Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setyo Sapto Edi
"ABSTRAK
Lapangan X Jawa Barat merupakan daerah yang akan dikembangkan berdasarkan
data-data survei seismik 2D dan data sumur eksplorasi yang telah dilakukan.
Tujuannya adalah untuk pengembangan lapangan, pematangan lead menjadi
prospek dan sebagai data yang akan digunakan untuk Enhanced Oil Recovery.
Dengan data-data yang sudah ada sebelumnya, maka diputuskan untuk tidak
melakukan survei seismik 2D lagi tetapi melakukan survei seismik 3D dengan
desain parameter yang berbeda. Hal ini disebabkan karena pengembangan
lapangan X meliputi daerah yang luas, sehingga pemilihan desain parameter
survei seismik 3D yang berbeda tersebut bertujuan untuk menekan biaya survei
seismik dan tetap mendapatkan hasil data seismik yang baik dan dapat
dipergunakan untuk mempercepat pengembangan lapangan.
Teknologi survei seismik 3D umumnya memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan dengan survei seismik 2D. Hal ini disebabkan jumlah peralatan dan
tenaga kerja yang digunakan lebih banyak. Dengan berkembangnya teknologi
survei seismik 3D terutama desain parameter, peralatan instrument perekaman
data dan peralatan pengolahan data, maka biaya dan operasi survei seismik dapat
lebih efektif dan efisien tanpa mengurangi tujuan daripada survei seismik itu
sendiri.
Dari hasil kajian, penggunaan desain parameter seismik 3D yang berbeda pada
lapangan X, tidak berpengaruh besar pada kualitas data seismik yang diperoleh.
Survei seismik 3D tersebut tetap dapat menghasilkan data dengan kualitas yang
bagus dan target yang diharapkan dapat terlihat dengan baik. Sehingga survei
seismik 3D ini mempunyai keuntungan yaitu tetap mendapatkan data seismik 3D
sesuai yang diharapkan dengan biaya yang dapat ditekan mencapai 33% dari
perhitungan awal.

Abstract
The X field on West Java province, will be developed based on 2D seismic survey
data and exploration wells. The goal is to develop field, establish leads into
prospects and Enhanced Oil Recovery.
Referring to the availability data, it is decided to carried out 3D seismic rather
than 2D seismic. This is caused by the development of the X field covers a large
area, so the selection of different parameters design of 3D seismic survey aims to
reduce the cost of seismic surveys and still get good results and seismic data can
be used to accelerate the development of the field.
3D seismic survey technologies generally require a higher cost compared with 2D
seismic survey. This is due to the amount of equipment and labor. With the
development of technology, especially parameters design of 3D seismic survey,
recording instrument equipment and data processing equipment, the cost and
seismic survey operations can be more effective and efficient without
compromising the objectives of the seismic survey itself.
The results of the study, the used of different parameters design on 3D seismic
survey of the X field, no significant effect on the quality of seismic data acquired.
3D seismic survey is still to produce data with good quality and the expected
target can be seen properly. So the 3D seismic survey has the advantage that it
still get the 3D seismic data fit the expected cost can be reduced to 33% of the
initial calculations."
2011
T29813
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S28599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Bimo Irfani Usman
"Cekungan Jawa Barat Utara terbukti merupakan penghasil hidrokarbon yang cukup besar di Indonesia. Reservoir target merupakan resevoir karbonat formasi baturaja yang diendapkan pada kala Miosen.Pada reservoar karbonat perlu dilakukan karakterisasi untuk mengetahui jenis Fasies,lingkungan pengendapan, kualitas petrofisika dan penyebaran Impedansi Akustik dan penyebaran Porositas dengan parameter berupa analisa thin section dan data core, analisa wireline log, interpretasi seismik dan analisa inversi untuk mengetahui proses Diagenesa porositas, penyebaran porositas zona hidrocarbon dan ketebalan reservoar tersebut untuk mendapatkan informasi reservoar.Data penelitian terdiri dari 412 inline dan 2160 xline seismik tiga dimensi (3D) serta data log sumuran (UI-1,UI-2 dan UI-3).
