Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etty Indriati, 1963-
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011
616.855 ETT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Multazam
"Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeteksi awal keterlambatan bahasa dan bicara menggunakan early language milestone scale 2 (ELMS2) pada anak usia 18-36 bulan dengan faktor yang memengaruhi dan hubungannya dengan riwayat lahir prematur. Jumlah subjek penelitian sebesar 96 subjek, dengan 48 subjek anak lahir prematur (kelompok studi) dan 48 subjek anak lahir cukup bulan (kelompok kontrol). Sebanyak 22 subjek (68,8%) anak dengan riwayat lahir prematur mengalami keterlambatan bahasa dan bicara dibandingkan anak cukup bulan, p = 0,017; OR 3,2 (1,3-7,9). Faktor riwayat perawatan NICU, p < 0,001; OR 5.4 (2.0 - 14.5), riwayat kuning (jaundice), p = 0,046; OR 2.8 (0.9 - 7.7), riwayat kelurga dengan gangguan bahasa dan bicara, p = 0,003; OR 3.4 (2.5 - 4.6), jumlah screen time ³ 2 jam, p= 0, 030; OR 2.6 (1.0 – 6.5), status ekonomi, p= 0,017, dan pendidikan ibu, p<0,001 merupakan faktor yang memengaruhi kejadian keterlambatan bahasa dan bicara, sedangkan jumlah anak, p = 0,378 dan bilingualisme, p= 0,204, tidak memengaruhi kejadian keterlambatan bahasa dan bicara.

This study aims to detect early language and speech delays using the early language milestone scale 2 (ELMS2) in children aged 18-36 months with influencing factors and their relationship with a history of premature birth. The number of study subjects was 96 subjects, with 48 subjects born prematurely (study group) and 48 subjects born at term (control group). A total of 22 subjects (68.8%) of children with a history of preterm birth had language and speech delays compared to full-term children, p = 0.017; OR 3.2 (1.3-7.9). Factors such as history of NICU care, p < 0.001; OR 5.4 (2.0 - 14.5), history of jaundice, p = 0.046; OR 2.8 (0.9 - 7.7), family history of language and speech disorders, p = 0.003; OR 3.4 (2.5 - 4.6), screen time ≥ 2 hours, p = 0, 030; OR 2.6 (1.0 - 6. 5), economic status, p = 0.017, and maternal education, p < 0.001 were factors that influenced the incidence of language and speech delay, while the number of children, p = 0.378 and bilingualism, p = 0.204, did not influence the incidence of language and speech delay."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Novliarahma
"Gangguan dalam perkembangan bahasa menghambat anak usia prasekolah untuk berinteraksi dengan kemudahan dan kelancaran yang setara dengan anak pada umumnya dan hal itu dapat memicu masalah emosi. Anak usia prasekolah yang mengalami gangguan perkembangan bahasa juga mengalami kesulitan dalam meregulasi emosi mereka dengan baik. Penelitian ini berupaya untuk mencari tahu strategi regulasi emosi apa saja yang digunakan oleh anak di usia prasekolah dengan perkembangan bahasa atipikal, serta membandingkannya dengan strategi regulasi emosi yang digunakan anak usia prasekolah dengan perkembangan bahasa tipikal. Partisipan penelitian ini terdiri 119 orang tua/pengasuh dari anak usia prasekolah (3-5 tahun). Data dalam penelitian ini diambil menggunakan Speech and Language Developmental Milestones (SLDM) untuk membedakan partisipan berdasarkan perkembangan bahasa anak (atipikal dan tipikal). Selain itu, Emotion Regulation Skills Questionnaire (ERSQ) digunakan untuk mengukur strategi regulasi emosi anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi regulasi emosi yang dominan digunakan oleh kelompok atipikal adalah venting, support seeking, dan comfort seeking. Hasil analisis statistik diferensial menunjukkan bahwa ada perbedaan strategi regulasi emosi antara kelompok atipikal dan tipikal. Untuk ke depannya, penelitian ini diharapkan dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan metode penelitian lain agar dapat memperdalam pemahaman mengenai strategi regulasi emosi anak usia prasekolah berdasarkan perkembangan bahasa.

