Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60388 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S5629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Alief Sudewo
"Penelitian ini dilatarbelakangi oteh Partai Golkar yang berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum (Pemilu) Legislatif Tahun 2004. Penelitian ini menarik diteliti karena partai ini memasuki awal era reformasi mengalami resistensi masyarakat yang berakumulasi tuntutan pembubaran Partai Golkar, namun demikian masih dipercaya oleh publik dengan indikator meraih peringkat pertama pada pemilu legislatif tahun 2004.
Dari Iatar belakang tersebut diatas, pertanyaan penelitian yang diajukan adalah. Pertama, yaitu mencermati sejauh mana peran dan eksistensi Partai Golkar di era reformasi kedua, bagaimana strategi Partai Golkar dalam pemilu legisiatif tahun 2004 ditinjau dari teori tentang partai politik oteh Ramlan Surbakti. Demokrasi oleh Robert A. Dahl, Anthony H. Birch,. pelembagaan partai politik oleh Samuel P. Huntington.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data primer menggunakan wawancara mendalam terhadap informan sebanyak empat orang dan data - data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Partai Golkar dalam menghadapi Pemilu Legislatif tahun 2004 adalah pertama, melakukan pembenahan internal organisasi: yang meliputi perubahan struktur Partai Golkar dan konsolidasi organisasi. Kedua, penggatangan calon Iegislatif DPR-Rl dilakukan dengan mekanisme dari bawah (bottom-up) dan didukung oleh sistem skoring pembobotan yang dinilai dart DPD tingkat I (provinsi) maupun tingkat ll (kabupaten) serta didukung sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dan yang terakhir adalah menciptakan inovasi politik (konvensi) Partai Golkar.
Implikasi teoritik dari penelitian ini adatah berjalannya fungsi - fungsi partai politik di tubuh Partai Golkar seperti artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, komunikasi politik dan sosialisasi yang merupakan suatu cara memperkenalkan nilai - nilai potitik dan demokrasi. Pelembagaan partai politik seperti yang dikemukakan oleh Samuel P. Hungtington berlaku dalam penelitian ini, dimana kemampuan sebuah partai politik untuk menyesuaikan diri terhadap sebuah dinamika dan Iingkungannya dapat diukur dari segi umur sebuah organisasi, yang artinya semakin tua sebuah organisasi politik akan semakin banyak puta kemungkinan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya pada setiap jangka waktu tertentu berikutnya.

This research is set up by the success of Golkar Party which gets the first rank in the legislative election in 2004. It is interesting to be explored because the party goes in the reformation era while people oppose the party and demand its disposal. However, the party is still trusted by the voters as the first rank party in the election.
From that background, the research questions are tirst, identify the role and existence of the party in the era; second, examine the strategies of the party in the election based on theories of political party from Ramlan Surbakti; theory of democracy from Robert A. Dahl and Anthony H. Birch; and theory of institutionalisation of political party from Samuel P. Huntington.
To answer those questions, the writer applies qualitative approach and the technique of primary data collection is in-depth interview with four informants.
The result of the research shows that the strategies of Golkar Party in facing the election are first, improve the internal organisation such as structural changes and consolidation of the organisation; second, select candidates of legislative member for DPR through bottom up mechanism and supported by scoring system from DPD I in province level and DPD It in regency or city level and its high quality human resource. The last strategy is creating political innovation (convention) of the party.
Theoreticai implication of the research is that the functions of the party are running well such as interest articulation and aggregation, political communication and socialization as an alternative to introduce values of politics of democracy. Institutionalization of political party as generated by Huntington is applied in the research, that an ability of a political party to adapt its environment changes and dynamics can be measured from aspect of age of an organisation. The aspect indicates that older political organisation will have better opportunity to sustain its life in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Ichsan Firdaus
"ABSTRAK
Pasca reformasi 98 menjadi babak baru bagi Partai Golkar. Dulu sebagai partai
pemenang pemilu berturut-turut dengan meraup suara 70%-an ketika zaman Orde
Baru. Kini suaranya semakin menurun hingga mencapai 14%-an untuk saat ini.
