Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amien Rahardjo
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Angin adalah wujud energi yang paling tua, cian pada saat yang sama, angin merupakan wujud energi yang paling baru. Angin selalu ada dan terjadi di manapun, meskipun tak kasatmata. Awal pemanfaatann~ pada rakit atau perahu yang menggunakan layar segi empat yang masih sederhana. Begitu orang menyadari akan manfaat kekuatan angin, maka mereka dengan cepat mengambil manfaat dari sumber energi gratis ini dengan membuat berbagai jenis kapallayar sesuai dengan keperluannya, dari kapal dagang Phoenicia, kapal layar Romawi untuk perang, kapal barang Yunani, dari kapal layar Scandinavia yang panjang sampai perahu atau kapal layar modern untuk kesenangan di jaman sekarang. Selama ribuan tahun orang menempuh perjalanan melalui laut tanpa menimbulkan baik polusi udara maupun polusi perairan. Kincir angin di negeri Belanda yang terkenal itu menggunakan energi angin bukan untuk perjalanan atau pelayaran di laut tetapi untuk irigasi dan untuk maksud penggilingan tepung. Sebagaimana alat yang dapat berputar, kincir angin mampu untuk menyesuaikan dirt dengan perkembangan teknologi modern. Manusia memerlukan tenaga listrik untuk menerangi rumah dan menggunakannya untuk peralatan listrik dan elektronik. Kincir angin dapat juga menghasilkan tenaga listrik bila dihubungkan dengan generator listrik. Biaya produksi dengan sistem tenaga angin dewasa ini masih cukup tinggi dan harus diusahakan untuk menekan biaya produksinya agar lebih rendah. Suatu sistem listrik tenaga angin masih harus dikembangkan lagi agar dapat bersaing dengan sistem tenaga listrik komersial. Pembangkitan listrik tenaga angin untuk pribadi, bagi yang mampu, akan sangat menguntungkan karena hampir tidak memerlukan pemeliharaan, sedang sumber energi angin tersedia gratis. Tetapi jumlah orang yang mampu persentasenya kecil dibanding dengan populasi seluruh penduduk di tingkungannya. Yang diperlukan adalah sistem listrik tenaga angin yang lebih besar dan dapat dihubunglcon ke jaringan tistrik komersial lokal. Di beberapa tempat seperti California di Amerika dan di Eropa telah dilakukan meskipun be{um berskala besar dan tidak secara komersial penuh. Tulisan ini dibuat dengan maksud untuk lebth memperhatikan pengjunaan tenaga angin, khususnya untuk pembangkit tenaga listrik. Apakah hal tersebut mungkin dan layak untuk dikembangkan di Indonesia?"
537 JIEK 1:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Kebijakan energi terbarukan saat ini berperan dalam terhambatnya pengembangan dan pencapaian target bauran energi terbarukan yang telah ditetapkan. Permasalahan tersebut yaitu terkait regulasi sektoral yang inkonsisten, penetapan prioritas pemerintah dalam kebijakan energi, skema kerja sama, serta penetapan harga jual beli tenaga listrik. Penulis menggunakan desain penelitian yuridis-normatif. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Data tersebut disusun kualitatif, melalui uraian teks dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kritis. Kesimpulan, pertama, regulasi pemanfaatan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik yang mengatur klausul-klausul kunci PJBL sangat dinamis mengalami perubahan dalam waktu yang singkat. Kedua, dalam penyusunan KEN, RUEN, dan RUPTL pemerintah masih memberikan prioritas utama untuk pemanfaatan energi fossil dibandingkan energi terbarukan. Beberapa hal yang menghambat investasi diantaranya: a) biaya investasi EBT yang tinggi; b) prioritas pengembangan PLTU Mulut Tambang; c) perubahan penentuan biaya pokok produksi; d) terbitnya Permen ESDM 10/2017 mengakibatkan minimnya kesempatan investor untuk Business-to-business dalam PJBL; e) inkonsistensi penerapan pola kerja sama; f) hambatan dalam penyediaan lahan dan hutan. Ketiga, upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan energi terbarukan yaitu melalui skema penugasan, kerja sama antara pemerintah dan badan usaha, serta melalui pemberian jaminan kelayakan usaha kepada pengembang. Selain itu untuk memaksimalkan pengembangan energi terbarukan Pemerintah harus mampu mewujudkan: 1) Kepastian Hukum dari Segi Pengaturan Pemanfaatan energi Baru dan Terbarukan; 2) Optimalisasi Kesempatan Ekonomi (economic opportunity) Indonesia dalam Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan; 3) Mengubah Paradigma Pemangku Kebijakan yang menganggap batubara sebagai sumber energi murah; dan 4) Mewujudkan Kebijakan Energi Baru dan Terbarukan yang Berkeadilan (fairness).

