Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Senjaya
"Artemisinin merupakan sesquiterpen lakton yang terdapat pada daun dan bunga tanaman Artemisia annua L. Artemisinin adalah obat antimalaria yang memiliki struktur kimia yang berbeda dan memiliki efikasi yang lebih tinggi. Artemisia annua L. adalah tanaman asli daerah subtropis dan dapat diintroduksi ke daerah tropis seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan karakterisasi artemisinin dari Artemisia annua L. yang dibudidaya di Lembang, Indonesia. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metanol, kemudian dipartisi dengan heksan, dan proses pemisahan secara kromatografi kolom dengan eluen etil asetat/heksan. Isolat dikarakterisasi dengan menggunakan KLT, FTIR, spektrofotometer UV, dan spektroskopi HNMR. Diperoleh S4 sebagai hasil isolasi fraksi heksan, sejumlah 2,0 mg ( 0,016% b/b) yang memiliki karakter mirip dengan artemisinin.

Artemisinin is a sesquiterpene lactone present in leaves and inflorescences of wild Artemisia annua L. This subtances is an antimalarial agent with a totally different chemical structure and higher efficacy. Artemisia annua L. is original plant of subtropical area, but it can introduced into tropical area like Indonesia. The aim of this research is to isolated and characterized artemisinin from Artemisia annua L., which cultivated in Lembang, Indonesia. Extraction were carried out with methanol as a solvent, partition by using hexane, and separated process by column chromatography with hexane/ethyl acetate as eluent. Isolate were characterized by TLC, FTIR, spectrophotometer UV, and spectroscopy HNMR. A number of 2,0 mg (0,016% w/w) S4 obtained, as a result of isolation of hexane fraction, have a similar characteristic with artemisinin."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S881
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"In Vitro Propagation of Artemisia annua. Rossa Yunita and Endang G. Lestari. Artemisinin, an anti-malarial medi- cine isolated from the annual wormwood Artemisia annua, has a marked activity against chloroquine-resistant and chloroquine-sensitive strains of Plasmodium falciparum. This compound is useful for treatment of cerebral malaria. An in vitro propagation system for A. annua has been de- veloped. Shoots were induced by culturing seeds of A. annua on a MS medium containing BAP (0, 0.1, 0.3, 0.5 mg/l). Shoots were also formed on each seedling cultured on the same medium. Root formations were obtained from shoots that were subcultured on a MS medium containing IBA (0, 1.0, 1.5, 2 mg/l). The results showed that MS medium supplemented with BAP 0.3 mg/l was the best medium for induction and multiplication of the shoots, while the MS medium supplemented with IBA (1 mg/l) was good for root formations."
JURAGBIO 4 (1) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Susilo Adi
"Penelitian bertujuan mengevaluasi persentase berat kering artemisinin pada Artemisia annua yang diberi perlakuan pemberian pupuk NPK, pupuk kandang, mikoriza, dan lokasi tempat budidaya tanaman. Sampel berasal dari dua tempat, Cibodas dan Tawangmangu. Sampel masing masing diberi perlakuan melalui pemberian pupuk NPK dengan konsentrasi 0:0:0; 40:40:40; 80:80:80; 120:120:120, pupuk kandang, dan pemberian mikoriza. Sampel tersebut diekstrak dengan methanol dan hasilnya dianalisis menggunakan HPLC.
Hasil penelitian menunjukkan sampel dari Cibodas dengan kode CF4M+7 sebesar 0,788% berat kering tanaman, Tawangmangu dengan kode sampel TF3M+3 sebesar 0,674% berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk NPK, pupuk kandang, dan pemberian mikoriza menyebabkan penurunan kadar artemisinin pada setiap sampel. Berdasarkan jenis lokasi, Tawangmangu merupakan daerah yang cocok sebagai tempat budidaya Artemisia annua.

