Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chandra Gunawan
"Skripsi ini membahas tentang implementasi sistem charging untuk layanan IPTV (VoD) pada IMS. IMS merupakan salah satu platform berbasis IP yang mendukung adanya konvergensi telekomunikasi. Salah satu layanan IMS yang akan berkembang adalah IPTV, dan salah satu aplikasinya adalah Video on Demand (VoD). Dengan adanya VoD, pengguna layanan dapat memilih dan menonton video sesuai dengan keinginannya. Selain itu, pengguna layanan juga bisa kapan saja menonton video pilihan mereka sendiri. Seperti yang distandarkan oleh 3GPP, sistem charging pada IMS terdiri dari beberapa elemen utama, yaitu Charging Trigger Function (CTF), Charging Data Function (CDF), dan Online Charging Function (OCF).
Pada implementasi sistem charging untuk layanan IPTV (VoD) ini, digunakan UCT IMS Charging System yang telah dikembangkan oleh University of Cape Town, application server, media server, OpenIMSCore, dan software interface perhitungan biaya. Sistem charging ini dapat digunakan untuk online charging dan offline charging. Setelah memperoleh data dari UCT IMS Charging System, data tersebut kemudian akan masuk secara otomatis ke dalam software interface perhitungan biaya untuk dilakukan penghitungan total biaya yang dikenakan kepada client atas penggunaan layanan IPTV (VoD).

The focus of this thesis is the implementation of charging system for IPTV (VoD) service in IMS. IMS is one of the IP based platform that supports the convergence of telecommunications. One of the IMS services that will be evolve is IPTV, and one of its applications is Video on Demand (VoD). With VoD, users can select and watch the videos as they wish. In addition, users can also watch their selected videos anytime they want. As standardized by 3GPP, IMS charging involves the following main entities: a Charging Trigger Function (CTF), a Charging Data Function (CDF), and Online Charging Function (OCF).
In this charging system, UCT IMS Charging System which has been developed by University of Cape Town is used. Application server, media server, OpenIMSCore, and interface software costing is used as well. Charging system for IPTV (VoD) service can be used for online charging and offline charging. After obtaining the data from the UCT IMS Charging System, the data will be entered automatically into interface software costing for a head count of the total fees charged to client for the use of IPTV (VoD) service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S978
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Ferandi
"Untuk membantu mahasiswa menentukan topik serta pembimbing seminar dan sk.ripsi, telah diimplementasikan rule based expert system untuk melakukan konsultasi online" Sistem memberikan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa, memhandinghmnya dengan nilai mahasiswa. dan kemudian memberikan solusi. Dengan adanya konsultasi online ini, keterbatasan pembimbing akademis dalam hal tenaga, tempat dan waktu dapat diatasi. Sistem ini bekerja dengan baik, namun memiliki keterbatasan tidak memiliki kemampuan belajar. Sedangkan kemampuan belajar ini penting apabila lingkugan atau standar keahlian berubah seiring waktu. Oleh karena itu dilakukan perancangan implementasi sistem adaptif yang memungkinkan sistem menerima input baru dari mahasiswa. Input baru itu kemudian akan diproses untuk memperbaiki aturan (rules) yang sudah ada sehingga sesi konsultasi berikutnya akan menjadi lebih baik. Selaln memiliki kemampuan adaptasi, implementnsi ini juga memungkinkan perubahan pertanyaan dan pilihan. jawabcm yang diberikan pada user pada waktu konsultasi. Sebelumnya untuk merubah pertanyaan dan pilihan jawaban, harus dilakukan perubahan pada program (coding) halaman tersebut. Dalam tugas skripsi ini, untuk mempermudah dilakukannya maintenance, penulis telah menamhahkan satu halaman admin untuk menguhah database aturan. Berdasarkan hasil implementasi sistem adaptif, sistem mampu beradaptasi sesuai dengan input baru yang diberikan oleh mahahasiswa. Sesi konsultasi selanjutnya diperbaiki berdasarkan input-input yang sebelumnya diberikran. Penambahan halaman..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Skripsi ini membahas mengenai salah satu aplikasi dari IP Multimedia Subsystem (IMS) yakni Internet Protocol Televison (IPTV). Dalam emulasi jaringan ini digunakan Open IMS Core, UCT IMS Client, dan jaringan yang terdiri dari 2 router, dan 1 buah switch. Sedangkan untuk pengambilan dan pengujian data digunakan program Wireshark untuk menganalisa message flow registrasi client, pemohonan layanan IPTV sampai deregistrasi dan parameter-parameter Quality of Service (QoS) seperti: delay, dan packet loss. Pengujian dilakukan dengan merubah bandwidth pada hubungan kedua rouer, dengan kisaran nilai dari 64 kbps sampai 2.112 kbps. Pada setiap nilai bandwidth, dilakukan 3 kali percobaan dan kemudian nilai parameter-parameter QoS yang didapatkan akan dirata-ratakan. Hasil dari pengujian ini didapatkan bandwidth optimum untuk layanan iPTV yakni 2112 kbps dengan packet loss 0,85% (sesuai dengan standar ITU-T yakni kurang dari 1 %).