Konsekuensinya penguasaan di pemerintah dan parlemen tidaklah semaksimal
seperti zaman sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena beberapa sebab seperti;
penarikan dukungan oleh birokrasi dan ABRI sebagai kekuatan Orde Baru,
melemahnya mesin politik Golkar, konflik internal, munculnya partai-partai baru,
beralihnya massa mengambang ke partai lain dan sistem pemilu yang telah
berubah. Merespon kondisi tersebut maka diperlukan desain strategi politik dalam
rangka pemenangan pada Pemilu 2019. Beban bertambah pada Pemilu 2019
diselenggarakan secara serentak. Pemilu legislatif dan presiden dilakukan dalam
satu putaran waktu. Tentunya bagi semua partai peserta pemilu belum mempunyai
pengalaman dalam membuat desain strategi pemenangan. Termasuk bagi Partai
Golkar. Tergambar tantangan bagi Partai Golkar pemilu 2019 akan semakin
kompleks. Dengan demikian perlu upaya dini membuat desain strategi politik
Partai Golkar dalam menghadapi Pemilu 2019. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam
kepada pengurus harian Partai Golkar tahun 2009-2014 yang membidangi
pemenangan. Hasil wawancara mendalam sebagai data primer dan didukung oleh
studi literatur dan data media sebagai data sekunder. Proses analisa dilakukan
menggunakan dua teknik yakni: analisa timeline dan analisa PESTL. Analisa
timeline menganalisa kondisi internal Partai Golkar berdasar kronologi waktu dari
awal berdiri hingga 2015. Hasil analisa ini menjelaskan dinamika dan perubahan
pola Partai Golkar saat zaman Orde Baru dengan Pasca Reformasi. Sedangkan
analisa PESTL mengambarkan lingkungan eksternal yang mempengaruhi Partai
Golkar dalam menghadapi Pemilu 2019. Dua hasil analisa tersebut menjadi bahan
dalam merumuskan desain strategi politik Partai Golkar menghadapi Pemilu
2019. Dari hasil penelitian, desain strategi tersebut terdapat empat cakupan utama
yakni: modernisasi partai, pendekatan massa mengambang, pengelolaan isu dan
rekayasa legalitas.

ABSTRACT
Post-reform era is a new phase for the Golkar Party. When First as the party
winning the elections in a row to garner 70% -an when the New Order era. Now it
decreases until 14% -an for now. Consequently tenure in government and
parliament is not as much as the previous times. This condition occurs due to
several reasons such as; withdrawal of support by the bureaucracy and the
military as the power of the New Order, the weakening of the Golkar political
machine, internal conflict, the emergence of new parties, the shift to a floating
mass of other parties and the chancing of electoral system. Responding to these
conditions, it is necessary to design a political strategy in order to award the
2019 Election Expenses increased in the 2019 election held simultaneously.
Legislative and presidential elections carried out in one round time. Of course,
for all the parties participating in the election does not have experience in making
design winning strategies. Including the Golkar Party. Illustrated the challenge
for the Golkar Party in 2019 elections will be more complex. Thus the need to
make early efforts to design a political strategy in the face of the Golkar Party
Election 2019. This research is a qualitative. Data collected through in-depth
interview to the daily board of the Golkar Party in 2009-2014 . The results of indepth
interviews as the primary data and supported by the literature and data
media as secondary data. The analysis process is done using two techniques
namely; PESTL timeline analysis and analysis. Timeline analysis to analyze the
internal condition of the Golkar Party based on the chronology of time from a
standing start to 2015. The results of this analysis to explain the dynamics and
changes in the pattern of the Golkar Party when the New Order era to the Post-
Reformation. While the analysis PESTL external environment affecting portrait of
the Golkar Party in the face of Election 2019. Two results of this analysis are
being incorporated into the design to formulate political strategy to face the
Golkar Party Election 2019. From the research, the design of the strategy, there
are four main coverage namely: the modernization of the party, mass approaches
floating, management and engineering issues of legality"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Ibrahim Malik
"Pemilu dalam Kondisi Vuca, karya Ibrahim Malik Tanjung, merupakan upaya penyempurnaan Pemilu 2024, berkaca dari pemilu terdahulu. Di tengah kebaikan sarana paling demokratis, terdapat ancaman VUCA yaitu Volatility, merujuk kepada kondisi labil, yang berubah sangat cepat dalam skala besar, Uncertainty, merujuk keadaan yang akan terjadi dan sulit diprediksi dengan akurat, Complexity, merujuk tantangan yang lebih rumit karena keterkaitan antar faktor, dan Ambiguity, merujuk kepada suatu kejadian dan mata rantai akibatnya.