The study aimed to evaluate the percentage of dry weight of artemisinin in Artemisia annua treated with NPK fertilizer, manure, mycorrhiza, and the location where the cultivation of crops. The samples come from two places, Cibodas and Tawangmangu. Each sample was treated through the administration with a concentration of NPK 0:0:0; 40:40:40; 80:80:80; 120:120:120, manure, and the provision of mycorrhizae. The sample were extracted with methanol and the results were analyzed using HPLC.
The results showed a sample of the code CF4M+7 0,788% dry weight of plants, Tawangmangu with sample code TF3M+3 at 0,674% dry weight of plants. The results showed that the addition of NPK fertilizer, manure, and the provision of mycorrhizal led to decreased levels of artemisinin in each sample. Based on location, Tawangmangu is an area that is suitable for Artemisia annua cultivation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Heri Suseno
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian isolasi dan karakterisasi molekuler Plasmodium berghei yang resistan terhadap artemisinin in vivo. Penelitian bertujuan mengetahui keterkaitan polimorfisme gen pbatp6 dengan resistensi P. berghei terhadap artemisinin. Penelitian dilakukan di Lembaga Biologi Molekul Eijkman (LBME), Jakarta, selama 12 bulan (April 2006—Maret 2007). Empat isolat P. berghei yang resistan terhadap artemisinin pada dosis 15 dan 250 mg/kg berat badan berhasil diisolasi melalui pengobatan dosis subletal bertingkat selama tiga hari berturut-turut pada mencit galur BALB/c yang diinfeksi P. berghei. Uji resistensi obat yang dilakukan untuk membandingkan pola pertumbuhan parasit galur parental dan salah satu isolat yang resistan menunjukkan adanya peningkatan ED50 sebesar 2,8 kali lipat. Analisis molekuler dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) menggunakan primer forward PbATP6-F1 dan reverse PbATP6-R1 dan DNA sequencing menunjukkan adanya perubahan basa guanin menjadi adenin pada nukleotida ke-355 gen pbatp6. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan asam amino dari asam glutamat (E) menjadi lisin (K) pada residu ke-119 yang terletak pada domain transmembran M2 dari protein putatif PbATP6. Perubahan asam amino tersebut belum pernah dilaporkan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya kemungkinan polimorfisme gen pbatp6 yang diduga berperan pada resistensi P. berghei terhadap artemisinin."
Universitas Indonesia, 2007
S31485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Yulianti
"L-glutaminase (L-glutamine amidohydrolase, EC 3.5.1.2) telah menarik perhatian para peneliti karena manfaatnya dalam industri farmasi dan makanan. Bakteri laut merupakan sumber penghasil L-glutaminase yang paling diminati, terutama untuk memperoleh L-glutaminase yang tahan garam. Pada penelitian ini telah dilakukan penapisan dan karakterisasi L-glutaminase ekstraselular yang dihasilkan oleh bakteri laut dari perairan Sangihe-Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia. Penapisan L-glutaminase secara kualitatif menggunakan media cair (Padma, et.al., 2009) dan metode pengukuran aktivitas L-glutaminase dilakukan secara spektrofotometri berdasarkan metode Imada, et.al (1973). Identifikasi isolat murni dengan aktivitas L-glutaminase paling tinggi dilakukan menggunakan sekuensing gen 16S rRNA. Terdapat 7 isolat menunjukkan hasil positif L-glutaminase, satu diantaranya dengan aktivitas 147,99 U/L atau setara dengan aktivitas spesifik 62,32 Unit/mg dipilih untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Hasil sekuensing gen 16S rRNA isolat bakteri menunjukkan kemiripan 96% dengan Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8. Parameter fisika yang mempengaruhi produksi L-glutaminase menunjukkan produksi optimum pada suhu 30 0C, kecepatan rotasi 100 rpm, pH media 6, dan konsentrasi starter inokulum 5%. Karakterisasi aktivitas L-glutaminase ekstraselular dari Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8 (isolat II.1) menunjukkan kondisi optimum aktivitas enzim pada suhu 37-45 0C, dan pH 7. Aktivitas enzim stabil pada penambahan larutan NaCl hingga 8% dan aktivitasnya mulai berkurang pada penambahan larutan NaCl 16% dan 20% dengan aktivitas relatif berturut-turut mencapai 79,00% dan 74,22%. Pengaruh penambahan ion-ion logam seperti Mn2+, Mg2+, dan Co2+ menunjukkan kenaikan aktivitas, sedangkan pada penambahan ion logam Zn2+, Fe3+, dan Ca2+ aktivitas enzim menurun. Bobot molekul L-glutaminase berkisar 42 kDa dan 145 kDa.

