Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Nastiti
"Stroke termasuk ke dalam penyakit pembuluh darah, yang bersifat multikausal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang berperan dalam kejadian stroke pada pasien stroke rawat inap di RS Krakatau Medika pada tahun 2011.
Disain penelitian ini adalah case series dan dianalisis secara univariat. Sampel dalam penelitian ini adalah semua kasus stroke serangan pertama yang menjalani pelayanan rawat inap dan memiliki catatan rekam medik yang lengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi jenis stroke yang terbanyak adalah stroke iskemik (85 %) dengan proporsi lama perawatan terbanyak selama 5-10 hari (54 %), dan pasien pulang hidup (94 %). Persentase terbanyak pasien stroke berada pada golongan umur 51-65 tahun (49 %), berjenis kelamin laki-laki (67 %), tidak memiliki riwayat penyakit keluarga (76 %), katagori hipertensi stage 2 (46 %), memiliki nilai kadar gula darah 2 jam postprandial (PP) dan sewaktu sebesar 100-199 mg/dl, memiliki kadar kolesterol total yang rendah (49 %), kadar LDL mendekati optimal (32 %), kadar HDL rendah (54 %), tidak memiliki penyakit jantung (84 %), tidak memiliki penyakit DM (74 %), tingkat pendidikan SMA (81 %), bekerja (61 %), dan memiliki status telah menikah (93 %). Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi perumusan program pencegahan dan tatalaksana stroke di masa yang akan datang.

Stroke included into the blood vessel diseases, which are multicausal. This study aims to know the description of incidence stroke risk factors in stroke patients hospitalized at Krakatau Medika Hospital in 2011.
The design of this study is case series and were analyzed by univariate. The sample in this study were all cases of first attack stroke who patients who are hospitalized and have a complete medical records.
The results showed that the largest proportion of strokes are ischemic strokes (85%) with the highest proportion of long treatment for 5-10 days (54%), and the patient's home life (94%). Highest percentage of stroke patients at 51-65 year age group (49%), male (67%), had no family history of disease (76%), stage 2 hypertension category (46%), have blood sugar 2 hours post-prandial and blood sugar levels 100-199 mg/dl, has a low total cholesterol levels (49%), near optimal levels of LDL (32%), low HDL levels (54%), did not have heart disease (84%), does not have DM disease (74%), high school education (81%), work (61%), and have been married status (93%). Hope this study can be useful for the formulation of prevention programs and management of stroke in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Taruli Tua
"Stroke merupakan penyakit nomor 3 terbesar dan paling sering menyebabkan kematian di Indonesia. Prevalensi kejadian stroke di Indonesia menurut riskesdas 2007 adalah sebesar 8,3 per 1000 penduduk. Di Jakarta sendiri prevalensi kejadian stroke masih berada di atas prevalensi nasional yaitu 12,5 per 1000 penduduk dan menimbulkan banyak problem baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian stroke iskemik dan stroke hemoragik pada pasien stroke di RS Harapan Kita Tahun 2012. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa status rekam medis pasien menggunakan desain studi cross sectional. Hasil menunjukkan terdapat pasien penderita stroke iskemik (10,4%) dan hemoragik (89,6%) dengan karakteristik umur ≥62 tahun (51,5%), berjenis kelamin laki-laki (62%), pendidikan rendah (17,8%), memiliki perilaku merokok (37,4%), mengidap hipertensi (81,6%) dan DM (50,3%). Berdasarkan analisis bivariat tidak ditemukan adanya perbedaan yang secara statistik bermakna antara faktor risiko dengan kejadian stroke, namun perbedaan proporsi faktor risiko pada stroke iskemik selalu lebih besar dibandingkan stroke hemoragik.

