Ditemukan 51867 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5354
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kartika Dian Fransiska
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5223
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Prisna Dewandari
"Role-play merupakan sebuah bentuk fan-activites yang dilakukan oleh fandom yang mana individu memainkan karakter dari cerita yang sudah ada serta melakukan kontrol identitas ketika berinteraksi dengan sesama role-players di ranah maya. Meskipun berinteraksi dengan identitas maya, hubungan yang terjalin antar sesama role-players bisa berlanjut ke ranah nyata. Dengan melakukan penelitian etnografi, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan bagaimana proses perkembangan hubungan tersebut terjadi.
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa adanya kesamaan mendorong pembentukan hubungan interpersonal. Penelitian juga menemukan beberapa cara yang memungkinkan role-players untuk beralih dari identitas maya ke nyata serta bagaimana mereka melakukan self-disclosure sehingga mereka bisa saling merasa dekat dan melanjutkan hubungan interpersonal mereka ke ranah nyata.
Role-play is a form of fan-activities done by fandom in which they play existing characters and do identity control as they interact with other role-players. Although they interact in their online identity, they have possibilities to bring the relationship they built into their real life. By doing ethnographic research, i am trying to describe the process of this relationship development. The results of observation and interview showed that similarity motivates the formation of interpersonal relationship. This research also found several possible ways for role-players to switch their online identity to offline identity and how they do self disclosure so that they feel intimate to each other and bring their interpersonal relationship to real life. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60935
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Prawestri Bayu Utari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ikatan orangtua-anak dan interaksi parasosial terhadap selebriti favorit pada remaja akhir. Pengukuran interaksi parasosial terhadap selebriti favoritnya dilakukan dengan menggunakan alat ukur Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI) yang dikembangkan oleh Bocarnea dan Brown (2007). Pengukuran ikatan orangtua-anak dilakukan dengan menggunakan alat ukur Parental Bonding Instrument (PBI) yang dikembangkan oleh Parker, Tupling dan Brown (1979). Partisipan penelitian berjumlah 206 remaja akhir. Dengan melakukan teknik statistik Pearson Correlation, didapatkan hasil korelasi r = .037, n = 206, p > .05, two tailed pada PBI skor care dengan CPPI, dan r = -.031, n = 206, p > .05, two tailed pada PBI skor overprotection dengan CPPI. Hasil korelasi tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signfikan antara ikatan orangtua-anak dan interaksi parasosial.
This research was conducted to find the correlation between parental bonds and parasocial interaction towards their celebrity favourite on late adolescence. Measurement of parasocial interaction towards their favorite celebrity was done by using an instrument named Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI) developed by Bocarnea and Brown (2007). Measurement of parental was done by using an instrument named Parental Bonding Instrument (PBI) developed by Parker, Tupling and Brown (1979). This research was using 206 late adolescents as participants. The Pearson Correlation was used and the statistical results showed a correlation between PBI care score and CPPI with r = .037, n = 206, p > .05, two-tailed, and correlation between PBI overprotection score and CPPI with r = -.031, n = 206, p > .05, two tailed. Those results indicated there are no significant relationship between parental bonds and parasocial interaction towards favourite celebrity."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63714
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Faizah Aliyah Rachman
"Penerapan 'Paid Partnership' sebagai disclosure language pada Instagram mengubah implementasi celebrity endorsement di media sosial. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah keberadaan label 'Paid Partnership' sebagai disclosure language pada unggahan berbayar berpengaruh langsung terhadap intensi membeli dengan hubungan parasosial sebagai moderator. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental between-subject pada perempuan dewasa pengguna Instagram di Indonesia dalam rentang umur 18-34 tahun. Disclosure language dipilih sebagai variabel bebas (tanpa disclosure language dan dengan disclosure language), hubungan parasosial sebagai moderator, dan intensi membeli sebagai variabel terikat. Analisis Multiple Regression digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari disclosure language terhadap intensi membeli dan hubungan parasosial juga tidak secara signifikan memoderasi pengaruh disclosure language terhadap intensi membeli. Sementara, penelitian justru menemukan hubungan parasosial menunjukkan pengaruh langsung terhadap intensi membeli. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa hubungan parasosial dapat menjadi prediktor munculnya intensi membeli.