New and renewable energy utilization is one of the pillars for reaching national energy independence and security by maximizing the usage of renewable energy by considering the economic level. The current renewable energy policy inhibits the development and achievement of the established renewable energy mix target. This is due to inconsistent sectoral regulations, government priority in energy policy, cooperation scheme, and electricity buying and selling price setting. The author used judicial-normative research design. The present study used secondary data, which consisted of primary, secondary and tertiary legal materials. The data was prepared qualitatively through text description and analyzed using descriptive and critical analysis technique. The conclusions are, first, renewable energy utilization regulations for electricity supply that regulate the key clauses of PJBL are very dynamic and change within a brief period of time. Second, when preparing KEN, RUEN, and RUPTL, the government still prioritizes fossil energy utilization over renewable energy. Some obstacles for investment are: a) high cost of EBT investment; b) priority of PLTU Mulut Tambang development; c) change of cost of production setting; d) the issuance of the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources 10/2017 that reduces investor's chance for Business-to-business in PJBL; e) inconsistency of cooperation pattern implementation; f) obstacle in land and forest provision. Third, government efforts to support renewable energy provision through assignment scheme, government cooperation with businesses, and provision of business viability guarantee for developer. Moreover, to maximize renewable energy development, the government must: 1) Create Legal Certainty in Terms of New and Renewable Energy Utilization Regulation; 2) Optimize Indonesia's Economic Opportunity in New and Renewable Energy Development; 3) Change the Paradigm of Policy Maker who think of coal as cheap source of energy; and 4) Create Fair New and Renewable Energy Policy (fairness)."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif untukk menggantikan peran bahan bakar fosil perlu mempertimbangakan dampak terhadap lingkungan. Penggunaan energi dan material selama siklus produksi bioetanol akan melepaskan emisi gas rumah kaca (karbondioksida). Studi difokuskan pada analisa kesetimbangan energi dan perhitungan emisi gas rumah kaca (karbondioksida) untuk bioetanol yang berasal dari bahan baku pati singkong yang mencaup tahapan budidaya tanaman hingga proses produksi bioetanol. Lokasi studi terletak di Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) Lampung. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai input energi pada silus produksi bioetanol sebesar 26,142 MJ/Kg-BE atau 0,970 MJ/MJ-B3, dengan nilasi emisi sebesar 4,527 kg CO2/kg-BE atau 0,168 kg-CO2/MJ-BE. Tahapan budidaya tanaman singkong berkontribusi sebesar 13% dari total emisi C02 yang dihasilkan. Penurunan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi energi dari biogas dalam mengurangi pemakaikan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi peralatan listrik pada pabrik etanol/bioetanol."
