Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6738 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahmud Sudibandrio
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Ellen Resia
"ABSTRAK
Salah satu inovasi menciptakan sumber energi alternatif baru (unconventional gas) secara bersih dan mengurangi emisi CO2 dengan menginjeksi CO2 ke dalam coalbed. Keuntungan yang akan diperoleh yaitu mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan produksi metana (CH4) ke dalam coalbed. Coalbed methane (CBM) merupakan unconventional gas yang dikembangkan di Indonesia khususnya pada kategori high prospective basins yaitu Sumatera Selatan (183 TCF), Barito (101,6 TCF), Kutei (89,4 TCF) dan Sumatera Tengah (52,5 TCF). Penelitian ini mengkaji potensi kelayakan ekonomi CO2 sequestration secara overall. Nilai probabilitas yang diperoleh berdasarkan potensi market, produksi, CO2 storage, supply CO2 dan biaya infrastruktur pada Sumatera Selatan 88,11%, Sumatera Tengah 78,66%, Kutei 78,2% dan Barito 73,94%. Dengan merancang model optimum untuk perhitungan CAPEX dan OPEX, perhitungan analisis ekonomi Sumatera Selatan basin menghasilkan nilai net present value (NPV) $ 523 juta, rate of return (IRR) 22,86% dan Payback period (PB) 8,38 tahun. Sedangkan Sumatera Tengah basin menghasilkan NPV $ 247 juta, IRR 18,08% dan PB 10,77 tahun. Barito basin menghasilkan NPV $ 318 juta, IRR 19,24 % dan PB 9,77 tahun dan Kutei basin menghasilkan NPV $ 2.012 juta, IRR 46,51 % dan PB 5,77 tahun. Model ini didisain dengan harga gas $ 2,57/MMBtu, regulasi Product Sharing Contract (PSC) pengembangan CBM yang berlaku di Indonesia dan life project 24 tahun.

Abstract
One of the innovations to create new alternative clean energy sources (unconventional gas) and to reduce CO2 emissions is injecting CO2 into coalbed. The advantage will be obtained by reducing CO2 emissions and by increasing the production of methane (CH4) into coalbed. Coalbed methane (CBM) is an unconventional gas and it is developed in Indonesia. Particularly high prospective basins are : South Sumatra (183 TCF), Barito (101.6 TCF), Kutei (89.4 TCF) and the Central Sumatra (52.5 TCF) . This study assesses the overall potential and the economic feasibility of CO2 sequestration. The probability to develop the basins is influenced by the following indicators: market potential, production potential, storage of CO2, CO2 supply and infrastructure costs, amounts to 88.11% in South Sumatra, to 78.66% in Central Sumatra, to 78.2% in Kutei and to 73.94% in Barito. By designing an optimum model to substantiate CAPEX and OPEX calculation, economic analysis demonstrates that an NPV of $ 523 million, which is equal to an IRR of 22.86% and a PB of 8.38 years, is obtained for the Sumatra Selatan basin. Whilst an analysis for Sumatra Tengah basin resulted in an NPV of $ 247 million, equal to an IRR of 18.08% and a PB 10.77 years. The Barito basin generates an NPV of $ 318 million, an IRR of 19.24 % and a PB of 9.77 years and for the Kutei basin an NPV $ 2.012 million, equal to an IRR 46.51 % and a PB 5.77 years is obtained. This model is designed based on a gas price of $ 2.57 /MMBtu, compliant with a regulation of the Product Sharing Contract (PSC) about CBM development policies in Indonesia. The project life considered in the model amounts to 24 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30581
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frezer, Ronald
"Skripsi ini membahas tentang peristiwa adsorpsi gas nitrogen dan metana pada suatu padatan adsorben dalam hal ini zeolit alam Malang. Adapun penelitian ini dapat digunakan sebagai aplikasi untuk proses pemisahan gas alam dari nitrogen ataupun dapat digunakan untuk proses penangkapan kembali gas metana di dalam gas buang. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari preparasi zeolit, persiapan peralatan Adsorpsi Isotermis, adsorpsi isotermis N2, adsorpsi gas CH4, pemodelan adsorpsi gas N2 dan CH4 dengan model BET.
Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi zeolit dalam mengasorpsi nitrogen dan metana lebih besar pada suhu 30°C dibandingkan pada suhu 40°C dan 50°C pada kondisi tekanan yang sama, dimana kapasitas adsorpsi pada tekanan 900 Psia (6 MPa) untuk gas nitrogen adalah 2,55 mmol/g zeolit, 2,43 mmol/g zeolit dan 2,20 mmol/g zeolit untuk temperatur 30°C, 40°C dan 50°C secara berturut-turut sedangkan kapasitas adsorpsi pada tekanan 900 Psia untuk gas metana adalah 3,02 mmol/g zeolit, 2,90 mmol/g zeolit dan 2,22 mmol/g zeolit untuk temperatur 30°C, 40°C dan 50°C secara berturut-turut.
Pemodelan BET yang digunakan dalam merepresentasikan data hasil uji percobaan menunjukkan persentase deviasi rata-rata (% AAPD) untuk Model BET pada adsorpsi gas nitrogen adalah adalah 1,69 dan gas metana adalah 4,16. Selektivitas zeolit pada suhu 30°C ditunjukkan dengan adanya harga yang maksimum dari perbandingan CH4ads/N2ads sebesar 1,15 pada 3 Mpa. Pada suhu 40°C diperoleh dengan tekanan tinggi maka daya adsorpsinya menurun, dengan tekanan maksimum 1 Mpa yaitu 1,27, dan pada suhu 50°C didapatkan bahwa zeolit lebih mudah menyerap nitrogen dibandingkan metana.

This 'skripsi' describes about adsorption of nitrogen and methane experiments into solid like Malang natural zeolite. The information gathered in this research can be used for natural gas separation from nitrogen or can catch methane in the off-gases. The experiment methods used involves preparation of zeolite, preparation of isotherm adsorption's equipment, isotherm adsorption N2, isotherm adsorption CH4, and the modelling of nitrogen and methane adsorption using BET's Model.
The results show that the adsorption capacity of nitrogen and methane on zeolite is greater at 30°C than 40°C and 50°C for the same pressure condition. Adsorption capacity of nitrogen at 900 Psia(6 MPa) are 2.55 mmol/g zeolite, 2.43 mmol/g zeolite, 2.20 mmol/g zeolite at 30°C, 40°C and 50°C respectively. Meanwhile, the adsorption capacity of methane at 900 Psia(6 MPa) are 3.02 mmol/g zeolite, 2.90 mmol/g zeolite, 2.22 mmol/g zeolite at 30°C, 40°C and 50°C respectively.