This final assignment discusses about one of the applications of IP Multimedia Subsystem (IMS), namely Internet Protocol Television (IPTV). This network emulation is using Open IMS Core, UCT IMS Client, and network that consisting of two router and a switch. While for the taking and testing data are used Wireshark program to analyze the message flow from client registration, request for IPTV service, client deresgistration, and Quality of Service (QoS) parameters such as: delay, and packet loss. Testing is doing by changing the bandwidth on the network between two router, with a range of values from 64 kbps to 2,112 kbps. In each bandwidth, there are three times experiments and then the QoS parameters that obtainable is divided to get mean score. The result from this test showed the optimum bandwidth for IPTV service is 2112 kbps with packet loss 0.85 % (in accordance with ITU-T standard that is less than 1%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leopold Linggar
"IEEE 802. 16e-2005 dikenal juga dengan Mobile WiMAX merupakan versi mobile dari spesifikasi WiMAX 802.16d-2004 yang dikembangkan untuk aplikasi fix WiMAX pada transmisi data koneksi Broadband Metropolitan Area Network (MAN). Mobile WiMAX memungkinkan user untuk mengakses layanan dalam keadaan bergerak sehingga memberikan ?kebebasan? kepada user dalam hal mobilitas. Keadaan dimana seorang user harus berganti base station yang melayaninya dikenal sebagai handover (HO), Handover menjamin keberlangsungan layanan nirkabel (wireless) ketika user bergerak menuju batas-batas sel.
Permasalahan pada Mobile WiMAX adalah prosedur handover yang lambat berdampak pada terganggunya proses transmisi data maupun suara terutama untuk real time application dan voice quality seperti VoD, VoIP, video streaming, dan teleconfrence sehingga menurunkan kualitas layanan yang diberikan. Permasalahan handover dapat diatasi dengan optimasi handover pada Mobile WiMax. memprediksi Target BS (TBS) yang berpotensi untuk di-scan sehingga mengurangi delay pada proses handover serta menggunakan prosedur fast scan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses scanning.
Pada penelitian ini dibahas perbaikan proses handover pada jaringan Mobile WiMAX. Proses handover disimulasikan menggunakan Opnet modeler versi 14.A. dimana hasil simulasi memberikan perbaikan pada waktu yang dibutuhkan dalam proses handover yang dilihat berdasarkan grafik throughput serta grafik handover time. Hasil simulasi handover menunjukan MS melakukan proses handover dari SBS menuju TBS dengan baik.

