Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 2010
070.408 DEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Baso Mappatoto
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
070.435 AND s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi H. Purwadi
Yogyakarta : Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan, 2005
070 DED s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Rachmenia
"Hubungan Masyarakat
menciptakan dan membina adanya saling pengertian, nama baik,
kepercayaan, dan penghargaan dari publik terhadap suatu
organisasi, dengan memberikan keterangan dan informasi bagi
publik. Salah satu wujud nyata Penyiaran informasi tersebut
adalah siaran pers. Siaran pers adalah produk Humas yang
dibuat untuk menyampaikan informasi yang memiliki nilai
berita kepada pers untuk disebarluaskan kepada khalayak.
Selanjutnya, siaran pars merupakan salah satu media komunikasi
Humas dalam menunJang fungsi Humas sebagaimana dinyatakan
oleh IPRA· .
Tetapi kenyataannya siaran pers bel um mendapat kepercayaan
sepenuhnya sebagai· sumber berita yang layak bagi
media massa.
. ..
Atas dasar inilah, penulis mencoba untuk megidentifikasi
kekurangan-kekurangan -dari siaran pers Pemda ·DKI ~ebagai
organisasi regulator MeJ.',alui penelitian ini, dip·eroleh hasil bahwa masalah
utama siaran pers Pemda DKI adalah eksistensi nilai berit~
dan pengangkatan isu penting pada lead. Media massa juga
mensinyalir hal ini, di mana mereka sering menemukan kesulitan
dalam menemukan nilai berita dalam siaran pers Pemda
DKI. Pemilihan informasi pada lea~, ·yang sama sekali tidak -~
mencerminkan isi sebuah lead idea l yang seharusnya merupakan
pokok berita yang dapat mewakili isi ~iaran pers tersebut.
Mesk ipun demi k ian, dar i sudut t ingkat kebaruan dan akurasi,
tidak ditemui masalah b erarti. Melihat dar.· sudut kepentingan
Pemda · ~I, kelemahan siaYan pers tel"l etak pada belum
adanya p endataan yang baik dari s etiap siaran pers yang
dibuat dan masih sebagian bes ar siaran per s yan g tidak
disert a.i.,nama pejabat. Humas .ber l epentingan. Hal ini· memungkin~~
an timbulnya siaran pers Pemda palsu, yang isinya mungkin
saja mendiskreditkan Pemda DKI. ·'·•·
Konaisi siaran pers Pemda DKI seperti ini diprediksikan
dapat menguraogi citra Pemda DKI di mata pubfik. Pertama, di
c
mata publik media massa, kondisi siara pers yang ada tidal<
mendukung upaya- pemb.inaan. nubungan media. Kedua, penul isan
siaran pers yang ada saat ___ in·i memungkinkan terjadinya arus
informasi yang kurang len gkap dari Pemda DKI kepada publik,
karena tidak semua · pesan organisasi dapat
melalui media massa. Hal ini dapat menciptakan situasi
kondusi f bagi t·imbulnya ~cesal ahpahaman dar- i publ ik terhadap
Pemda · DKI. · Akibatnya pel.aksanaan · tugas pejabat Humas
_seperti disepakat'i dalam IPR~'(I-nternational· ·Pu.blic Relations
Association) Juga akan terhambat"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirudin
"Industrialisasi tengah mengubah koran "Suara Merdeka" (SM) dalam sosoknya yang baru. Sejak 1980-an, ketika penanaman modal asing boleh masuk ke dunia penerbitan sesuai amanat UU No. 2111982 tentang "Penaman Modal Asing". secara cepat koran SM mengalami perubahan di tingkat paradigmatik.
Koran SM, mau tidak mau, mengikuti sistem budaya perusahaan (corporate culture) sebagaimana yang menjadi konteks ruang dan gerak perusahaan lain. Implikasinya, wartawan-rnakhluk individual yang secara bebas bisa mengekspresikan idealismenya sebelum era itu--harus terikat dengan platform baru karena menjadi makhluk organisasional dalam situasi yang berbeda. Jurnalisme pun mengalami reunifikasi tidak sekedar menjadi media ekspresi idealisme, tetapi obyek komodifikasi.
Dalam perspektif itu, proses jurnalisme sesungguhnya memiliki kerumitan sosial budaya tersendiri. Di satu sisi, wartawan terikat dengan adagium bahwa epistemologi jurnalisme diselenggarakan dalam kerangka memenuhi right to know dan rigth to express warga, di lain sisi sebagian hidup mereka terikat dengan pemilik modal yang berkewajiban menopang return of investment. Kerumitan lain datang dari sisi khalayak yang berharap wartawan mampu mensuplai informasi bebas sebagai dasar membentuk keputusan-keputusan berharga.