Stroke is the third disease which often cause death in Indonesia. Prevalence of stroke in Indonesia from Riskesdas 2007 is 8,3 per 1000 person. Prevalence of stroke in Jakarta is still higher then national prevalence that is 12,5 per 1000 person and cause a lot of problems both in terms of social and economic. This research aims to identify different risk factors of ischemic and hemorragic stroke in inpatient of stroke at National Cardiovascular Center Harapan Kita 2012. The study was conducted by analyzing secondary data from patient medical record by using cross sectional study. Results showed that there were patients with ischemic stroke (10,4%) and hemorrhagic (89,6) with a characteristic age ≥62 years (51,5%), male (62%), low education (17,8%), smoking behaviour (37,4%), hypertension (81,6%) and diabetes (50,3%). Based on bivariate analysis, result shows that there is no statistical difference between risk factors and incidence of stroke, but the difference proportion of risk factors in ischemic stroke always greater than hemorrhagic stroke."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Syukrona
"Penyakit stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga didunia. Pada saat ini stroke mulai menyerang kelompok usia dewasa muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor-faktor risiko stroke (hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, dan merokok) terhadap kejadian stroke di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2013. Data penelitian menggunakan data sekunder rekam medis pasien stroke yang menjalani rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak 211 pasien. Pengolahan data menggunakan uji chisquare dan analisis regresi logistik. Jenis stroke terbanyak yaitu stroke iskemik sebesar 64,9%. Perbedaan proporsi faktor risiko yang bermakna (p value < 0,05) terhadap kejadian stroke iskemik didapatkan pada variabel hipertensi (p value = 0,000). Hasil analisis multivariat, didapatkan hipertensi sebagai faktor risiko utama, responden dengan hipertensi stage 1 memiliki risiko 2,64 kali lebih besar untuk mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan responden yang tidak hipertensi (OR = 2,64; CI 95% = 1.073 ? 6,498). Tidak ada interaksi antara variabel independen dan umur didapatkan sebagai variabel konfounding.

Stroke disease is the leading cause of disability and the third cause of death in the world. Nowadays, stroke has started attacking young adults. The aim of this study is to analysis the relation of the risk factors of stroke (hypertension, diabetes mellitus, dislipidemia, and smoking) to stroke in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2013. The research data use medical record of 211 hospitalized patients of stroke. The data analyzed by chi-square and logistic regression. The most incidence of stroke is ischemic stroke (64,9%). The proportional difference of risk factors to stroke which significant is hypertension variable. The result of multivariate analysis that the main risk factor of stroke is hypertension (p value = 0,000). Respondents with hypertension stage 1 has 2,64 times risk to get ischemic stroke. There is no interaction betwen independen variables and it has been found that age is a counfounding variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mailisafitri
"ABSTRAK
Berdasarkan data riskesdas tahun 2007 stroke menjadi penyebab kematian utama
yaitu 15,4% dari total kematian. Penelitian kasus kontrol ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kematian pasien
stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi
selama tahun 2010 dengan menggunakan data rekam medik pada tahun 2010.
Pengambilan data dilakukan selama bulan maret 2011, dengan jumlah kasus 200
dan kontrol 400 (1:2). Kasus adalah pasien stroke yang meninggal dibuktikan dari
ringkasan kematian pasien; kontrol adalah pasien yang keluar hidup. Hasil analisis
chi-square menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kematian pasien stroke
adalah; umur ≥ 60 tahun (OR=1,718; 95% CI: 1,238-2,384), pasien dengan
riwayat jantung (OR=2,870; 95% CI: 1,684-4,891), kelas rawat di ruangan ICU
(OR=69,167; 95% CI: 32,785-145,92) dan stroke hemoragik (OR=27,556; 95%
CI: 17,907-42,405) sedangkan riwayat hipertensi sebagai faktor protektif
(OR=0,594; 95% CI: 0,383-0,921). Pengendalian faktor risiko dapat menurunkan
morbiditas dan mortalitas akibat stroke. Perlunya penanganan medik yang cepat
untuk menentukan jenis stroke pasien dengan CT scan atau skor kesadaran dan
pemberian obat untuk mengontrol penyakit penyerta pasien dapat menurunkan
kematian akibat stroke.

