Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
"Faktor keberhasilan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) selain ditentukan oleh perencanaan yang benar, juga dalam sistem pengoperasian dan pemeliharaannya senantiasa harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang ada di lapangannya. Penelitian, investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap faktor efisiensi dan efektifitas suatu Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (Sewage Treatment Plant) yang terdapat pada bangunan-bangunan/utilitas umum yang ada di Wilayah DKI Jakarta, telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan upaya pemecahan masalah operasi dan pemeliharaan sistem secara umum, serta dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari Unit Pengolahan Air Limbah yang ada. Metoda yang digunakan adalah dengan meneliti karakteristik limbah dan kualitas limbah dalam IPAL dan Spesifikasi tekniknya. Berdasarkan karakteristik limbah tersebut, dilakukan perhitungan ulang terhadap IPAL tersebut, dan dianalisis terhadap hasil kualitas air dalam instalasi selama proses. HAsilnya menunjukkan bahwa instalasi tidak berfungsi optimal karena adanya penambahan fungsi dari gedung perkantoran tersebut yang juga melayani restoran 'sea food"" yang mengakibatkan beban organik yang diolah tinggi, tidak sesuai dengan kapasitas rencana. Juga adanya lemak yang tidak termasuk dalam rencana IPAL. Faktor lain penyebab tidak berfungsinya IPAL adalah diffuser 50% macet, sistem dan jumlah aliran lumpur balik tidak tepat, pemeliharaan kurang, comminutor rusak, sistem aliran udara IPAL kurang baik. Usulan perbaikan adalah memperbaiki diffuser system dan jumlah aliran lumpur balik dirubah dan pemakaian tablet Sonucil sebagai disinfectant diaktifkan lagi. Perlu ada tambahan unit pengolah lemak.""
[Depok, Depok]: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
""Faktor keberhasilan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) selain ditentukan oleh perencanaan yang benar, juga dalam sistem pengoperasian dan pemeliharaannya senantiasa harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang ada di lapangannya. Penelitian, investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap faktor efisiensi dan efektifitas suatu Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (Sewage Treatment Plant) yang terdapat pada bangunan-bangunan/utilitas umum yang ada di Wilayah DKI Jakarta, telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan upaya pemecahan masalah operasi dan pemeliharaan sistem secara umum, serta dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari Unit Pengolahan Air Limbah yang ada. Metoda yang digunakan adalah dengan meneliti karakteristik limbah dan kualitas limbah dalam IPAL dan Spesifikasi tekniknya. Berdasarkan karakteristik limbah tersebut, dilakukan perhitungan ulang terhadap IPAL tersebut, dan dianalisis terhadap hasil kualitas air dalam instalasi selama proses. HAsilnya menunjukkan bahwa instalasi tidak berfungsi optimal karena adanya penambahan fungsi dari gedung perkantoran tersebut yang juga melayani restoran 'sea food"" yang mengakibatkan beban organik yang diolah tinggi, tidak sesuai dengan kapasitas rencana. Juga adanya lemak yang tidak termasuk dalam rencana IPAL. Faktor lain penyebab tidak berfungsinya IPAL adalah diffuser 50% macet, sistem dan jumlah aliran lumpur balik tidak tepat, pemeliharaan kurang, comminutor rusak, sistem aliran udara IPAL kurang baik. Usulan perbaikan adalah memperbaiki diffuser system dan jumlah aliran lumpur balik dirubah dan pemakaian tablet Sonucil sebagai disinfectant diaktifkan lagi. Perlu ada tambahan unit pengolah lemak.""
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP 1991 01.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"alam upaya melakukan pengcndalian pencemaran, yang disebabkan oleh air
limbah, tcrhadap Badan-badan Air Pencrima (BAP), dalam hal ini adalah sungai-
sungai yang ada di wilayah DKI, Pemda. DKI. Jakarta dewasa ini telah mcngcluurkun
perangkal peraluran yang mensyaratkan sctinp bangunan, institusi, saranzl ulililus
urnum yang ada di wilayah DK1. Jakarta harus mempunyai suatu Unit atau Sistim
Pengendalian Limbah Cair sebclum dibuang ke dalarn badan-badan air yung ada. Hai
ini lebih dimaksudkan umnk menunjang program pengendaliun Sumber Dnyu Air di
wilayah DKI. Jakarta, yang akhir-akhir ini semakin kritis kebcradaanyiu ukihut lingkul
pencemaran yang ccnderung meningkat.
