Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fardhian
"Mesin Otto atau yang biasa disebut mesin Bensin merupakan salah satu mesin kalor yang cukup Juas dipergunakan sekarang ini. Mesin lni terutama banyak dipergunakan di sel"tor transportasi darat. Kepopu!erannya disebabkan oteh beberapa kelebihannya dibanding mesin kalor yang lain. Meski memiliki kelebihan-kelebihan. namun selalu ada usaha untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi mesin Otto. Daya mesin dan penghematan bahan bakar menjadi dua hal utama yang menyebabhnnya. Cukup banyak usaha yang dilakukan, dan salah satunya adalah dengan menambahkan zat aditif pada bahan bakar (Fuel Additive). Kekurangan mesin Otto saat ini adalah gas buang atau emisinya yang lebih memberikan efek buruk terhadap manusia dan lingkungan hidup, terutama bila gas buang tersebut dtperbitungkan besarannya pada sektor transportasi. Penel1tian ini bennaksud mengetahui pengaruh. penambahan zat aditlf jenis tertentu yang dipilih sacara acak terhadap kandungan dan kinerja gas buang. Kegiatan tni mencoba melihat karakteristik Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (C02 ), Hidrokarbon (f-iC), Oksigen (02), suhu, Nilai Panas dan Rerugi pada gas huang yang dihasilkan, Penamhahan zat aditlf pada bahan bakar temyata mengurangi kandungan Karbonmonoksida (CO} dan meningkatkan kandungan Oksigen (02), Karbondioksida (C02), dan Hidrokarbon (HC) pada persentase aditif 0,2 % terhadap keseluruhan volume bahan bakar. Namun rerugi yang dihasi1kan akan berkurang pada persentase 0,3 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
"ABSTRAK
Pengujian awal untuk peningkatan angka setana pada solar yang dicampur dengan aditif dari bahan baku kelapa sawit telah berhasil dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian unjuk kerja dan gas buang dari 3 jenis komposisi campuran solar-aditif tersebut (0,5 %, 1,0% dan 1,5% dari volume) dibandingkan dengan bahan bakar solar murni. Peningkatan konsumsi bahan bakar untuk semua komposisi campuran terjadi pada saat kondisi mesin tanpa beban. Sebaliknya pada saat pembebanan dilakukan, penurunan konsumsi terbesar terjadi sekitar 10,47% untuk komposisi aditif O,l%. Emisi CO dan C02 terendah dihasilkan dari komposisi aditif 0,1 %, untuk HC terendah pada komposisi aditif 0,5%. Sedangkan emisi 02 terjadi peningkatan untuk semua komposisi aditif. Kebisingan menurun sekitar maks 2,3% untuk seluruh komposisi aditif."
Fakultas Teknik , 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan banyak cara untuk memperbaiki kualitas minyak: solar. Salah satunya adalah dengan penambahan aditif Cetane Booster yang dapat meningkatkan cetane number (CN) dari solar. Sampai saat ini pembuatan aditif solar masih diiakukan dalam skala laboratorium. Aditif tersebut dinamakan Metil Ester Nttrit (MEN). Metode pembuatan MEN ada bermacam-macam salah satunya adatah nitrasi. Pembuatan MEN dengan cara nitrasi dilakukan dengan mereaksikan metil ester dengan ion nitronium. Metil ester, sebagai bahan bakunya, diolah dari Crude Palm Oil (CPO) melalui proses transesterifikasi, sedangkan ion nitronium dihasilkan dari reaksi antara asam nitrat dengan asam sulfat.
Penelitian berskala laboratorium lni memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan, oleh karena itu perlu untuk dilanjutkan ke skala yang lebih besar yaitu skala pabrik. Dalam skala pabrik, proses yang digunak:an adalah batch dengan 3 tahapan proses, yaitu tahap preparasi katalis, tahap reaksi dan tahap penanganan akhir. Efisiensi karbon dan efisiensi energi dari proses ini berturut-turut adalah 84,4% dan 89,9%. Ada 2 reaktor yang digunakan dalam proses ini, yang pertama adalah reaktor nitrifikasi untuk menghasilkan ion nitronium dan yang kedua adalah reaktor nitrasi untuk mereaksikan ion nitronium tadi dengan metil ester menghasilkan MEN. Kedua reaktor berjenis reaktor batch berpengaduk dengan jaket pendingin. Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik yang dirancang berkapasitas 5.500 ton/tahun dengan modal investasi sebesar US$ 11362.231,70. Pabrik ini memiliki nilai Net Present Value (NPV) sebesar US$9.629.312,48, tingkat pengembalian sebesar 32 % dan waktu kembali modal sekitar 2,3 tahun. Secara teknis maupun ekonomis pabrik ini layak untuk didirikan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan mesin diesel yang meningkat di berbagai sektor kehidupan berbanding lurus dengan peningkatan. Jumlah emisi yang dihasilkan. Emisi yang dikeluarkan mesin diesel antara lain NOx, hidrokarbon dan partikulat. Dalam bahan bakar diesel, faktor yang paling mempengaruhi kuantitas emisi tersebut adalah angka setana (CN). Semakin tinggi CN maka jumlah emisi NOX dan Hidrokarbon akan berkurang, dan pada loading rendah akan menurunkan jumlah partikulat. Selain mereduksi emisi, peningkatan CN akan meningkatkan performa mesin diesel, yaitu mempermudah penyalaan, mengurangi suara berisik dan menghemat konsumsi bahan bakar. Peningkatan CN dapat dilakukan dengan penambahan aditif berupa senyawa organik nitrat. Pada penelitian sebelumnya telah berhasil disintesis senyawa organik nitrat dengan bahan baku minyak goreng komersial.