ABSTRACT
Data from Basic Health Research In Indonesia 2007 found that stroke is the
number one cause of death, causing 15,4% of total deaths. This case control study
aimed to indentify factors that associated with mortality of stroke patients in
inpatient installation in National Stroke Hospital, Bukittinggi during 2010 by
using medical records in 2010. Data were collected in March 2011, with 200 cases
and 400 controls (1:2). The case group is stroke patient who died; evidence was
taken from the summary of the patient’s death; while the control group is stroke
patient who survived. The results from chi-square analysis show that factors
associated with mortality of stroke patients are; age ≥ 60 years old (OR=1.72;
95% CI: 1.24-2.38), patients with history of CHD (OR= 2.87; 95%CI:1.68-4,89),
ICU class treatment (OR=69.17; 95% CI: 32.78-145.92) and hemorraghic stroke
(OR=27.56; 95% CI: 17.91-42.41) whereas hypertension history as protective
factor (OR=0.59; 95% CI: 0.38-0.92). Controlling of risk factors can reduce
morbidity and mortality due to stroke. The need of prompt medical treatment to
determine the type of patient’s stroke by using CT scan or awareness score and
also medication to control comorbidities may reduce the mortality from stroke."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Khusna Sifa Azizah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui estimasi lama hari rawat dan total tagihan rawat inap pasien
stroke hemoragik di Unit Stroke Rumah Sakit “X” Yogyakarta tahun 2011-2012.
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Sampel dalam penelitian
ini yaitu seluruh pasien di unit stroke dengan diagnosis utama stroke hemoragik
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian mendapatkan persamaan regresi
untuk estimasi lama hari rawat pada pasien keluar hidup yaitu; Lama Hari Rawat
= 7,046 + 0,023 (umur) + 0,935 (jenis kelamin) + 0,118 (diagnosis sekunder) +
8,024 (riwayat ICU) + 1,744 (hari keluar). Persamaan regresi untuk mengestimasi
total tagihan rawat inap yaitu; Total Tagihan Rawat Inap = Rp 2.854.882 + Rp
7.810 (umur) + Rp 162.803 (diagnosis sekunder) + Rp 3.738.001 (ICU) + Rp
364.164 (lama hari rawat) – Rp 384.543 (hari masuk) + Rp 854.197 (kelas I) Rp
1.971.282 (VIP). Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi penderita stroke
dan keluarga, manajemen rumah sakit, pihak pembayar dan para pembuat
kebijakan dalam mengantisipasi dampak ekonomi dari meningkatnya kasus
stroke.Beban ekonomi akibat stroke terutama karena biaya perawatan di rumah sakit
semakin meningkat seiring meningkatnya kejadian stroke. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui estimasi lama hari rawat dan total tagihan rawat inap pasien
stroke hemoragik di Unit Stroke Rumah Sakit “X” Yogyakarta tahun 2011-2012.
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Sampel dalam penelitian
ini yaitu seluruh pasien di unit stroke dengan diagnosis utama stroke hemoragik
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian mendapatkan persamaan regresi
untuk estimasi lama hari rawat pada pasien keluar hidup yaitu; Lama Hari Rawat
= 7,046 + 0,023 (umur) + 0,935 (jenis kelamin) + 0,118 (diagnosis sekunder) +
8,024 (riwayat ICU) + 1,744 (hari keluar). Persamaan regresi untuk mengestimasi
total tagihan rawat inap yaitu; Total Tagihan Rawat Inap = Rp 2.854.882 + Rp
7.810 (umur) + Rp 162.803 (diagnosis sekunder) + Rp 3.738.001 (ICU) + Rp
364.164 (lama hari rawat) – Rp 384.543 (hari masuk) + Rp 854.197 (kelas I) Rp
1.971.282 (VIP). Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi penderita stroke
dan keluarga, manajemen rumah sakit, pihak pembayar dan para pembuat
kebijakan dalam mengantisipasi dampak ekonomi dari meningkatnya kasus
stroke.

