Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S5019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwanto
"Unsur komunikasi di dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah unsur yang sangat krusial bahkan terkadang menjadi faktor yang pertama dan utama bila kim mengkaji suatu organisasi. Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita. Redding (1972) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi jauh Iebih penting daripada kctcrampilan atau telmik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Sebagai perusahaan jasa konsultasi komunikasi di Indonesia yang telah berusia 38 tahun, PT Fortune Indonesia Tbk, sangat memerlukan adanya iklim komunikasi organisasi yang sehat dan budaya perusahaan yang kondusifdan dapat mendukung perkembangan perusahaan di masa datang.
Pada penelitian tentang iklim komunikasi organisasi di PT Fortune Indonesia 'Tbk ini, penulis menggunakan teori dari Redding (I972) yang menyatakan bahwa ada lima komponen dari iklim komunikasi organisasi yang ideal yaiiu: a) Dukungan (supportiveness); b) Pengambilan keputusan yang partisipatif (participative decision making); c) Kepercayaan, percaya dizi dan kredibilitas (trust, confidence and credibility); d) Keterbul-caan dan keterusterangan (openness and candor); e) Tujuan berkinerja / berprestasi tinggi (high performance goals). Budaya perusahaan atau organisasi mulai dibcntuk sejak perusahaan atau organisasi itu bcrdiri. Budaya perusahaan dibentuk memerlukan waktu yang panjang. Robbins (2002) mendelinisikan budaya organisasi scbagai basil agregasi persepsi karyawan tentang beberapa hal, seperti inovasi dan keberanian mcngambil resiko (innovations and risk taking), memperhatikan hal-hal yang detil (attention to detail), berorientasi pada hasil nyata (outcome orientation), berorientasi pada orang (people orientation), berorientasi pada tim (team orientation), keagresifan (aggresiveness), dan stabilitas (stability). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis dan perspektif interpretif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang sehat sangat berpcran dalam pembentukan budaya organisasi yang kondusif bagi perkembangan perusahaan di masa mendatang. Iklim komunikasi organisasi dapat menjadi cerminan dari baigaimana kondisi budaya yang hidup di dalam organisasi/ perusahaan tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa iklim komunikasi organisasi di PT Fortune Indonesia cukup sehat dalam hal aspek/komponen: dukungan (suppor1iveness); pengambilan keputusan yang partisipatif (parziciparive decision making); kepercayaan, percaya diri dan kredibiiitas (lrusr, confidence and credibi1i1y); dan tujuan berkinerja I berprestasi tinggi (high performance goals); namun memiliki kekurangan dalam aspek/komponen keterbul-:aan dan keterusterangan (openness and candor) dari pihak karyawan kepada pihak manajemen perusahaan. Budaya perusahaan akan dapat terpelihara dengan baik jika segenap karyawan memegang teguh komitmen dan integritas dalam pemahaman pendekatan ?budaya sebagai komunikasi? seperti yang dinyatakan pam ahli, Pacanowsky dan Trujiilo (1982).

Communication as an element in an organization or company is a very crucial element and even sometimes as the first and main factor when we study about organization. An organizations communication climate affects the way we live. Redding (1972) states that the organizations communication climate is more important than skills or techniques of communication solely in creating an effective organization. As a communications consultancy services company in Indonesia, the first and only has go public in Indonesian Stock Exchange tmtil now a day, PT Fortune ln- donesia Tbk, has established for 38 years, is requiring a healthy communication climate of communication and conducive corporate culture which will support the development of company in the future.
In this research on the communication climate in the organization of PT Fortune Indonesia Tbk, the author uses the theory of Redding (1972) states that there are five components of the ideal organizations communication climate, as follows: a) supportiveness); b) participative decision making; c) trust, confidence and credibil- ity; d) openness and candor; e) high perfomiance goals. Corporate or organization culture is being established since the corporate! organization was founded. The establishment of this culture occmred when organizations face a problem, both problems in the intemal or extemal organizations?s environment changing. The formation of corporate culture needs a long time process. Robbins defines organizational culture as a result of the aggregation of employee perception of somethings, such as innovations and risk taking, attention to detail, significant results-oriented (outcome orientation), people orientation, team orientation, aggresiveness, and stability. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis method and interpretive perspective.