Jakarta: Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (P3TKEBT),
537 KLET
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Setiya Dwi Grahito
"ABSTRAK
Studi ini menganalisa berbagai faktor-faktor yang terjadi akibat dari keputusan perusahaan dan industri untuk menggunakan pembangkit listrik mandiri dalam mengatasi masalah kebutuhan listrik untuk produksi. Dengan berfokus pada perbedaan karakteristik pulau dan sumber daya yang dimilikinya, masing-masing industri dari berbagai sektor memiliki berbagai pertimbangan yang tentu saja berbeda dalam kurun tiga periode waktu. Perhitungan empiris menunjukkan bahwa industri dengan pengeluaran dan pemasukan yang besar serta tenaga kerja yang sedikit cenderung memiliki probabilitas untuk menggunakan swa-listrik. Hasil pengolahan juga menunjukkan bahwa industri dari pulau Kalimantan dan kelompok pulau Papua/Nusa Tenggara/Maluku memiliki probabilitas menggunakan swa-listrik lebih tinggi yaitu masing-masing sebesar 24,7% dan 19,8%, jika dibandingkan pulau Jawa/Bali. Sektor pertanian dan perkebunan memiliki probabilitas menggunakan swa-listrik lebih tinggi jika dibanding kelompok lain. Efek dari periode tahun yang dihasilkan menunjukkan bahwa pada tahun 2009. Industri mengurangi penggunaan swa-listrik.

ABSTRACT
This study analyzes the factors that determine firms' decisions on electricity self-generation in Indonesia. Specifically, I explore the difference in firms' decisions making across Indonesian five major islands in the past ten years. The empirical investigation utilizes Indonesian's Large and Medium Firm dataset of the years 2004, 2009, and 2014. The empirical results show that industry with higher output, higher income, and less labor is positively associated with the probability of electricity self-generation. Moreover, for firms in Kalimantan and Papua/Nusa Tenggara/Maluku island, they have a higher probability (24.7% and 19.8%, in comparison with Jawa/Bali island) of the electricity self-generation. The agriculture sector is also more likely to self-generate electricity. The year effect on the study indicates that in 2009 the firms reduce the usage of self-generated electricity. All of these findings are robust across different model specifications."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthaanan Nashiiraa
"As global warming deteriorates and with the electricity and energy sector as the main producer of greenhouse gasses, the pressure is high in the electricity and energy sector to increase its efficiency and to increase the use of renewable source of energy. Many country has adopted the use of new and renewable energy as the source of electrical energy. A major challenge is hindering new and renewable energy from replacing fossil fuel completely. It is in the form of intermittency that has been the nature of energy source such as wind and solar. Many form of energy storage technology has been developed, such as pumped hydro and chemical battery. In this research the writer seek to implement an alternative storage technology that is more economical and has less environmental impact in the form of Compressed Air Energy
Storage (CAES). CAES utilizes compressed air stored in a compressed air container to store the energy generated from primary energy source. When needed, the air will be
discharged and move a turbine that drives a generator, thus generating electricity. In this experiment, the Writer and his colleges thrives to optimize CAES system to be implemented alongside a Floating Photovoltaic (FPV) plant. In this thesis the writer investigate the possibilities of utilizing Tesla turbine in the energy extraction process of CAES by analyzing the turbine’s performance.

