Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hery Soeryoko
Yogyakarta: Andi, 2011
616.462 HER d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"ABSTRAK
α-Glukosidase merupakan enzim yang mengkatalisis tahap akhir proses pencernaan karbohidrat. Penghambat enzim tersebut merupakan salah satu cara pengobatan untuk diabetes melitus karena dapat menahan pelepasan glukosa dari oligosakarida dan disakarida. Hasil yang didapatkan adalah penundaan absorpsi glukosa dan penurunan kadar glukosa plasma postprandial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase oleh ekstrak etanol beberapa tanaman obat di Indonesia dan penapisan fitokimia pada ekstrak etanol. Tanaman obat diekstraksi dengan etanol 80 % dengan cara refluks. Uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menggunakan metode Spectrophotometric Stop Rate Determination. Absorbansi p-nitrofenol yang dilepaskan dari p-nitrofenil-α-D-glukopiranosa sebagai substrat diukur pada panjang gelombang 400 nm menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba Phyllanthus niruri L., akar Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill, dan akar Caesalpinia sappan L. memiliki aktivitas penghambatan paling kuat terhadap enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 masing-masing 2,32 ppm; 4,83 ppm; dan 8,82 ppm. Golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol herba Phyllanthus niruri L. adalah glikosida, flavonoid, terpen, dan tanin. Ekstrak etanol akar Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill mengandung glikosida dan saponin, sedangkan ekstrak etanol akar Caesalpinia sappan L. mengandung glikosida, tanin, dan saponin.

ABSTRACT
α-Glucosidase is enzyme which catalyzes thefinal step in the digestive process of carbohydrates. Inhibition of this enzyme is one of treatment that available for diabetes mellitus becauses it can retard the liberation of glucose from oligosaccharides and disaccharides. The result is delay the glucose absorption and reducement of postprandial plasma glucose levels. The purpose of this research was to study α-glukosidase inhibitory activity of several medicinal plants in Indonesia and followed by phytochemical screening of ethanolic extract. Medicinal plants were extracted with 80 % ethanol under conditions of reflux. α-Glucosidase inhibitory activity test was performed by Spectrophotometric Stop Rate Determination method. The absorbance of p-nitrophenol released from p-nitrofenil-α-D-glukopiranosa as substrat was measured at 400 nm by UV-Vis Spectrophotometer. The result showed that ethanolic extract from the herbs of Phyllanthus niruri L., the roots of Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill, and the roots of Caesalpinia sappan L. have the strongest α-glucosidase inhibitory activity with IC50 values of 2.32 ppm, 4.83 ppm, and 8.82 ppm. Phytochemical screening showed that ethanolic extract from Phyllanthus niruri L. contained glycosides, flavonoids, terpenoids, and tannins. Ethanolic extract of Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill roots contained glycosides and saponins, while Caesalpinia sappan L. roots contained glycosides, tannins, and saponins. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Imansari
"Sambiloto merupakan tanaman herbalyang memiliki kandungan zat aktif utama Andrografolida yang berkhasiat menurunkan kadar glukosa pada penderita diabetes dengan cara menghambat enzim α-glukosidase.Kemampuan ekstrak daun sambiloto dalam menurunkan kadar glukosaakan semakin meningkat dengan adanya teknik enkapsulsi dengan penyalut berupa komposisi Kitosan-STPP sebagai penghantar obat menuju organ target. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran profil pelepasan nanopartikel sambiloto pada media fluida sintetik dengan variasi konsentrasi penyalutnya serta pengujian inhibisi ekstrak keji beling dalam menghambat enzim α-glukosidase. Penelitian ini menghasilkan nanopartikel dengan efesiensi penyalutan dan loading capacity terbesar pada variasi kitosan 2% dan STPP 1% sebesar 60% dan 46,29%. Kemampuan ekstrak sambiloto sebagai inhibitor enzim α-glukosidase jugatelah dibuktikan dalam penelitian ini, dengan persen inhibisi sebesar 33,17%. Profil pelepasan dengan karakter penyalut yang resisten pada kondisi lambung diperoleh pada variasi Kitosan 1%:1,5%.

