Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Krisna Adi Surya
"Skripsi ini membahas penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh persentase volume void terhadap perilaku dan kapasitas lentur dari pelat Hollow-Core Slab (HCS) yang menggunakan limbah botol PET sebagai pembuat lubang. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan benda uji berdimensi 1750 x 600 x 150 mm3 yang dicor setempat (cast in-site). Pada penelitian ini dilakukan pengujian pembebanan empat titik sehingga didapatkan perbandingan perilaku antara pelat beton bertulang biasa dengan pelat beton HCS. Analisis dilakukan dengan membandingkan grafik beban- lendutan, dan grafik momenrotasi yang terjadi, selain itu pola retak dan keruntuhan yang terjadi pada benda uji juga dianalisis secara visual, dan terakhir peninjauan mengenai perbandingan kapasitas ultimit secara teoritis dan eksperimental. Penelitian ini memberikan inovasi mengenai pelat HCS yang dicor setempat dengan kapasitas yang tidak jauh dibandingkan dengan pelat beton bertulang biasa sehingga dapat digunakan untuk mengurangi efek gaya gempa yang diterima struktur dan turut menyumbangkan teknologi yang ramah lingkungan.

The focus of this stdies is to analize the effect of the percentage of void volume to the flexural capacity and behavior of non-prestressed hollow-core slab (HCS) that uses waste PET bottle as a void. The research was carried out experimentally using 1750 x 600 x 150 mm3 test slab with cast in-site method. In this study thirdpoint loading test was used to compare the behavior of solid reinforced concrete slab and hollow-core slab. The research continued by comparing the loaddeflection and moment-rotation graphs, and visually observing the crack patern and failure mode that occurs on a test slab. Final review of the ultimate capacity ratio theoretically and experimentally was also compared to summarize the effect of the void volume on hollow-core slab. This research provides an innovation on the cast in-site non-prestressed hollowcore slab with a capacity that doesn?t significantly different compared to ordinary reinforced concrete slab so it can be used to reduce the effects of earthquake forces received by the structure and also contributed an environmentally green technologies."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. M. Dimas A. Chandra
"ABSTRAK
Hollow core slab (HCS) merupakan pelat lantai struktural yang terbuat dari beton bertulang dan memiliki lubang di bagian tengah penampangnya. Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kekuatan HCS yang dibuat dengan teknik pengecoran di tempat tanpa menggunakan teknik prategang dan menggunakan limbah botol PET 1,5 liter sebagai pembentuk lubang, serta menggunakan cacahan limbah PET sebagai bahan tambah dalam upaya meningkatkan kekuatan. Cacahan limbah PET yang ditambahkan ke dalam campuran beton adalah sebanyak 0,5% dan 0,7% dari volume fraksi, yang merupakan kadar optimal untuk peningkatan kuat geser, kuat tekan, kuat lentur, dan kuat tarik belah pada umur 28 hari. Pengujian dilakukan terhadap material dan benda uji HCS. Pengujian material meliputi pengujian beton (kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik belah, kuat geser) dan pengujian baja tulangan (kuat tarik). Sementara itu, pengujian benda uji pelat dilakukan dengan metode pembebanan pada sepertiga bentang di atas dua tumpuan. Benda uji pengujian beton dan baja tulangan mengacu pada standar yang ditetapkan American Society for Testing Materials. Sementara benda uji pelat yang diuji memiliki dimensi 1,75 cm x 60 cm x 15 cm.
Hasil studi eksperimental ini menunjukkan bahwa benda uji HCS dengan tambahan PET dapat mencapai beban maksimal yang lebih tinggi dibandingkan dengan benda uji HCS tanpa tambahan PET. Persentase tambahan PET yang optimal untuk HCS in situ nonprategang adalah 0,7% dari volume fraksi. Di samping itu, eksperimen ini juga menunjukkan bahwa keretakan yang terjadi pada benda uji HCS untuk seluruh variasi didominasi oleh keretakan akibat lentur.