Modeling of BET in representing the data shows that, the average Absolute Percent Deviation (% AAD) of BET Model is 1.69% for nitrogen adsorption and 4.16% for methane adsorption. Selectivity of zeolite at 30°C is shown by a maximum value of ratio CH4/N2 = 1.15 at 3 MPa. At 40°C, ratio of CH4/N2 decreases as the pressure increases, and its maximum value is 1.27 at 1 MPa. Different phenomena occurs at 50°C, when adsorption capacity of methane is less than of nitrogen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52226
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Daffari
"Coalbed methane (CBM) adalah gas alam dengan kandungan utama gas metana (CH4) yang terkandung di dalam pori-pori permukaan pada matriks lapisan batubara. Indonesia saat ini memiliki cadangan CBM sebesar 453 Tcf (6% cadangan CBM dunia) yang tersebar pada 11 coal basin dan merupakan sumber energi alternatif yang besar. Sumber energi ini dapat dimanfaatkan bagi Indonesia sebagai salah satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional. Maka dari itu informasi mengenai kapasitas adsorpsi batubara Indonesia, terutama adsorpsi gas metana sangat diperlukan untuk memprediksi kandungan gas pada reservoir tersebut. Prediksi adsorpsi metana pada batubara Indonesia ini dilakukan menggunakan metode Simplified Local Density-Peng Robinson yang mana memiliki kapabilitas untuk memprediksi adsorpsi metana tekanan tinggi pada fasa superkritis yang ditemukan pada Coalbed methane. Pengembangan model yang dilakukan meliputi dua parameter yang di optimasi yakni, densitas adsorben dan volume pori adsorben (V). Penelitian ini, jenis batubara Indonesia yang akan digunakan adalah Barito dan Ombilin dengan tekanan tinggi diatas suhu kritis yakni pada rentang 30oC-60oC dan pada tekanan 0,79-6,27 Mpa. Berdasarkan hasil simulasi, didapat rentang volume pori adsorben Barito dan Ombilin diantara 0,0126 – 0,0205 ml/g dan batubara Barito pada suhu 30oC tekanan 5,9 MPa memiliki kapasitas adsorpsi metana tertinggi pada batubara Indonesia yang diuji dengan kapasitas 4,8601 mg/g. Pemodelan Simplified Local Density-Peng Robinson dapat merepresentasikan adsorpsi metana pada batubara Indonesia dan batubara yang bukan berasal dari Indonesia dengan akurat dengan nilai %AAPD sebesar 1,2386%.

Coalbed methane (CBM) is a natural gas with the main content of methane gas (CH4) contained in the surface pores of the coal seam matrix. Indonesia currently has CBM reserves of 453 Tcf (6% of world CBM reserves) spread over 11 coal basins and is a large alternative energy source. This energy source can be utilized for Indonesia as a solution to fulfill national energy needs. Therefore, information about the adsorption capacity of Indonesian coal, especially methane gas adsorption is needed to predict the gas content in the reservoir. Prediction of methane adsorption in Indonesian coal was carried out using the Simplified Local Density-Peng Robinson method which has the capability to predict high pressure methane adsorption in the supercritical phase found in Coalbed methane. The model development carried out includes two optimization parameters, namely, adsorbent density and adsorbent pore volume (V). In this study, the types of Indonesian coal that will be used are Barito and Ombilin with high pressure above the critical temperature in the range of 30oC-60oC and at a pressure of 0.79-6.27 MPa. Based on the simulation results, the range of the pore volume of the Barito and Ombilin adsorbents is between 0.0126 - 0.0205 ml/g and Barito coal at a temperature of 30oC and pressure of 5.9 MPa had the highest methane adsorption capacity in the tested Indonesian coal with the capacity of 4.8601 mg/g. Simplified Local Density-Peng Robinson modeling can accurately represent methane adsorption on Indonesian coal and coal that is not from Indonesia with the percentage of error (%AAPD) of 1.2386%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renta Uly
"ABSTRAK
Uji adsorpsi gas biasanya dilakukan pada temperatur konstan serta menggunakan
metode baik volumetrik, gravimetrik maupun kromatografik dengan
mempergunakan berbagai jenis peralatan. Pengukuran yang bervariasi ini
terkadang menghasilkan nilai adsorpsi yang berbeda?beda dan tidak seluruhnya
terjamin keakuratannya. Ketidakpastian dalam suatu variable pengukuran akan
berpengaruh secara langsung terhadap ketidakpastian dari hasil akhir pengukuran
tersebut. Dalam penulisan skripsi ini, akan dianalisa ketidakpastian pengukuran
kesetimbangan adsorpsi isoterm gas metana dan CO2 pada batubara, zeolit dan
karbon aktif dengan teknik volumetrik menggunakan pengukuran terhadap
tekanan tetap dan volume tetap. Kedua metode tersebut berbeda dalam hal
menginjeksikan gas ke dalam sel kesetimbangan adsorpsi. Dalam penelitian ini
dilakukan uji coba dengan menaikan % kesalahan dari variabel pengukuran ΔP,
ΔV, ΔT, ΔVvoid dan ΔZ terhadap percobaan adsorpsi gas metana dan CO2. Hasil
evaluasi menunjukan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap Error
Gibbs hasil percobaan yaitu pada pengukuran tekanan (ΔP) yang ditunjukan oleh
nilai ketidakpastian yang paling besar yaitu sebesar 3,79% sampai 6,89% pada
metode tekanan tetap dan 24,76% sampai 246,76% pada metode volume tetap.