Andrographis paniculata (A.paniculata) contain the main active substances Andrografolidawhich helps lower glucose levels in diabetics by inhibiting the enzyme α-glucosidase. The ability of the extract A.paniculatain lowering glucose levels will increase with the technique enkapsulation with a coating of composition Chitosan-STPP as a drug delivery to the target organ. This study aimed to get an overview of A.paniculata release profile of nanoparticles in a synthetic fluid media with various concentrations of coating and inhibition testing nasty shard extract in inhibiting the enzyme α-glucosidase. This research resulted in nanoparticles by coating efficiency and loading capacity of chitosan greatest variation of 2% and 1% STPP 60% and 46.29%. The ability of A.paniculataextracts as α-glucosidase enzyme inhibitors has been demonstrated in this study, the percent inhibition of 33.17%. The release profile of the character of a coating which is resistant to gastric conditions Chitosan is obtained on the variation of 1%: 1.5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idam Titis Permana
"Diabetes melitus merupakan penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau penurunan aktivitas insulin. Pada penelitian ini dilakukan uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dan α-amilase pada 10 jenis tanaman obat Indonesia, yaitu Averrhoa bilimbi Linn. (daun), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (daun), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (daun), Gardenia augusta Merr. (daun), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (daun), Centella asiatica L. Urban (herba), Persea americana Mill. (biji), Nephelium Lappaceum L. (biji), Zingiber officinale Roxb. (rimpang), Curcuma xanthorriza Roxb. (rimpang). Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan atanol 70% dengan metode refluks. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menggunakan substrat p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosida (PNPG) yang menghasilkan produk p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Uji penghambatan aktivitas α-amilase menggunakan substrat amilum yang menghasilkan produk maltosa dan akan mereduksi reagen warna Dinitrosalicylic Acid (DNS). Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 540 nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa biji Persea americana Mill. memiliki daya inhibisi terbesar terhadap α-glukosidase dan α-amilase, dengan nilai IC50 36,82 μg/mL pada uji α-glukosidase, dan % inhibisi 88,26% serta IC50­ 365,14 µg/mL pada uji α-amilase. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia pada 10 ekstrak uji sebagian besar mengandung alkaloid, glikosida, dan flavonoid.

Diabetes mellitus is a disease or metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to impaire insulin secretion or decreasing of insulin activity. In this research was performed by determining the inhibitor activity of α-glucosidase and α-amylase from 10 species of Indonesian medicinal plants, such as Averrhoa bilimbi Linn. (leaves), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (leaves), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (leaves), Gardenia augusta Merr. (leaves), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (leaves), Centella asiatica L. Urban (herbs), Persea americana Mill. (seeds), Nephelium Lappaceum L. (seeds), Zingiber officinale Roxb. (rhizomes), Curcuma xanthorriza Roxb. (rhizomes). The symplicia powder was extracted by reflux using 70% ethanol. Testing α-glucosidase inhibitor activity using the substrate p-nitrophenyl-α-D-Glukopiranosida (PNPG) that produced p-nitrophenol. The product was measured at λ 405 nm by a microplate reader. Testing α-amylase inhibitor activity using starch substrate that would produce maltose and would reduce the color reagents Dinitrosalicylic Acid (DNS). The product was measured by an UV-Vis spectrophotometer at λ 540 nm. The testing results showed that the avocado seed (Persea americana Mill.) had a greatest inhibytion against α-glucosidase and α-amylase, with IC50 values ​​of 36.82 μg/mL at α-glucosidase test, and %inhibition 88.26%, IC50 values of 364.135 μg/mL in α-amylase test. The results of chemical compounds identification in 10 extracts generally contain alkaloids, glycosides, and flavonoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli
Jakarta: Restu Agung, 2005
633.88 FAD t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indah Permatasari
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus yaitu menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada 10 ekstrak tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan etanol 70%. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=540 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.) memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 80,06%. Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm). Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun bungur memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 33,86 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada 10 ekstrak yang diuji umumnya mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Tamsiah Yulianti
"Penelitian laboratorium telah dilaksanakan. untuk meme
riksa 12 tanaman obat, yang diduga masing-masiig mengandung
zat bakteriostatjk atau bakterisid.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menipelajar
secara kualitatif aktifitas antibakteni in vitro dan
tanaman terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa
dan Staphylococcus aureus.
Pilihan untuk mengambil Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus sebagai kuman percoba
an didasarkan atas kenyataan, bahwa inikroorganisma tersebut
dianggap merupakan kuman patogen yang paling sening ditemu
kan pada infeksi manusia, terutama pada. infeksi genitourina
rius;. mikroorganisma tersebut pada .umumnya adalah resisten
terhadap banyak antibiotik.
Tes aktifitas antibakteni dilakukan dengan cara cakram
dengan melaksanakan teknik Kirby-Bauer dengan beberapa
modifikasi dan penyesuaian, seperti yang biasa dikerjakan
di Bagian Mikrobiolo.gi Fakultas Kedokteran Universitas Indo
nesia Jakarta.