The implementation of 'Paid Partnership' as a disclosure language on Instagram has changed the way of celebrity endorsements are presented on social media. This research was conducted to investigate whether the appearance of the 'Paid Partnership' as a disclosure language in paid post has a direct effect on purchase intention with parasocial relationship as a moderator. This research is a between-subject experimental study on adult female Instagram users in Indonesia within the age of 18-34 years old. Disclosure language was chosen as the independent variable (no disclosure language and with disclosure language), parasocial relationship as the moderator, and purchase intention as the dependent variable. Multiple Regression Analysis is used to test the hypothesis of this study. The results shown that there was no significant effect of disclosure language on purchase intentions and parasocial relationships also did not significantly moderate the effect of disclosure language towards purchase intentions. Meanwhile, this research discovered that parasocial relationship show a direct effect on purchase intention. This research implies that parasocial relationships can be a predictor of purchase intentions."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Naufal Irfansury Uhaedi
"Twitter is a very popular social media. Many people are competing to become Twitter users. Their goal is to create a Twitter account to meet their own needs such as interaction, seeking information, seeking entertainment, and expressing themselves. However, many of them who already have a Twitter account, create a second Twitter account. The purpose of this study is to explore the motives or reasons behind the creation of the second account based on the theory of Dramaturgy and Uses and Gratification. The method used is descriptive qualitative by interviewing sources. This study shows that a second account is created due to asymmetric information with specific purpose for those accounts. This study also indicates users in need of freedom of expression by practicing pseudonyms. By creating a second twitter account, it creates an environment between the front stage and back stage of their accounts as mentioned in Goffman’s Dramaturgy. This study provides new insights about how twitter users gain motives in making a second account and why there are a lot of anonim active accounts in cyberspace.
Twitter merupakan sosial media yang sangat digemari saat ini. Banyak orang yang berlomba untuk menjadi salah satu pengguna Twitter. Tujuan mereka membuat akun Twitter untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti berinteraksi, mencari informasi, mencari hiburan, dan mengekspresikan diri masing-masing. Namun, banyak dari mereka yang sudah punya akun Twitter, membuat akun Twitter kedua. Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi motif atau alasan dibalik pembuatan akun kedua tersebut dilandasi dengan teori Dramaturgi dan Uses and Gratification. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara mewawancarai narasumber. Studi ini menunjukkan bahwa akun kedua dibuat karena informasi asimetris dengan tujuan khusus untuk akun tersebut. Studi ini juga menunjukkan pengguna membutuhkan kebebasan berekspresi dengan mempraktikkan nama samaran atau tanpa identitas. Dengan membuat akun twitter kedua, itu menciptakan lingkungan antara panggung depan dan panggung belakang diantara akun mereka seperti yang disebutkan dalam Teori Dramaturgi oleh Erving Goffman. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana pengguna twitter mendapatkan motif dalam pembuatan akun second dan mengapa banyak akun anonim aktif di dunia maya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Abrar Shidqy Imza
"Companies alike are finding ways on how to market the product better, and one of the ways is through social media marketing. The use of Influencer in social media marketing is getting more relevance in current years. Many celebrities and social media influencer are targeted by these companies to promote their products to the influencer’s followers. One of the biggest celebrity and influencer with a great marketing is Bangtan Boys (BTS). BTS is one of a few celebrities who sold out products of their own and collaborations. Not many can do what BTS had achieved in terms of marketing. But what makes those followers want to buy products promoted or endorsed by the BTS? This study uses a subdivision of the persuasion theory, the elaboration likelihood model (ELM) to describe the change in behavior, in this case, purchase intention. This research involves 208 respondents and analyzed by using Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS – SEM). This research shows that para-social relationship developed between the influencer and followers is more positively related to purchase intention of the followers than credibility. Furthermore, variables such as physical attractiveness, social attractiveness, and attitude homophily positively related to para-social relationship and variables such as physical attractiveness, and attitude homophily positively related to credibility.
Perusahaan mencari cara bagaimana memasarkan produk dengan lebih baik, dan salah satu caranya adalah melalui pemasaran media sosial. Penggunaan Influencer dalam pemasaran media sosial semakin relevan. Banyak selebriti dan influencer media sosial yang diincar oleh perusahaan-perusahaan ini untuk mempromosikan produk mereka kepada pengikut influencer. Salah satu selebriti dan influencer terbesar dengan pemasaran yang hebat adalah Bangtan Boys (BTS). BTS adalah salah satu dari sedikit selebriti yang menjual produk mereka sendiri dan kolaborasi. Tidak banyak yang bisa melakukan apa yang telah dicapai BTS dalam hal pemasaran. Tapi apa yang membuat pengikut ingin membeli produk yang dipromosikan atau di-endorse oleh BTS? Penelitian ini menggunakan subdivisi dari teori persuasi, yaitu elaboration likelihood model (ELM) untuk menggambarkan perubahan perilaku, dalam hal ini niat beli. Penelitian ini melibatkan 208 responden dan dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS – SEM). Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan para-sosial yang dikembangkan antara influencer dan pengikut mempengaruhi niat beli pengikut dengan positif dibandingkan dengan kredibilitas. Selanjutnya variabel-variabel seperti daya tarik fisik, daya tarik sosial, dan homofili sikap berhubungan positif dengan hubungan parasosial dan variabel-variabel seperti daya tarik fisik, dan homofili sikap berhubungan positif dengan kredibilitas."
