Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107796 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ranny Surya Maharani Soeharnis
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Kartika Hapsari
"ABSTRAK
Ruang lingkup keluarga sarat akan nilai privasi, dimana segala bentuk permasalahan di dalamnya merupakan masalah yang sangat pribadi dan dipandang sebagai aib yang tabu untuk disebarluaskan. Namun pada kenyataannya, isu konflik keluarga telah menjadi salah satu komoditas bagi media untuk dijual guna mendapatkan keuntungan.
Penulisan ini ingin melihat bagaimana tayangan Masihkah Kau Mencintaiku melakukan komodifikasi terhadap konflik keluarga, bagaimana tanggapan khalayak tentang format reality show pada tayangan dan muatan konflik keluarga yang dikomodifikasikan.
Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough pada level teks, discourse practice dan socioculture diketahui bahwa tayangan reality show Masihkah Kau Mencintaiku yang tayang di RCTI telah melakukan komodifikasi konflik dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan antar media, sehingga harus merebut perhatian khalayak untuk mendapatkan rating dan share yang memuaskan. Disamping itu, faktanya khalayak juga menyukai tayangan dengan tema konflik keluarga yang dipenuhi adegan
emosional seperti ini.
Label reality show yang menempel pada tayangan seolah menguatkan argumen bahwa tayangan tersebut memang mengangkat kisah nyata dari sebuah keluarga, dan dengan orang-orang yang memang bermasalah. Sehingga terkesan bahwa konflik keluarga bukanlah aib
yang harus ditutupi lagi. Tayangan seperti ini menghadirkan suatu wacana bahwa kesakralan pernikahan dan keluarga bukanlah hal yang utama lagi, dan bahwa konflik keluarga dan perceraian merupakan hal yang lumrah terjadi saat ini.

ABSTRACT
The family's scope is full of privacy, so that every problem in there may be a very personal thing, which is called as shame or scandal. But in fact, the family conflict issues are sold for the media profit, as one of the media commodity.
The purposes of this thesis are to know how Masihkah Kau Mencintaiku commodify the family conflict issues, and what the audience think about the reality show as a genre of the program. By using the Norman Fairclough's critical discourse analysis method for the text, discourse practice and socioculture practice level, it is acknowledged that the reality show Masihkah Kau Mencintaiku, which was shown in RCTI, commodified the family conflicts. To gain highest rating and media compete to maintain their audience attention towards the show.
Surprisingly, the audience put high interest to watch the program which provided these issues and high emotional tense scenes.
A label or reality show has made the audience believed that the program tells a real stories of family conflicts. As a result, the audience has the tendency to think that family conflicts are no secrets, and that is common to be brought into the public. This program represented discourses that the sacred of a marriage and family are not important anymore, and the family conflict or family divorce are the common issues in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Safitri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5331
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Susatyo Murti
"Media televisi biasanya mencari keuntungan dari tayangan-tayangan yang dipertontonkan kepada khalayak melalui iklan atau sponsor. Dari situlah media televisi dapat menghidupi karyawan yang berjurnlah ribuan, tentunya juga guna kelangsungan perusahaan media televisi tersebut.
Motif mencari keuntungan yang dilakukan media televisi seperti tersebut diatas bertolak belakang dengan realitas tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar. Indosiar belum mendapatkan keuntungan profit dari tayangan pagelaran wayang kulit purwa. Jangankan uang dari iklan atau sponsor, kenyataannya setiap episode tayangan pagelaran wayang kulit purwa yang biasa di tayangkan setiap Sabtu malam Minggu, Indosiar diperkirakan rugi ratusan juta rupiah.
Indosiar tidak pernah merasa rugi dengan ditayangkannya pagelaran wayang kulit purwa. Bagaimana mungkin stasiun televisi mau merugi dalam produksi tayangannya? Bukankah keuntungan profit menjadi tujuan stasiun televisi didirikan? Jawabnya adalah, tentu ada sesuatu yang menguntungkan yang disembunyikan Indosiar dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa ini.
Untuk itulah maka penulis menetapkan tujuan penelitian tesis ini untuk menjelaskan komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar dan mengungkap motif komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa di televisi Indosiar. Selain itu juga mengungkap ideologi atau kekuatan tersembunyi yang berrnain dalam komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan paradigma kritis yang pada dasarnya adalah sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap "the real structures" dibalik kenyataan yang nampak. Pendekatan yang penulis gunakan adalah kualitatif. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah analisis wacana Fairclough, yang menyatakan bahwa lahirnya sebuah teks adalah melalui sebuah rangkain, mulai rencana hingga teks terwujud dengan tiga dimensi analisis yaitu; teks, discourse practice, dan sociocultural practice.
