Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S5592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Priatmojo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S6037
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S5822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmijati Marjam
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sukamto
Jakarta: LP3ES, 1999
306.6 SUK k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gotfridus Goris Seran
"Ditinjau dari aspek pemberian suara pemilih dalam pemilihan umum, tingkat partisipasi politik pemilih dalam pemilihan umum 1992 di Dati II Belu boleh dikatakan tinggi. Dari keseluruhan pemilih di Belu sebanyak 120.978 orang terdapat 118.590 pemilih (98,03 %) yang secara sah berpartisipasi memberikan suaranya dalam pemilihan umum 1992. Dari suara sah tersebut, Golkar mampu menguasai partisipasi politik pemilih dalam bentuk pemberian dukungan suara sebanyak 111.685 suara (94,18 %). Partisipasi politik pemilih ini terutama berasal dari segmen massa pemilih yang belum begitu memadai tingkat pendidikan, tingkat kehidupan ekonomi, dan sistem komunikasinya. Masyarakat pemilih dengan kondisi obyektif demikian gampang dimobilisasi. Mobilisasi dalam rangka penguasaan partisipasi politik pemilih oleh Golkar Dati II Belu tersebut ditempuh melalui elite yang direkrut dalam menghadapi pemilihan umum 1992.
Analisis mengenai rekrutmen elite dalam rangka penguasaan partisipasi politik pemilih dalam pemilihan umum 1992 oleh Golkar Dati II Belu menunjukkan setidak-tidaknya tiga hal. Pertama, dalam rangka penguasaan partisipasi politik pemilih dalam pemilihan umum 1992 Golkar Dati II Belu menempuh pola rekrutmen elite secara patrimonial. Pola patrimonial dalam rekrutmen elite ini ditempuh dengan dasar pemahaman bahwa setiap elite memiliki pengaruh besar terhadap massa pengikutnya sehingga elite yang direkrut oleh Golkar Dati II Belu untuk dicalonkan menjadi anggota DPRD dapat mempengaruhi dan menggalang massa pengikutnya untuk memberikan dukungan suaranya kepada Golkar. Dalam rangka pemilihan umum 1992 rekrutmen elite dalam Golkar (36 elite) secara konvensional ditempuh melalui jalur-jalur politik yang telah tersedia dengan Jalur A 3 elite (8,33 %), Jalur B 26 elite (72, 22 %), dan Jalur C 7 elite (19,45 %). Rekrutmen elite melalui jalur-jalur politik ini pada gilirannya dapat membentuk suatu keterikatan patrimonial-klientelistik antara elite dan massa pemilih sehingga dalam masyarakat patrimonial seperti masyarakat Dati II Belu elite dipandang sebagai tokoh panutan dimana himbauan, saran, dan nasehat seorang tokoh panutan dipakai oleh massa pemilihnya sebagai rujukan dalam berperilaku, termasuk perilaku memilih dalam pemilihan umum.
Kedua, dalam rekrutmen elitenya Golkar Dati II Belu juga menempuh pola korporatis. Dalam rangka pemilihan umum 1992 rekrutmen elite dalam Golkar yang ditempuh melalui jalur-jalur politik konvensional terutama didominasi oleh elite yang memposisikan diri sebagai aparat personifikasi kepentingan negara sebanyak 32 elite (88,89 %) dengan rincian 3 elite KBA atau Jalur A (8,33 %), 26 elite birokrasi atau Jalur B (72,22 %), dan 3 elite ormas pimpinan birokrat atau Jalur C (8,33 %). Sedangkan sisanya sebanyak 4 elite (11,11 %) berasal dari 1 elite ormas bukan pimpinan birokrat (2,78 %) dan 3 elite informal (8,33 %) yang merepresentasikan kepentingan massa rakyat. Konfigurasi rekrutmen elite seperti ini pada dasarnya menunjukkan bahwa Golkar yang memposisikan diri sebagai partai penguasa berupaya untuk mengkooptasikan berbagai kekuatan dalam rangka menjaga kekuasaan secara internal melalui pembentukan kekuasaan dalam Golkar dan melakukan pengendalian dan penguasaan massa rakyat secara eksternal melalui Golkar sebagai partai korporatis. Dalam pola korporatis ini, elite direkrut dari posisi-posisi penting dalam organisasi dan kelompok sosial yang hegemonik. Rekrutmen elite demikian dapat juga mencerminkan perwakilan kepentingan dan korporatisasi melalui organ-organ pendukung Golkar seperti ditunjukkan melalui jalur-jalur politik yang pada dasarnya berwujud ormas-ormas afiliasi.