ABSTRACT
Hollow core slab (HCS) is a type of structural slab made of reinforced concrete and has voided cross section. In general, the purpose of this experiment is to discover the strength of castinsite and nonprestressed HCS using 1,5 liters PET bottles as part of the formwork, and using shredded PET waste as additives to increase the strength of concrete. The percentages of shredded PET waste added to the fresh concrete are 0,5% and 0,7% of volume fraction. The percentages are taken as the optimum dosage to increase the shear strength, compressive strength, flexural strength, and splitting tensile strength of 28 days old concrete. The tests include the test of materials and the test of HCS. The tests of materials include the test of concrete (shear strength, compressive strength, flexural strength, and splitting tensile strength) and the test of steel bar (tensile strength). HCS specimens are tested with third point loading scheme. Concrete and steel bar specimens are made according to American Society for Testing Materials, while HCS specimens are 1,75 cm x 60 cm x 15 cm in size.
The result of this experiment shows that HCS specimens with PET addition reach higher maximum load than HCS specimens made of normal concrete. The optimum percentage of PET addition to the strength of castinsite and nonprestressed HCS is 0,7% of volume fraction. Besides, the experiment also shows that the cracks occur are dominated by flexural cracks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S720
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abimantrana
"Hollow-CoreSlabbukanlah produk baru di dunia konstruksi. Namun, selama ini Hollow-CoreSlabidentik dengan produksi di pabrik secara pracetak dan melibatkan proses prategang. Sebuah rangkaian penelitian dilakukan, untuk meneliti mengenai perilaku dan kapasitas lentur Hollow-CoreSlabyang dibuat secara insitu non-prategang dengan menggunakan limbah botol PET sebagai pembuat lubang. Skripsi ini akan membahas mengenai pengaruh penambahan sengkang diagonal dan vertikal terhadap perilaku pelat Hollow-CoreSlab(HCS) insitu non-prategang dan feasibilitas pelaksanannya. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan benda uji berdimensi 1750 x 600 x 150 mm3. Pada penelitian ini dilakukan pengujian pembebanan empat titik sehingga didapatkan perbandingan perilaku antara HCS insitu non-prategang yang diperkuat oleh sengkang dengan HCS insitu non-prategang yang tidak diberi perkuatan. Analisis dilakukan dengan membandingkan grafik beban-lendutan, grafik momen-rotasi, dan pengamatan visual dari pola retak dan keruntuhan yang terjadi pada benda uji.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa HCS insitu non-prategang dengan perkuatan sengkang memberikan kemudahan dalam hal pelaksanaan. Adanya sengkang membantu memastikan limbah botol PET yang digunakan tidak bergerak selama proses pengecoran. Selain itu, perilaku HCS insitu non-prategang yang diperkuat sengkang tidak berbeda dengan yang tidak diperkuat sengkang. Keruntuhan yang terjadi pada keduanya sama-sama didominasi oleh kegagalan lentur. Adapun kapasitas lentur HCS insitu non-prategang yang diperkuat sengkang meningkat antara 8-11 %. Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai kemudahan pelaksanaan yang didapat dari adanya sengkang pada HCS insitu non-prategang, sehingga membuka kemungkinan untuk diaplikasikan pada proyek konstruksi.

Hollow-CoreSlabis not a new product in the construction world. But, Hollow-Core Slab has always been known as precast and prestressed concrete product. A series of experiment is therefore conducted, to study the behavior and bending capacity of a Cast In-site Non-prestressed Hollow-Core Slab, which was made using PET Plastic Botle Waste as it?s Void. This undergraduate thesis will discuss and explain the effect of added Stirrups, whether its diagonally or vertically assembled, to the behavior and manufacturing feasibility of Cast In-Site Non-prestressed Hollow-Core Slab. The study was done by experiment using samples of 1750 x 600 x 150 mm3. The testing was conducted using four-point-loading method, in order to obtain results that show behavior comparison of the tested samples. Analysis is conducted by comparing force-displacement graphs, moment-rotation graphs, and visual observation of crack pattern and failure mode.