IEEE 802. 16e-2005 also known as Mobile WiMAX is a mobile version of WiMAX 802.16d-2004 specifications developed for fixed WiMAX applications in data transmission connection Broadband Metropolitan Area Network (MAN). Mobile WiMAX allows user to access the service in motion so as to provide "freedom" to the user in terms of mobility. Circumstances in which a user must change the serving base station also known as handover (HO), Handover ensure the sustainability of wireless services when the user moves toward to the cell boundaries.
Problems in Mobile WiMAX is a slow handover procedures have an impact on the disruption process data and voice transmission, especially for real time application and voice quality such as VoD, VoIP, video streaming, and teleconfrence could reduce the quality of services provided. Handover problems can be overcome by optimization of handover on Mobile WiMax. predict the target BS (TBS), which has the potential to be scanned, thereby reducing the delay in the handover process and the use of fast scan procedure to reduce the time required in the scanning process.
This research discuss about process improvement handover on Mobile WiMAX network. Handover process is simulated using OPNET modeler 14.A. version where the simulation results provide improvements to the time required in the process of handover as seen on the graph the throughput and handover time graph. The handover simulation results show MS handover process from the SBS to TBS working good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T31386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ronald
"Internet Protocol Television (IPTV) merupakan suatu layanan multimedia seperti TV, video, audio, text, grafik, dan data yang dikirim melalui jaringan berbasis Internet Protocol (IP) yang membutuhkan suatu level quality of service (QoS). Internet Protocol Multimedia Subystem yang dikenal dengan IMS adalah suatu teknologi dimana layanan komunikasi multimedia multi akses pada jaringan IP dengan memberikan suatu Jaminan QoS. Dengan layanan IPTV melalui IMS diharapkan layanan IPTV dapat diakses dari jaringan akses yang berbeda. Dari hasil testbed IPTV melalui IMS, pelanggan yang melakukan roaming di visited network pada jaringan wireless ketika putus dari jaringan dan mendapatkan sinyal kembali tidak perlu melakukan register ulang. Dan dari hasil pengukuran semakin tinggi video bit rate dari server IPTV, throughput semakin tinggi sedangkan delay dan jitter semakin menurun. Nilai dari delay lebih kecil dari 32 ms dan jitter lebih kecil dari 20 ms, masih dalam range spesifikasi standard ITU-T Y.1541.

Internet Protocol Television (IPTV) is multimedia services such as TV, video, audio, text, graphics, and data that sent through the network based Internet Protocol (IP), which requires a level of quality of service (QoS). Internet Protocol Multimedia Subsystem known as IMS is a technology where multi-access multimedia communication services on IP networks by providing a QoS guarantee. With IMS based IPTV service is expected to be accessible from different access networks. From the results of testbed IMS based IPTV, user who is roaming in the visited network on wireless networks when disconnected from the network and get the signal back do not need to register again. And from the result of measurement the higher video bit rate of the server IPTV, the higher throughput while the lower delay and jitter. The value of delay is below 32 ms and jitter is below 20ms, still in range specification standard ITU-T Y.1541."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Kharisma Adhiputra Suardy
"Skripsi ini membahas rancang bangun jaringan IMS yang berbasis SIP menggunakan Open IMS core serta pengimplementasian layanan video call pada jaringan tersebut. Kualitas layanan video call diukur dengan memvariasikan besarnya bandwidth jaringan, parameter QoS objektif yang diukur adalah delay dan packet loss. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa layanan video call ini dapat bekerja dengan baik pada bandwidth 384 kbps keatas, dimana besarnya delay dan packet loss memenuhi standard yang dikeluarkan oleh ITU-T.