Ketiga, elite, baik dari Jalur A, Jalur B, maupun Jalur C, yang direkrut menurut mekanisme penunjukan oleh Golkar Dati II Belu dalam pemilihan umum 1992, melakukan penggalangan berbagai kekuatan untuk dapat memberikan dukungan suaranya kepada Golkar. Penggalangan ini ditempuh melalui setidak-tidaknya tiga cara, yaitu (1) merangkul kalangan birokrat termasuk KBA, (2) merangkul elite ormas dan elite informal, dan (3) membangun hubungan dialogis antara Golkar dan massa rakyat melalui elite, formal maupun informal, yang direkrut tersebut. Intensnya penggalangan ini didukung pula dengan setidak-tidaknya tiga bentuk rekayasa politik, yaitu (1) meregulasi birokrasi termasuk ABRI dalam bentuk penggalangan anggota-anggotanya ke dalam wadah tunggal KORPRI, pensterilan birokrasi dari kekuasaan partai politik, dan pengaturan monoloyalitas termasuk melalui sumpah jabatan, (2) melekatkan struktur organisasi kepengurusan Golkar pada struktur birokrasi kekuasaan, dan (3) menyediakan dua jalur politik sekaligus, yaitu Jalur A dan Jalur B, di dalam Golkar yang pada dasarnya merepresentasikan kepentingan negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniadi
"Televisi sebagai media massa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
audiensnya, banyak renelitian yang telah membuktika hal tersebut. Gerbner (1956)
melakukan studi tentang efek televisi terhadap individu yang terkena terpaan televisi dan
yang tidak terkena terpaan, dari hasil J?enelitiannya dihasilkan Cu?tivation Theory. Di san
ia menjelaskan bahwa terpaan tayarigan televisi yang berkesinambungan mempengaruhi
pola pikir seseorang. T elevisi sebagai media, menampilkan realitas yang dibentuk · oleh
pekerja media. ealitas ini akan tert am dalam benak audien yang lambat laun akan
menjadi realita s0sial. Penanaman ini terjadi dalam kurun waktu tertentu. Banyak lagi
penelitian yang telah membuktikan pengaruh elevisi.
Penelitian ini pu masih.. dalam rangkaian pembuktian pengaruh televisi terhadap
individu, hanya saja jenis pengaruh yang menjadi fokus perhatian adalah pengaruh
terhadap nilat-nilai religius yang dimiliki oleh . individu. Banyak anggapan bahwa
televisimempunyai andil terhadap turunnya nilai-nilai masyarakat dewasa ini, namun
pembuktian dari an gapan tersebut ja ang sekali ditemukan. Penelitian ini mencoba
menjawab tantangan tersebut.
Pengaruh televisi terhadap individu tidak dilihat sebagai proses linear yang kaku,
seakan-akan tidak ada faktor lain yang turut mempengaruhi proses tersebut. Kondisi
lingkugan sekitarnya ataupun bentuk-bentuk pengaruh dari keluarga dan ternan
sepermainan turut membentuk nil i religius p,ada indiviou. Faktor-faktor lain dalam
proses tersebut berusaha diketengahkan dalam penelitian in·, namun penelitian ini tetap
memfokuskan pada kajian efek media tersebut, yakni pengaruh televisi terhadap
religiusitas seseorang. Apakah televisi menimbulkan efek yang mempengaruhi sistem
religius seseorang dengan latar belakang sistuasi religius lingkungan sekitarnya.
Latar belakang kondisi religius ini yang kemudian oleh Geertz dikategorikan
menjadi santri, abangan, dan priyayi ini kemudian banyak digunakan sebagai bahan
acuan dalam pengkategorian masyarakat Jawa. Hanya saja kemudia pengkategorian ini
mendapat banyak bantahan, karena abangan dan santri merupakan pengaktegorian
berdasarkan status religiusnya sedangkan priyayi lebih merupakan pengaktegorian
berdasarka status sosial yang dihubungkan dengan kedekatan pada komunitas keraton Penggunaan santri dan abangan dalam penelitia ini ingin menghindari kerancuan
pengaktegorian tersebut namun masih tetap melihat latar belakang religisu individu.
Santri digunakan untuk menunjuk pada se~orang yapg menuntut ilmu di pesantren
dan bertempat tinggal di sana. Istilah ini juga digunakan untuk menunjuk kelompok salah
satu agama yang berada di Jawa, yang ditandai dengan ketaatan dalam menjalankan
ibadah ritual serta berpegang teguh kepada doktrin agama. Abangan secara harfiah berarti
merahan, istilah ini dignakan untuk menunjuk 'kelompok yang mengaku muslim, tetapi
kurang acuh terhadap doktrin agama dan terpesona oleh detail keupacaraan dan slametan.
Kondisi masyarakat semacam ini masih terlihat di Cirebon. Pengambilan populasi pada
masyarakat Cirebon didasarkan pada latar belakang sejarahnya. Cirebon pernah menjadi
pusa penyebaran Islam pada akhir abad 18, di tempat ini pula pernah tinggal Sunan
Gunung Jati salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa. Kemudian
masyarakat Cirebon mernitiki karakteristik masyarakat yang dapat digolongkan pada dua
klasifikasi tersebut. perbedaan yang menyolok pada masyarakat tersebut adalah dengan
banyaknya pesantren yang berkembang di Cirebon namun banyak pula masyarakat yang
masih menganut adat peninggalan nenek moyang mereka.