ABSTRACT
The economic burden of stroke due primarily because of the cost of hospital care
are increasing with the increasing incidence of stroke. This study aims to
determine the estimated length of stay of hospitalization and the total
hospitalization billings of hemorrhagic stroke patients in Stroke Unit "X"
Hospital, Yogyakarta, 2011-2012. The research design used was cross-sectional.
The sample in this study were all patients at the Stroke Unit with a primary
diagnosis of hemorrhagic stroke who meet the inclusion criteria. The results got
the regression equation for estimating length of stay is; Length of Stay = 7,046 +
0,023 (age) + 0,935 (sex) + 0,118 (secondary diagnose) + 8,024 (history in ICU) +
1,744 (day of discharge). The regression equation for estimating Inpatient Total
Billings = Rp 2.854.882 + Rp 7.810 (age) + Rp 162.803 (secondary diagnose) +
Rp 3.738.001 (history in ICU) + Rp 364.164 (length of stay) – Rp 384.543 (day of
admission) + Rp 854.197 (class I) Rp 1.971.282 (VIP)."
2014
S57420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Imelda
"Latar Belakang: Stroke iskemik merupakan penyebab kecacatan no 1 didunia yang membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga akan mempengaruhi lama hari rawat di rumah sakit. Berdasarkan data statistik tahun 2012 rumah sakit PMI Bogor terjadi peningkatan kasus stroke iskemik yang cukup tinggi. Namun belum ada gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien stroke iskemik.
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat inap pasien stroke iskemik baik faktor karakteristik rumah sakit (Kelas Perawatan, Pemakaian ruangan intensive, Hari masuk, Hari keluar) maupun faktor karakteristik pasien (Umur, Jenis kelamin, Komplikasi, Penyakit Penyerta, Cara Bayar Dan Cara Keluar).
Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, jumlah sampel 112 pasien dengan data sekunder dari sistem informasi rekam medis rumah sakit. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.
Hasil dan kesimpulan: Penelitian menunjukkan bahwa rata–rata lama hari rawat inap pasien stroke iskemik di rumah sakit PMI Bogor tahun 2012 adalah 5,88 hari, dan hasil uji bivariat yang berhubungan adalah yang memiliki nilai (p<0,005). Faktor yang mempengaruhi lama hari rawat yang panjang adalah pasien diruangan intesive (p=0,006), memiliki komplikasi (p=0,001) dan penyakit jumlah penyerta (p=0,035). Sedangkan faktor yang mempengaruhi lama hari rawat lebih singkat adalah cara keluar pasien yang keluar atas permintaan sendiri (p=0,003). Variabel kelas perawatan, hari masuk, hari keluar, umur, jenis kelamin, cara bayar tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna.
Saran: segera menetapkan standar lama hari rawat pasien stroke iskemik dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi lama hari rawat yaitu pada variabel pemakaian ruangan intesive, komplikasi, penyakit penyerta, dan cara keluar.

Background: Stroke Ischemic is the no.1 cause of disability in the world and long-term care that will affect the long days hospitalized. Based on the statistical data of 2012 PMI Bogor hospital increased cases of ischemic stroke is high enough. But there is no picture and the factors related with lenght of stay inpatient for stroke ischemic.
Objective: This study was to describe and factors related to the old days of hospitalization for ischemic stroke patients both hospital characteristic factors (Class Care, Intensive Care Use, Day In, Day Out) and factors of patient characteristics (Age, Sex, Complications, Infectious Host, How To Pay And How To Get Out).
Methode: This study is a quantitative cross-sectional design, the sample size of 112 patients with secondary data from the medical record information system hospital. Data were analyzed using univariate and bivariate.