L-glutaminase (L-glutamine amidohydrolase, EC 3.5.1.2) has attracted much attention with respect to proposed applications in both pharmaceuticals and food industries. Salt-tolerant L-glutaminase produced by marine bacteria become the most desirable in food industry. The current work details the screening of L-glutaminase producing marine bacteria from Sangihe-Talaud Sea, in North of Sulawesi, Indonesia. Screening of L-glutaminase was done using a broth medium (Padma et.al., 2009) and measurement of L-glutaminase activity carried out by spectrophotometry (Imada, et.al., 1973). Identification of selected isolate was performed by analysis of 16S rRNA gene sequence. There are seven isolates showed positive results of L-glutaminase, one of them with the activity 147.99 U/L, equivalent to the specific activity of 62.32 units / mg was selected for further study.
Bacterial identification based on 16S rRNA gene sequencing has revealed the isolate 96% similarity as Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8. Optimization of physical parameters that affect the production of L-glutaminase production showed an optimum at 30 0C, 100 rpm, pH of medium 6, and with 5% of starter inoculum. Characterization of extracellular L-glutaminase from Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8 (II.1 isolates) showed the enzyme activity was optimum at temperature 37-45 0C, and pH 7. The enzyme activity was stable in the addition of NaCl solution up to 8% and began to decrease on addition of NaCl solution 16% and 20% with relative activity consecutively 79.00% and 74.22%. The effect of metal ions such as Mn2+, Mg2+, and Co2+ showed increased enzyme activity, whereas the addition of others metal ions (Zn2+, Fe3+, and Ca2+) decreased the activity. The molecular weights of L-glutaminase was found around 42 kDa and 145 kDa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28952
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sugiyanto
"Pertanian merupakan salah satu sektor yang mendukung dalam pemenuhan kebutuhan
pangan di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk yang ada di Indonesia setiap tahun
tidak sebanding dengan hasil panen pertanian yang semakin menurun. Pemilihan pupuk
kimia untuk meningkatkan hasil pertanian dinilai tidak efektif karena dinilai tidak ramah
lingkungan. Salah satu cara alternatif untuk meningkatkan hasil panen adalah dengan
memanfaatkan bakteri sebagai pendukung pertumbuhan tanaman atau Plant Growth
Promoting Bacteria (PGPB). Penelitian ini bertujuan mendapatkan bakteri yang
berpotensi sebagai pendukung pertumbuhan tanaman meliputi kemampuan dalam
produksi Indole Acetic Acid (IAA), pelarutan fosfat, kitinase, dan selulase. Larva lalat
tentara hitam dinilai dapat menjadi sumber bakteri karena kemampuan konversi biowaste
yang relatif cepat, sehingga diduga berkorelasi dengan bakteri yang terdapat di larva.
Isolasi bakteri dari larva lalat tentara hitam dilakukan pada fase larva instar I dan V
dengan 4 variasi medium isolasi (Casein Starch Agar, Carboxymethyl Cellulose agar,
Yeast Extract-suplemented Minimal agar, dan Skim Milk Agar). Setiap isolat yang telah
didapat telah berhasil dilakukan penapisan produksi IAA, aktivitas pelarutan fosfat,
aktivitas enzim selulolitik, dan aktivitas enzim kitinolitik. Selain itu, setiap isolat telah
dilakukan karakterisasi secara morfologi dan sifat biokimia. Sebanyak 22 isolat telah
didapatkan dengan kode B1-B22, 5 (B1, B11, B15, B16, dan B21) dari seluruh isolat
tersebut memiliki hasil positif pada dua penapisan uji aktivitas dan 9 isolat memiliki hasil
positif pada satu penapisan uji aktivitas. Isolat B21 merupakan isolat terbaik karena
memiliki hasil positif pada dua uji (uji aktivitas enzim selulolitik dan kitinolitik) dan
memiliki nilai tertinggi pada kedua uji tersebut. Isolat B21 diduga berasal dari dari genus
Gardnerella atau Haemophilus berdasarkan tabel identifikasi.

