Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Afifah Nurul Izza
"Animasi secara umum digunakan sebagai media hiburan. Akan tetapi, Uni Soviet menggunakan animasi sebagai media propaganda yang memadukan produksi citra visual, narasi, dan suara untuk membangun framing musuh dan menggiring persepsi publik terhadap Amerika Serikat pada era Perang Dingin. Penelitian ini membahas representasi Amerika Serikat dalam film animasi ?????????/Millioner/Jutawan yang dibuat oleh Uni Soviet sebagai bentuk propaganda. Artikel ini bertujuan menunjukkan cara Uni Soviet merepresentasikan Amerika Serikat sebagai hal yang negatif dalam upaya melakukan propaganda. Teori representasi Stuart Hall menunjukkan bahwa makna diproduksi oleh bahasa. Berdasarkan pemaparan representasi Amerika Serikat dalam animasi/Millioner/Jutawan diketahui bahwa animasi tersebut memiliki peran sebagai alat propaganda Uni Soviet untuk mengkritik imperialisme Amerika Serikat dan membentuk opini publik terhadap penggambaran Amerika ke arah yang lebih negatif. Amerika Serikat digambarkan sebagai negara kaum borjuis yang antagonis, kapitalis, industrialis, ceroboh, dan serakah.

Animation is generally used as a medium of entertainment. However, the Soviet Union used animation as a propaganda medium that combined the production of visual images, narration, and sound to build enemy framing and lead public perception of the United States during the Cold War era. This research discusses the representation of the United States in the animated film /Millioner/The Millionaire made by the Soviet Union as a form of propaganda. This article aims to show how the Soviet Union represented the United States as negative things in an effort to carry out propaganda. Stuart Hall’s representational theory suggests that meaning is produced by language. Based on the presentation of the representation of the United States in the animation ?????????/Millioner/The Millionaire it is known that the animation has a role as a propaganda tool for the Soviet Union to criticize US imperialism and shape public opinion towards a more negative depiction of America. The United States is portrayed as a country of antagonistic, capitalist, industrialist, careless, and greedy bourgeoisie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Adi Andarini
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5093
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Ima Purbasari
"ABSTRAK
Studi ini mencoba membahas penggambaran trend pesan propaganda yang disampaikan Amerika Serikat terhadap negara-negara lain melalui media hiburan, yaitu film layar lebar Hollywood. Sebagai industri produk jasa yang memberi masukan negara Amerika Serikat kedua terbesar setelah bidang ruang angkasa, perfilman Hollywood hingga saat ini memang masih merajai pasaran film internasional. Dijadikannya Hollywood sebagai bangunan industri mengkondisikan perfilman Amerika Serikat dalam iklim kompetisi, baik dalam hal teknologi maupun content (isi), yang salah satunya adalah kreativitas tema cerita film. Salah satu tema cerita film Amerika Serikat yang masih mendominasi adalah mengenai penanaman iklim musuh Amerika Serikat yang ditemui dalam realitas sosial kehidupan politiknya. Penciptaan tokoh heroistik atau kepahlawanan Amerika Serikat yang mengiringi perkembangan perfi1man Hollywood mulai periode detente pertama (1971-1980), berlanjut ke perang dingin kedua (1981-1987) hingga saat ini. Penciptaan tokoh kepahlawanan oleh insan film Hollywood masih dijadikan tema cerita yang banyak dijual, walau dengan warna yang sedikit berbeda. Sosok tokoh Amerika Serikat digambarkan sebagai seorang yang demokratis, memi1iki loyalitas tinggi terhadap profesi kerja, polisi dunia yang menegakkan keadilan dan keamanan baik di dalam negerinya sendiri maupun negara lain, dan sebagainya. Sementara profil sosok negara lain digambarkan dalam cerita film cenderung disudutkan pada posisi sebaliknya. Pesan ideologi yang disampaikan melalui media hiburan tersebut memberi kesan dan tanda bahwa aplikasi propaganda di saat ini tidak dapat lagi diartikan sebagai penanaman nilai politik yang murni, karena pada dasarnya dapat pula disampaikan secara tersirat dalam arus budaya pop dimana penonton pun terkadang tidak menyadarinya. Film yang diteliti meliputi True Lies, Die Hard with a vengance, dan Crimson Tide. Ketiga film ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi secara kualitatif. Dari hasi 1 penelitian yang diperoleh berdasarkan kategorisasi name calling dan glit tering generalities, baik secara verbal maupun non-verba1, penggambaran pesan propaganda Amerika Serikat dalam realitas kamera yang ditujukan pada negara lain cenderung merefleksikan bias pandangan dengan melakukan penamaan buruk."