The focus of this study is build and design of IMS network that based on SIP using Open IMS Core and the implementation of video call service on it. The quality of video call service was measured by varying network's bandwidth, parameters of the objective QoS that were measured are delay and packet loss. From the measurement, video call service works well on bandwidth 384 kbps and above, where delay and packet loss that occurred satisfy ITU-T standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51251
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mark Swapo Noveanto
"Skripsi ini membahas tentang performansi layanan Instant Messaging pada jaringan implementasi Open IMS Core. Jaringan ini menggunakan sebuah IMS Core Server, dua router, sebuah switch dan dua laptop yang digunakan sebagai client. Dari kedua router, bandwidth dikontrol sehingga besar bandwidth pada hubungan keduanya dapat dijaga. Perubahan bandwidth menggunakan standar ITU-T seri V, IDSL, dan HDSL. Pada setiap bandwidth, parameter QoS delay diukur sebannyak tiga kali percobaan melalui SIP MESSAGE yang diperoleh. Hasil delay ketiga percobaan dirata-rata untuk melihat nilai delay pada bandwidth tersebut. Standar minimum fungsi IM pada V.32 (9,6 kbps) sedangkan untuk performansi yang optimal didapatkan pada standar V.92 (56 kpbs).

This final assignment discusses about Instant Messaging service performance in Open IMS Core implementation network. This network is using an IMS Core Server, two router, a switch, and two laptop as clients. From two router, the bandwidth is controlled so the volume of the bandwidth can be maintained. ITU-T V Series, IDSL, and HDSL are used as the standard to change the bandwidth. In each bandwidth, delay QoS parameter is measured by three times experiments from SIP MESSAGE that obtainable.The delay result is evenly divided to get the delay mean score for this bandwidth. For IM function, the minimum standard is V.32 (9,6 kbps). Furthermore, for optimum performance, IM can use V.92 (56 kbps) standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51200
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Wibawa
"ABSTRAK
Next Generation Network (NGN) merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai macam layanan jaringan. Salah satu model yang dapat menyokong konvergensi pada NGN adalah IP Multimedia Subsystem (IMS). Perkembangan IMS saat ini menjadi salah satu celah bagi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan pada keamanan IMS. Maka dari itu, muncullah sebuah pemikiran untuk menciptakan sebuah sistem keamanan pada jaringan IMS dengan menerapkan Protokol PPTP dan L2TP remote access Virtual Private Network.
Kedua protokol tentunya memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Untuk itu, akan dibandingkan QoS dari kedua protokol tersebut pada jaringan IMS yang melakukan layanan VoIP. Dan akan dilakukan tiga skenario pengujian untuk mengukur QoS tersebut, yaitu pertama tanpa menerapkan VPN, kedua dengan menerapkan VPN PPTP, dan ketiga dengan menerapkan VPN L2TP. Nilai delay pada VPN PPTP lebih baik 4.08% daripada VPN L2TP. Nilai jitter pada VPN PPTP lebih baik 2.06% daripada VPN L2TP. Dan nilai throughput pada VPN PPTP lebih baik 4.07% daripada VPN L2TP.

ABSTRACT
Next Generation Network (NGN) is a system designed to integrate wide range of network services. One of model that can support convergence in NGN is the IP Multimedia Subsystem (IMS). Nowadays, The development of IMS, is being one of the gaps for an unauthorized person to attack on security of IMS. Then it emerges an idea to build a security system on IMS network by implementing PPTP and L2TP Protocol remote access Virtual Network.
Both protocols certainly have weaknesses and strengths of each. Hence, It will compared the QoS of both protocols on the IMS network to VoIP services. And it will be carried out three test scenarios to measure the QoS, the first without implementing a VPN, the second by applying a PPTP VPN, and the third by applying the L2TP VPN. The result of this impelementation is delay value in VPN PPTP 4.08% better than the VPN L2TP. Jitter value in VPN PPTP 2.06% better than the VPN L2TP. And the throughput on the PPTP VPN 4.07% better than the VPN L2TP."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Kezia Natalie
"Penggunaan dari baterai lead-acid tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Permintaan yang tinggi dan tuntutan penggunaan yang kompleks membuat baterai lead-acid diharapkan dapat digunakan dalam kondisi yang masih baik dalam suatu spesifikasi tertentu. Apabila kondisi tersebut tidak tercapai, akan ada masalah dalam keamanan dan umur dari baterai lead-acid tersebut akan berkurang. Untuk inilah diperlukan Battery Management System (BMS). BMS merupakan perangkat elektronik yang memantau siklus dari charging-discharging baterai. Dengan adanya BMS, waktu hidup dari suatu baterai dapat diprediksi dengan lebih akurat, terutama dengan melihat State of Charge (SoC) dalam suatu baterai. SoC tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga ada beberapa metode estimasi dan pembacaan yang dilakukan. Salah satu variable pembacaan yang paling akurat adalah resistansi dalam dan untuk bisa mengetahui besaran nilainya, dapat dilakukan proses karakterisasi. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi pada baterai dengan menggunakan polynomial regression untuk bisa mendapatkan rumus hubungan tegangan dan arus untuk mendapatkan nilai resistansi dalam. Nilai resistansi dalam tersebut akan digunakan dalam metode Lookup Table yang digunakan dalam balancing baterai dengan metode Battery Management System sederhana dengan tipe passive cell balancing untuk memastikan adanya proteksi pada baterai. Hasil dari penelitian ini adalah rumus State of Charge untuk baterai lead-acid.