Agriculture is one of the sectors that support the fulfillment of food demand in Indonesia.
Increasing in the number of people in Indonesia every year is not proportional to the
decreasing agricultural yields. The use of chemical compounds to increase agricultural
yields is considered ineffective because it can damage the surrounding environment. One
alternative way to increase crop yields is to use bacteria as Plant Growth Promoting
Bacteria (PGPB). This study aims to obtain bacteria that have the potential to support
plant growth including the ability to produce Indole Acetic Acid (IAA), phosphate
solubilization, chitinase, and cellulase. Black soldier fly (BSF) larvae are considered a
source of bacteria because their role in bioconversion of organic waste are thought to be
correlated with bacteria in BSF larvae. Isolation of bacteria from BSF larvae was carried
out using larval stages instars I and V with 4 variations of isolation medium (Casein
Starch Agar, Carboxymethyl Cellulose agar, Yeast Extract-supplemented Minimal agar,
and Skim Milk Agar). Isolates have been successfully screened for IAA production,
phosphate solubilization activity, cellulolytic enzyme activity, and chitinolytic enzyme
activity. In addition, each isolate has been characterized by morphological
characterization and biochemical tests. A total of 22 isolates were obtained with codes
B1-B22, five isolates (B1, B11, B15, B16, and B21) of these isolates had positive results
in two activity tests and nine isolates had positive results in one activity test. Isolate B21
was the best isolate because the isolate showed positive results in two tests (cellulolytic
and chitinolytic enzyme activity tests) and had the highest score in both tests. The isolate
B21 is believed to be a member of the genus Gardnerella or Haemophilus based on the
identification table.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Permata Sari
"Oyong Luffa acutangula L (Roxb)) merupakan buah dari salah satu kelas Cucurbitaceae yang dikonsumsi sebagai sayuran dan telah dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik karena memiliki aktivitas keratolitik. Berdasarkan  fakta tersebut, diduga terdapat kandungan protease pada buah oyong untuk dimurnikan dan dieksplorasi karakterisasinya. Untuk membuktikan terdapat kandungan protease pada buah oyong, dilakukan isolasi protease dengan cara fraksinasi menggunakan ammonium sulfat dan pemurnian menggunakan kromatografi pertukaran ion selulosa DEAE dan kromatografi filtrasi gel menggunakan sephadex G-100 dan G-75. Protease yang berhasil dimurnikan memiliki aktivitas spesifik yaitu 81,922 U/mg dengan berat molekul sebesar 34 kDa. Aktivitas protease buah oyong dapat diaktifkan secara optimal pada suhu 37°C, pH 7, dan dalam waktu 10 menit dan dapat dihambat oleh pemberian inhibitor PMSF dan senyawa oksidator H2O2. Hal ini yang menyatakan bahwa protease buah oyong ialah golongan protease serin dan memiliki gugus thiol di dalam struktur proteinnya. Kemampuan protease buah oyong dalam mencerna protein makanan dibuktikan melalui penurunan berat sampel seperti daging sapi dan putih telur rebus. Penurunan berat sampel juga dibandingkan dengan peningkatan pelepasan konsentrasi asam amino tirosin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa protease yang berhasil dimurnikan dari buah oyong ialah protease serin yang berpotensi digunakan sebagai terapi pengganti enzim pencernaan.