Besarnya % kesalahan pada metode volume tetap dipengaruhi oleh jumlah volume
dozing yang cukup besar sehingga Error Gibbs yang dihasilkan relatif besar.
Dengan demikian metode tekanan tetap merupakan metode yang lebih baik
dibanding dengan metode volume tetap karena dapat memberikan angka
ketidakpastian pengukuran adsorpsi yang lebih kecil.

Abstract
Measuring of gas adsorption are usually performed at constant temperature and
experimental methods using a volumetric, gravimetric, and chromatographic
techniques with the various types of equipment. This measurements varies
sometimes have a difference of produce adsorption value and not all of guaranteed
for accurate. Uncertainty on measurement variable will affect directly to the
uncertainty in final result of such measurements. In writing this essay , will be
analyze uncertainties for measuring equilibrium isotherm adsorption of methane
dan CO2 in Coal, Zeolite, and Active Carbon based on volumetric method referred
to as fixed pressure and fixed volume. These two methods differ in the manner in
which the gas is injected into the equilibrium cell for adsorption. In this paper case
studies with increasing % error from measurement variables ΔP, ΔV, ΔT, ΔVvoid
and ΔZ on the methane and CO2. The results of experiment prove that the most
variable influence on the Error Gibbs indicate that the pressure which the large
experimental error amount of 3,79% to 6,89% on fixed pressure method and
24,76% to 246,76% on fixed volume method. A bigness of % error on the fixed
volume method because of large in amount dozing volume so result of Error
Gibbs relative large. Thus, the fixed pressure is better than fixed volume because
can give a smaller uncertainty value for measuring adsorption.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43589
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Pabhassaro
"Coalbed methane adalah gas metana (CH4) yang terkandung dalam batubara yang teradsorpsi dalam batubara. Di Indonesia saat ini diidentifikasikan memiliki 11 cekungan batubara dengan potensi sumber daya CBM sangat besar. Penemuan sumber energi baru tersebut belum diiringi dengan penelitian lebih lanjut tentang potensi CBM Indonesia, terutama kapasitas adsorpsi gas metana pada batubara Indonesia. Informasi mengenai kapasitas adsorpsi gas metana sangat diperlukan untuk estimasi kandungan gas pada reservoir serta sebagai input pada simulator proses produksi.
Pada penelitian ini, digunakan 2 variasi batubara (batubara Barito dan batubara Ombilin), tiga variasi temperatur (30°C, 40°C, 60°C), dan 6 variasi tekanan ( 150 psia, 300 psia, 450 psia, 600 psia, 750 psia, dan 900 psia), serta 2 jenis kandungan air (batubara kering dan batubara dengan kandungan air kesetimbangan).
Uji adsorpsi batubara terhadap gas CH4 dilakukan dengan menggunakan prinsip adsorpsi isothermis Gibbs, sedangkan model yang digunakan adalah model adsorpsi Ono-Kondo. Pengembangan model dalam penelitian ini meliputi perhitungan dua parameter yaitu energi interaksi antara adsorbat dengan adsorben (?is/k) dan nilai kapasitas adsorpsi maksimum adsorben (C).
Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi batubara Barito lebih besar 22 % daripada batubara Ombilin. Pengaruh kelembaban pada daya adsorpsi cukup signifikan. Kapasitas adsorpsi batubara kering lebih besar 14 % dibandingkan batubara basah. Selain itu, kapasitas adsorpsi berbanding terbalik dengan temperatur. Pada batubara kering Barito terdapat penurunan kapasitas adsorpsi 16.1 % sedangkan batubara kering Ombilin sebesar 12.8 % pada temperatur 30°C.
Pada penelitian ini, kondisi adsorpsi maksimum terjadi pada temperatur 30°C, tekanan 900 psia dan batubara kering Barito adalah sebesar 0,3029 mmol/gram batubara. Pengembangan model Ono-Kondo menghasilkan nilai ?is/kterbesar pada batubara Barito kering dan nilai C terbesar pada Barito kering dengan temperatur 30°C. Penyimpangan antara model Ono-Kondo dengan hasil percobaan adalah sebesar 0.44 % sehingga dapat disimpulkan bahwa pemodelan Ono-Kondo untuk memprediksi kapasitas adsorpsi CH4 pada batubara Indonesia cukup akurat.

Coalbed methane is methane gas (CH4) that adsorbed in coal seams. In Indonesia there are 11 identified high potential CBM reservoirs. However these big inventions are not escorted with more researches about Indonesia's CBM potentials, especially methane adsorption capacity in Indonesian's coals. This information about methane adsorption capacity is required for estimating the gas content of CBM reservoirs and as the input of production process simulations.
In this research, utilized with two types of Indonesian's coal (Barito and Ombilin coal), three variations of temperatures (30°C, 40°C, 60°C), and six variations of pressure ( 150 psia, 300 psia, 450 psia, 600 psia, 750 psia, dan 900 psia), also two variations of moisture content (dry coal and moisture equilibrium coal).
Methane adsorption to indonesia's coal is implemented according to isothermic Gibbs adsorption, and Ono-Kondo adsorption modeling. This high pressure adsorption model development consists of two parameters calculation; the fluid 'solid energy parameter (?is/k) and maximum adsorption capacity (C).
The adsorption results show that the adsorption capacity of Barito coal is 22 % more than Ombilin coal. The moisture effect of both types of coals change significantly about 14 % less than dry coals. Moreover, the effect of pressure is monotonically proportional with the adsorption capacity of both coals. Then the effect of temperature is inversely proportional with it based on the comparison between 30°C and 40°C is about 16.1 % for dry Barito coal and 12.8 % for dry Ombilin coal.
In this research, the maximum adsorption capacity occurred at the temperature 30°C, 900 psia, and dry Barito coal which is 0.3029 mmol/gram of coal. The Ono-Kondo modeling development results at the highest on ?is/k on dry Barito coal and C value at 30°C. The deviation between Ono-Kondo modeling and the experimental results is about 0.44 %. So that, the Ono-Kondo modeling is quite accurate to predict the CH4 adsorption capacity of Indonesia's coals.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Muhadzib Rafif
"ABSTRAK
Bio Metal-organic Framework (MOF) adalah bahan berpori yang terbentuk dari kombinasi ion logam dan ligan organik. Asam sitrat adalah senyawa organik lemah yang dapat ditemukan dalam daun dan buah jeruk. MOF memiliki banyak fungsi, salah satunya bertindak sebagai bahan adsorben. Kami telah mensintesis dan mengkarakterisasi MOF menggunakan logam kromium nitrat dan ligan asam sitrat. Sintesis dilakukan melalui metode reaksi hidrotermal menggunakan KOH dan Etanol serta dengan rasio logam terhadap ligan 0.6:1; 1:2; 1:2.5 dan 1:3. Sintesis dilakukan pada temperatur puncak 120 oC selama 30 menit dan ditahan pada temperatur tersebut selama 48 jam. Karakterisasi MOF dilakukan dengan Brunauer-EmmettTeller (BET), X-ray difraksi (XRD), scanning electron microscope (SEM), analisis termogravimetri (TGA), dan analisis Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR). Pengujian BET dilakukan dengan variasi kondisi degasing dan menggunakan