thus, the effectiveness of the 5-axis milling machining process with the developed method is increasing. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2461
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Ariansyah
"Proses pemesinan milling menggunakan mesin CNC sudah banyak digunakan di berbagai industri manufaktur karena kecakapannya dalam menangani berbagai produk dengan bentuk geometri yang kompleks. Mesin CNC beroperasi berdasarkan NC program yang dihasilkan secara semi otomatis oleh suatu CAM sistem maupun yang dibuat secara manual oleh operator. Keahlian untuk mengoperasikan mesin CNC membutuhkan percobaan berulang bagi seorang operator pemula sehingga menghabiskan penggunaan material dan alat potong. Hal ini mendorong kebutuhan akan simulasi pemesinan yang dapat menolong operator selama tahap awal pembelajaran. Beberapa sistem simulasi yang sudah dikembangkan adalah berbasis 3D grafik sehingga tidak dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis bagi seorang operator pemula. Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang dapat menambahkan obyek virtual 3D ke dalam pandangan operator pada lingkungan nyata. Penelitian ini mengintegrasikan teknologi AR ke dalam mesin CNC 3 axis. Sistem ini dapat mengurangi biaya penggunaan cutting tool dan biaya penggunaan material akibat proses percobaan berulang pada mesin CNC aktual. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, visualisasi laju pelepasan material mendekati laju pelepasan material pada pemesinan aktual. Selain itu, bentuk akhir benda kerja selama proses simulasi sama dengan bentuk akhir proses pemesinan aktual berdasarkan NC program yang digunakan.
Computer Numerical Control (CNC) milling machine have been widely used in many industries due to its capability to convert raw materials into various desired finishing parts. The machine operates according to the NC program generated semi-automatically by integrated Computer Aided Manufacturing (CAM) system or manually created by an machinist. The knowledge and skill to operate the CNC milling machine usually requires iterative try-outs for a novel machinist that inevitably waste materials and cutting tools. These inefficiencies encourage the needs of machining simulation system to help the machinists during trial and learning stages. Many machinining simulation systems that have been widely available is based on 3D graphics. These virtual simulations can not help the machinists to accumulate practical experiences and knowledge as the knowledge can only be achieved through performing actual machining in a real machine tools. Augmented Reality (AR) is a technology that superimpose virtual 3D object upon the user?s view of the real world, in a real time. This paper presents the machining simulation system by integrating AR into a real 3-axis CNC machine tools. This system decreases considerably tool production cost and material wastage due to trial and error process on real machine tools. Experiment conducted shows that the visualization of Material Removal Rate (MRR) during simulation near real time MRR. In additon, the result of finished part in machining simulation is equally as the actual machining?s result based on NCcode input."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42286
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fendy Murphy Anakotta
"Format STL, merupakan suatu bentuk representasi dari suatu obyek solid 3D. Format ini diperoleh dari hasil proses triangulasi, baik itu terhadap suatu bentuk solid 3 dimensi maupun bentuk parametrik surface. Format ini banyak dimanfaatkan dalam proses Rapid Prototyping. Akan tetapi, selain pemanfaatan format STL untuk proses tersebut, format ini juga kemungkinan dapat dipergunakan untuk pembuatan lintasan pahat untuk membuat benda, karena format STL ini berisi koordinat-koordinat dari benda yang representasikannya. Dengan dasar inilah maka dilakukan penelitian terhadap format STL ini dengan tujuan untuk memanfaatkannya guna memperoleh koordinat panduan pembuatan lintasan pahat. Untuk memperoleh titik lintasan pahat dari format STL, perlu adanya proses-proses tertentu yang diperlakukan terhadap format STL tersebut, diantaranya dengan menentukan seberapa besar ukuran obyek yang diwakilkan oleh format STL ini, sehingga kita dapat menentukan ruang kerjanya berbentuk balok yang akan dibagi-bagi menjadi bidang-bidang potong. Penentuan bidang potong terhadap faset yang terdapat di dalam format STL juga perlu dilakukan, disini akan dipilih bidang pemotong yang berupa persegiempat. Kemudian dilakukan proses pemotongan/slicing, untuk mendapatkan titik potong antara pemotong yang berupa bidang potong persegiempat dengan faset, yang mana proses slicing ini dilakukan dengan mengikuti pola parallel yang bekerja seperti sistem scanning. Rangkaian proses ini dibuat dalam suatu tool/alat bantu yang berupa program, yang bertugas untuk melakukan penanganan format STL dengan melakukan proses-proses di atas. Dari hasil output program yang dibuat ini, diperoleh titik-titik perpotongan antara pemotong yang berpola parallel tadi dengan faset-faset dari format STL, yang mana setelah dilakukan pengujian, titik-titik ini ternyata memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai panduan pembuatan lintasan pahat bagi pembuatan obyek yang diwakilkan oleh format STL tersebut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>