Courgette (Luffa acutangula L (Roxb)) is a one of Cucurbitaceae's fruit which is often consumed as a vegetable and has been used as a cosmetic ingredient because it has keratolytic activity. Based on these facts, it is thought that there are proteases in the courgette fruit to be purified and explored. To prove the protease content in courgette fruit, protease was isolated by fractionation using ammonium sulfate and purification using DEAE cellulose ion-exchange chromatography and gel filtration chromatography using Sephadex G-100 and G-75. The purified protease has a specific activity of 81,922 U/mg with a molecular weight of 34 kDa. The courgette protease activity can be activated optimally at 37°C, pH 7, and within 10 minutes and can be inhibited by PMSF and H2O2 as oxidizing agents. It is indicated that the courgette protease is a serine protease and has a thiol group in its protein structure. The protease ability of courgette protease in digesting food protein is proven by weight-reduced such as beef and boiled egg white. The weight-reduced was also compared with an increasing tyrosine release in the supernatant medium. From this study, it can be concluded that the protease that was successfully purified from courgette fruit is a serine protease that has the potential to be used as replacement therapy for digestive enzymes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gitasha Afiyah Putri
"Manggis Garcinia mangostana L. merupakan buah tropis yang telah dikenal memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan kesehatan manusia. Salah satu senyawa utama yang ditemukan di manggis adalah xanthone, yang dapat diekstraksi dari kulit buah manggis. Penggunaan xanthone sebagai senyawa bioaktif telah banyaj dipelajari, namun untuk aplikasi secara topikal masih perlu dikembangkan. Nanoemulsion digunakan untuk mengoptimalkan aplikasi topikal, dengan cara meningkatkan penghantaran obat ke kulit karena partikel yang sangat kecil, sehingga dapat membantu penetrasi dan penyerapan emulsi. Nanoemulsi merupakan sebuah sistem biphasic, terdiri dari dua cairan yang tidak saling larut minyak dan air yang dicampur dengan bantuan surfaktan. Virgin coconut oil VCO digunakan sebagai minyak, Tween 80 dan Span 80 digunakan sebagai surfaktan, dan air suling digunakan sebagai fasa air. Nanoemulsi dibuat dengan menggunakan metode homogenisasi berkecepatan tinggi. Kecepatan homogenisasi, komposisi minyak dan surfaktan, dan nilai HLB divariasikan untuk mendapatkan formulasi yang optimal dan menghasilkan nanoemulsi yang stabil. Formulasi yang paling stabil adalah formulasi dengan rasio minyak-surfaktan 1:1,4 dengan HLB 12 dan kecepatan homogenisasi 8000 RPM. Formulasi ini tidak mengalami pemisahan fase selama 28 hari, dengan ukuran partikel 181,5 nm, zeta potensial -30,9 mV, dan konten alpha mangostin dalam formulasi adalah 1 .
Mangosteen Garcinia mangostana L. is a tropical fruit that has been known for having many benefits to improve human health. One of the main compounds found in mangosteen is xanthone, which can be extracted from mangosteen rind. The uses of xanthone as a bioactive compound have been studied, but for topical use it is still need to be developed. Nanoemulsion used in order to optimize the topical application. It enhances the delivery of the drug to the skin due to its tiny particle, which help with the penetration and absorption of the emulsion. It is is a biphasic system, composed of two immiscible fluids oil and water that are mixed together with the presence of surfactant. Virgin coconut oil VCO used as the oil, Tween 80 and Span 80 used as the surfactants, and distilled water used as the aqueous phase. The nanoemulsion was prepared using a high speed homogenization method. The homogenizing speed, oil and surfactant composition, and HLB values was varied in order to get an optimum formulation for a stable nanoemulsion. The most stable formulation is formulation with ratio oil surfactant 1 1.4 with HLB 12 and homogenizing speed 8000 RPM. This formulation can withstand phase separation for 28 day, with particle size 181.5 nm, zeta potential 30.9 mV, and the alpha mangostin content in the formulation is 1 ."
2016
S66026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>