empat material dengan perbandingan molar logam dan ligan yang berbeda-beda. Dalam percobaan ini diperoleh luas permukaan paling besar 49m2/g. Pengujian adsorpsi dilakukan pada temperatur 27oC, 40oC dan 55oC dengan variasi tekanan 10, 15, 20, 30, dan 40 bar. Hasil adsorpsi paling besar terjadi pada temperatur 27oC pada tekanan 40bar. Korelasi adsorpsi dilakukan dengan menggunakan persamaan Langmuir, Toth, dan Dubinin-Astakhov. Persamaan Dubinin-Astakov dengan nilai deviasi paling rendah (8%) digunakan untuk perhitungan panas adsorpsi. Semakin tinggi temperatur adsorpsi, semakin tinggi panas adsorpsi yang dihasilkan. Semakin besar jumlah adsorbat yang terserap, panas adsorpsi yang dihasilkan semakin rendah. Dengan semakin rendahnya nilai panas adsorpsi, maka semakin rendah juga biaya regenerasi material tersebut dan semakin tinggi nilai penghematan energi pada proses adsorpsi.

ABSTRACT
Bio Metal-organic framework (MOF) is a porous material formed from a combination of metal ions and organic ligands. Citric acid is a weak organic compound that can be found in citrus leaves and fruit. MOF has many functions, one of which acts as an adsorbent material. We have synthesized and characterized MOF based on metal chromium nitrate and citric acid ligands. Synthesis is carried out through the hydrothermal reaction method using KOH and Ethanol as well as with a ratio of metals to ligands of 0.6:1; 1:2; 1:2.5 and 1:3. Synthesis was carried out at a peak temperature of 120oC for 30 minutes and held at that temperature for 48 hours (Material B). MOF characterization was carried out with Brunauer-Emmett Teller (BET), X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope (SEM), thermogravimetric analysis (TGA), and Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) analysis. BET characterization is done by varying the degassing conditions and using four materials with different metal and ligand molar ratio. In this experiment, the largest surface area was 49m2/g. Adsorption testing is carried out at temperatures of 27oC, 40oC and 55oC with pressure variations of 10, 15, 20, 30, and 40 bar. The highest adsorption results occur at 27oC at a pressure of 40bar. The adsorption correlation was performed using the Langmuir, Toth, and Dubinin Astakhov equations. The Dubinin-Astakov equation with the lowest deviation (8%) is used to calculate the heat of adsorption. The higher the adsorption temperature, the higher the adsorption heat produced. The greater the amount of adsorbate absorbed, the lower the heat of adsorption produced. The lower isosteric heat adsorption value, the lower regeneration cost and high efficiency energy in adsorption process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaludin Martin
"Sistem adsorpsi adalah salah satu cara atau metoda yang paling efektif untuk memisahkan CO2 dengan zat lainnya yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Pada rancangan untuk aplikasi tersebut, disamping data karakteristik material berpori (adsorben), data penyerapan CO2 pada adsorben (kinetik dan thermodinamika) juga dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan menghasilkan data adsorpsi isotermal pada tekanan sampai dengan 3,5 MPa dengan menggunakan metoda tak langsung (metoda volumetrik) pada temperatur isotermal 300, 308, 318 dan 338 K. Adsorben yang digunakan adalah karbon aktif berbahan dasar batubara Kalimantan Timur yang diproduksi dengan menggunakan metode aktivasi fisika (CO2) derngan luas permukaan karbon aktif (karbon aktif KT) adalah 668 m2 /g dan volume porinya 0,47 mL/g. Karbon dioksida (CO2) yang digunakan adalah karbon dioksida high purity dengan kemurnian 99,9%. Data yang diperoleh dari hasil eksperimen kemudian dikorelasi dengan menggunakan model persamaan Langmuir dan Toth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kapasitas penyerapan maksimum adalah 0,314 kg/kg pada temperatur 300 K dan tekanan equilibrium 3384,69 kPa. Hasil regresi data eksperimen dengan menggunakan model Langmuir dan Toth adalah 3,4% dan 1,7%.