Sifat dalam penelitian ini ialah bersifat deskriptif, metode pegumpulan data dilakukan dengan dengan record, relics dan wawancara. Sumber data penulis dapatkan dan data primer berupa teks dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa situs internet, buku kepustakaan yang mendukung data primer. Dalam analisis data penulis menggunakan tiga tahap analisis yang digunakan Norman Fairclough, yaitu dekripsi, interpretasi dan eksplanasi.
Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan didapatkan hasil, bahwa dalam tataran teks yang diteliti menunjukkan terjadinya perubahan-perubahan yang signifikan terhadap tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar. Perubahan-¬perubahan tersebut mengarah kepada perubahan karakter pagelaran wayang panggung menjadi "karakter wayang tayangan televisi". Karakter wayang televisi memiliki kecenderungan bersifat padat, ringkas dan menghibur. Dalam tataran discorse practice ditemukan bahwa, meskipun Indosiar tidak mendapatkan keuntungan profit dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa, Indosiar mendapatkan keuntungan lain dalam bentuk kedekatan dengan pemirsanya. Indosiar menjadi diminati kalangan menengah kebawah yang sebelumnya sulit dijangkau, disukai karena tayangan wayangnya menghibur dan ditonton khalayak Jawa maupun luar Jawa. Dan memang itulah yang menjadi tujuan Indosiar dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa. Tayangan wayang yang padat, ringkas dan menghibur menjadi jalan bagi kepentingan Indosiar, Indosiar diminati semua orang "Indosiar Memang Untuk Anda".
Dalam tataran sociocultural terkait dengan perkembangan dunia pewayangan, Indosiar telah memberikan warna tersendiri. Wayang televisi menjadi fenomena baru dalam dunia pewayangan. Indikasi munculnya "pakem wayang gaya televisi" yang dimotori Indosiar semakin memperkaya "polemik" nilai guna wayang bagi masyarakat.
Implikasi terhadap hasil penelitian yang didapat, bahwa tayangan kebudayaan tradisional dalam hal ini tayangan pagelaran wayang kulit purwa tetap menjadi ancaman bagi para pemirsanya. Penonton disuguhi dengan tayangan wayang yang padat, ringkas dan menghibur sesuai dengan karakter televisi. Semua itu tentu memberikan makna tersendiri bagi isi kepada penonton. Bukankah dalam pagelaran wayang kulit purwa menurut Woro Aryandini salah satu tujuannya adalah penonton mendapatkan pelajaran kehidupan setelah selesai menontonnya, artinya penonton harus mencari dan mendapatkan makna/nilai sebagai pegangan kehidupan dalam tayangan wayang tersebut.
Karakter wayang televisi masih sangat terbuka untuk didiskusikan, namun sebaik-baiknya hasil diskusi yang dilakukan harus tetap mengedepankan kepentingan khalayak penonton. Salah satu tugas media menurut Mc Quail adalah sebagai jendela (a window on event and experience), "membuka cakrawala pemirsa tentang berbagai hal diluar dirinya". Dengan tayangan wayang, kita berharap televisi mampu memfasilitasi kepentingan penonton dan pemirsa untuk membuka cakrawala positif kehidupannya.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulian Karfili
"Di tengah masyarakat Indonesia, unsur tradisi kuno seperti mitos alam gaib masih mendapat tempat yang sangat luas dalam berbagai kebudayaan tradisional masyarakatnya. Semua kebudayaan tradisional di Indonesia dipenuhi dengan berbagai mitos yang mengambil bentuk ritual, dongeng, maupun kisah-kisah gaib lainnya. Hingga kini pun, banyak masyarakat Indonesia yang masih hidup berdasarkan mitos-mitos yang terdapat dalam kebudayaan tradisional mereka. Dengan kata lain, masyarakat seperti ini hidup dalam mitos-mitos yang membatasi tindak tanduk mereka. Karena itu dapat dikatakan bahwa mitos dalam suatu kebudayaan mempunyai fungsi sebagai sebuah pesan yang mengenai apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan atau apa yang baik dan tidak dilakukan. Meskipun tidak rasional dan seringkali bertolak belakangan dengan logika, tidak berarti mitos tidak berkembang dalam masyarakat modern. Cerita-cerita yang mengandung mitos, terutama yang berhubungan dengan supernatural dan alam gaib, selalu muncul dan beredar di kalangan masyarakat. Bahkan tidak jarang cerita-cerita semacam itu memicu sebuah fenomena sosial dalam