Preschool children with language difficulties are at risk of experiencing more socio-emotional related problems compared to those who are typically developed. Previous studies have also found that language difficulties may negatively affect preschool childrens' emotion regulation skills. The purpose of this study is to find out which emotion regulation strategies are most likely to be used by preschool children with an assumed language difficulty (atypical) and to compare them with those who are typically developed. A total of 119 participants consisted of parents/caregivers of preschool children (3-5 years) were grouped based on child language development (atypical and typical) using the Speech and Language Developmental Milestones (SLDM). Childrens' emotion regulation strategies were measured using the Emotion Regulation Skills Questionnaire (ERSQ). Results showed that preschool children in the atypical group tend to use venting, support seeking, and comfort seeking to regulate their emotions. Differential test results showed that there is a significant difference of emotion regulation strategies between preschool children in both language development groups. Future studies are to be improved by using different research methods in order to obtain a deeper understanding of emotion regulation strategies in preschool children based on their language development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikari Ambara Sjakti
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T22665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikari Ambara Sjakti
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T22665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Anggoro
"Kita tentu memahami bahwa otak adalah pengendali dari segala hal yang superkompleks dalam aktivitas kita. Peran otak dalam bidang bahasa memang tidak lagi menjadi hal yang aneh bagi Para ahli bahasa, namun masih banyak hal yang belum diketahui, justru oleh mahasiswa bahasa sendiri. Inilah yang menjadi sebuah misteri yang menarik untuk diamati. dari berbagai bidang bahasa, mulai dari bunyi, bentuk kata, kalimat, nada kalimat, dan segala aspek bahasa, temyata memiliki tempat pengendalian masing-masing di otak. Hal inilah salah satu faktor yang sangat menarik untuk saya teliti. Saya memulainya dengan susunan bunyi, yaitu bagaimana bunyi-bunyi dipertukarkan oleh seseorang yang menderita luka pada otak mereka. Saya lebih memfokuskan penelitian ini pada orang-orang yang menderita afasia wernicke, yaitu salah satu jenis sindrom yang diakibatkan oleh adanya luka di bagian atas otak bagian belakang. Penelitian ini, tentu saja saya lakukan pada penderita afasia wemicke yang berbahasa Indonesia. Sumber informannya adalah pasien yang didiagnosis di Klinik Fungsi Luhur RSCM pada jangka waktu 2000-2002. Hasilnya, sangat jelas bahwa dari dua orang penderita yang saya teliti ternyata menunjukkan gejala yang sama, yaitu yang paling tampak adalah mereka sering mempertukarkan bunyi-bunyi konsonan lamino palatal dan vokal-vokal rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmani Nur Indah
Malang: UIN-Malang Press, 2012
401.93 ROH g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Yusfitanti
"Prinsip Kerja lama merupakan bagian dari teori implikatur percakapan yang dikemukakan oleh Grice (1975). Bagian yang ditekankan pada teori implikatur percakapan adalah bagaimana orang menggunakan bahasa. Konsep ini timbul dari pendapat Grice yang menyatakan bahwa ada seperangkat asumsi yang melingkupi dan mengatur kegiatan percakapan sebagai suatu tindakan berbahasa. Grice menjelaskan bahwa perangkat asumsi memandukan tindakan orang dalam percakapan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang baik. Panduan itu adalah kerja sama yang diperlukan oleh orang-orang yang terlibat dalam percakapan untuk dapat menggunakan bahasa secara efektif dan efisien. Grice membagi perangkat asumsi panduan tersebut menjadi empat aturan percakapan dasar. Menurut Grice, keempat aturan percakapan itu merupakan dasar-dasar umum (general principles) yang mendasari kerja sama dalam percakapan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizma Angga Puspita
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penggunaan alat-alat kohesi leksikal pada tuturan anak-anak di daerah Pati, Jawa Tengah, yang memperoleh paparan dua bahasa, yakni bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah 1 bagaimana penggunaan alat kohesi leksikal dalam membentuk hubungan kohesif antarbagian pada struktur narasi lisan berbahasa Indonesia; 2 bagaimana penggunaan jenis-jenis alat kohesi leksikal yang ditemukan; dan 3 apa yang memengaruhi penggunaan-penggunaan alat kohesi leksikal tersebut. Partisipan di dalam penelitian ini adalah anak-anak Pati N=51 yang bersekolah di SD kelas 1, 2, dan 3, dengan rentang usia 6;0-9;0. Penelitian ini menggunakan teknik elisitasi dengan instrumen utama berupa film bisu The Pear Story. Peneliti menggunakan bahasa Indonesia dalam instruksinya. Penelitian ini didukung oleh observasi dan kuesioner penggunaan bahasa. Analisis kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk melihat kecenderungan dalam penggunaan alat kohesi leksikal. Dari hasil analisis ditemukan bahwa anak-anak tersebut, terutama anak kelas 3, sebagian dapat menggunakan alat kohesi leksikal untuk menghubungkan antarbagian dalam struktur narasi. Akan tetapi, ada juga anak, terutama anak kelas 1 dan 2, yang belum mampu. Repetisi ditemukan paling dominan di antara penggunaan alat kohesi leksikal yang lain, yaitu hiponimi, hipernimi, sinonimi, dan antonimi. Alat kohesi leksikal, selain sebagai penghubung antarbagian dalam struktur, juga digunakan untuk mengoreksi ujaran, mencari kata yang spesifik, dan berpikir. Hal-hal terkait temuan penggunaan alat kohesi leksikal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan bahasa anak, paparan dua bahasa dari lingkungan, dan metode penelitian.
ABSTRACT
The thesis discusses the use of cohesive devices in children rsquo s narratives in the area of Pati, Central Java, who are exposed to two languages, Javanese and Indonesian. The questions to be addressed are 1 how the use of lexical cohesion devices creates the connection between elements of narrative 2 how children use of lexical cohesion devices and 3 what influences the use of such lexical cohesion devices. The participants in this study are elementary school children in Pati N 51 of the first, second, and third grade, their age range are 6 0 to 9 0. This research uses elicitation technique with silent film The Pear Story as the main instrument. Instructions are given in Indonesian. This study is supported by observations and parental questionnaires of language use. Qualitative and quantitative analyses are used to see tendencies of the use of lexical cohesion devices. It is found that these children, especially 3rd graders, could use lexical cohesion devices to creates cohesive the narrative structure. However, there are also children, especially children of grade 1 and 2, who have not been able yet to create it. Repetition is found to be the most dominant lexical cohesion devices among the others. Lexical cohesion devices are also used to correct speech, to show that they search for specific words and think. The findings of the use of such lexical cohesion devices are influenced by the stage of their languae development, the exposure of two languages of the environment, and the method of the research. "
2018
T49448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>