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid M L Pietersz
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang propaganda patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat AS dalam film American Sniper 2014 . Penelitian memanfaatkan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis konten dimana Film American Sniper 2014 berfungsi sebagai teks. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menemukan bahwa patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat yang direpresentasikan dalam film American Sniper 2014 adalah patriotisme dan nasionalisme yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak usia dini, berakar dari nilai-nilai Protestantisme, tak kunjung padam , mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Patriotisme dan nasionalisme sangat penting bagi Amerika Serikat terlebih di masa kini untuk menjaga keutuhan dan persatuan warga Amerika Serikat yang majemuk dan untuk membangun kesadaran warga AS agar ikut aktif memerangi terorisme yang mengancam negara dan mempropaganda negara-negara di dunia untuk mendukung perang terhadap terorisme. Kata kunci:Propaganda, Patriotisme, Nasionalisme, Film, American Sniper 2014

ABSTRACT
This thesis examines the propaganda of patriotism and nationalism of the United States of America in the American Sniper 2014 film. The research utilizes a qualitative research approach with content analysis methods in which the American Sniper 2014 film serves as text. The process of collecting data is done through literature study. The results of the study found that the patriotism and nationalism of the United States represented in the American Sniper 2014 film are patriotism and nationalism instilled by parents to children from an early age, rooted in the values of Protestantism, unflagging and prioritizing the interests of the state above personal interests. Patriotism and nationalism are so important to the United States especially nowadays to preserve the integrity and unity of the plural American citizens and to build awareness of US citizens to actively engage in the fight against terrorism that threatens the state and propagandize countries in the world to support the war on terrorism. Keywords Propaganda, Patriotism, Nationalism, Film, American Sniper 2014 "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosep Bambang Margono S.
"ABSTRAK
Kaum wanita Yahudi Amerika memiliki peran dan posisi yang berbeda dari kaum wanita Yahudi Eropa. Di Fropa, kaum wanita Yahudi sepenuhnya berada di bawah kekuasaan kaum laki-laki. Tetapi di Amerika mereka memiliki posisi yang lebih baik. Benar bahwa mereka belum sepenuhnya terbebas dari kekuasaan laki-laki, namun mereka telah mengalami perubahan-perubahan besar berkaitan dengan peran dan posisi mereka Perubahan-perubahan tersebut tidak otomatis terjadi, melainkan karena mereka perjuangkan. Proses Amerikanisasi dan gerakan feminisme kaum wanita kulit putih Amerika memiliki pengaruh yang besar terhadap perjuangan kaum wanita Yahudi Amerika untuk bisa memiliki peran dan posisi yang sejajar dengan kaum prianya.
Perubahan-perubahan yang terjadi di kalangan kaum wanita Yahudi Amerika bisa dilihat dalam sikap mereka terhadap hubungan percintaan, terhadap orang tua, maupun terhadap agama. Perubahan-perubahan ini bisa kita lihat proyeksinya di dalam karya satra, yakni dalam karya Bernard Malamud ("The Magic Barrel" dan The Assistant) den Philip Roth ("Epstein" dan Goodbye, CoIumbus). Oleh karena itu tujuan penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan adanya perubahan sikap tokoh-tokoh wanita Yahudi Amerika terhadap hubungan percintaan, terhadap orangtua, dan terhadap agama di dalam karya-karya Bernard Malamud dan Philip Roth yang sudah di sebut di atas.