Hasil dari penelitian ini adalah pada lapangan Bimo ditemukan 3 fasies yatu Mudstone,Wackestone dan Packedstone berdasarkan klasifikasi dari dunham, didapatkan pula diagenesa nya adalah dolomitisasi, sementasi, mikritisasi dan disolusi. Sementara lingkungan pengendapannya dalah Lagoon dan Back reef dengan lingkungan diagenesa nya adalah freatik dan pencampuran.Dari klasifikasi Dunham fasies dan lingkungan pengendapan yang ditemukan mengindikasikan lingkungan laut dangkal. Pada analisa petrofisika didapat porositas pada sumur UI-1,UI-2, dan UI-3 yaitu 0.16,0.22 dan 0.2 dengan ketebalan reservoar 3.5, 2 dan 37 ft menunjukan pada sumur UI-3 yang memiliki reservoar yang tebal. Sementara pada nilai AI yaitu 16250-24000  ft/s*gr/cc pada sumur UI-1,18750-23475 ft/s*gr/cc pada sumur UI-2 dan juga 16175 dan 18175 ft/s*gr/CC pada sumur UI-3.Hasil tersebut menunjukan pada litologi karbonat memiliki nilai Impedansi Akustik yang lebih besar daripada litologi shale. Penelitian ini menyimpulkan bahwa zona reservoar dipengaruhi oleh diagenesa dari batuan Karbonat dan juga penyebaran nilai Impedansi Akustik dimana saat Impedansi Akustik kecil porositas besar dikarenakan semakin besar Impedansi Akustik maka nilai densitas batuan semakin besar.

The North West Java Basin is proven to be a large hydrocarbon producer in Indonesia. With reservoar Carbonate which is a hydrocarbon producer of 60% in the world it is necessary to characterize it to determine the quality of the reservoar. This basin is deposited in baturaja formations in the miocene age. Carbonate reservoars need to be analyzed by analyzing thin section and core data, wireline log analysis, seismic interpretation and inversion analysis to determine the porosity formation process, the spread of hydrocarbon zone porosity and the thickness of the reservoar.The research data consisted of 412 inline and 2160 xline three-dimensional seismic (3D) and well log data (UI-1, UI-2 and UI-3).
The results of this study were found in field Bimo 3 facies of Mudstone, Wackestone and Packestone based on the classification of dunham. Then the diagenesis was obtained as dolomitization, cementation, micritization and dissolution. While the depositional environment is Lagoon and Back Reef with its diagenetic environment is Phreatic and mixing. In petrophysical analysis obtained porosity in wells UI-1, UI-2, and UI-3 namely 0.16.0.22 and 0.2 with reservoar thickness 3.5, 2 and 37 ft while at AI value is 16250-24000 Ft / s * gr / cc at well UI-1,18750-23475 ft / s * gr / cc in wells UI-2 and also 16175 and 18175 Ft / s * gr / CC in well UI-3. This study concludes that the reservoar zone is influenced by the diagenesis of carbonate rocks and also the spread of AI values where when large AI is a large porosity due to large AI feeds, the value of the rock descent is greater.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviandra Prakasa Utama
"Metode analisa dekomposisi spektral adalah salah satu metode seismik interpretasi dengan mengubah sinyal seismik menjadi banyak sinyal dengan frekuensi ? frekuensi tertentu untuk menampilkan struktur dan target reservoar dengan lebih jelas. Metode ini diaplikasikan pada data seismic 3 dimensi dan merupakan metode lanjutan setelah melakukan pengolahan data seismik. Metode ini sangat efektif dalam memberikan informasi geologi bawah permukaan termasuk pemisahan fasies/litologi dan fitur-fitur geologi dari reservoar pada lapangan shaco dengan formasi klinjau yang didominasi sand dan shale. Metoda dekomposisi spektral menghasilkan peta distribusi sand dari reservoar secara jelas, memetakan sand yang tebal maupun tipis, menentukan edge atau ujung dari reservoar, serta boundaries atau batasan dari reservoar.

