Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumbangaol, Partahi H.
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase material bahan bangunan yang terbuang ataupun menjadi lembah pada proyek pembangunan rumah tinggal. Dalam penelitian ini persentase material terbuang ataupun limbah didefinisikan sebagai persentase dari besarnya selisih antara material yang dibeli untuk sejumlah tertentu volume pekerjaan dengan material yang secara teoritis dibutuhkan untuk melakukan sejumlah tertentu volume pekerjaan. Temuan dalam penelitian ini adalah persenase limbah yang terjadi selama proses pengerjaan dinding adalah bata = 6-27 %, semen = 7-99 % dan pasir = 21-27%. Selain itu, perbandingan antara volume yang dibeli dan volume yang diperhitungkan dalam RAB mengindikasikan persentasi limbah untuk bata = 5-12%, semen = 0-115%, pasir = 4-179%, sedangkan untuk pemakaian cat didapat hasil yang lebih besar dari RAB (31-40%). Perbedaan antara persentasi terhadap RAB dan volume teoritis menunjukkan bahwa pada RAB teleransi limbah telah dibuat cukup besar. Namun demikian analisa ini membuktikan bahwa persentase limbah yang terjadai lebih besar dibandingkan toleransi limbah yang digunakan dalam RAB. Dari hasil-hasil tersebut, diusulkan bebeapa solusi untuk mengurangi maupun untuk menghilangkan masalah yang ada. Sedangkan untuk kondisi lingkungan kerja yang diamati, diusulkan untuk memperbaiki kondisi yang masih kurang baik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
01/Lum/a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isran
"Pengendalian biaya proyek dimaksudkan untuk mengusahakan agar kemajuan proyek yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya atau kegiatan di kantor pusat di lapangan yang telah direncanakan harus dipantau dan dikendalikan implementasinya agar hasilnya sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Masalah yang sering dihadapi oleh sebuah proyek adalah biaya yang telah direncanakan dalam pengadaan material pada tahap perencanaan tidak selaras dengan tahap implementasi atau dengan kata lain actual cost dalam pengadaan material jauh lebih besar dibandingkan rencana biaya material. Masalah ini bisa muncul, karena kurangnya informasi/pengetahuan pihak kontraktor terhadap kegiatan-kegiatan apa saja pada manajemen material yang memiliki resiko yang tinggi dan kegiatan-kegiatan apa saja pada manajemen material yang dapat menurunkan kinerja biaya material. Untuk mengatasi permasalahan ini maka dibutuhkan suatu pengetahuan mengenai identifikasi faktor resiko pada manajemen material dan diperlukan suatu tindakan koreksi (corrective action) yang tepat dalam mengatasi ketidakselarasan ini agar penyimpangan yang terjadi dapat diminimisasi. Skripsi ini mengkaji berbagai faktor resiko serta dampaknya yang mungkin muncul dan juga tindakan koreksi yang diambil kontraktor dalam mengantisipasi berbagai penyimpangan yang terjadi pada biaya material. Dari analisa faktor resiko dapat kita tentukan faktor yang mempunyai tingkat pengaruh tinggi serta pengaruhnya terhadap kinerja biaya. akhirnya dengan semakin efektif dan efisiennya pengendalian biaya material maka tujuan dan sasaran akhir proyek yang ditetapkan sebelumnya akan dapat tercapai sesuai dengan rencana.

Project control is intended to make the project progress on project planned or the activity m Home office and field that lias been planned must be examined and controlled to make the result fit with the aim that has been decided. Problem that often associated with a project are the cost which have been planned in material procurement on planning phase, not compatible with those implementation phase, or in other word the actual costs in material procurement are far above than those in material cost planning. These problem can occur because contractors have lack of information about any high risk activities on material management and activities that can decrease the material cost performance. It is needed sufficient knowledge about material procurement risk factor identification, followed by corrective action to overcome the incompatible in order to minimize the deviation between actual cost and plan cost. This thesis tries to analyze various risk factor, the impacts that may occur, and corrective action taken by contractor to anticipate various deviations which happen in material cost. By analyzing risk factor, we can determined factor that has high effect and impact to cost performance. Finally, as material cost control are becoming more effective and efficient, thus the aim and project final target that has been established before can be achieved as planned. Keyword : Control Problem, Impacts, Corrective Action."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matelda Christiana Mauta
"Pada pembangunan jalan raya di kota Kupang Nusa Tenggara Timur, sering terjadi kenaikan biaya yang disebabkan oleh lemahnya sistem persediaan bahan, oleh karena itu perlu untuk meneliti faktor-faktor risiko dalam sistem persediaan bahan yang mempengaruhi kinerja biaya proyek. Penelitian yang dihasilkan menggunakan metode AHP menunjukkan bahwa ada 11 faktor risiko tinggi, 16 faktor risiko menengah, dan 26 faktor risiko rendah, yang kemudian di lakukan pencegahan dan tindakan korektif yang direkomendasikan oleh para ahli.