Di dalam menganalisis keempat karya dari dua pengarang tersebut, penulis menggunakan tiga teori., yakni (1) teori hubungan antara pengarang, karya sastra dan realitas, (2) teori asimilasi, dan (3) teori gender. Ketiga teori ini merupakan landaaan pembicaraan atau analisis keempat karya di atas.
Dari hasil analisis karya karya di atas, terjadi perubahan-perubahan sikap yang signifikan dari tokoh-tokoh wanita Yahudi Amerika yang merupakan proyeksi dari realitas kehidupan sehari-hari. Proses asimilasi dan gerakan feminisme kaum wanita kulit putih memberikan pengaruh yang besar di dalam perubahan-perubahan tersebut, sehingga Bernard Malamud dan Philip Roth menciptakan tokoh-tokoh wanita mereka sebagai pribadi yang kuat, yang berhak menentukan kehidupan mereka sendiri. Di dalam proses untuk menjadi wanita yang mendiri, tokoh-tokoh wanita Yahudi Amerika di dalam keempat karya tersebut terlibat di dalam konflik dengan orangtua mereka yang masih ingin mempertahankan nilai-nilai budaya Yahudi tradisional.

ABSTRACT
American Jewish Women Characters In Bernard Malamud's "The Magic Barrel" And The Assistant And Philip Roth's "Epstein" And Goodbye, Columbus.American Jewish women have a different role and position from European Jewish women. In Europe, Jewish women were completely under the domination of the men. In the United States of America, however, they have a better position. It is true that they haven't completely freed from the men domination, but they have undergone significant changes in accordance with their role and position. Those changes do not automatically happen, but they struggle for them. The Americanization process and feminism movement of the American white women have great influence on the struggle of American Jewish women to be equal to men.
Changes happening to the American Jewish women can be seen in their attitude toward romantic love, toward their parents, and toward religion. These changes are reflected in Bernard Malamud's "The Magic Barrel" and The Assistant and in Philip Roth's "Epstein" and Goodbye, Columbus. The purpose of the writing of this thesis, therefore, is to pinpoint the changes of attitude of the American Jewish women toward romantic love, toward their parents, and toward religion in Bernard Malamud's and Philip Roth's works mentioned above.
In analyzing Bernard Malamud's and Philip Roth's works, the writer uses three theories, i.e. (1) the theory of relationship among the author, his work, and reality, (2) the theory of assimilation, and (3) the theory of gender.
From the analysis of the previously mentioned works, the writer is able to prove that American Jewish women characters undergo significant changes in their attitude toward romantic love, toward their parents, and toward religion. More or less, these changes are closely related with the factual reality. In other words, their attitude changes in Malamud's and Philip Roth's works are the projection of the changes of the American Jewish women's attitude in general. The Americanization process and feminism movement of the American white women have great influence on them, so that Bernard Malamud and Philip Roth create their women characters as possessing strong personality and insisting on determining their own life. In process of becoming independent women, the American Jewish women characters in Bernard Malamud's and Philip Roth's works often conflict with their parents who still want to maintain traditional values of Jewish culture.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchrista Arsitajati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Faisal Athallah
"Pada masa Perang Dingin, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet sangat bergantung pada propaganda untuk mempromosikan ideologinya. Dalam hal ini bagi propagandis Amerika Serikat yang ingin menyebarkan ide anti-komunis kepada publik, biasanya menggunakan berbagai media massa termasuk buku komik. Penyebaran ide atau pesan anti-komunis melalui komik tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat, melainkan dilakukan oleh para penerbit swasta. Hal ini karena seiring dengan meningkatnya sentimen anti-komunis di Amerika Serikat akibat Perang Dingin membuat para penerbit komik berupaya untuk mendapatkan keuntungan serta menunjukkan patriotisme mereka dengan cara memasukkan muatan anti-komunis di dalam komiknya. Salah satu komik yang terbit dengan muatan anti-komunis adalah komik pahlawan super Sub-Mariner yang rilis pada tahun 1953-1955 di Amerika Serikat. Artikel ini fokus menganalisis bagaimana muatan propaganda anti-komunis digambarkan pada komik pahlawan super Sub-Mariner yang rilis pada tahun 1953-1955 di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari tahap pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan historiografi, kemudian untuk menganalisis komik Sub-Mariner digunakan pendekatan semiotik. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun tidak ada intervensi langsung dari pemerintah AS dalam proses pembuatan komik Sub-Mariner di tahun 1953-1955, ia mencerminkan dan menyebarkan sentimen anti-komunis masyarakat Amerika Serikat melalui indoktrinasi eksepsionalisme Amerika dan kebijakan pembendungan (Containment). Oleh karena itu secara tidak langsung komik Sub-Mariner menjadi alat propaganda anti-komunis yang membuat para pembacanya mengidentifikasi komunis sebagai ancaman terhadap Amerika Serikat dan meningkatkan pandangan anti-komunis di dalam masyarakat Amerika.