Dalam kuilannya dengan hal tersebul di alas, maka suatu kenyulazln yang adn sunt ini,
adalah lernyatu tidak semua Unit atau Slstem Pengolahan Air Limlmh yang leluh
dibangun tersebut dapat berfungsi dengan balk sehingga belum bisa nwnglmsilkan
effluen yung memenuhi pcrsyaratun yung ditetupkun o1cl1 Pcmdu. Dl
Padahal dalam proscs pembangunanya, porcncanaan inslalasi pengolzalmn air limlmh
tersebut sudah menclapat ijin dari Pemerintah Daerah. Hal ini dimungkinkan karenu
fakzor keberhasilan suatu inslalasi pengolahan air limbah terscbut selain sangm
dilemukan oleh aspek pcrencauaan yang benar, juga dalam sistcm pengoperasiun dan
pcmeliharaannya scnantiasa hams disesuaikan dcngan kondisi spesifik yang ada di
lapangannya.
Umuk mengantisipasi pcrmasalahan lcrsebut di atas, maka pcrlu segera dilakukan
su:-nu penelitian, invesligasi, dan evaluasi menyeluruh terhadap fakzor efisiensi dan
efekzivitas dari suatu Sistem Pengolahan Air Limbah Dornestik (Sewage Treatment
Plant) yang lcrclapat padz; bangunan-bangunan/utilitas umum yang adn di wilayzrh
DKI. Jakarta.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendznpalkan upuya
pemecahan masalah operasi dan pemeliharaan sistem sgcara umum, serta dalam
upaya peningkamn efisiensi dan efckllfizus darl Unit Pengoluhan Air I,in1l>:|l1y:lng
ada.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelili kareteristik
lirnbah yang ada, kualitas limbah dalam Instalasi Pengolahan Air Lirnbuh dan spasi-
likasi tckniknya. ' Kemudian berdasarkan utas karakteristik Iimbah tersebut, dilakukan perhitungan
ulang terhadap Instalasi Pengolahan Air Limbah tgzrsebut dan dianalisis terhzrdap
hasil kualiras air dalam instalasi selama proses.
Hasilnya menunjukkan bahwa instalasi tersebut lidak bcrfungsi optimal karena
adanya penambahan fungsi dari gedung perkamoran tcrscbut yang jugu melayuni
restoran "Sea Food" yang mengakibatkan beban organik yang diokrh tinggi, tiduk
sesuai clengan kapasitas rencana. Juga adanya lcmak yang lidak tcrmasuk dulam
rencana IPAL.. Faktor_ lain penyebab tidak berfungsinya IPAL adalnh diffuser 50 %
mncet, sistem dan jumlah aliran Iumpur balik tidak IGPZII, pemelihuruun kurung.
Comminulor rusuk, Sistcm miran uduru dan IPAL kurnng huik.
Usulan perbuikun adalah memperbaiki diffuser Sistem dan jumlzlh ulirzm Iumpur
balik dirubah clan pemakaian 1abletSonuci1sebagai disinfekmn di akmifkzm lzrgi. Pcrlu
ada tambahan unit pengolahan lemak.
Dafzar Pustaka : 8 (1979 - 1991)
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
01 Wid p
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
"Industri pulp dan kertas yang dijadikan objek studi dibatasi hanya pada industri pulp dan kertas yang berdomisili di Jawa Barat. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mencari alternatif model pengolahan air limbah industri pulp dan kertas, yaitu dengan melakukan inventarisasi industri yang ada di Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya. Berdasarkan perolehan data sekunder kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data primer untuk mendapatkan data tentang permasalahan dalam penanganan limbah industri pulp dan kertas, data kualitas dan kuantitas serta fluktuasi limbah yang dihasilkan.