Results and conclusions: The study showed that the average length of stay inpatient of for stroke ischemic patients in the hospital PMI Bogor in 2012 was 5.88 days, and the test results are related bivariate who has value (p<0.005). Factors affecting long long day care is patient room of intesive (p=0.006), had a complication (p=0.001) and the number of comorbid diseases (p=0.035). While the factors that affect the long days shorter hospitalization is the way out the exit at the request of the patient 's own (p=0.003). Variable-class care, day in, day out, age, gender, how to pay did not show any significant relationship.
Suggestion: immediately set the standard lenght of stay inpatient ischemic stroke ischemic and control the factors that affect the day care is the use of variable intesive room, complications, comorbidities, and the way out.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Charonika
"Stroke merupakan penyebab utama kecacatan sebagai akibat dari terganggunya suplai darah ke otak dan dampak yang paling sering muncul adalah disfungsi motorik ditandai dengan penurunan skor kekuatan otot. Salah satu upaya untuk memperbaiki fungsi motorik adalah dengan Latihan ROM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh antara ROM terhadap skor kekuatan otot, dengan menggunakan 2 subjek kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi (jumlah responden masing-masing adalah 14). Penelitian dilakukan selama 4 hari dan menggunakan metode quasy eskperimental pre-post test with control group. Intervensi yang diberikan kepada kelompok intervensi adalah Latihan ROM 2 kali sehari dalam 30 menit selama 4 hari berturut-turut dengan kelompok pembandingnya adalah kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor kekuatan otot kelompok kontrol dan kelompok intervensi masing–masing adalah 0,571 dan 1,357. Analisis lanjutan (pooled t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok (p value = 0,000, α= 0,05). Latihan ROM memberikan pengaruh yang bermakna terhadap skor kekuatan otot. Penelitian ini merekomendasikan bahwa Latihan ROM sebagai intervensi mandiri perawat dilakukan sedini mungkin dengan syarat hemodinamik stabil, keadaan umum dan kesadaran pasien baik.

Stroke is the main cause of disability as a result of disruption of the blood supply to the brain and the most frequent impact is motor dysfunction which characterized by a decrease in the scale of muscle strength. One effort to improve motor function is with ROM exercise. This study aim to identify the effect of ROM on the muscel strength scale, which used 2 subject namely the control group and the intervention group (14 respondents for each grups). The study was conducted for 4 days and used the quasy experimental method pre-post test with control group. The intervention given to the treatment group was ROM Exercise twice a day in 30 minutes for 4 consecutive days with the comparison group being the control grou. The result showed that the average muscles strength scores of the control group and intervention group were 0,571 and 1,357. Further analysis (pooled t-test) is a significantly differences between the both of groups (p value = 0,000, α= 0,05). ROM exercises have a significant influence on the scale of muscle strength. This study recommends ROM Exercise as an independent nurse intervention do as early as possible with a stable haemodynamics, good general condition and consciouness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiyah Mumpuni
"Stroke iskemik merupakan kondisi dimana adanya gangguan aliran darah ke parenkim otak yang menyebabkan kematian sel-sel otak karena kekurangan oksigen. Manifestasi klinis yang umum terjadi pada pasien pasca stroke adalah hemiparesis. Hemiparesis merupakan kelemahan pada satu sisi tubuh biasanya kontralateral pada area yang terdampak stroke. Hemiparesis umumnya terjadi dari wajah hingga kaki dimana terjadi penurunan kekuatan otot. Analisis dilakukan pada pasien perempuan berusia 63 tahun yang mengalami stroke iskemik berulang dengan faktor risiko hipertensi dan diabetes mellitus. Masalah keperawatan yang muncul adalah risiko perfusi serebral tidak efektif, hambatan mobilitas fisik, dan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Tujuan penulisan ini yaitu memparkan hasil analisis asuhan Keperawatan dengan menggunakan latihan ROM spherical grip untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke iskemik. Latihan ROM spherical grip diberikan selama empat hari dari tanggal 22/09/22 sampai dengan 26/09/22 dengan setiap latihan dilakukan sekitar 15 menit dilakukan dua kali sehari pagi dan sore. Dari hasil latihan ROM spherical grip, terbukti efektif meningkatkan kekuatan otot dan rentang pergerakan pergelangan tangan. Kesimpulannya latihan ROM spherical grip dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot dan intervensi ini mudah dilakukan serta tidak menimbulkan efek samping.