Penggunaan media jika dilihat dari teori uses and effect memiliki tiga unsur ..
Pertama adalah konse uensi, konsekuensi di sini adalah e(ek kehilangan waktu, tidak
melakukan tindakan lain dan segala sesuatunya karena menggunakan media kedua adalah
effect, effect disini adalah pengaruh yang terjadi pada individu ~ena isi media yang
digunakan. Ketiga adalah konsefeks, . konsefeks disini adalah akibat yang dihasilkan
secara bersama-sama antara konsekuensi dan dan effect pada seseorang. Sedangkan
religius sebagai efek dilihat dalam tiga'dimensi efek, kognitif: afektif: dan konati£
Sesuai dengan paradigma positivis, penelitian ini menggunakan teknik analisa
statistik alpha cronbach, t test, pearson correlation, regresi linear, dan z test untuk dua
sampel independen. Sedangkan pengumpulari data primer menggunakan kuesioner,
namun untuk mendukung interpretasi penelitian ini menggunakan data literatur dan
wawancara terhadap tokoh yang kompeten. Pengambilan sampel menggun.ak,an{lustering
. sampling, sampel yang ditarik adalah 30 responden dari masing-masing karakteristik.
Clustering sampling ini mengakibatka hasil penelitian hanya bisa dilihat pada populasi
yang berdekatan dengan sampe~ tidak bisa diterapkan pada kelompok populasi
Analisa data yang melihat sampai hubungan p~ masing-masing dimensi
membuktikan beberapa hipotesis penelif ditolak, nilai signifikansi tidak mencapai
batas maksimum yang diperbOle an. Secara umum kesimputan yang dapat ditarik
adalah pola religius Santri memiliki religiusitas yang kuat. Sedangkan pada masyarakat
abangan po Ia religiusnya cenderung lebih lemah dibandingkan sntri. Nilai-nilai religius
· masyarakat abagan kuat pada level kognitif, tetapi pada level selanjutnya semakin
melemah. Pola menonton televisi santri hanya untuk · mengisi waktu luang saja,
sedangkan pada masyarakat abangan pola menonton televisi masyarakat abangan
merupakan masyarakat yang melakukan pemilihan cara televisi.
Hampir semua pengujian yang memasukkkan variabel ketiga tidak signifikan.
Berarti bahwa sosialisasi agama tidak mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dan dependen. Ada uji antar hubungan yang ~cara signifikan membuktikan
bahwa variabel ternan dan keluarga ini mempengaruhi hubungan antara televisi dan
religiusitas. Pada masyarakat santri variabel ternan mempengaruhi hubungan televisi dan religiusitas pada hubungan antara konsekuensional dengan religisusitas, konsekuensional
dengan aspek kognitif religiusitas, dan konsekuensional dengan aspek afektif religiusitas.
Hubungan antara isi televisi dan religiusitas temyata berbanding positif. Efek
televisi mempunyai arah positif terhadap religiusitas, semakin besar efek yang terjadi
maka sernakin besar pula religiusitas seseorang. Jadi semakin menggunakan isi televisi
maka sernakin religius. Hal ini karena sampel memiliki penanaman religiusitas yang kuat.
Keinudian hal ini membe~t~ filter pada mereka untuk menerirna pengaruh dari televisi.
Penggunaan pandaiigan active audiens yang melatar belakangi teori uses and effect
. telah dibuktikan pada sampel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini sudah
berusaha membuktikan hubungan antara penggunaan televisi dengan efek religiusitas
audiens. Namun disadari penelitian ini masih tetap memiliki kekurangan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irfan Abdurahman
"Tesis ini membahas pemaknaan pemilih santri terhadap simbol agama Islam pada kampanye pemilu presiden 2014. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi transendent. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa makna memilih santri yang berdasarkan pada simbol agama Islam dibagi kedalam dua kategori yaitu; pemilih santri konservatif dan pemilih santri sekuler. Ulama menjadi simbol yang signifikan terhadap pemilih santri dalam interaksi selama kampanye politik berlangsung. Sedangkan simbol agama Islam secara umum dimaknai sebagai bentuk politisasi untuk meraih dukungan publik. Adapun makna lain yang muncul adalah simbol agama Islam sebagai identitas, menunjukkan kualitas, syiar Islam, dan sebagai tanda positif.

This thesis discusses the meaning of santri voters on Islamic symbols in presidential election campaign 2014. This study uses a constructivist paradigm with qualitative approach and methods of phenomenology transendent. Based on the results, this study found that the interpretation of santri on their choice that based on Islamic symbols divided into two categories; santri conservative voter and santri secular voter. Ulama become a significant symbol for the santri in interaction during a political campaign. While the Islamic symbol generally interpreted as a form of politicization to gain public support. The other meaning that emerges is a religious symbol of Islam as an identity, show quality, Islamic syiar, and as a positive sign."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T42929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>