Indonesia telah memiliki lebih dan 40 pabrik industri kertas dengan kapasitas total produksi 1,436,900 ton/tahun. Sebagian besar industri ini terletak di pulau Jawa (53% berada di Jawa Barat dan 35% berada di Jawa timur), sedangkan sebagian lainnya berada di pulau Sumatra dan Sulawesi. Adapun jenis kertas yang diproduksi meliputi kertas koran, kertas kraft, karton, kertas rokok, kertas tissue dsb.
Industri pulp dan kertas dikenal sangat boros dalam penggunaan air, adapun besar kebutuhan air untuk industri ini tergantung dan jenis kertas yang dibuat dan tingkat daur ulang pada pemakaian air, umumnya kebutuhan air industri berkisar antara 250 m3/ton (untuk pulp) dan 150 m3/ton (untuk kertas).
Karakteristik air limbah industri pulp dan kertas sangat bervariasi tergantung pada jenis kertas yang diproduksi, bahan baku, aditif dan jumlah air yang digunakan. pH air Limbah industri pulp dan kertas berkisar antara 7 - 9. Zat padat tersuspensi sangat bergantung pada peralatan dan sistim pemulihan serat dalam pabrik (berkisar antara 10 -100 kg/ton). Demikian pula dengan BOD karena pada Limbah industri pulp dan kertas komponen utama bagi BOD adalah serat halus yang terbawa air limbah, dan senyawa organik dari aditif yang dapat diuraikan oleh mikroorganisma. Nilai COD pada umumnya naik seiring dengan tingkat pemulihan air, makin tertutup sistim airnya maka akan semakin besar konsentrasi baik untuk bahan terlarut maupun bahan tersuspensinya. Selain itu pada umumnya penggunaan bahan baku kertas bekas/karton bekas dapat pula menaikkan nilai BOD dan COD air Limbah.
Hasil percobaan pengolahan dilakukan terhadap air Limbah industri pulp dan kertas PN. Padalarang. Untuk mencapai kualitas effluen yang ditetapkan pada baku mutu Limbah cair industri pulp dan kertas (KEP-03lMENKLH/II/1991) dosis optimum koagulan tawas yang dicapai adalah 800 mg/I, sedangkan untuk unit pengolahan biologis dilakukan secara aerob (Activated Sludge) dan anaerob (Upflow Anaerobic Sludge Blanket)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Herning Wahyuningsih
"Idealnya semua limbah sebelum masuk ke badan air diolah melalui Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), namun hal itu belum dapat diwujudkan karena alokasi anggaran Pemprov DKI Jakarta dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk bidang lingkungan masih sangat kecil dibandingkan dengan bidang infrastruktur lainnya.
Tujuan studi ini adalah mengetahui balas kewajaran deviasi biaya bangunan IPAL dengan mencari hubungan deviasi biaya bangunan IPAL dan indikator ekonomi lindeks harga saham gabungan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika).