Ischemic stroke is a condition where there is an interruption of blood flow to the brain parenchyma which causes the death of brain cells due to lack of oxygen. The common clinical manifestation in post-stroke patients is hemiparesis. Hemiparesis is weakness on one side of the body, usually contralateral to the area affected by the stroke. Hemiparesis generally occurs from the face to the feet where there is a decrease in muscle strength. The analysis was performed on a 63-year-old female patient who had recurrent ischemic stroke with risk factors for hypertension and diabetes mellitus. Nursing diagnose that arise are the risk of ineffective cerebral perfusion, impared physical mobility, and instability of blood glucose levels. The purpose of this paper is to present the results of the analysis of nursing care using ROM spherical grip exercises to increase muscle strength in ischemic stroke patients. The spherical grip ROM exercise was given for four days from 22/09/22 to 26/09/22 with each exercise performed for about 15 minutes twice a day in the morning and evening. From the results of the spherical grip ROM exercise, it is proven to be effective in increasing muscle strength and range of motion of the wrist. In conclusion, spherical grip ROM exercises can be done to increase muscle strength and this intervention is easy to do and does not cause side effects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Dwijaynty
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26740
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puguh Kristiyawati
"Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran darah menuju otak, timbul mendadak dan lebih banyak dialami penderita yang berusia ≥ 55 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah otak dan stroke iskemik (stroke non hemoragik) akibat adanya trombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Stroke terjadi akibat ketidakmampuan penderita atau individu yang mempunyai faktor risiko menghindari atau mengendalikan faktor risiko.
Secara umum faktor risiko dibagi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, ras atau etnik, riwayat keluarga (keturunan) dan faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, merokok, diabetes melitus, kelainan jantung, dislipidemia, latihan fisik, pola diit dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan jumlah sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat (Chi square) dan multivariat (regresi logistik).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stroke dengan umur (p = 0,003), hipertensi (p = 0,007), dan diabetes melitus (p = 0,003). Hipertensi merupakan faktor risiko paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stroke dengan OR = 22,767. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mengembangkan variabel-varabel yang akan diteliti dikaitkan dengan perilaku yang mendukung terjadinya stroke.

Stroke is a clinical syndrome caused by cerebral blood flow, sudden attack and mostly happened by the people with age ≥ 55 years old. Based on the cause, stroke is divided into two; namely hemorrhagi stroke caused by bleeding into the brain tissue, and ischemic stroke caused by thrombosis or embolism in brain blood vessel. Stroke is caused by the inability of patient’s in avoiding or controlling high risk factors.
In generally, the risk factors of stroke are divided into two, namely unmodifiable risk factor such as age, sex, race or ethnic, family history (family factor), and modifiable risk factor such as hypertension, smoking, diabetes mellitus, heart disease, dyslipidemia physical exercises, diet, and alcohol abuse.
The purpose of the study is to identify and describe stroke related risk factors, and used cross sectional design. There was 85 samples that was taken with consecutive sampling methode. The study used univariate, bivariate (chi square), and multivariate (logistic regression) analysis.
The result of this study shows there is significant relationship between stroke occurence at age (p = 0,003), hypertension (p = 0,007), and diabetes mellitus (p = 0,003). Hypertension is the most dominant risk factor related with stroke with OR = 22,767. The study recommended to take larger sample size and developing specific variable which related to become precursor of stroke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>