Dalam tarik-menarik kepentingan seperti itu, konflik dengan demikian merupakan situasi yang tak mungkin dihindari. Tesis ini berusaha mengungkap dari mendeskripiskan konflik yang dialami wartawan dan cara-cara penyelesaiannya dengan pendekatan kebudayaan Bourdieu. Melalui teori praksis Bourdieu, konflik coba diurai sebagai fenomena sosial budaya di tubuh perusahan pers SM.
Dalam riset ini ditemukan berbagai macam kasus konflik yang dialami wartawan. Ada berbagai cara merespon konflik serta prosedur penyelesaian perkara yang ditempuh wartawan SM, mulai dari penyelesaian lewat perang mulut, tukarmenukar, ganti-rugi, musyawarah, hingga mediasi. Masing-masing cara dan prosedur penyelesaian konflik tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya dari pihakpihak yang berkonflik. Sebab, dalam bahasa Bourdieu, masing-masing pihak memiliki struktur obyektif (sistem budaya), disposisi (logika berpikir) dan habitus (logika berperilaku) sendiri-sendiri. Di sini menjadi jelas bahwa cara dan prosedur tersebut tampaknya hanya efektif untuk konflik yang kurang lebih sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mallarangeng, Rizal, 1964- author
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2010
070.045 RIZ p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Krisnawan
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1997
079.598 YOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ani Hasanah Mubarok
"Kebebasan berbicara dan menyampaikan pendapat merupakan salah satu hak asasi manusia yang dilindungi undang-undang. Dalam pasal 28 UUD 1945 disebutkan bahwa pemerintah menjamin kemerdekaan dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Namun, selama tiga puluh tahun lebih berada di bawah pemerintahan Orde Baru, jaminan akan kebebasan menyampaikan pendapat atau berekspresi menjadi slogan semata. Kita melihat pada masa Orde Baru, masyarakat dikekang kebebasannya dalam menyampaikan pendapat dan berekspresi.
Kebebasan pers yang dimulai sejak Soeharto lengser mengubah wajah media massa di Indonesia. Berita-berita yang pada era Orde Baru tabu untuk dibicarakan, menjadi hal yang biasa dibaca dan didengar oleh masyarakat awam. Pemerintah membuat peraturan yang membolehkan media elektronik swasta, antara lain radio swasta, untuk membuat dan menyiarkan berita. Maka berdirilah beberapa stasiun radio swasta yang mengklaim dirinya sebagai stasiun radio berita. Radio swasta berlomba-lomba untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat, langsung dari tempat kejadian. Bagaimana dengan stasiun radio pemerintah, yaitu Radio Republik Indonesia, yang sejak Departemen Penerangan dibubarkan menyebut dirinya sebagai stasiun radio publik? Walaupun RRI sudah berdiri sejak tahun 1945 dan memiliki pengalaman dan sumber daya manusia yang melimpah, nampaknya RRI belum bisa mengejar ketinggalannya dalam memberikan berita teraktual kepada pendengarnya.
RRI memiliki cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu cabang Radio Republik Indonesia adalah Siaran Luar Negeri atau yang lebih dikenal dengan Voice of Indonesia (VOI) atau Suara Indonesia, yang mengudara dari Jakarta dalam 11 bahasa, yaitu bahasa Inggris, Indonesia, Melayu, Thailand, Jerman, Perancis, Jepang, Mandarin, Arab, Spanyol dan Korea. Siaran Luar Negeri merupakan sarana penerangan luar negeri yang telah dimiliki oleh RRI sejak tahun 1945.
Penelitian ini bersifat kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi berita di Siaran Luar Negeri RRI Jakarta dan untuk mengetahui faktor-faktor internal apakah yang mepengaruhi proses produksi dan isi berita. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan model hirarki dari Shoemaker & Reese. Berdasarkan data yang didapat dari in-depth interview dan observasi, serta menghubungkannya dengan model hirarki dari Shoemaker & Reese, penulis menganalisis proses produksi berita dan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan isi berita pada Siaran Luar Negeri RRI Jakarta di era kebebasan pers.