The results of this research indicate that the communication climate ofthe organization is quite healthy and has significant role in the formation or establishment condusive organizational culture for corporate?s development in the future. Organizational communication climate can be a redection of how is the condition of culture live inside the organization/corporate.
Conclusions that can be taken based on the findings of field research and data analysis is that the communication climate in the organization of PT Fortune Indonesia is quite healthy in terms of aspects/components: supportiveness; participative decision making; trust, confidence and credibility, and the purpose of performing high achievement (high perfonnance goals), but have deficiencies in aspect/ component of the ernp1oyees's candor and openness to the corporate management. Corporate culture will be still well maintained if all employees will uphold a commitment and integrity with perspective understanding 'culture as a communication? as well as stated by the experts, Pacanowsky and Trujillo (1982).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dyah Arumsari
"Informasi yang disampaikan untuk khalayak internal dalam hal ini pegawai dari suatu perusahaan menjadi salah satu bagian dari kegiatan Public Relations. Keberhasilan dari penyampaian informasi ini sangat tergantung dari materi yang disampaikan, media dan metode yang digunakan. Sehingga setiap perusahaan akan terus berupaya untuk dapat menciptakan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kepada seluruh pegawai.
Aspek keingintahuan dari pegawai terhadap segala macam informasi yang berkembang di perusahaan menjadi hal yang sangat lumrah di suatu perusahaan, aspek kecepatan dan ketepatan menjadi dasar dari penerimaan informasi oleh setipa pegawai. Kebutuhan informasi akan dicari oleh pegawai melalui media yang disediakan oleh perusahaan tersebut, dengan melihat materi yang disampaikan, serta metode penyampaian informasi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sejauhmana peran komunikasi internal untuk menciptakan ikim komunikasi dua arah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui materi keberadaan media komunikasi internal, mengetahui sampai sejauhmana frekuensi mencari informasi melalui media tersebut, mengetahui tingkat efektif dari penggunaan media dan metode dalam penyampaian informasi. Sementara itu kerangka teori yang digunakan adalah teori-teori komunikasi, termasuk komunikasi organisasi, terpaan media massa dan rangkaian kegiatan serta strategi public relations.
Penelitian ini dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitaif dan dilaksanakan dengan metode survey, sedangkan populasi penelitian adalah pegawai Telkom di wilayah Divisi Regional V Jawa Timur, yang ditarik sebagai sampel sebanyak 351 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis deskriptif dan crosstab sebagai dasar pembuatan analisa 1 kesimpulan, yang diperoleh dari perhitungan jawaban kuesioner dan studi pustaka.
Dan hasil penelitian, ternyata secara umum komunikasi internal yang dilakukan oleh Public Relations Divisi Regional V Jawa Timur telah mampu memenuhi iklim terciptanya komunikasi dua arah. Hampir seluruh pegawai telah mengetahui, memahami, dan memilih serta memanfaatkan keberadaan media komunikasi internal, sebagai sumber informasi.
Survey menunjukkan bahwa untuk frekuensi pencarian informasi, pegawai menunjukkan rata-rata sering mencari informasi melalui media komunikasi internal yang ada. Pada Media yang dianggap efektif untuk penyampaian informasi secara umum adalah dengan tatap muka, baik itu melalui cara Coffee Morning, Sharing 1 Pertemuan yang tidak formal ataupun kunjungan kerja langsung dari Top Manajemen ke unit-unit kerja di lapangan.
Sedangkan bila informasi yang berisi kebijakan perusahaan yang strategis, pegawai memilih tatap muka dengan rata-rata di atas dari setengahnya {limapuluh persen). Adapun informasi yang berisi produk dan layanan operasional cenderung menunjukkan pegawai menginginkan informasi itu disebar dengan menggunakan metode melalui perantara atau media, dalam hal ini melalui Web-In.