Studi ini merupakan bagian dari penetitian disertasi Ir. Basuki Anondho, MT mengenai "Mencari cara yang mudah untuk melakukan planning & scheduling pada konclisi yang tidak pasti". Dengan memakai metode kuantitatif, penelitian ini mengusulkan model pengaruh pertumbuhan ekonomi dan indikator ekonomi terhadap kegialan infrastruktur dengan studi kasus bangunan IPAL di Pemprov DKI Jakarta sebagai masukan input dalam mengestimasi anggaran biaya antara biaya rencana dan realisasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Permana Putra
"Munculnya paradigma sustainable development merupakan hasil kesepakatan negara-negara pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992. Paradigma tersebut merupakan cara pandang pembangunan yang tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan dan keberlangsungan kehidupan di masa akan datang. Penelitian ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi sebagai salah satu upaya untuk mengolah air limbah domestik dan berfungsi mencegah kerusakan air tanah, pencemaran air permukaan, meningkatkan kesehatan masyarakat dan konservasi sumber daya air. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi; 2) bagaimana karakteristik masyarakat mempengaruhi keinginan membayar (willingness to pay) terhadap tarif perbulan untuk memanfaatkan aset IPAL Waduk Setiabudi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif terhadap pelanggan dan non pelanggan masyarakat yang berada di wilayah pelayanan pengolahan air limbah yang dikelola oleh PD. PAL Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan analisis crosstabs, regresi logistik terhadap tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset, dan regresi linier berganda terhadap keinginan membayar (willingness to pay) terhadap tarif perbulan untuk memanfaatkan aset tersebut dengan bantuan software SPSS 13.0. Hasil analisis dapat disimpulkan dengan menggunakan regresi logistik terhadap tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi yaitu faktor lokasi sumber pencemar, faktor manajemen aset dan faktor peran serta masyarakat. Dari ketiga faktor tersebut ternyata hanya faktor lokasi sumber pencemar dan manajemen aset yang memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi dengan peluang sebesar 23,1%. Hasil analisis dengan regresi linier berganda terhadap kesediaan membayar masyarakat (willingness to pay/WTP) terhadap aset IPAL Waduk Setiabudi dengan menggunakan 6 (enam) aspek yang memberikan pengaruh terhadap WTP. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persepsi, penghasilan, dan jenis responden memberikan pengaruh positif terhadap WTP, sedangkan responden ibu rumah tangga dan umur memberikan kotribusi negatif terhadap WTP."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Aprilia
"Usaha bengkel yang ditangani oleh ahli mekanik atau montir ditujukan agar pemilik kendaraan bermotor dapat melakukan perawatan dan perbaikan terhadap kendaraan mereka. Selain membuka lapangan pekerjaan, usaha bengkel juga berpotensi untuk mencemari lingkungan karena menghasilkan limbah oli. Salah satu cara pengolahan limbah oli adalah dengan sistem desalinasi air laut yang memanfaatkan exoelectrogenic bacteria sebagai agen pendegradasi senyawa-senyawa organik pada limbah oli. Microbial Desalination Cell (MDC) adalah pengembangan dari Microbial Fuel Cell (MFC), merupakan metode yang dapat menghilangkan kandungan garam dalam air laut menggunakan listrik yang dihasilkan oleh bakteri dari air limbah. Sistem MDC terus mengalami perkembangan, salah satunya dengan memodifikasi reaktor menjadi Stacked Microbial Desalination Cell (SMDC) yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kinerja dari MDC. Pada penelitian ini, menggunakan konfigurasi reaktor 2-SMDC dengan batang grafit sebagai anoda dan CFC yang dilapisi karbon aktif sebagai katoda serta katolit kalium permanganat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi massa karbon aktif sebesar 0, 2, dan 4 g. Parameter uji dalam penelitian ini terdiri dari COD, produktivitas listrik, dan pH. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan variasi massa karbon aktif paling optimum yaitu 4 g dengan penurunan COD sebesar 57,808% serta menghasilkan produktivitas listrik sebesar 0,000561 W/m3.

Garage shop has potential to pollute the environment because it produces oil waste. One way to treat oil waste is a seawater desalination system that uses exoelectorgenic bacteria as an agent for the degradation of organic compounds contained in oil waste. Microbial Desalination Cell (MDC) is a development of Microbial Fuel Cell (MFC), a method that can eliminate salt content in seawater using electricity generated by bacteria from wastewater. MDC system continues to experience development, one of which is to modify the reactor into a Stacked Microbial Desalination Cell (SMDC) which serves to improve efficiency of the performance of MDC. In this research, using a 2-SMDC reactor configuration with graphite rods as anode, CFC coated with activated carbon as a cathode and potassium permanganate as catholyte. Independent variables used in this research were active carbon mass variations of 0, 2, and 4 g. Parameters that will be obtained are COD, electrical productivity, and pH. The results obtained in this study indicate that the optimum mass variation of activated carbon is 4 g with a COD reduction of 57,808% and produces electrical productivity of 0,000561 W/m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
"Limbah cair rumah sakit yang mengandung limbah klinis jika dibuang ke badan penerima tanpa pengolahan lebih dahulu dapat membahayakan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pengolahannya diperlukan untuk menghasilkan effluen yang sesuai dengan standar effluen yang diisyaratkan yang diindentifikasikan dalam parameter Padatan Tersuspensi, Zat Organik (KMnO4),BOD, COD, N dan P.