During the Cold War, both the United States and the Soviet Union heavily relied on propaganda to promote their ideologies. In this regard, American propagandists who disseminated anti-communist ideas to the public often used various mass media, including comic books. The dissemination of anti-communist ideas and messages through comics was not only carried out by the U.S. government but also by private publishers. As anti-communist sentiment in the United States grew due to the Cold War, comic publishers sought to profit and demonstrate their patriotism by incorporating anti-communist content into their comics. One such comic that featured anti-communist content was the Sub-Mariner superhero comic, which was released in the United States from 1953 to 1955. This article focuses on analyzing how anti-communist propaganda was depicted in the Sub-Mariner superhero comics released from 1953 to 1955 in the United States. The research employs historical research methods that include topic selection, source collection, verification, interpretation, and historiography. Additionally, a semiotic approach was used to analyze the Sub-Mariner comics. This study finds that although there was no direct intervention from the U.S. government in the creation process of the Sub-Mariner comics from 1953 to 1955, the comics reflected and disseminated anti-communist sentiments of American society through the indoctrination of American exceptionalism and the containment policy. Thus, indirectly, the Sub-Mariner comics became an anti-communist propaganda tool, prompting readers to identify communism as a threat to the United States and increasing anti-communist views within American society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is conducted to answer questions surrounding social phenomenon of reading books as a consumptive lifestyle and its relation to political economy studies of the mass media consumption as system of significations. Jean Baudrillard's theory on consumer society and his critic of the political economy of the sign are two important works upon which the theoritical foundation of this research was based. This is a qualitative research rooted in critical tradition with social constructionism as its strategy. Finding in this research is collected through in-dept interview and participatory observation and analyzed through qualitative comparative analysis. The findings reveal that books consumption (especially imported books) have higher degree of prestige than other media as it manifests into consumptive lifestyle of "positional goods" upon which upper class can enjoy only if others from lower class do not; therefore defining their superior social status."
Thesis: Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi, V (3) September-Desember 2006: 1-29, 2006
TJPI-V-3-SeptDes 2006-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Ariebowo
"ABSTRAK
Serangan Amerika Serikat terhadap Afghanistan memicu berbagai interpretasi mengenai motif negara adidaya tersebut dari beragam kalangan di dunia internasional. Pandangan yang berkembang secara umum terbagi menjadi dua, yakni pandangan yang berupaya menjelaskan murni dengan alasan ekonomi-politik, serta pandangan yang berupaya menjelaskan murni dengan alasan identitas/kultur/peradaban. Dalam skripsi ini diberikan suatu analisis alternatif dari perspektif geopolitik kulturalis, yang mencoba secara eklektik mengambil kedua unsur tersebut dalam proporsinya masing-masing tanpa saling menegasikan signifikansi satu sama lain untuk menjelaskan faktor-faktor yang akhirnya turut membentuk dan menghasilkan fenomena serangan tersebut.
ABSTRACT
The US attack on Afghanistan has triggered various interpretations among the international community regarding the motive of the superpower country. In general, there are two mainstream prevailing perspectives, namely the one attempting to explain the phenomenon with pure economic-political motive, and the one that explains through a pure identity/cultural/civilizational approach. This thesis offers an alternative analysis taken from the so-called cultural-geopolitics perspective that tries in eclectic manner to take both elements in their respective proportion without negating each other?s significance in shaping the eventual phenomenon took place.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>