Ketika pemanasan global memburuk dan dengan sektor listrik dan energi sebagai produsen utama gas rumah kaca, tekanan meningkat pada pelaku sektor listrik dan energi untuk meningkatkan efisiensinya dan untuk meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan.. Banyak negara telah mengadopsi penggunaan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi listrik. Tantangan utama menghambat energi baru dan terbarukan dari menggantikan bahan bakar fosil sepenuhnya. Itu adalah dalam bentuk intermittency yang telah menjadi sifat sumber energi seperti angin dan matahari. Banyak bentuk teknologi penyimpanan energi telah dikembangkan, seperti pompa hidro dan baterai kimia. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menerapkan alternatif teknologi penyimpanan energi yang lebih ekonomis dan memiliki dampak lingkungan
kurang dalam bentuk Penyimpanan Energi Udara Terkompresi (CAES). CAES menggunakan udara terkompresi yang disimpan dalam wadah udara bertekanan untuk menyimpan energi yang dihasilkan dari sumber energi primer. Saat dibutuhkan, udara akan dibuang dan menggerakkan turbin yang menggerakkan generator, sehingga menghasilkan listrik. Dalam percobaan ini, Penulis dan koleganya berusaha untuk
mengoptimalkan sistem CAES untuk diimplementasikan bersama dengan pembangkit Floating Photovoltaic (FPV). Dalam skripsi ini, penulis menyelidiki kemungkinan
pemanfaatan turbin Tesla dalam proses ekstraksi energi CAES dengan menganalisis kinerja kerja turbin tersebut.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Aryo Rahmatullah
"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menekan emisi gas rumah kaca dan menargetkan konsumsi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% dari bauran energi nasional. Salah satunya dengan pembangunan PLTP di Indonesia Bagian Timur. Dalam proses studi interkoneksi ini ditemukan kondisi tidak stabil pada sistem yang dapat menyebabkan blackout. Berdasarkan kondisi ini, sistem membutuhkan adanya tindakan mitigasi untuk meningkatkan ketahanan sistem terhadap gangguan. Penambahan Battery Energy Storage System (BESS) dalam sistem dapat dilakukan sebagai tindakan mitigasi gangguan serta untuk meningkatkan keandalan sistem sendiri. Pada penelitian ini, ketahanan sistem terhadap gangguan akan diuji. Sistem akan diuji dalam 2 kondisi yaitu kondisi sebelum penambahan BESS pada sistem, dan setelah penambahan BESS pada sistem. Simulasi kestabilan dengan menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory menghasilkan kondisi sistem yang lebih stabil setelah penambahan BESS. Saat sistem mengalami islanding, penambahan BESS membuat sistem dapat kembali stabil setelah gangguan dengan nilai frekuensi dalam rentang 49,5 Hz – 50,5 Hz dan tegangan 0,90 p.u. – 1,10 p.u sesuai dengan grid code.

The Indonesian government is committed to reducing greenhouse gas emissions and targets the consumption of new and renewable energy (EBT) at 23% of the national energy mix. One of them is the construction of PLTP in Eastern Indonesia. In the process of this interconnection study found unstable conditions in the system that can cause blackouts. Based on these conditions, the system requires mitigation measures to increase the system's resistance to disturbances. The addition of a Battery Energy Storage System (BESS) in the system is carried out as a disturbance mitigation measure and to increase the reliability of the system itself. In this study, the resistance of the system to disturbance will be tested. The system will be tested in 2 conditions, namely the condition when there is no BESS in the system, and after BESS is in the system. Stability simulation using DIgSILENT PowerFactory software resulted in a more stable system condition after the addition of BESS. After the addition of BESS, the system can return to stability after disturbances with a safe frequency limit of 49.5 Hz – 50.5 Hz and a voltage of 0.90 p.u. – 1.10 p.u. according to the grid code."
Depok: Fakultas Teknik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Adriandra Hadis
"Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki tujuan untuk menjadi kota yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon. Prinsip yang menjadi dasar bagi IKN untuk mencapai tujuan tersebut adalah memanfaatkan energi terbarukan untuk memasok kebutuhan energi listrik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pemenuhan kebutuhan energi listrik IKN perlu dilakukan dengan membangun sistem tenaga listrik berbasis grid-connected microgrid yang memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk pembangkitan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan kapasitas pembangkit listrik yang optimal dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE. Optimasi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE terdiri atas tiga opsi tujuan yang berbeda, yaitu menekan biaya, menekan emisi karbon, dan multi-tujuan untuk menekan biaya dan emisi karbon secara bersamaan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada optimasi menekan biaya, total biaya energi tahunan dapat ditekan dengan meningkatkan bauran pembangkit konvensional. Di sisi lain, pada optimasi menekan emisi karbon, total emisi karbon dapat dikurangi dengan meningkatkan bauran energi terbarukan dan impor energi listrik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa optimasi multi-tujuan memiliki total biaya energi tahunan yang tidak berbeda jauh dengan optimasi menekan biaya, sementara total emisi karbon yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan optimasi menekan emisi karbon.