masyarakat. Minat masyarakat yang besar terhadap mitos-mitos semacam ini kemudian ditangkap oleh para pelaku bisnis, termasuk dari kalangan media massa. Saat ini, banyak tema seputar alam gaib menghiasi berbagai acara televisi, baik yang dikemas dalam bentuk horor, laga, maupun komedi. Bahkan, berdasarkan hasil pemeringkatan rating AC Nielsen periode 10-16 Agustus 2003 terhadap 100 program acara stasiun televisi, ternyata acara-acara semacam ini banyak digemari khalayak penonton televisi. Meskipun menggunakan beragam bentuk dan kemasan, satu hal yang menjadi persamaan dari seluruh tayangan misteri di televisi adalah kemampuannya untuk menakuti-nakuti penonton. Hal seperti ini agaknya lumrah bagi produser tayangan misteri karena pada kenyataannya semakin seram sebuah acara semakin penonton menyukainya. Karena itu, demi mengejar keuntungan, tayangan misteri di televisi pun berlomba-lomba menciptakan acara yang paling seram dan paling "nyata". Dalam penelitian ini, terlihat bahwa acara "Gentayangan" telah melakukan komodifikasi terhadap mitos alam gaib. Mitos-mitos alam gaib yang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam masyarakat Indonesia dikemas sedemikian rupa menjadi sebuah tayangan entertainment yang menjual dan mendatangkan keuntungan. Konstruksi yang dilakukan terhadap mitos alam gaib pada acara "Gentayangan" adalah dengan menonjolkan sifat-sifat menyeramkan dan takhayul dan sebuah mitos tanpa melihat makna di belakangnya. Konstruksi semacam ini menghasilkan sebuah tayangan reality show misteri yang kental dengan nuansa misteri dan keangkeran. Proses komodifikasi ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan bisnis televisi yang menghendaki sebuah acara yang komersil dan disukai masyarakat luas. Pada kenyataannya, proses ini juga berdampak pada rusaknya nilai budaya dalam mitos alam gaib yang menuntun pada proses pembodohan audiens."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Adinizam
"Kapitalisasi dan komersialisasi nampakya sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari lagi dalam kehidupan saat ini. Kapiltalisasi dan komersialisasi bahkan sudah merasuk dalam sendi-sendi kehidupan beragama. Salah satunya terlihat dengan menjamumya acara-acara "berbau" Islam di televisi ketika memasuki bulan Ramadhan. Alih-alih peduli dengan dakwah Islam, acara-acara Ramadhan di televisi ini justru menciptakan jarak yang semakin lebar dengan dakwah Islam yang ideal karena pihak televisi lebih berorientasi pada keuntungan kapital. Skripsi ini berusaha mengungkapkan bagaimana strategi kapitalisme memanfaatkan ritual puasa ramadhan dan dakwah Islam untuk kepentingan akumulasi modal industri televisi dalam konteks masyarakat Indonesia. Selanjutnya, skripsi ini juga berusaha menunjukkan bahwa strategi-stategi kapitalisme yang bekerja di balik industri televisi tersebut, secara tidak langsung, turut melanggengkan pemahaman umat Islam Indonesia mengenai makna dakwah nilai-nilai ajaran Islam yang belum menyeluruh. Strategi kapitalisme yang umum dipakai adalah komodifikasi, yaitu proses merubah nilai guna menjadi nilai tukar.Dalam konteks penelitian ini, nitai guna ideal televisi yang memiliki potensi yang besar untuk merubah pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Islam ke arah yang lebih baik-tidak verbalis dan simbolik semata dengan sadar dirubah menjadi sarana transaksi antara televisi dengan industri-industri prL~duk konsumsi dan gaya hidup hanya untuk mencari keuntungan kapital saja. Peneliitian dengan pendekatan kualitatif dan perspektif kritis ini mengambi! tiga episode program Ramadhan Sahur Kita di SCTV sebagai unit analisis. Alasannya, SCTV dengan program Sahur Kita-nya adalall stasiun televisi di Indonesia yang mempelopori acara ramadhan di televisi dengan format full hiburan dan komedi namun masih terus bertahan tiap tahunnya .sampai saat ini Metode analisis utama yang akan dipakai untuk membedah tiap epsode Sahur Kita adalah analisis kritis wacana. Dengan kerangka Analisis Kritis Wacana Norman Fairclough skripsi ini berusaha mengaitkan konteks mikro yang dilihat melalui konstruksi yang terjadi dalam teks acara Sahur Kita dengan konteks makro masyarakat yang lebih luas Padci level mikro, teks acara