Untuk menghindari penggunaan minyak goreng komersial yang dialokasikan untuk konsumsi masyarakat, maka pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa organik nitrat dengan bahan baku CPO Banten. Variasi dilakukan pada metode penghilangan kandungan asam lemak bebas (ALB), yaitu penetralan dan pre-esterifikasi. Reaksi transesterifikasi menggunakan katalis basa dengan metode nitrasi langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif dengan metode analisis menggunakan Infrared untuk melihat daerah serapan atau gugus senyawa yang terbentuk.
Spektra Infrared mengidentifikasi dua senyawa aktif dalam senyawa organik nitrat yang terbentuk, yaitu nitrat pada 1635 cm-1 dan nitro pada 1554 cm-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield reaksi dengan metode pre-esterifikasi lebih tinggi dibanding dengan penetralan. Dengan pre-esterifikasi, yield metil ester dari CPO sebesar 80.09%. Sementara itu, dengan metode penetralan, yield reaksi yang dihasilkan sebesar 48,53%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariandja, Marshall
"Proses pembakaran yang tedadi pada ruang bakar motor diesel sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar yang digunakannya. Proses pembakaran yang terjadi dan kualitas dari penyalaan yang balk algan menaikkan tingkat eflsiensi yang dihasllkan mesin. Untuk tujuan ini bahan bakar yang dipergunakan diberikan campuran zat-zat kimia tambahan pada komposisl tertentu, yang dlsebut sebagai aditlf bahan bakar. Penambahan aditif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan angka setana bahan bakar yang terjadi dan pengaruhnya terhadap elisiensi serta untuk krja mesin Diesel selain peningkatan dari fuel handling dan stabilitas bahan bakar tersebut. Hal penting Iainnya yang menjadi pertimbangan adalah kualitas emisi gas buang yang dlhasilkan sebagal akibat penambahan aditif jenis ini, balk untuk gas-gas beracun dan partikulat yang dihasilkannya.
Eksperimen ini dilakukan dalam beberapa komposisi aditif bahan bakar yaitu dari 0% hingga 0,01% volume. Selanjutnya mesin uji dijalankan selama sepuluh jam operasi secara kontinu. Berdasarkan analisa dari data yang didapat menunjukkan bahwa pada komposisi 0,01% terjadi penurunan emisi hldrokarbon sebesar 56% dan 50% dibanding bahan bakar solar murni. Gambaran ini menunjukkan semakln kecll jumlah bahan bakar yang tidak terbakar sempurna dan peningkatan kulaitas proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar. Mesin Diesel uji ini juga mampu menghasilkan ellsensl maksimum pemakaian bahan bakar yaitu sebesar 0,36 BSFC yang berarti penurunan sebesar hamplr 2% dibandingkan bahan bakar normal.

The quality of hiels which used on Diesel engine is signilicant in influencing the combustion processes which occurred on the combustion chamber The combustion proccesses and the ignition quality eitect on the eticiency produced by the engine. Some chemical substances which blended with precise composition were added as fuel additives. This trial have been made to find the fuel additives that can boost fuel cetane number which related to engine performance and its fuel efliciency, beside other puiposses such as to improve fuel handling and stability. Other important purpose is to reduce the discharge level of hazardous and pollutant gasses and particulate emmisions.