Ibu Kota Nusantara (IKN) has a vision to become an environmentally friendly and low carbon emission city. The principle that becomes the basis for IKN to achieve this vision is to use renewable energy to supply the electrical energy needs. To realize the vision, IKN's electrical energy needs must be fulfilled by designing a grid-connected microgrid-based power system that utilizes renewable energy as a source of energy for generation. This research aims to determine the optimal type and capacity of power plants using XENDEE software. The optimization performed using XENDEE consists of three different objectives: reduce costs, reduce carbon emission, and multi-objective. The simulation results show that in the reduce cost optimization, the total annual energy cost can be reduced by increasing the conventional generation mix. On the other hand, in reduce carbon emission optimization, the total carbon emission can be reduced by increasing the renewable energy mix and importing electricity. The simulation results show that multi-objective optimization has a total annual energy cost that is not significantly different from reduce cost optimization, while the resulting total carbon emissions are not significantly different from reduce carbon emission optimization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizatul Hasanah Z. Day
"Salah satu strategi untuk mencapai target NDC Indonesia pada tahun 2030 adalah melalui pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan, dan transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel, khususnya di Pulau Buru sebagai satu-satunya penyedia listrik, berkontribusi terhadap produksi emisi, dan meningkatkan Cost of Energy (CoE) sistem utilitas. Di sisi lain, Pulau Buru kaya akan potensi energi terbarukan, seperti panas bumi, tenaga air, bioenergi, dan energi surya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pembangkit listrik yang optimal di Pulau Buru dengan mempertimbangkan bauran energi terbarukan, kelayakan finansial, pengurangan CoE sistem kelistrikan lokal, pengurangan emisi CO2, dan potensi pertumbuhan beban industri lokal yaitu industri perikanan. sektor. Penelitian ini memanfaatkan software HOMER untuk mendapatkan skenario pembangkit listrik yang dapat menyuplai beban dengan penetrasi energi terbarukan paling optimal, Levelized CoE (LCOE) terendah, dan emisi CO2 terendah. Tujuh sistem kelistrikan di Pulau Buru diimplementasikan sehingga membentuk 4 sistem, yaitu sistem terintegrasi dari 4 sistem terdistribusi sebelumnya, dan 3 sistem terdistribusi lainnya. Hasil penelitian ini memberikan konfigurasi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan hybrid atau lengkap yang paling optimal untuk masing-masing sistem. Konfigurasi tersebut dapat mengurangi CoE hingga 20,17 cUSD/kWh, dan emisi CO2 hingga nol.

One of the strategies to achieve Indonesia's NDC target in 2030 is through the development of renewable energy power plants, and the transition from fossil fuels to renewable energy. The use of diesel power plants, especially with the case on Buru Island as the only electricity supply, contributes to the production of emissions, and increases the Cost of Energy (CoE) of the utility system. On the other hand, Buru Island is rich in renewable energy potential, such as geothermal, hydropower, bioenergy, and solar energy. This study aims to design an optimal power generation system on Buru Island by considering the renewable energy mix, financial feasibility, reduction in the CoE of local electricity system, reduction in CO2 emissions, and the potential load growth of the local industry, i.e. fisheries industry sector. This study utilizes HOMER software to obtain a power generation scenario that can supply the load with the most optimal renewable energy penetration, the lowest Levelized CoE (LCOE), and the lowest CO2 emissions. Seven electrical systems on Buru Island were implemented to form 4 systems, namely an integrated system of 4 previously distributed systems, and 3 other distributed systems. The result of this research gives out the most optimum configuration of hybrid or complete renewable energy-based power plant configuration for each system. The configurations can reduce the CoE up to 20.17 cUSD/kWh, and up to zero CO2 emission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Rahardjo
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>