Buku ini akan membahas mengenai bagaimana VUCA mempegaruhi demokrasi Indonesia khususnya terhadap Pemilu 2024, hal yang menjadi arena utama pembahasan buku ini yaitu; Pertama,menyangkut penyempitan daya saing elektoral secara bertahap, karena peraturan yang semakin membatasi, dan secara tidak langsung meningkatkan biaya politik. Kedua, beberapa segmen elit politik dipersenjatai dengan politik identitas, dengan minoritas menjadi korban utama dalam penggunana politik identitas. Ketiga, sementara kekuatan oposisi terutama bertanggung jawab atas lonjakan politik identitas, pihak eksekutif menanggapinya dengan menggunakan instrumen yang sangat tidak liberal untuk mempertahankan posisinya. Ini melibatkan penggunaan pasukan keamanan untuk melawan para kritikus; pemanfaatan instansi pemerintah untuk kepentingan Pemilu; dan eksploitasi pemerintah atas peningkatan konsentrasi kepemilikan di media.
Buku ini tepat hadir sebagai upaya pembaharuan dan evaluasi atas asumsi, teori, serta kritik kepada pemilu sebagai sarana demokratis, yang perlu dibaca oleh para peminat, pelaku dan pemegang regulator politik Indonesia."
Jakarta: PT Pustaka Obor Indonesia, 2023
324.6 TAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Cahyono
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992
297.636 HER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Krisnawan
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1997
079.598 YOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Cipto
Yogyakarta: Bigraf Publishing bekerjasama dengan Titian Illahi Press, 1997
324.2 BAM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1977
S10552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan demokrasi secara konstitusional dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Sementara itu pemilu adalah arena untuk mengekspresikan kebebasan rakyat dalam memilih dan menyeleksi pemimpinnya. Namun demikian, partai politik sebagai mesin politik yang efektif harus dapat memahami selera publik terutama terkait penentuan calon legislatif, calon preside dan clon wakil presiden dalam strateginya untuk menghadapi pemilu 2014. Jika tidak, partai politik akan ditinggalkan publik."
POL 4:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arifki
"Tulisan ini membahas tentang gangguan (disrupsi) yang terjadi pada Partai Golkar di Pemilu 2019 sejak dibentuknya relawan Golkar-Jokowi (Gojo). Pengaruh relawan Gojo terhadap rekrutmen politik tidak berdampak langsung karena Gojo dibentuk tidak berdasarkan perintah partai. Gojo mempengaruhi rekrutmen Partai Golkar sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan caleg. Relawan Gojo memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan bakal caleg Golkar dengan instrumen relawan. Sedangkan terhadap perubahan kampanye Partai Golkar, relawan Gojo memberikan dampak karena Golkar lebih kreatif memanfaatkan media sosial dengan memanfaatkan dukungan terhadap Jokowi. Dengan adanya Relawan Gojo maka kampanye-kampanye Partai Golkar lebih cepat dan dinamis, karena tidak lagi melalui jenjang organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep disrupsi Francis Fukuyama dan konsep pelembagaan Samuel P. Huntington. Temuan dari tulisan ini, lahirnya Gojo di Partai Golkar awalnya mendapatkan respon negatif dari beberapa kader karena menjadi hal baru di internal partai. Namun, pergerakan Gojo mampu memperkenalkan Golkar lebih cepat dan lebih baik dari infrastruktur kekuasaan yang sudah ada. Dari perubahan yang dibuat oleh Gojo terhadap rekrutmen dan kampanye Partai Golkar. Perubahan terhadap pola kampanye lebih terlihat dibandingkan rekrutmen politik.

This paper discusses the disturbances that have occurred to the Golkar Party in the 2019 Election since the formation of the Golkar-Jokowi (Gojo) volunteers. The influence of Gojo volunteers on political recruitment did not have a direct impact because Gojo was formed not based on party orders. Gojo influenced the recruitment of the Golkar Party before the General Elections Commission (KPU) determined the candidates. Gojo volunteers use social media to introduce prospective Golkar candidates with volunteer instruments. As for the changes to the Golkar Party's campaign, Gojo volunteers had an impact because Golkar was more creative in using social media by taking advantage of support for Jokowi. With the Gojo Volunteers, the Golkar Party's campaigns are faster and more dynamic, because they no longer pass through the organizational level. This study uses a qualitative method with a case study approach. The concepts used in this research are the disruption concept of Francis Fukuyama and the institutionalization concept of Samuel P. Huntington. The findings from this paper, the birth of Gojo in the Golkar Party initially received a negative response from several cadres because it was a new thing within the party's internal structure. However, the Gojo movement was able to introduce Golkar faster and better than the existing power infrastructure. From the changes made by Gojo to the recruitment and campaign of the Golkar Party. Changes to campaign patterns are more visible than political recruitment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>