Hasil tes aktifitas antibakteni adalah sangat baik,
oleh karena 8 dari sejumlah 12 tanaman obat yang dipeniksa
menunjukkan hasil pengaruh antibakteri secara in vitro yang
sangat jelas, seperti yang diperlihatkan berturut-turut oleh Allium sativum L, Psidium guajava L, Punica granatum L
var alba. Areca catechu L, sedangkan Lf tanaman (Averrhoa bi
limbi L, Boesenbergia pandurata (Poxb.) Schlecht, Moringa
oleifera Larnk dan Musa brachycarpa Backer) inemperlihatkan
aktifitas antibakterj yang leinah.
Aktifitas antibakterj terhadap ketiga jenis kuman (Escherichia
coil, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus)
yang dicoba diperiihatkan oleh tanarnan Ailium sativum L.
Aktifitas antibakteri hanya terhadap kuman Staphylococcus
aureus adaiah tanaman Areca catechu L, Boesenbergia pandura
ta (Poxb.,) Schlecht, Moringa oleifera Lamk, Psidium guaja-.
va L dan Punica granatum L var aiba, sedangkan Averrhoa biiirnbi
L adaiah positif antibakterial hanya terhadap Pseudomonas
aeruginosa; disamping itu Musa brachycarpa Backer agk
nya memperiihatkan a,ktifitas antibakteri yang relatif iemah
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coil.
Mernpe].ajari hasil yang diperoieh dari penelitian laboratoriurn,
maka dapat diambil kesimpuian sebagai benikut
1. Beberapa tanaman obat yang terbukti mengandung zat anti-.
bakteni, dapat digunakan iangsung sebagai obat untuk men
hiiangkari infeksi kuman, oleh masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil.
2. Dari sejumiah 12 tanaman obat yang dipeniksa, Allium sativuin
L yang aktifitas antibakterinya terhadap ke 3 spesies
kuman yang dicoba, dapat dianggap sebagal antibakteri
yang berspektrum lebar.
3. Sernua tanaman obat yang dicoba dan terbukti mengandung
zat antibakteri, sebaiknya dicoba lebih lanjut terhadap
spesies kuman yang jumiahnya lebih besar yang diasingkan
dari pasien (strain liar).
14. Semua tanarnan obat yang dicoba, yang secara kualitatif
menunjukkan aktifitas antibakteri, sebaiknya dicoba le-
: bih lanjut secara kuantitatif.
5. Oleh karena zat antibakteri yang dicoba itu merupakan ba
han kasar (crude) yang diekstraksi dari tanaman, maka Se
baiknya penelitian lanjutan dilakeanakan untuk mengetahui
zat apa yang sesungguhnya mempunyai aktifitas antibakteni.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas A.N.S., 1960-
Yogyakarta: Kanisius, 1989
581.634 Tho t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krisanti Juwati
"ABSTRAK
Penelitian efek hipoglisemik ramuan ekstrak daun tapak dara dengan biji petai cina ini merupakan penelitian lanjutan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina (0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petai cina per kg berat badan) menunjukkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan dosis lain.
Pada penelitian ini dilakukan pengulangan dengan menggunakan dosis: T: 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petai cina (T2P1); II: 0,115 g serbuk daun tapak dara + 1,196 g bubuk giji petai cina (T21P11); dan III: 0,085 g serbuk daun tapak dara + 0,88 g bubuk biji petal Gina (T211P111) masing-masing per kg berat badan. Selain itu dilakukan pula uji standarisasi ekstrak ramuan dengan fraksionasi kolom dan dilanjutkan dengan analisis menggunakan GCMS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina memberikan efek hipoglisemik dan dosis yang paling baik diantara 3 dosis yang digunakan dalam percobaan adalah T21P1 I, yaitu 0,115 g serbuk daun tapak dara + 1,196 g bubuk petal cina per kg berat badan. Standarisasi dilakukan dengan menggunakan prosedur ekstraksi etanol; pengasaman dengan HC1; ekstraksi dengan petroleum eter; lapisan air diekstraksi dengan khloroform, selanjutnya, lapisan air bersifat basa diekstraksi ulang dengan khloroform: metanol. Puncak-puncak yang mungkin digunakan pada standarisasi adalah dengan waktu retensi 23,09; 28,57; dan 40,28 menit. "
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011
581.634 TAK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>