Hasil penelitian ini antara lain menunjukkan bahwa dalam proses produksi berita di Siaran Luar Negeri RRI Jakarta level individu dan rutinitas media memiliki pengaruh yang besar dalam penentuan isi berita. Berita yang sudah dibuat oleh redaksi tidak seturuhnya disiarkan, karena hat itu tergantung pada penyiar dan staf desk bahasa yang bertugas. Proses produksi berita di Siaran Luar Negeri masih merupakan ritunitas kerja yang setiap hari dilakukan dari tahun ke tahun, sehingga kemampuan pekerja media, dalam hal ini redaksi dan editor tidak berubah.

News Production Process At Overseas Service (Public Radio) In The Press Freedom EraA freedom of speech and expressing an opinion is one of human rights protected by laws. In Article 28 of Indonesia's 1945 Constitutions it is written that the government guarantee a freedom to express an opinion before the public. However, for thirty years under the New Order regime, a guarantee to express an opinion was only a slogan. We can see that during the New Order regime, the people were restricted to express their opinions.
Press freedom that has begun since the fall of Suharto regime had changed the face of Indonesia's mass media. News that was considered to be a taboo has become a common news in the era of press freedom. The government has issued a regulation that allows private electronic media, including radio, to make and broadcast its own news. As a result, many private radio stations have been established and they called themselves as news radio. They try to provide fast and current news, live from the spot. How about the government-owned radio station, Radio Republik Indonesia (RRI), which has changed its status since the liquidation of Ministry of Information? RRI has also changed its service from government's voice radio to become a public service radio. Even though RRI has many human rights resources and has been established since 1945, it seems that it cannot catch up with its competitors, the private radio stations.
RRI has many branches. One of its branches is the Overseas Service or Voice of Indonesia which aims at providing information about Indonesia to foreign listeners. The Overseas Service of RRI has 11 (eleven) language services, namely English, Indonesian, Malay, Thailand, Germany, French, Japanese, Mandarin, Arabic, Spanish, and Korean languages. It has also been established since 1945.
This is a qualitative research. The aim of this research is to find out the news production process at the Overseas Service of radio Republic Indonesia and to know factors influencing the process and the news content. To answer those questions, the research uses hierarchical model of Shoemaker and Reese. Based on the data obtained from in-depth interview and observation and connecting them with the hierarchical model of Shoemaker and Reese, the researcher analyzes the news production process and factors influencing news content at the Overseas Service of Radio Republik Indonesia in the press freedom era
The result of the research shows that in the news production process at the Overseas Service of Radio Republik Indonesia, individual and routine media levels have great influences in deciding the news content. It shows that not all news item made and edited by editor desk staff are used and broadcast, since it all depends on the broadcaster of the desk staff who translate the news on duty. News production process is only a routine and daily job performed from year to year, so that the capability of the media workers, in this case, the editor staff and the broadcaster, has not improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayuputro Adiramadhan
"Kohesi gramatikal adalah hasil dari bentuk antara unsur-unsur yang ada dalam suatu teks. Penelitian ini membahas tentang alat kohesi gramatikal dalam suatu teks, dengan fokus pada penggunaan tanda baca, konjungsi, kata sandang, kata ganti, kala, modus kata kerja, dan diatesis. Penelitian ini mengidentifikasi penggunaan dari alat-alat kohesi dalam korpus siaran pers kampanye Natürlicher Klimaschutz. Kampanye Natürlicher Klimaschutz (Perlindungan Iklim Alami) adalah sebuah kampanye mengenai perlindungan iklim yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas ekosistem. Dalam hal ini, penulis menggunakan teori Duden sebagai acuan untuk menganalisis kohesi gramatikal dalam kampanye tersebut. Teori Duden adalah teori yang menjelaskan mengenai sistem aturan bahasa Jerman. Hasil secara keseluruhan dari penelitian yang dilakukan penulis, alat-alat gramatikal dalam siaran pers dapat menciptakan kohesi teks.

Grammatical cohesion is the result of the form between the elements in a text. This research discusses the grammatical cohesion instruments in a text, focusing on the use of punctuation, conjunction, article, pronoun, tense, verb mode, and diathesis. This study identifies the use of cohesion instruments in the press release of the Natürlicher Klimaschutz campaign. The Natürlicher Klimaschutz (Natural Climate Protection) campaign is a climate protection campaign that aims to improve the quality of ecosystems. In this case, the author uses Duden's theory as a reference to analyze grammatical cohesion in the campaign. Duden's theory is a theory that explains the German language rule system. The overall result of the research conducted by the author is that the grammatical devices in the press release can build text cohesion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>