On highway construction in the city of East Nusa Tenggara Kupang, often occurs cost overruns that caused by weak of material inventory system, therefore it is necessary to research the risk factors in material inventory system that influences project cost performance. The research resulting using AHP method show that are 11 high risk factors, 16 medium risk factors, and 26 low risk factors, which then in the doing preventive and corrective actions that are recommended by experts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayah Soleha
"Metode penjadwalan yang sudah umum digunakan pada proyek-proyek konstruksi adalah metode Bar Chart. Sedangkan untuk proyek dengan skala besar maka metode yang digunakan adalah metode Critical Path Method (CPM). Metode ini mampu menggambarkan hubungan ketergantungan antara aktivitas yang satu dengan aktivitas yang lain. Semakin besar proyek maka akan semakin rumit untuk digambarkan hubungan antar aktivitasnya. Kedua metode yang sering digunakan ini tidak mampu menggambarkan kesinambungan penggunaan tenaga kerja dan pengaturan waktu pelaksanaan. Di proyek-proyek konstruksi sendiri seringkali pelaksana konstruksi menyamaratakan metode penjadwalan untuk proyek dengan ciri aktivitas repetitive semisal proyek perumahan dengan proyek yang nonrepetitive. Akibatnya efektifitas proyek sulit untuk diwujudkan. Di luar negeri telah ditemukan metode baru yang khusus digunakan untuk proyek dengan ciri aktivitas repetitive yaitu metode Repetitive Scheduling Method (RSM). Penyajian metode ini sangat sederhana yaitu hanya menggunakan grafik kartesian, dimana sumbu-x menunjukan waktu pelaksanaan sedangkan sumbu-y menunjukan unit repetitive-nya. Penulisan ini akan memaparkan kemampuan RSM dalam mengatur kekontinuitasan tenaga kerja dengan cara menjadwalkan kembali proyek menggunakan metode RSM. Penjadwalan kembali dilakukan untuk proyek inisialnya terlebih dahulu. Grafik yang dihasilkan menunjukan adanya lag time dan over lapping waktu pelaksanaan. Setelah itu, proyek dijadwalkan kembali dengan alternatif waktu penjadwalan yang berbeda, dengan terlebih dahulu menghilangkan lag time dan overlapping waktu pelaksanaan. Ditawarkan dua alternatif penjadwalan kembali dengan metode yang sama. Dari grafik yang dihasilkan, keduanya menunjukan kesinambungan tenaga kerja dan akhirnya didapatkan durasi proyek yangjauh lebih pendek dan tenga kerja yang digunakan dapat dikurangi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Charles
"ABSTRAK
Material konstruksi merupakan salah satu sumber daya yang terbatas dalam suatu proyek konstruksi dan juga merupakan salah satu fungsi utama dari kegiatan konstruksi yang nilainya antara 25-40 % bahkan dapat mencapai 60 % dari anggaran proyek. Sehingga penambahan waktu dari pemesanan, pengiriman serta penanganan material sebagai kegiatan pengadaan material, seringkali berdampak dapat menimbulkan kegiatan kritis baru dari suatu kegiatan pelaksanaan proyek.
Masalah yang dihadapi oleh departemen perencanaan material saat ini adalah sulitnya menyusun perencanaan dan pengendalian pengadaan material yang efektif, yang sesuai dengan kondisi yang ada diproyek. Hal ini dikarenakan banyaknya material yang diperlukan pada waktu yang bervariasi dan banyaknya perusahaan pemasok serta banyaknya pekerjaan yang ditangani sekaligus pada waktu yang bersamaan. Disamping itu penanganan sistem informasi manajemen pengadaan material, yang masih dilakukan secara manual, makin menambah permasalahan baru, yakni sulitnya mengetahui dan mengontrol status persediaan dari material, selama proses pelaksanaan proyek.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut diatas maka dalam skripsi ini, akan dirancang suatu sistem informasi manajemen pengadaan material, sebagai upaya memperbaiki sistem yang ada. Sistem tersebut dirancang berdasarkan data dan informasi yang ada pada proyek dan dengan memanfaatkan paket software manajemen material yang handal, sehingga dengan demikian diharapkan pengadaan material bisa lebih efektif karena didukung oleh adanya sistem informasi yang terkomputerisasi. Sistem informasi manajemen pengadaan material yang dirancang ini diharapkan dapat menolong para pengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang ada pada proses pengadaan material. Akhimya dengan semakin efektif dan efisiennya pengadaan material maka tujuan dan sasaran akhir proyek yang telah ditetapkan sebelumya, akan dapat tercapai sesuai dengan rencana.

"
2000
S34963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Catur Suharnanto
"Pada akhir proyek konstruksi kerap terjadi penyimpangan biaya (cost overrun) yang dapat merugikan pemilik (owner) maupun pelaksana (contractor). Penyimpangan ini salah satunya disebabkan oleh penyimpangan biaya material. Untuk mengatasi permasalahan tersebut usaha yang dapat dilakukan kontraktor adalah mengelola dengan baik material yang ada, yaitu dengan menerapkan manajemen material dengan benar, karena sekitar 50-60% biaya total proyek konstruksi digunakan dalam pengadaan material dan peralatan. Salah satu usaha dalam menekan biaya material adalah dengan melakukan pembelian terpusat (centralized purchasing). Metode ini telah banyak digunakan di luar negeri dan tidak hanya terbatas pada dunia konstruksi. Penerapan sistem ini belum dapat menjamin kesuksesan pelaksanaan proyek konstruksi, karena sistem ini juga mempunyai beberapa kerugian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan sentralisasi pengadaan material terhadap kinerja proyek konstruksi gedung bertingkat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada proyek pembangunan Kayamas Residences. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, non-statistik, dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penerapan sistem sentralisasi pengadaan material pada proyek yang diteliti (Kayamas Residences) menunjukan bahwa risiko kenaikkan biaya pengadaan material dapat dikurangi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Squire, Lyn
Jakarta: UI-Press, 1982
339.015 SQU at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Squire, Lyn
Jakarta: UI-Press, 1982
658 SQU a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T40605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>