From the results, it is discovered that HCS samples with added Stirrups are easier to be manufactured. The presence of Stirrups contributes in making sure that the PET Plastic Bottle Waste will not shift or move during casting. Besides of that, it is confirmed from this experiment that the presence of Stirrups does not change the failure mode of Cast In-site Non-prestressed HCS. Both variants, with or without added Stirrups, has a failure mode that is governed by flexural failure. Furthermore, the flexural capacity of HCS is 8-11 % increased by the presence of Stirrups. This study gives us understanding about how Cast In-Site Non-prestressed HCS can be manufactured in a simpler way, so to make it easier to be applied in the real-world construction project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S599
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Widyadhana
"Perkembangan teknologi alat investigasi mutu struktur bangunan beton terus berkembang digunakan untuk melakukan pengujian dalam mengevaluasi tulangan dan ketebalan selimut beton dalam beton bertulang tanpa merusak struktur (Non Destructive Test). Alat yang umum digunakan yaitu Profometer dan Ultraportable Ground Penetrating Radar. Dengan perbedaan prinsip kerja, dalam penelitian ini dilakukan studi evaluasi ketebalan selimut beton, identifikasi tulangan dan material isolator, dengan membandingkan hasil pengujian alat profometer, ultraportable ground penetrating radar terhadap struktur pelat lantai ukuran 2x2 m, Hasil pengujian ground penetrating radar dapat divisualisasikan 3D dengan waktu singkat dan lebih diandalkan pendeteksian tulangan bertumpuk juga material isolator. Adapun alat untuk mengukur kecepatan rambat dalam beton menggunakan prinsip transmisi ultrasonik yaitu ultrasonic pulse velocity dan prinsip  pulsed echo method (PE) yaitu ultrasonic tomograph portable yang digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan pembacaan pancaran gelombang longitudinal dan transversal pada struktur pelat lantai beton. Tampilan pemrosesan data ultrasonic tomograph portable menggunakan teknologi SAFT (synthetic aperture focusing technique) sehingga selain dapat menghasilkan kecepatan shearwave alat ini dapat menentukan tulangan. Hasil pengujian ultrasonic tomograph portable menunjukkan kecepatan yang lebih konstan dibandingkan ultrasonic pulse velocity dengan konfigurasi indirect pada struktur pelat beton.

The development of technology for investigating the quality of concrete structures continues to develop and used to evaluate reinforcement and thickness of the concrete cover in reinforced concrete without damaging the structure (Non Destructive Test). Commonly used tools are Profometer and Ultraportable Ground Penetrating Radar. With different working principles, in this research, a study of the thickness evaluation of the concrete cover, identification of reinforcement and insulating material was carried out, by comparing the results of the profometer, GPR to the 2x2 m floor slab structure. The results of the GPR can be visualized in 3D in a short time and more reliable in detecting stacked reinforcement as well as insulating material. The tool to measure the propagation speed in concrete uses the ultrasonic transmission principle, ultrasonic pulse velocity and the pulsed echo method principle, the ultrasonic tomograph portable used in this study to compare the readings of longitudinal and transverse waves on the concrete floor slab structure. Ultrasonic tomograph portable data processing uses SAFT technology, in addition producing shearwave speed, this tool can determine reinforcement. The results of the ultrasonic tomograph portable show more constant speed than the UPV with indirect configuration on the concrete slab structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Panusur Jansen
"Beton sebagai salah satu material yang paling sering digunakan untuk struktur bangunan, memiliki andil yang sangat besar dalam pembangunan di zaman modern. Ini terlihat pada banyaknya bangunan-bangunan yang terbuat dari beton, mulai dari gedung-gedung pencakar langit, bendungan, jalan, perkantoran, dll. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh beton itu sendiri, seperti kekuatannya, banyaknya variasi bentuk yang bisa dibuat, ketahanannya terhadap api (sekitar 1 hingga 3 jam tanpa bahan kedap api tambahan), regiditas tinggi, mudah didapatnya material untuk campuran beton, biaya pemeliharaan yang rendah dan kemudahan dalam pelaksanaan. Namun seperti yang kita ketahui dalam suatu struktur yang menggunakan beton, beton tidak berdiri sendiri namun bekerja bersama dengan tulangan baja didalam satu kesatuan menjadi suatu struktur beton bertulang. Kekuatan tulangan baja sebagai material yang menahan tarik dapat berkurang dengan adanya korosi. Korosi dapat terjadi akibat lingkungan yang korosif maupun akibat sifat permiabilitas beton itu sendiri. Inhibitor diketahui memiliki kemampuan untuk mengurangi laju korosi.