Salah satu cara mereduksi kontaminan yang terkandung dalam limbah cair rumah sakit adalah dengan proses pengolahan secara fisis-kimiawi dengan menggunakan bahan koagulan PAC (Polyaluminiumrium Chloride) dikenal sebagai koaguian yang mampu mereduksi secara optimal kandungan turbiditas dalam pengolahan air bersih.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas reduksi PAC jika digunakan dalam pengolahan limbah cair, khususnya limbah cair rumah sakit. Penelitian dilakukan di lapangan dengan menggunakan alat simulasi pengolahan fisis-kimiawi. Pemeriksaan dilakukan terhadap kondisi air baku dan air hasil olahan dengan parameter uji melipuli pH, Turbiditas, Padatan Tersuspensi, Zat Organik (KMnO4), BOD, COD. N-Amonia dan P. Sebelum penelitian, terlebih dahulu dilakukan Jar test guna mengetahui dosis optimum yang akan diterapkan selama penelitian. Dengan membandingkan hasil pemeriksaan air olahan dengan hasil pemeriksaan air bakunya dapat diketahui tingkat reduksi dari koagulan PAC yang menunjukkan efektifitasnya.
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa PAC jika digunakan dalam pengolahan limbah cair - khususnya limbah rumah sakit - memang cukup efektif dalam mereduksi turbiditas, yaitu dengan dosis 50 mg/l didapat reduksi turbiditas maksimum 79%; tetapi tidak cukup efektif dalam mereduksi kontaminan lainnya dimana reduksi pada kontaminan lainnya maksimum hanya 56% (Zat Organilr KMnO4). Penggunaan unit saringan pasir cepat sesudah proses koagulasi tidak banyak manambah tingkat reduksi kontaminan, dimana turbiditas tersebut hanya naik menjadi 82%. Selain hasil penelitian yang berkaitan dengan penggunaan koagulan PAC lersebut, diperoleh pula tingkat effisiensi yang rendah dari alat simulasi yang pada umumnya berada di bawah harga kisaran effisiensi pengolahan teoritis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Leonita
"Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penyumbang air limbah, sehingga diperlukan instalasi pengolahan air limbah. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri pulp dan kertas di PT.RAPP terdiri dari beberapa unit, seperti unitbucket screen, primary clarifier, neutralization basin, cooling tower, aeration basin, dan secondary clarifier. Terjadi peningkatan jumlah produksi maka terjadi peningkatan beban air limbah yang dibuang, sehingga harus dilakukan identifikasi dan evaluasi kinerja sistem dan unit pengolahan. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan parameter-parameter kinerja berupa TSS, pH, warna, COD, dan BOD yang akan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan, kriteria desain IPAL, serta studi literatur. Selain itu, dilakukan perhitungan terhadap proses kondisi bak aerasi pada kondisi eksisting dan pada kondisi perencanaan.
Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa timbulan limbah cair sebesar 330000 m3/hari, dimana masih memenuhi kriteria desain IPAL sebesar 450000 m3/hari. Karakteristik limbah cair industri pulp dan kertas menunjukkan limbah cair tersebut memiliki pH kondisi basa, yaitu 9,0, sedangkan untuk parameter TSS (566 mg/l), warna (1256 PtCo), COD (741 mg/l) dan BOD (338 mg/l). Konsentrasi effluent secara keseluruhan sudah dibawah baku mutu lingkungan, dengan nilai efisiensi pH sebesar 14%, warna sebesar 70%, TSS sebesar 94%, COD sebesar 78% dan BOD sebesar 96%.