The use of lead-acid battery couldn’t be separated from daily life. Those high demands and complex use requirement caused lead-acid battery to be used in good condition within a certain specification. If the condition was unfulfilled, there will be problem within security and the age of the battery use would decrease. Because of this, Battery Management System (BMS) was necessary. BMS is an electronic device that could observe the cycle of charging and discharging of battery. With BMS, the life of a battery could be predicted more accurately, especially when one looks at the State of Charge (SoC) within the battery. SoC couldn’t be seen directly, which is why there are several estimations and reading method. One of the most accurate variables that could be read is internal resistance and to be able to know the value, characterization is needed. In this research, characterization towards the batteries is done with polynomial regression to be able to get the formula of the relationship between voltage and current for internal resistance. The value of this internal resistance will be used in Lookup Table method for battery balancing in a simple Battery Management System with passive cell balancing to ensure protection for the battery. The result of this research was an equation that could be used for lead-acid battery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Hartono
"Orthogonal Frequency Division Multiplexing atau OFDM merupakan teknik modulasi multicarrier, dimana antar subcarriernya satu dengan yang lain saling ortogonal. Karena sifat ortogonalitas ini, maka antar subcarrier yang berdekatan bisa dibuat overlapping tanpa menimbulkan efek intercarrier interference (ICI). Tetapi pada OFDM ini masih terdapat kelemahan dalam sistem transmisinya, yaitu masih tingginya Peak to Average Power Ratio (PAPR). Peak to Average Power Ratio atau PAPR merupakan perbandingan antara puncak daya maksimum terhadap harga daya rata-rata sinyal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode untuk mereduksi PAPR pada sistem OFDM.
Huffman Coding merupakan suatu metode kompresi data dengan cara pembentukan pohon Huffman, melalui proses encoding (pembentukan kode) menyebabkan data tersebut dapat dikompresi dan proses decoding (penguraian kode) sehingga data tersebut dapat diterjemahkan kembali menjadi kode aslinya. Teknik reduksi PAPR yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan Huffman Coding. Metode Huffman Coding mampu untuk menurunkan PAPR sebesar 5 dB, sehingga performance OFDM semakin baik.

Orthogonal Frequency Division Multiplexing or OFDM is a technique of multicarrier modulation, whose every subcarriers is orthogonal one another. Hence the nature of orthogonality, the nearby subcarrier can be overlapping without intercarrier interference (ICI) effect. But in the OFDM there are still some disadvantages in its transmition system, which is the over height of Peak to Average Power Ratio (PAPR). PAPR is the comparison of the top energy and the value energy in the mean signal. Therefore, there should be specific method to reduce PAPR in the OFDM system.
Huffman Coding is a data compression method by making the Huffman tree, through encoding process which is able to compress the data, and decoding process could be translated into the genuine code as well. The PAPR reduction technique which is discussed in this paper using Huffman Coding method. Huffman Coding method is able to reduce PAPR by 5 dB, so the OFDM performance would be good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>