Skripsi ini akan membahas mangenai pengaruh inhibitor terhadap campuran beton dalam andilnya mengurangi laju korosi pada baja tulangan sekaligus mengetahui pengaruhnya terhadap kekuatan tekan beton. Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Mutu beton dipengaruhi oleh rasio air semen, pemadatan dan daya kerja. Korosi merupakan kerusakan secara perlahan-lahan dari suatu material atau substansi yang merupakan simbol dari proses kimia atau dapat diartikan sebagai proses reaksi elektrokimia dari logam yang beraksi dengan lingkungannya. Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang ketika ditambahkan dalam jumlah konsentrasi yang tertentu pada suatu lingkungan, dapat secara efektif mengurangi laju korosi. Inhibitor yang digunakan adalah asam askorbat. Inhibitor asam askorbat bekerja dengan cara bereaksi dengan logam membentuk lapisan pada permukaan logam sehingga membatasi serangan ion-ion korosif pada permukaan logam dan reaksi korosi dapat dikurangi. Penelitian akan dimulai dengan membuat sampel kubus beton dengan ukuran 10.5x10.5x10.5 cm_ untuk beton dengan tulangan dan sampel beton tanpa tulangan dengan ukuran 15x15x15 cm, sampel beton yang ada divariasikan dengan ada tidaknya penambahan inhibitor asam askorbat dan berbedanga media penyimpanan yaitu pH 3 dan pH 7. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan uji tekan beton untuk mengetahui kekuatan tekan beton dan uji laju korosi untuk mengetahui laju korosi pada baja tulangan.
Dari penelitian yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut : 1. Lingkungan yang asam (pH 3) dapat menyebabkan penurunan kuat tekan beton mutu K350 2. Penambahan inhibitor pada beton menyebabkan penurunan kuat tekan pada beton mutu K350 3. Pada kondisi lingkungan yang asam (pH 3) beton standar K350 yang tidak diberi tambahan inhibitor memiliki laju korosi yang lebih kecil (0,17 MPy) dibandingkan dengan beton yang diberi tambahan inhibitor (K60ppm= 0,3 MPy; K90ppm= 0,3 MPy dan K120ppm= 0,20 MPy) 4. Pada kondisi lingkungan yang netral (pH 3 ) beton standar K350 yang tidak diberi tambahan inhibitor memiliki laju korosi yang lebih kecil (0,09 MPy) dibandingkan dengan beton yang diberi tambahan inhibitor (K60ppm= 0,25 MPy; K90ppm= 0,22 MPy dan K120ppm= 0,10 MPy) 5. Pada kondisi lingkungan yang asam, inhibitor dengan konsentrasi 120 ppm paling efektif digunakan karena menghasilkan kuat tekan yang cukup tinggi (468 kg/cm) dibandingkan dengan beton tanpa penambahan inhibitor (395,56 kg/cm) serta menghasikan laju korosi yang cukup rendah (0,20 MPy) 6. Pada kondisi lingkungan yang netral, sebaiknya tidak diberikan penambahan inhibitor pada suatu campuran beton mutu K350 sebab pada kondisi ini beton menghasilkan kuat tekan yang terbesar (482 kg/cm) dan laju korosi yang terkecil (0,09 MPy)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wahyudi
"
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menempuh pendidikan program sarjana (Sl) pada Program Pendidikan Sanjana Ekstensi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Pada penulisan ini pembahasan penulis adalah tentang hal yang sederhana yaitu, perencanaan Ia.ntai bangunan bertingkat dengan menggunakan beton prategang dan beberapa hal mengenai analisa serta pelaksanaan di Iapangan. Tujuannya untuk mengganti tulangan biasa pada lantai bangunan dengan kabel presstres (penulangan dengan kabel prategang) dan mencari bentuk yang efektif dari penyebaran kabel. Judul yang diambil adalah ?Analisa, Perencanaan dan Pelaksanaan Beton Prategang Pada Lantai Bangunan."