Sahur Kita akan dianalisis menggunakan teknik semiotika pendekatan Ferdinand de Saussure. Teknik ini dipilih penulis karena dapat melihat keterkaitan tanda-tanda simbolis di luar bahasa tertulis, dalam hal ini citra visual yang menjadi karakter program televisi. Selanjutnya. pada level praktik wacana akan dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dart wawancara mendalam tak berstruktur dengan pihak pembuat teks dan data-data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka. artikel dan internet. Sedangkan level praktik sosial budaya akan dianalisis berdasarkan studi kepustakaan. Analisis intertekstualitas terhadap acara Kopi Darat 103 FM SCTV juga dilakukan untuk melihat adanya kesinambungan idiologis dari pembuat teks pada program televisi yang lain. Hasil analisis dan intepretasi menunjukkan bahwa strategi kapitalisme umum SCTV untuk merubah nilai guna dakwah ritual Ramadhan menjadi nilai tukar (komodifikasi) adalah melalui penope'1gan komoditas (fefishm of commodifies) dan pembentukan kesadaran palsu (false conciousness) yang bekerja lewat strategi pengemasan acara. promosi dan iklan. lsi acara Sahur Kita di kemas menjadi penuh hiburan yang memanfaatkan komedi. musik. video klip. kuis yang semuanya didukung oleh selebriti (komedian). Komodifikasi ini di latar belakangi oleh jumlah penganut Islam Indonesia yang sangat besar sehingga menjadi sumber yang potensial bagi SCTV untuk meraup keuntungan kapital yang besar di tengah-tengah persaingan antar televisi yang semakin ketat. Secara sosial budaya. proses konstruksi dan komodtfikasi dakwah ritual Ramadhan juga bersumber dari pemahaman masyarakat Islam di Indonesia yang masih sangat partikularis. tik simbolik dan patemalistik sehingga acara-acara Ramadhan yang dibuat pembuat teks adalah program Ramadhan yang penuh nilai partikularistik simbolik, dan paternalistik. Lalu, program Ra~adhan yang seperti ini ditangkap khalayak sebagai suatu yang selalu dianggap wajar dan benar (commonsense) Kesimpulannya, televisi di Indoenesia telah sengaja mengeksploitasi rasa- rasa keberagamaan dan ritual-ritual agama Islam-yang notabenenya rnemilki jumlah penganut yang sang at besar-seperti Ramadhan untuk menghasilkan keuntungan kapital yang besar dan memastikan keberlangsungan usahanya. Eksploitasi dan komodifikasi terhadap ritual-ritual Ramadhan ini justru semakin memantapkan struktur pemahaman mengenai dakwah dan nilai-nilai Islam yang tidak komprehensif pada masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S3754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Siskawati
"This research aims to reveal how the process of commodification religious values works through TV series, and how the capitalism transform the utility value to exchange value. Employing political economy theories focussing on commodification, this research applied Fairclough's analythical framework. At the textual level, it focused on hypersemitotic signs which were assumed as the main excahnge value."
2006
TJPI-V-2-MeiAugust2006-89
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Cecilia BSA
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus Kritis terhadap wacana seksualitas yang ditampilkan dalam acara di televisi. AnalisiS ini dilakukan dengan menggambarkan bagaimana kapitalisme yang mempengaruhi media membentuk wacana seksualitas menjadi s buah komoditas melalui serangkaian proses dalam media itu. IKasus yang diambil adalah acara Kontak Harmoni Hemaviton di RCTI, sebuah acara yang terselenggara berka ke~asama antara RCTI dan pihak
Hemaviton. Acara yang ditayangkan oleh RCTI sejak 4 Januari 2001 ini merupakan acara yang memuat informasi seputar masalah seks yang sekarang ini memang sedang banyak ditampilkan di media massa.
Persoalan mengenai komodifikasi seksualitas di televisi ini memang tidak terlepas dari nilainilai yang terkandung dalam ideologi kapitalis yang mewamai masyarakat industri dimana media
televisi merupakan bagian di dalamnya. Sebagai bagiao dari masyarakat industri yang berwatak kapitalis itu, media televisi kerap melakukan komodifikasi kebutuhan masyarakat, yang salah satunya
adalah seksualitas, dengan melakukan penonojolan ·su seperti yang diharapkan oleh masyarakat tersebut.