This experiment used several compositions of mixtured addtives and normal fuel ranging from 0 to 0,01 % of volume. Then the tested engine run to operate for ten hours continously. From the data analysis showed that the composition of additive-fuel 0,01 % produced hydrocarbon (HC) and carbon monoxyde (CO) emission of signiticant number around 56% and 50% lower than normal diesel fuel. These illustration reflect the lesser of unbumed fuels and better quality of combustion process. This engine are also capable of generating maximum efficiency with less than half litre of fuel per kilowatt per hour, or 0.36 BSFC, which indicates reduction almost 2%
compared to the normal diesel fuel-
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adnan
"Penggunaan mesin diesel telah berkembang dengan pesat sehingga dari total konsumsi bahan bakar minyak, minyak diesel (solar) digunakan sekitar 40 %. Peningkatan jumlah kendaraan bermesin diesel dengan konsumsi solar sebesar 20 juta kiloliter pada tahun 2002 menjadi salah satu penyebab polusi udara. Polusi udara yang merupakan masalah lingkungan terutama disebabkan tercemarinya udara ambien oleh gas buang dari kendaraan bermotor terutama mesin diesel seperti NOX, SO*, dan Partikulat yang berukuran < 10 μm (PM-10). Untuk mengurangi laju polusi udara maka perlu dilakukan perbaikan kualitas bahan bakar solar dengan peningkatan Cetane Number (CN). Semakin tinggi CN berarti waktu tunda penyalaan (ignition delay) lebih singkat dan jumlah minyak solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. CN yang tinggi juga menyebabkan rendahnya laju kenaikan tekanan dan meningkatkan kontrol pembakaran yang berarti meningkatkan eflsiensi mesin, mengurangi getaran, mengurangi jumlah kalor yang hilang serta mengurangi emisi NO* dan partikulat.
Untuk mendapatkan solar dengan CN yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan mencampur minyak solar dengan metii ester dari minyak sawit yang mempunyai CN antara 50-60. Cara lainnya ialah dengan penambahan aditif. Aditif yang telah komersial merupakan senyawa organik nitrat, salah satu contohnya yaitu 2 Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN). Penambahan 2-EHN pada solar dengan dosis 0.05 % -0.4 % akan memberikan kenaikan CN sekitar 4-7 angka. Penelitian sebelumnya melaporkan pembuatan aditif berupa senyawa nitrat berbahab baku ester dari minyak sawit dengan proses nitrasi. Aditif tersebut meningkatkan CN 3 -4 angka dengan penambahan 0.5-1.5 % volume pada solar. Mengingat reaksi pra-nitrasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, maka perlu diteliti efektifitas dari salah sat metode yaitu dengan menggunakan reagensia Grignard.
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif dengan metode analisis menggunakan Infrared untuk melihat daerah serapan atau gugus senyawa yang terbentuk, Atomic Absorption Spectrometry (AAS) untuk menghitung yield logam Magnesium yang bereaksi dan Gas Cromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). untuk menganalisa struktur metil ester serta berat molekulnya. Adapun tahapan reaksi yang dilakukan adalah sebagai berikut: reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester, hasilnya struktur palmitat dari minyak kelapa sawit dominan pada metil ester ini. Langkah selanjutnya dengan melakukan sintesis senyawa Grignard, yield dari reaksi ini adalah 66.67 %. Grignard hasil sintesis direaksikan dengan metil ester untuk menghasilkan senyawa antara yaitu alkohol tersier, yield reaksinya adalah 26.41 %. Lalu dilakukan reaksi nitrasi pada campuran alkohol tersier yang terbentuk dan metil ester sisa, sehingga dihasilkan aditif yang merupakan campuran senyawa Ester Nitrat dan senyawa Ester Nitrit. Penggunaan dosis 0,25-1.5 % meningkatkan CN minyak solar 0-8-4 angka. Penambahan 1 % sudah cukup meningkatkan CN minyak solar indonesia dari 45 menjadi 48 untuk memenuhi standar intemasional kategori I. Penambahan 2 % senyawa ini meningkatkan CN menjadi 11-15 angka dan minyak solar bersifat lebih eksplosif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaky Aufar Perwira
"Bensin menjadi salah satu energi yang umum digunakan karena penggunaannya yang luas seperti bahan bakar pada kendaraan bermotor. Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dampak polusi akibat gas buang kendaraan kini menjadi penyebab utama pencemaran udara. Berbagai macam aditif bahan bakar telah menjadi fokus dalam penelitian, graphene oxide (GO) menjadi salah satu opsi sebagai aditif pada bahan bakar tersebut. Penelitian ini menginvestigasi potensi GO sebagai aditif pada bensin untuk mengurangi emisi gas buang. Melalui percobaan yang dilakukan, penelitian ini mengevaluasi pengaruh konsentrasi GO (50 ppm dan 100 ppm) terhadap emisi CO, CO2, dan HC. Hasil menunjukkan bahwa penambahan GO pada bensin memberikan pengaruh signifikan terhadap emisi gas buang. Pada penambahan 50 ppm dan 100 ppm GO, terjadi penurunan emisi karbon monoksida (CO) dengan rata-rata penurunan sebesar 87.37% untuk 50 ppm GO dan 84.43% untuk 100 ppm GO. Selain itu, emisi karbon dioksida (CO2) meningkat, mengindikasikan pembakaran yang lebih sempurna dengan rata-rata kenaikan sebesar 6.37% untuk 50 ppm GO dan 9.03% untuk 100 ppm GO. Emisi hidrokarbon (HC) juga mengalami penurunan rata-rata sebesar 17.19% untuk 50 ppm GO dan 12.83% untuk 100 ppm GO. Secara keseluruhan, penambahan graphene oxide pada bahan bakar bensin meningkatkan efisiensi pembakaran dan menurunkan emisi gas berbahaya.