Terpaan media kepada khalayak internal pada penelitian ini, sudah dinilai sangat positif, dalam arti responden sudah merasakan keberadaan media komunikasi internal sebagai sumber dalam perolehan informasi. Sedangkan Rekomendasi yang disampaikan, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas komunikasi internal dengan melihat perbandingan pada perusahaan-perusahaan lain yang dapat dikaitkan dengan teori dari ilmu komunikasi. Hal ini dapat memberikan masukan kepada manajemen dari suatu perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya untuk menyampaikan informasi kepada khalayak internal atau pegawainya secara tepat dan efektif.

Information submitted for internal community in this respect is employees of certain company, becomes a part of Public Relation function. Success of information dissemination is very much depended on the material to be disseminated, media and method used for such purpose. Therefore every company shall continuously put effort to create effective communication in information dissemination to all employees.
Employee?s willingness to know every news and current information which occurs in the company is a usual tendency in a company. Speed and accurate aspect become a basis for employees in accepting and understanding any information passed onto them. Information needs of employees shall be sought by such employees through media which is provided by the company by considering the informed material and method in passing such information to the related employees.
Base on the above mentioned paradigm, therefore the writer is attracted to conduct observation concerning how far the internal communication system role in creating two ways communication. This observation has intention to find out and realize the internal communication media existence, to find out how far the frequency in seeking information through such media facilities, to find out effectiveness and efficiency of such media facilities existence in disseminating information. Meanwhile the theories used which underlining this study is communication theories including organizational behavior communication, mass media practice and series of activity of public relations.
This observation is conducted by using quantitative approach with survey method meanwhile observation population is Telkom employees of Regional V Division of East Java and has used 351 respondents for intention of this study. To reach study objective descriptive analysis is used as well as crosstab as a basis for making analysis or conclusion gained from questioner calculation and glossary observation.
From the study result, in is found that generally internal communication conducted by Public Relations of Regional V Division of East Java has been capable to meet and satisfy two ways communication system. Almost all of employees understand, realize and choose to use such internal media facilities as source of information.
Survey shows that in respect of frequency of seeking information, the employee?s shows that averagely the employees often seeking information through available internal communication. Media which is deemed as effective to pass information generally is through face to face information transfer whether through Coffee Morning, Sharing I informal Meeting or direct visitation from Top Management to working units.
Meanwhile for information which contains strategic company policies, the employees chose to prefer face to face system with attendant rate is more than half (fifty percent). Meanwhile information which contains product and operational services tends to show that employees want the information is disseminated through facilitator or media in this case id through Web-In.
Media utilization for internal purpose is deemed very positive in the meaning that respondents have felt and tasted the internal media facility as a source in getting information. Meanwhile as for recommendation to be given by this study is further observations concerning internal communication activities needs to be undertaken by considering and comparing with other companies which can be approached by communication theories. This can give inputs to management of the Company to be able to conduct it's functions in disseminating information to the internal community or any of company employees effectively and precisely.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Desfreidna
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerimaan intranet dalam komunikasi internal dengan iklim komunikasi dan kepuasan komunikasi organisasi pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pegawai di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Banten yang dapat mengakses intranet. Sampel penelitian ini sebanyak 73 responden yang diambil secara random.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal berpengaruh langsung terhadap pembentukan iklim organisasi dengan hubungan yang sangat kuat. Penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal juga berpengaruh langsung terhadap kepuasan komunikasi, namun dengan hubungan yang lemah. Hubungan penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal menjadi kuat apabila iklim organisasi menjadi variabel intervening.

Purpose of this research is to verify the influence of intranet acceptance for internal communication in accordance to communication climate and organization communication satisfaction level in Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Data collection was done by survey method with questionnaire. Research population was employee of BPK RI Banten Province that can access intranet. Research sample are randomly picked from 73 respondents.
