Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Putu Reza Noor Fadillah
"Skripsi ini membahas tentang tema nasionalisme yang diangkat oleh para sineas Cina dalam film-film karya mereka dan kaitanya dengan pembangunan reputasi Cina di dunia internasional untuk bersaing dengan Amerika Serikat. Film Ip-Man dan Ip-Man 2 merupakan dua buah judul film karya sineas Cina yang didalam ceritanya terdapat unsur nasionalisme yang cukup kental. Tidak hanya nasionalisme, kedua film tersebut juga menampilkan berbagai bentuk kebudayaan tradisional Cina serta pesan-pesan yang dapat mendukung Cina untuk membangun reputasi di dunia internasional.

This thesis main theme discusses about nationalism raised by Chinese filmmakers through films and its relation with the development of China's international reputation to compete with the United States. IP-Man movie and IPMan 2 are the title of two films produced by Chinese filmmakers which shows condensed elements of nationalism. Beside nationalism, both films also display various forms of traditional Chinese culture within the supporting messages for China to build a significant reputation in the eyes of the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Aufa Fitri
"Artikel ini membahas tentang Pertjatoeran Doenia dan Film sebagai majalah film yang bercorak nasionalisme Indonesia. Majalah ini terbit pada 1941 – 1942 seiring dengan sifat pergerakan nasional Indonesia yang condong ke arah kooperatif dan pengembangan kemajuan bangsa melalui ekonomi, usaha-usaha dagang, sekolah, dan juga pers Indonesia. Di saat yang sama, terjadi peningkatan signifikan pada produksi film di Hindia Belanda menyusul kesuksesan Terang Boelan (1937) yang membuktikan bahwa resep tertentu dalam membuat film dapat menjanjikan keuntungan finansial yang besar. Majalah ini kemudian muncul untuk mendukung industri film yang sedang berkembang di Hindia Belanda dan mengarahkannya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pertjatoeran Doenia dan Film memiliki peran dalam membangun rasa nasionalisme bangsa Indonesia melalui diskursus- diskursus yang termuat dalam lembaran majalah mengenai hakikat film Indonesia, hubungan antara modernisme dan kemajuan bangsa, hingga pemberitaan-pemberitaan tentang politik pergerakan menjelang akhir kolonialisme Belanda. Untuk mencapai kesimpulan tersebut, digunakan sembilan nomor majalah Pertjatoeran Doenia dan Film dan dianalisis dengan berbagai literatur tentang periode akhir kolonialisme Belanda. Sebagai soft media yang mengedepankan berita hiburan, majalah ini dapat lolos menyuarakan cita-cita kaum pergerakan pada masa itu tanpa diberangus oleh pemerintah.

This article discusses Pertjatoeran Doenia dan Film as film magazine with Indonesian nationalism as its characteristic. This magazine published in 1941-1942 along with the nature of Indonesian national movement by its cooperative and national development through economy, trading businesses, schools, and Indonesian press. At the same moment, there was significant increase of Dutch East Indies‟ film industry following the success of Terang Boelan (1937) that proved a certain recipes in film making could bring huge number of financial returns. Then, this magazine appeared to support the developing film industry in Dutch East Indies and make it beneficial to the behalf of Indonesia nation. From this research, it can be concluded that Pertjatoeran Doenia dan Film has a role in developing sense of Indonesian nationalism through discourses contained in the magazine about the essence of Indonesian film, the connection between modernism and nation development, and coverage of political movement in the end of Dutch colonialism in Indonesia. In reaching that conclusion, nine numbers of series of Pertjatoeran Doenia dan Film magazine were used and analyzed with various literatures about the late period of Dutch colonialism. As a soft media delivering entertainment news, this magazine was able to voicing the ideals of the nationalists at the time without being suppressed by the government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Renanda Rizka Putra
"ABSTRAK
Di tengah absennya tim nasional Belanda dalam ajang Piala Dunia 2018 di Rusia, muncul
sebuah film romance-commedy yang mengangkat kejayaan Belanda di Piala Dunia 2010
di Afrika Selatan. Film berjudul Gek Van Oranje (2018) karya Pim Hoeve ini berbentuk
mosaik cerita tentang kisah beberapa tokoh yang tidak saling berkaitan, selama mengikuti
perhelatan pertandingan Piala Dunia 2010. Keunikan dari film ini adalah antusiasme para
tokoh dalam mendukung tim negaranya dalam setiap pertandingan Piala Dunia 2010 yang
berkaitan erat dengan kecintaan terhadap negara atau nasionalisme. Penelitian ini
mencoba mengkaji lebih lanjut bagaimana hubungan sepakbola dan nasionalisme
dihadirkan melalui simbol-simbol dalam film tersebut. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut digunakan teori tanda dalam semiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sepakbola berdampak positif terhadap rasa nasionalisme masyarakat Belanda. Hal ini
karena sepakbola menjadi wadah untuk mengekspresikan dan mewujudkan nasionalisme
melalui penggunaan simbol-simbol negara dan tradisi-tradisi tertentu selama mengikuti
pertandingan sepakbola. Selain itu, sepakbola juga menjadi momen untuk menyuarakan
kesetaraan kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda.