Lengkap +
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Dokumentasi Universitas Indonesia Library
Anasthasia Romauli Jesica
"Makalah ini membahas mengenai hubungan antara media sosial dan fandom dan bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan antara idola dan penggemar mereka. Media sosial dan fandom merupakan bagian dari budaya populer yang bertemu dan saling mempengaruhi satu sama lain. Fandom telah mengubah pemanfaatan fungsi media sosial sekarang ini sementara media sosial sendiri telah memberikan pengaruh terhadap fandom dengan munculnya suatu tradisi baru Sisi positif dari hubungan ini adalah media sosial dan fandom saling menunjang satu sama lain sehingga keduanya mampu berkembang lebih besar dan lebih baik lagi. Akan tetapi hubungan timbal balik ini juga memiliki sisi negatif yaitu munculnya konflik diantara penggemar idolanya dan orang orang yang memiliki peran di kehidupan kedua pihak ini di dalam media sosial. Penggemar menjadi tidak realistis terhadap kedekatan hubungan mereka dengan idola mereka sementara sang idola dibebankan dengan kewajiban untuk terus bisa mempertahankan hubungan baik dengan penggemar mereka.
ABSTRACT This essay talks about the relationship between social media and fandom, and how it affects the relationship between public figures and their fans. Both social media and fandom are part of popular culture. These popular cultures, at some point, have crossed paths and affected each other. Fandom has changed the way social media is used nowadays, while social media has given a new tradition to fandom. On the bright side, both fandom and social media have been well improved. They coordinate and help each other to grow bigger and better. However, this mutual relationship has eventually brought a problem for those involved and trapped between these two worlds; in this case the fans and their public figures. Fans become unrealistic about their intimacy with the public figure they adore, while the public figures themselves unnecessarily get an additional obligation to maintain their relationship with fans."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Alberthiene Endah Kusumawardani
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008
899.221 ALB s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ratu Laila Indah Baskara Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe dukungan selebriti dan kongruensi selebriti dengan produk yang memengaruhi intensi membeli pada pengguna Instagram. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen secara daring dengan 2x2 factorial between subject design. Variasi dilakukan pada tipe dukungan selebriti selebriti terkenal vs selebriti tidak terkenal dan kongruensi selebriti dengan produk kongruensi tinggi vs kongruensi rendah . Partisipan berjumlah 774 orang berusia 18-25 tahun yang masuk kategori usia pengguna Instagram terbanyak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor intensi membeli pada dukungan selebriti terkenal secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dukungan selebriti tidak terkenal F 1,77 = 34,28, p < 0,05. Sedangkan kongruensi selebriti dengan produk tidak signifikan memengaruhi intensi membeli F 1,77 = 1,57, p > 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tipe dukungan selebriti memengaruhi intensi membeli, sedangkan kongruensi selebriti dengan produk tidak memengaruhi intensi membeli. Dengan demikian, penelitian ini dapat berguna untuk membantu pemasar memilih tipe dukungan selebriti yang tepat dalam membuat iklan.
This study aims to find out types of celebrity endorsement and congruency celebrity with the product that influence purchase intention on Instagram users. This study were experimental online research with 2x2 factorial between subject design. Celebrity endorsement types famous celebrity vs non famous celebrity was varied, along with congruence between celebrity and product higher vs lower congruency . Participants were 774 people aged 18 25 years who classified aged category the most Instagram users. Results show that purchase intention score on famous celebrity was significantly higher than non famous celebrity F 1,77 34,28, p 0,05. Meanwhile, congruency between celebrity and product do not significantly affect purchase intention F 1,77 1,57, p 0,05. Therefore, it can be concluded that the type of celebrity endorsement affects purchase intention, while congruency between celebrity and product does not affect purchase intention. The implications of this research can be useful to help marketers choose the right type of celebrity endorsement in creating ads."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67068
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library