Analysis result shown that acceptance of intranet as internal communication media affect directly to formation of organizational climate with strong effect. Furthermore, acceptance of intranet as internal media communication affect also to communication satisfaction level. However, the effect is weak. Usage of acceptance as internal communication media become strong if organization climate defined as intervening variable.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saif Haromain Al-Fashli
"Skripsi ini membahas iklim komunikasi yang terjadi di perpustakaan Universitas Indonesia yang dilihat dari lima nilai dalam iklim komunikasi seperti, nilai dukungan, nilai partisipasi pembuatan keputusan, nilai kepercayaan, keyakinan dan keandalan, nilai keterbukaan dan keterusterangan dan terkahir nilai tujuan kinerja tinggi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah seorang kepala perpustakaan dan lima orang staf pada pusat layanan mahasiswa di perpustakaan Universitas Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa iklim komunikasi berjalan kondusif secara keseluruhan. Hasil penelitian selanjutnya juga menggambarkan bahwa kedekatan yang terjalin antara kepala perpustakaan dan bawahan khususnya staf yang berada di level bawah, dirasakan kurang. Hal ini karena kesempatan berkomunikasi langsung yang didapatkan oleh bawahan tidak sesering para koordinator.

The focus of this thesis is communication climate which happens in Library of University of Indonesia that can be seen from five values of communication climate such as supportiveness; participate decisi_n making; beliefs, faith and dependability; openness and honesty; and lastly, high performance goals. This research is a qualitative research with descriptive design. The method of collecting data used in this research is interview and observation. The informan in this research is the Head of Library and five staffs in centre of student service in Library of University of Indonesia. The result of this research is showing that communication climate happens condusively as a whole. The finding is also showing that the affiliation between the Head of Library and the subordinates especially at the lowest level, is very lack. It because the chance of having direct communication for low-level subordinates is not as often as coordinator do."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15292
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraha Abdillah
"ABSTRAK
Penggunaan media internal merupakan salah satu cara untuk melakukan aktivitas komunikasi internal bagi suatu organisasi. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memiliki portal yang dinamakan ‘Tell Us About Us’ sebagai salah satu media internal perusahaan. Portal ini dikeluarkan pada tahun 2014 dengan beberapa tujuan, salah satunya adalah meningkatkan iklim komunikasi di perusahaan penerbangan milik negara tersebut. Iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi terkait pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan apa yang terjadi di suatu organisasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi sebesar 0.707, yang berarti dua variabel penelitian yaitu variabel (X) portal intranet ‘Tell Us About Us’ dan variabel (Y) iklim komunikasi, memiliki hubungan yang kuat dan signifikan. Selain itu dari hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa portal ‘Tell Us About Us’ berkontribusi sebesar 50% terhadap pembentukan iklim komunikasi.

ABSTRACT
The use of internal media is one way to conduct internal communication activities for an organization. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. has an intranet portal called ‘Tell Us About Us’ as one of the company’s internal media. Portal was released in 2014 with a several objectives, one of which is to improve the communication climate in the national-owned airlines. Organizational communication climate is related to the perception of messages and events that associated to what occurred in the an organization. The approach for this study is a quantitative approach with survey method. Result from this study indicate that there is a correlation of 0.707, which means the two variables of research, variable (X) portal ‘Tell Us About Us’ and variable (Y) communication climate, has a strong and significant relationship. As an addition, simple linear regression test result showed that portal ‘Tell Us About Us’ accounted for 50% in the establishment of communication climate.
"
2015
S62625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Affandi
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh iklim komunikasi internal terhadap employee engagement sehingga karyawan ikut mengkomunikasikan implementasi CSR kepada pihak eksternal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods) yaitu mengkombinasikan metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif dalam satu penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Kantor Pusat PT. Freeport Indonesia. Iklim komunikasi internal diukur dengan menggunakan Dennis communication climate survey (Dennis, 1974), employee engagement diukur menggunakan model AON Hewitt (2015) dan komunikasi CSR diukur dengan turunan definisi dari Podnar (2008). Hasil penelitian ini adalah iklim komunikasi internal berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan karyawan (employee engagement). Sedangkan employee engagement berpengaruh signifikan terhadap komunikasi CSR. Iklim komunikasi internal juga memiliki peran stratejik dan sentral dalam perusahaan sehingga akan berpengaruh kepada produktifitas dan reputasi perusahaan.