Dalam memahami proses komodifikasi wacana seksualitas di media massa, penelitian ini mendasarkan diri pada teori politik ekonomi Marxis. Dalam teori ini dapat dilihat bagaimana proses komodifikasi dapat terjadi dalam komunikasi, yaitu melalui komodifikasi isi media, audiens dan pekerja. Selain itu, seperti pendapat Marx, disini juga dapat terlihat bagaimana media massa telah digunakan untuk mengekalkan kapitalisme karena dasar dari masyarakat adalah sistem ekonomi.
Televisi sebagai media massa menjadi penting karena ia merupakan media kapitalis yang bekerja untuk mendatangkan kapital masuk dalam jaringannya melalui kine~a program yang dilakukannya.
Analisis diskursus ini dilakukan melalui tiga tingkatan yaitu teks, discourse practice dan sociocultural practice
Berdasarkan hasil analisis teks dan interteks yang dilakukan dengan teknik framing terhadap dua episode acara Kontak Harmoni Hemaviton diperoleh dua macam frame yang mana masingmasing frame tersebut telah mencerminkan ideologi kapitalis dalam memandang seksualitas.Dalam
analisis ini ideologi kapitalis yang dominan adalah hedonis.
Berdasarkan analisis discourse practice, terjadi yang dinamakan proses komodifikasi tersebut, yaitu proses mengubah nilai pakai menjadi nilai tukar yang kemudian diperluas ke dalam
bidang sosial dari produk komunikasi, audiens dan tenaga kerja yang terjadi dalam ruang lingkup discourse practice. Proses komodifikasi ini menggambarkan cara kapitalisme membawa modalnya
melalui perubahan nilai pakai menjadi nilai tukar tersebut.
Sedangkan analisis pada tingkatan sociocultural practice menunjukkan bahwa dalam tahapan produksi pesan yang dilakukan oleh media dalam acara ini mirip dengan tahapan produksi komoditas yang dilakukan oleh masyarakat industri kapitalis. Selain itu, disini juga terlihat bagaimana institusi ekonomi mempengaruhi proses produksi dalam media sehingga membentuk tampilan pesan yang demikian.
Dengan demikian, terdapat indikasi bahwa media televisi yang kapitalistik ini memungkinkan terjadinya pembentukan wacana seksualitas menjadi sebuah komoditas melalui proses produksi dan
konsumsi di dalam media t rsebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuni Akbar
"Studi ini memfokuskan pada iklan tv, dimana dengan kemunculan berbagai stasiun tv swasta baru maka pemirsa mendapatkan banyak pilihan, disamping itu iklan-iklan yang mensponsori suatu program tayangan juga semakin bertambah frekwensi tayangannya. Peneliti tertarik mengambil iklan media tv karena beberapa alasan antara lain, karena media ini menampilkan aspek komunikasi yang cukup beragam seperti pendengaran, penglihatan, demikian juga akibat tayangan iklan tersebut bagi masyarakat akan membentuk konsumerisme. Pemilihan iklan produk ponsel diambil karena produk ini sedang banyak diperbincangkan.
Sebagai market leader, Nokia sedang berusaha mempertahankan dan memperluas market sharenya di pasar ponsel Indonesia. Teks iklan tv Nokia 8310 diteliti dengan menggunakan metode yang dijelaskan oleh Guy Cook yaitu teks iklan diperlakukan sebagai pesan non-verbal. Pada tataran messo peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap seorang informan yang masuk dalam segmentasi pengguna ponsel tersebut, observasi juga dilakukan dengan mengikuti kegiatan informan ke kafe.Pada tingkat produksi peneliti mencoba menguraikan latar belakang produsen ponsel tersebut, posisi persaingannya, target konsumennya serta proses pembuatan ikian televisi pada umumnya, sehingga dapat diketahui latar belakang diluncurkannya iklan tv tersebut.
Gambaran teks ikian Nokia 8310 pada kenyatannya tidak terlepas dari ideologi yang mendasari beroperasinya produsen ponsel tersebut Penciptaan adegan yang mencitrakan expresi diri serta gaya digunakan dalam menjuai ponsel tersebut. Citra yang diciptakan merupakan salah satu elemen dalam budaya yang berideologi yang dimiliki oleh produsen. Ideologi tersebut juga sedang memasyarakat dikalangan rakyat Indonesia, yaitu Ideologi materialisme dan kapitalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>