Spectral decomposition analysis is one of seismic interpretation methods that transforming seismic signal into multiple signals with specific frequency to display the structure and reservoir targets clearly. This method applied to three-dimensional seismic data and is an advanced method after seismic data processing. This method is very effective in providing information including the separation of the subsurface geological facies / lithology and geological features of the reservoir in the shaco field that have klinjau formations and dominated by sand and shale. Spectral decomposition method results a distibution of sands map from the reservoir clearly, mapping the thick and thin sand, determine the edge of the reservoir, as well as the boundaries of the reservoir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1203
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kegagalan pemrosesan data seismik konvensional, Khustisnrizero-offset migration dalam menggambarkan reflektor miring menjadi suatu permasalahan. Migrasi sebelum stack dapat menjadi pemecahan dari masalah reflektor miring ini. Akan tetapi, migrasi sebelum stack ini cukup rumit dalam penyelesaian algoritmanya dan membutuhkan waktu yang lama. Prestack partial migration atau dip moveout (DMO) dapat sebagai pilihan untuk memecahkan kegagalan pemrosesan data seismik konvensional untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan secara lebih detail dengan lebih singkat dan praktis. Metode tersebut diterapkan pada data seismik 2D Lapangan Suruh Jawa Barat, dengan memakai software Focus 5.0. Hasil penerapan DMO pada pemrosesan data seismik konvensional mampu memberikan gambaran bawah permukaan yang lebih balk jika dibandingkan dengan tanpa penerapan DMO."
JURFIN 11:26 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan interpretasi struktur dari data seismik tiga dimensi yang diakuisis pada lapangan 'X', provinsi Riau, tahun 1997. Interpretasi terhadap data yang termigrasi waktu dari data post-stack (post-stack time-migrated data) ini terutama ditujukan pada struktur geologi untuk mengkarakterisasi reservoir sand A dan Sand B, yang terletak pada formasi menggala, cekungan sumatera Tengah. Peta struktur dalam domain waktu dihasilkan dari penelusuran two-way time horizon dan patahan. Model kecepatan yang diperoleh dari integrasi data kecepatan stack ( stacking velocity), data checkshot, marker dari data log, dan data time-depth dari seismogram sintetik digunakan dalam konversi peta struktur dari domain waktu ke domain kedalaman. Pemahaman terhadap geologi regional cekungan sumatera tengah dan sistem penjebakan hidrokarbon di dalamnya sangat membantu dalam memberi gambaran pola struktur lapangan 'X'. Antiklin berumur paleogen yang berdasarkan merupakan struktur utama yang menjadi jebakan pada lapangan ini. Lokasi sumur sisipan yang didasarkan pada interpretasi ini ditentukan dari peta isopach minyak yang dihasilkan dari pengurangan peta struktur kedalaman dengan oil-water contact pada masing-masing reservoir. Ketebalan kasar dari minyak pada sand a reservoir memiliki nilai maksimum sebesar 45 ft, sedangkan pada sand B mencapai 60 ft. Dua lokasi sumur sisipan yang diusulkan berdasarkan hasil interpretasi struktur pada lapangan 'X' diharapkan dapat meningkatkan angka produksi minyak. "
JURFIN 10:30 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Athaya Florentina Anindita
"Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Lapangan “X” merupakan lapangan yang terletak di Cekungan Natuna Barat dan potensi pada lapangan tersebut perlu terus dilakukan evaluasi dan optimalisasi produksi guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri di masa yang akan datang. Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang seringkali digunakan untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan hidrokarbon. Pada penelitian ini digunakan metode inversi impedansi akustik dan analisis atribut seismik untuk melakukan identifikasi distribusi reservoir pada daerah penelitian. Penelitian dilakukan pada zona target yang terletak di Formasi Upper Gabus, dimana Formasi Upper Gabus dapat dikatakan sebagai reservoir rock yang cukup baik karena memiliki sifat porositas yang baik. Berdasarkan analisis atribut seismik variance, dapat diinterpretasikan keberadaan sesar normal dengan orientasi NW – SE dan sesar naik dengan orientasi SW – NE yang berpotensi sebagai trap struktural pada Lapangan X. Berdasarkan peta atribut amplitudo RMS dan atribut envelope pada zona target, zona prospek reservoir berasosiasi dengan nilai amplitudo RMS tinggi yang berada pada rentang 7000 - 9500 mm/s dan nilai envelope tinggi yang berada pada rentang 8500 – 14000 mm/s. Berdasarkan peta atribut spectral decomposition dan atribut amplitudo RMS, dapat digambarkan pola lingkungan pengendapan yang diasumsikan arah sedimentasi berasal dari barat daya menuju timur laut (SW – NE) dengan sistem pengendapan berupa fluvial channel. Pada penelitian ini didapatkan estimasi nilai impedansi akustik batupasir pada Lapangan X berkisar antara 17.000 hingga 23.000 (ft/s)*(g/cc) dan dapat diperkirakan tren persebaran berasal dari barat daya menuju timur laut (SW – NE). Berdasarkan penelitian ini, persebaran zona prospek reservoir terletak pada daerah tinggian dalam domain waktu yang berkisar antara -1300 hingga -1200 ms, dimana daerah tinggian tersebut diasumsikan berasosiasi dengan keberadaan antiklin.