Gasoline is one of the most commonly used energy sources due to its widespread application, such as fuel in motor vehicles. With the increase in the number of motor vehicles, the impact of pollution from vehicle exhaust gases has now become a major cause of air pollution. Various fuel additives have been the focus of research, with graphene oxide (GO) being one of the options as an additive for fuel. This study investigates the potential of GO as an additive in gasoline to reduce exhaust gas emissions. Through the experiments conducted, this research evaluates the effect of GO concentrations (50 ppm and 100 ppm) on CO, CO2, and HC emissions. The results show that adding GO to gasoline has a significant impact on exhaust gas emissions. With the addition of 50 ppm and 100 ppm GO, there was a reduction in carbon monoxide (CO) emissions, with an average decrease of 87.37% for 50 ppm GO and 84.43% for 100 ppm GO. Moreover, carbon dioxide (CO2) emissions increased, indicating more complete combustion, with an average increase of 6.37% for 50 ppm GO and 9.03% for 100 ppm GO. Hydrocarbon (HC) emissions also decreased, with an average reduction of 17.19% for 50 ppm GO and 12.83% for 100 ppm GO. Overall, the addition of graphene oxide to gasoline improves combustion efficiency and reduces harmful gas emissions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oksi Sigit Pradipta
"Bahan bakar alternatif merupakan salah satu solusi untuk bahan bakar yang terbaharukan. Biodiesel minyak jagung merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan bakar pada mesin diesel. Namun agar dapat digunakan, bahan bakar pengganti tersebut harus memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan bahan bakar yang dipergunakan saat ini.
Cetane number biasanya dijadikan standard untuk menentukan baik buruknya kualitas bahan bakar pada mesin diesel. Selain sebagai bahan bakar alternatif, penambahan biodiesel minyak jagung dengan persentase tertentu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar yang ditandai dengan naiknya pula cetane number dari campuran bahan bakar tersebut. Dengan dasar inilah, pada penelitian kali ini penulis mencoba membuktikan dengan melakukan penambahan biodiesel jagung dengan persentase 10%, 20%, dan 30% pada 90%, 80%, dan 70% minyak solar murni. Sebagai perbandingan kualitas, campuran minyak ini akan diuji nilai performa dari Specific Fuel Consumption (SFC) , Brake Horse Power (BHP) , effisiensi thermal, dan tingkat opasitasnya.
Hasil dari pengujian didapatkan campuran biodiesel dibanding minyak solar murni, walaupun memiliki rata-rata BHP yang lebih kecil dan SFC yang lebih boros, namun memiliki effisiensi thermal dan tingkat opasitas yang lebih baik. Dapat diambil kesimpulan, seluruh campuran minyak jagung dengan persentase 10 - 30% dapat digunakan pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin tersebut.

An alternative fuel is one of the solutions for the renewable energy source. Corn-oil biodiesel is the potential alternative fuel can be developed purpose for diesel engine fuel. However, it only can be useful if it have a fuel quality almost or equal with the fuel that used right now.
Cetane number is standard value to determine the fuel for diesel engine quality, whether poor or good. Adding corn-oil biodiesel with certain percentage can improve the fuel quality identified by the increasing of its cetane number. With this basic theory, using the blend mixed fuel with composition 10%, 20%, and 30% percentage of corn-oil fuel and 90%, 80%, 70% percentage of pure solar-oil fuel, this research try to proof it using Specific Fuel Consumption (SFC), Brake Horse Power (BHP), thermal efficiency, and opacity level performance as compared items.
As the result, despite the blended corn-oil biodiesel have lower BHP and higher SFC, but it have better either thermal efficiency or opacity level compared with pure diesel oil (solar). For the conclusion, all of the blended corn-oil biodiesel with certain percentage (10 - 30%) can be applied for the diesel engine without modification.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S36230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>