Adsorption system is ones of the most effective methods for CO2 separating with other substances that produced from the burning of fossil fuels. In the design for that application, beside of characteristics of porous material (adsorbent) data, CO2 adsorption data on the adsorbent (kinetic and thermodynamic) are also needed. The aim of this research is resulting isothermal adsorption data at pressures up to 3.5 MPa by indirect methods (volumetric method) at isothermal temperature of 300, 308, 318 and 338 K. Adsorbent that used in this research is activated carbon made from East of Kalimantan coals by physical activation method (CO2) which is the surface area of activated carbon is 668 m2/g and pore volume is 0.47 mL/g. Carbon dioxide (CO2) that used in this research is high purity carbon dioxide with a purity of 99.9%. Data from the experiment results then correlated using the Langmuir and Toth equations model. The results showed that the maximum adsorption capacity is 0.314 kg/kg at 300 K and 3384.69 kPa. The results of regression of experiment data using Langmuir and Toth models were 3.4% and 1.7%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Knowledge of the adsorption behavior especially at high pressure, has been long been important in
processes involving high pressure gas adsorption such as: gas separation, gas storage, and CO;
sequestration. However research on high pressure adsorption is considerably rare, also model that can
accurately represent high pressure gas adsorption. Accurate model which has a strong theoretical base
can improve model ability to predict gas adsorption when experimental data are not available. Therefore,
the new model need to be developed to overcome the discrepancies of the existing model. In this study, we
evaluate and further develop adsorption models based the Ono-Kondo (OIG theory to improve their
predictive capabilities when dealing with near-critical and supercritical adsorption systems. The goal of
such developments is to facilitate the use of reliable computational frameworks for representing
adsorption behavior, as well as improving our understanding of the phenomenon. The abilities of the two-
parameter OK models to correlate accurately supercritical adsorption systems are demonstrated by
representing the adsorption data with 3. 6% AAD on average. The generalized OK model can also predict
the adsorption on activated carbon with 8% AAD. Furthermore, a high potential exist the model that
provides reasonably accurate predictions for other gases adsorption isotherms based on adsorption data
for one gas at given temperature.
"
Jurnal Teknologi, 21 (4) Desember 2007 : 309-316, 2007
JUTE-21-4-Des2007-309
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Menner Zaglulsyah Noviyanto
"Methane Adsorptive Storage merupakan metode peningkatan kapasitas dalam teknologi penyimpanan gas Metana. Dalam penelitian ini, Multi-walled CNT (MWCNT) komersial dari Chinese Academic of Science dan MWCNT lokal produksi Depatemen Teknik Kimia UI diuji kemampuan adsorpsi gas Metana-nya dalam proses adsorpsi isotermis pada temperatur ruangan (25_C) dari 0 psia -1006 psia dengan interval 100 psi.
Uji adsorpsi dan desorpsi gas Metana menggunakan metode volumetrik dengan temperatur konstan sehingga dapat dilakukan perhitungan adsorpsi isotermal Gibbs. Kapasitas adsorpsi maksimum MWCNT komersial mencapai 5,36 mmol/g pada tekanan 1006 psia, sedangkan MWCNT lokal hanya mencapai 0,48 mmol/g pada tekanan 986,16 psia.
Adsorptive Storage MWCNT komersial memiliki excess capacity sebesar 33,2% dari storage biasa pada tekanan 1006 psia (69,36 bar), dengan kapasitas adsorpsi setara dengan 152,56 v(STP)/v pada 35 bar, hal ini masih lebih rendah dari target DOE yang menetapkan 180 v(STP)/v untuk kandidat adsorben pada Methane Adsorptive Storage. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51756
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>