This study discusses about the effect of internal communication climate over employee engagement so that employees participate in communicating the implementation of CSR to external parties.The research used in this study is mixed methods research, which combines quantitative research methods and qualitative methods. Respondents in this study were employees working at PT. Freeport Indonesia's Head Office. Internal communication climate measured by using the Dennis communication climate survey (Dennis, 1974), employee engagement measured by using the AON Hewitt (2015), and CSR communication measured by derivative definitions from Podnar (2008). The results of this study are the internal communication climate has a significant effect on employee engagement. While employee engagement has a significant effect on CSR communication. The internal communication climate also has a strategic and central role in the company so that it will affect the productivity and the reputation of the company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurintan Cynthia Tyasmara
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Evi Margareth
"Pada saat krisis ekonomi ini sangat dibutuhkan seorang pemimpin yang betul-betul aktif dan inovatif serta para bawahan yang kreatif untuk dapat tetap bertahan. Pemimpin yang mampu menaikkan semangat para bawahannya dalam bekerja dan mampu menciptakan suasana yang saling mendukung sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja.
Peneliti melakukan penelitian di perusahaan DC yang bergerak di bidang jasa penyemprotan rayap (termite control) dan pembasmi nyamuk. Usaha ini tergolong kecil dan masih termasuk usaha keluarga. Pada masa orde baru atau sebelum krisis terjadi, usaha perusahaan tersebut maju dengan pesat karena banyak pembangunan perumahan dan apartemen. Tapi pada masa krisis, usaha ini dapat dikatakan masih mampu bertahan, tapi harus diadakan banyak perbaikan dan penghematan.
Peneliti tertarik dengan perusahaan ini karena, usaha ini berjalan dari nol dan bisa maju dengan baik tanpa terlilit utang di bank. Banyak perusahaan besar yang mengalami kredit macet dan melakukan PHK kepada sebagian karyawannya. Pemerintah saat ini sangat mendorong usaha kecil untuk terus maju, sehingga peneliti ingin agar hasil tulisan ini nanti dapat berguna bagi kemajuan perusahaan kecil yang membutuhkan.
Gaya kepemimpinan di DC yang dipakai adalah gaya otoriter dan arus komunikasi yang terjadi adalah satu arah. Sering dikatakan bahwa perusahaan keluarga tidak terlalu memperdulikan manajemen kantor dan hubungan antara atasan dan bawahan, sehingga hubungan fungsional dan hubungan keluarga menjadi kacau.
Pemimpin yang juga pemilik perusahaan lebih mendahulukan kepentingan pribadinya. Para karyawan yang masih keluarga dari pimpinan, juga merasa bahwa mereka ikut sebagai pemilik, padahal mereka sama juga dengan yang lain yaitu sama-sama karyawan. Pemimpin yang terkadang bertindak tidak adil, yang selalu mendahulukan para kerabatnya membuat kecemburuan diantara pegawai sehingga menimbulkan iklim komunikasi yang tidak sehat.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin, seorang pemimpin harus juga melihat bagaimana situasinya. Untuk memotivasi orang-orang yang mempunyai semangat kerja rendah dan lambat berpikir memang dibutuhkan gaya kepemimpinan otoriter. Tapi, untuk masalah atau situasi yang lain harus dipakai gaya yang lain pula. Sehingga seorang pemimpin harus bijak dalam bertindak.
Hubungan yang saling terbuka antara atasan dan bawahan dan sebaliknya sangat dibutuhkan untuk menimbulkan rasa saling percaya, persaman persepsi dan saling memahami kebutuhan masing-masing. Dalam memahami hubungan antara atasan dan bawahan pemimpin harus dapat lebih bertindak sebagai pendengar untuk menyimak keluhan, saran dan ide-ide baru dari bawahannya. Pimpinan sebaiknya mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi dalam pertemuan, sehingga jangan bertindak marah-marah atau membentak karyawan dengan kasar layaknya seperti Bapak dan anaknya.