Pulp and paper industry is one of the contributors to the wastewater industry, so that the necessary wastewater treatment plant. Waste Water Treatment Plant (WWTP) in the pulp and paper industry PT.RAPP consists of several units, such as units of bucket screen, primary clarifier, neutralization basin, cooling tower, aeration basin and secondary clarifier. Increase the amount of production then increase loads wastewater, so it should be the identification and evaluation of system performance and the processing unit. Evaluation of performance is based on parameters such as TSS, pH, color, COD, and BOD which will be compared with environmental quality standards, design criteria for wastewater treatment, and the study of literature. In addition, the calculation is done on process conditions of the existing conditions of aeration basin and on the conditions of the planning.
From research conducted showed that wastewater generation of 330 000 m3/day, which still meets the design criteria of 450000 m3/day WWTP. Characteristics of wastewater pulp and paper industry showed the effluent pH alkaline conditions, namely 9.0, whereas for the parameters of TSS (566 mg/l), color (1256 PtCo), COD (741 mg/l) and BOD (338 mg/l). Effluent concentration is below the overall environmental quality standards, with a pH value of efficiency by 14%, color by 70%, amounting to 94% of TSS, COD and BOD by 78% at 96%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu limbah yang saat ini cukup mendapat banyak perhatian adalah limbah logam berat Cr(VI) yang biasanya berasal dari industri electroplating, industri catlpigmen dan industri penyamakan kulit (leather tanning). Chromium terdapat di alam dalam bentuk oksida, yaitu oksida Cr(III) dan Cr(VI). Toksisitas Cr(VI) sangat tinggi dan bersifat karsinogenik bagi manusia dan binatang, sedangkan toksisitas Cr(III) jauh lebih rendah. Beberapa upaya pengolahan limbah Cr(VI) yang telah dilakukan seperti reduksi kimia, ion exchange, adsorpsi dengan batu tiara atau karbon aktif dan reduksi dengan bantuan bakteri memiliki kelemalian yaitu diperlukarnya energi yang sangat tinggi danlatau bahan kimia yang sangat banyak. Kelemahan inilah yang membuat metode fotokatalitik lebih prospektif dan lebih unggul untuk diaplikasikan.
Dalam penelitian ini, reduksi Cr(VI) dilakukan dengan katalis TiO2 murni hasil preparasi dari bahan awal TiCla dan TiO2 yang dimodifikasi dengan penambahan dopan Cu dan CuO sebesar I % loading. Penambahan dopan tersebut bertujuan untuk meningkatkan aktifitas fotokatalitik karena dapat menurunkan laju rekombinasi antara eiektron-hole. Katalis basil preparasi kemudian dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, BET dan SEM. Uji aktifitas katalis dilakukan menggunakan reaktor yang bekerja secara batch. Parameter-parameter yang diuji dan diteliti rneliputi test blanko reduksi Cr(VI), variasi katalis (pengaruh penambahan dopan), efek penambahan EDTA, pengaruh pH larutan, variasi konsentrasi awal Cr(VI), dan pengaruh penambahan karbon aktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EDTA sebagai hole scavenger dapat meningkatkan aktifitas fotokatalisis dalam mereduksi Cr(VI) sekitar 10%. Laju reduksi Cr(VI) lebih cepat terjadi pada pH rendah dan pada konsentrasi awal Cr(VI) yang rendah. Penambahan karbon aktif sebagai adsorben dapat meningkatkan aktifitas fotokatalisis sekitar 5% karena dapat mengadsorp molekul-molekul Cr(VI) ke sekitar permukaan katalis. Katalis Ti02 murni yang dipreparasi dari bahan awal TiCla memiliki aktivitas tertinggi dalam mereduksi limbah Cr(VI) menjadi Cr(III), dengan konversi sekitar 80%. Hal ini disebabkan oleh tingginya luas permukaan dan kristal anatase yang terbentuk. Fotoreduksi limbah Cr(VI) yang dilakukan dengan katalis film dalam reaktor sirkulasi belum menunjukkan basil yang signifikan. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi sistem reaktor yang lebih efektif untuk katalis bentuk film. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>