Dalam pembahasan ini beberapa analisa penyelesaian yang dipakai adalah analisa perimbangan beban , analisa metode frame dan analisa dengan SAP90. Penulis juga memasukkan teori-teori yang mempengaruhi dalam perencanaan seperti z Kehilangan gaya prategang, Pengecekan tegangan, perhitungan lendutan dan dasar teori blok ujung.
Tahap pelaksanaan yang akan ditinjau yaitu data teknis tentang material, alat dan langkah pelaksanaan yang meliputi pemasangan kabel dan pekerjaan grouting.
Hal ini bertujuan memberikan garnbaran agar dalam perencanaan menggunakan material dan peralatan yang disesuaiakan di pasaran.
Demikian abstrak untuk memberikan gambaran sepintas tentang apa yang tertulis dalam tugas akhir ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Royani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Bahanan
"ABSTRAK
Pengelasan resisitansi titik dengan dua material berbeda telah banyak digunakan
pada struktur kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik
dari pengelasan dua material yang berbeda. Pada penelitian ini pengelasan
dilakukan antara baja karbon rendah SPCC dan aluminium paduan A5052 dengan
pengelasan resistansi titik dengan dua tipe penyambungan. Tipe pertama
menyambungkan dua tumpukan (SPCC/A5052) dan tipe kedua menyambungkan
tiga tumpukan (SPCC/A5052/SPCC). Pembahasan utama dalam penelitian ini
adalah menganalisa pengaruh arus pengelasan terhadap sifat mekanik sambungan
dari kedua tipe penyambungan tersebut. Parameter pengelasan yang digunakan
adalah waktu pengelasan 1 detik, tekanan elektroda 150 kgf, dan variasi arus 6kA,
8kA, 10kA, dan 12 kA. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
pengujian tarik-geser, pengujian kekerasan mikrovickers, dan pengukuran lebar
manik las yang terbentuk. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada
pengelasan dua tumpukan kekuatan tarik-geser tertinggi pada arus 6kA dan pada
pengelasan tiga lembaran kekuatan tarik-geser meningkat seiring peningkatan arus
pengelasan. Nilai kekerasan vickers tertinggi pada daerah lasan mencapai 249,2
HV. Nilai kekerasan meningkat dengan meningkatnya arus pengelasan di kedua
tipe sambungan.

ABSTRACT
Resistance spot welding with dissimilar workpiece have been widely used in the
structure of the vehicle. This study aims to determine the mechanical properties of
this joint. In this research, low carbon steel SPCC and aluminium alloy A5052 has
been welded using resistance spot welding with two kind of joint type. The first
type is joined two stack sheets (SPCC/A5052) and the second type is joined three
stack sheets (SPCC/A5052/SPCC). The main discussion in this research is to
analyse the influences of welding current to the mechanical properties of the both
of joint types. Welding parameters used are 1 second welding time, 150 kgf
electrode pressure, and current variations are 6kA, 8kA, 10kA, and 12kA. The
characterizations including tensile-shear testing, mikrovickers hardness testing,
and measurement of nugget width. It is found that the highest tensile-shear
strength of two stack sheets is on the welding current 6 kA and the tensile-shear
strength of three stack sheets increases with increasing welding current. The
highest vickers hardness value in the weld area reached 249,2 HV. Hardness
values increased with increasing welding current in both of joint types.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43848
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>