Agar kepemimpinan lebih baik, sebaiknya pimpinan memberikan wewenang dan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut dalam pengambilan keputusan, sehingga bawahan memperoleh kepuasan dan semangat untuk bekerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, gaya kepemimpinan yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang terjadi, dan pimpinan bertindak secara profesional dan tegas tanpa membeda-bedakan perlakuan kepada karyawan yang kerabat dan bukan kerabat. Dan akhirnya, perkembangan kemajuan perusahaan sangat tergantung pada keinginan pemimpin untuk berubah agar lebih fleksibel dan lebih bijaksana lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Nurhayati
"PT Rajawali Nusantara Indonesia merupakan salah satu BUMN yang memiliki berbagai macam bidang usaha, Selain pengembangan industri gula sebagai core businessnya. PT RNI terus mengkonsolidasikan usahanya dengan mengembangkan SDM dan memperbesar usahanya di bidang farmasi, perdagangan, industri kulit, pakan ternak dan agrobisnis dengan diversifikasi pertanian, kehutanan yang meliputi industri teh dan kelapa sawit. Pesatnya perkembangan perusahaan salah satunya ditandai dengan perkembangan aset yang pada tahun 1991 hanya berjumlah Rp. 496 milyar menjadi Rp. 1,1 trilyun di tahun 1996. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi logis semakin kompleksnya struktur organisasi dan iklim komunikasi atau aktivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Sebagai sebuah perusahaan yang tengah berkembang maka PT RNI tentu tidak bisa begitu saja mengabaikan persoalan tersebut mengingat pengaruhnya yang begitu besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Konsep iklim komunikasi mencakup persepsi pesan dan kesan yang berhubungan dengan kejadian yang berlangsung dalam organisasi. Berdasarkan penelitian secara empirik, para pakar ilmu komunikasi terutama Redding dan Dennis berpendapat adanya lima faktor ideal yang melekat dalam iklim komunikasi yaitu supportiveness; participation decision making; trust, confidence and credibility; openness and candor; high performance goals.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap key informants di PT RNI maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa iklim komunikasi yang selama ini berlangsung di PT RNI relatif baik. Mayoritas pimpinan menyadari pentingnya dukungan atasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan mengembangkan ide-ide yang inovatif. Demikian juga halnya dengan komunikasi lisan atau komunikasi dua arah, dipandang sebagai jenis atau bentuk komunikasi yang lebih memungkinkan terbentuknya iklim komunikasi yang relatif terbuka dan dialogis antara atasan dan bawahan. Dalam proses pengambilan keputusanpun, pimpinan biasanya terlebih dahulu berupaya untuk mendapatkan informasi, usulan dan saran dari bawahan sebagai pengembangan ide demi mendapatkan berbagai alternatif yang mungkin dapat membantu dalam pemecahan masalah. Sedangkan berkaitan dengan sosialisasi dan akses informasi tentang kebijakan atau keputusan perusahaan, mayoritas mengaku selama ini berjalan tanpa ada persoalan yang cukup berarti. Mayoritas informan mengakui bahwa iklim komunikasi di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang besar implikasinya bagi peningkatan motivasi kerja dan kesadaran karyawan akan makna perannya.
Namun demikian ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, perlu ditingkatkannya pengakuan dan penghargaan atasan terhadap prestasi atau keberhasilan bawahan dalam melaksanakan tugas. Persoalan kedua yang harus diperhatikan adalah menyangkut pernyataan beberapa informan yang secara eksplisit menyampaikan harapan diberlakukannya pertemuan rutin dan ditingkatkannya dialog atau diskusi internal. Hal ini perlu, selain sebagai media sosialisasi informasi secara jujur dan konkret juga sebagai salah satu bentuk media transfer of knowledge yang dapat meningkatkan self confident dan motivasi kerja bawahan karena perasaan dianggap penting oleh atasan. Ketiga, berkaitan dengan terdapatnya kekurangan menyangkut komunikasi atau sosialisasi informasi secara tertulis tentang beberapa persoalan. maka pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan hal tersebut karena bagaimanapun juga komunikasi semacam ini tetap merupakan sesuatu yang penting sehingga karyawan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan yang ada. Hal ini penting sebagai salah satu bentuk pengakuan atasan terhadap keberadaan bawahan sehingga semakin meningkatkan motivasi kerja dan membuka gairah kesadaran pribadinya untuk mendukung keberhasilan perusahaan mewujudkan misinya menjadi holding company dengan kinerja terbaik di bidangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T4929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>