Natuna Regency is one of the largest oil and gas producing regions in Indonesia. Field "X" is a field located in the West Natuna Basin and the potential in this field needs to be continuously evaluated and optimized for production to fulfil energy needs in the future. The seismic reflection method is a geophysical method that is often used to explore and develop hydrocarbons. In this study, the acoustic impedance inversion method and seismic attribute analysis were used to identify the reservoir distribution in the study area. The research was conducted on the target zone which is located in the Upper Gabus Formation, where the Upper Gabus Formation can be said to be a fairly good reservoir rock because it has good porosity properties. Based on the analysis of variance attributes, it can be interpreted that there are normal faults with NW – SE orientation and reverse faults with SW – NE orientation that have the potential to act as structural traps in Field “X”. Based on the map of the RMS amplitude attribute and envelope attribute in the target zone, the reservoir prospect zone is associated with high RMS amplitude values in the range of 7000 - 9500 mm/s and high envelope values in the range of 8500 – 14000 mm/s. Based on the spectral decomposition attribute map and the RMS amplitude attribute, it can be described the pattern of depositional environment which can be assumed the direction of sedimentation originates from the southwest to the northeast (SW - NE) with a fluvial channel depositional system. In this study, the estimated acoustic impedance values of the sandstones in Field X ranged from 17,000 to 23,000 (ft/s)*(g/cc) and it can be estimated that the distribution trend originates from southwest to northeast (SW – NE). Based on this study, the distribution of the reservoir prospect zone located in the high areas in the time domain ranging from -1300 to -1200 ms, where the high areas are assumed to be associated with the presence of anticline."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rifki Akbar
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S29363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Efrin Ramania
"Desain Seismik survey merupakan tahapan yang paling penting sebelum melakukan survey seismik, terutama untuk daerah yang memiliki keadaan kompleks. Pada lapangan 'X' memiliki keadaan kompleks dengan topografi yang bervariasi, lapisan loose sand dan keberadaan lapisan batubara. Permukaan tanah yang di lapisi oleh lapisan loose akan menyebabkan absorbsi dan atenuasi pada gelombang refleksi seismik. Topografi yang bervariasi akan membuat koreksi statik yang dilakukan tidak optimal. Serta keberadaan batubara dianggap akan menyebabkan absorpsi pada gelombang yang dihasilkan oleh sumber. Keadaan ini sangat memungkinkan menyebabkan kurangnya kualitas data seismik dengan S/N ratio yang rendah.
Pada studi ini ditentukan desain survey seismik melalui analisis forward modeling dan nilai Quality Factor. Forward modeling dibuat berdasarkan parameter seperti data log, data seismik dan laporan dari survey terdahulu. Hasil forward modeling berupa model dari gambaran bawah permukaan. Selanjutnya, atenuasi yang terjadi dapat dilihat melalui analisis nilai kualitas batuan. Nilai kualitas batuan didapatkan dengan menggunakan metode rasio spektral. Melalui kedua analisis tersebut, maka dapat ditentukan parameter akuisisi yang tepat untuk meningkatkan S/N ratio pada akuisisi selanjutnya.

Seismic survey design is the most important step before doing a seismic survey, especially for areas that have complex circumstances. The field 'X' has a complex condition with varying topography, the presence of coal layer and also the surface layer was covered by loose-sand. In this formation, the loose layer caused the absorption and attenuation of the seismic reflection wave. It means that we should give more attention in the seismic survey. The complex topography will cause poor static correction. According to the previous investigation, the coal layer affected the absorption of the seismic wave. This effect will cause the low S/N ratio.
In this study, Seismic Survey design in the field 'X' was determined by forward modeling and Q-Factor analysis. The forward modeling was made by considering parameters such as, log data, seismic data and the observer's report. The result of forward modeling gives a model of the subsurface. Then, the magnitude of attenuation that occurs can also be seen by looking at the value of Q-Factor. This value was obtained by the spectral ratio method. After these analysis then the best acquisition parameter can be determined to increase the S/N ratio in the next acquisition.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>