ABSTRACT
Amidst the absence of the Netherlands in the World Cup 2018 in Russia, a romancecomedy
film is released, which brought up the glory of the Netherlands in the World Cup
2010 in South Africa. The film titled Gek Van Oranje (2018) which is directed by Pim
Hoeve consists of a mosaic stories of several characters who are not related during the
football matches in World Cup 2010. The uniqueness of this film is the enthusiasm of
each character in supporting their country's team in every match during World Cup 2010,
which is allegedly related to the love of patriotism or nationalism. This research attempts
to further examine how the relation between football and nationalism is presented through
the symbols in the film. To answer the question, the theory of signs in semiotics which
studies the meaning in signs is used. The results show that football has positive impacts
on the sense of nationalism in Dutch society. This is because football has the role as the
medium for expression and showing nationalism through the use of the symbols of the
state and the preservation of certain traditions during the football matches. In addition, football match will also be the moment to voice the equality of different groups in the society."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid M L Pietersz
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang propaganda patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat AS dalam film American Sniper 2014 . Penelitian memanfaatkan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis konten dimana Film American Sniper 2014 berfungsi sebagai teks. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menemukan bahwa patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat yang direpresentasikan dalam film American Sniper 2014 adalah patriotisme dan nasionalisme yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak usia dini, berakar dari nilai-nilai Protestantisme, tak kunjung padam , mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Patriotisme dan nasionalisme sangat penting bagi Amerika Serikat terlebih di masa kini untuk menjaga keutuhan dan persatuan warga Amerika Serikat yang majemuk dan untuk membangun kesadaran warga AS agar ikut aktif memerangi terorisme yang mengancam negara dan mempropaganda negara-negara di dunia untuk mendukung perang terhadap terorisme. Kata kunci:Propaganda, Patriotisme, Nasionalisme, Film, American Sniper 2014

ABSTRACT
This thesis examines the propaganda of patriotism and nationalism of the United States of America in the American Sniper 2014 film. The research utilizes a qualitative research approach with content analysis methods in which the American Sniper 2014 film serves as text. The process of collecting data is done through literature study. The results of the study found that the patriotism and nationalism of the United States represented in the American Sniper 2014 film are patriotism and nationalism instilled by parents to children from an early age, rooted in the values of Protestantism, unflagging and prioritizing the interests of the state above personal interests. Patriotism and nationalism are so important to the United States especially nowadays to preserve the integrity and unity of the plural American citizens and to build awareness of US citizens to actively engage in the fight against terrorism that threatens the state and propagandize countries in the world to support the war on terrorism. Keywords Propaganda, Patriotism, Nationalism, Film, American Sniper 2014 "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janike Paulina Simaela
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5320
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dyah Agustina
"Nasionalisme banal merupakan konsep di mana media melakukan ritual mengingatkan kedudukan negara dalam masyarakat untuk mengukuhkan nasionalisme melalui hal banal atau dangkal. Film olahraga merupakan salah satu sarana mengukuhkan nasionalisme. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana pandangan kritikus film mengenai nasionalisme banal yang tampak di dalam film olahraga Indonesia setelah reformasi. Dalam melihat penggambaran nasionalisme banal dalam film olahraga, hal yang perlu diperhatikan adalah penokohan, alur cerita, dan penggunaan identitas negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif deskriptif dengan paradigma konstruktivis. Data dikumpulkan melalui wawancara kritikus dan data sekunder mengenai film olahraga setelah reformasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana film olahraga pasca reformasi ditampilkan untuk mengukuhkan nasionalisme pada tataran banal. Pengukuhan nasionalisme ini dilihat semakin banal hingga mengarah pada komodifikasi.

Banal nationalism is a concept in which the media perform a ritual reminder of the state in society to strengthen nationalism. Sports film is one of many ways to strengthen nationalism. The purpose of this study was to describe how the views of film critics about banal nationalism which appeared in Indonesia post-reform sports films. In looking at the depiction of banal nationalism in sports film, the thing to note is the characterization, plot, and the use of state identity. This study used a descriptive approach qualitative constructivist paradigm. Data were collected through interviews and secondary data critics about the films. The results of this study show how the post-reform sports films shown to strengthen banal nationalism. Banal nationalism is seen to lead to commodification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Fatmah Ariestiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi nasionalisme pada peristiwa Gwangju Uprising yang ditunjukkan dalam film Taeksi Unjeonsa. Taeksi Unjeonsa adalah salah satu film terlaris di Korea Selatan karya Sutradara Jang Hoon yang dirilis pada tahun 2017. Film ini mengangkat kisah tentang seorang sopir taksi dan reporter asal Jerman yang bekerjasama dalam mengungkap fakta mengenai gerakan Gwangju Uprising di tahun 1980. Gwangju Uprising merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Korea Selatan karena menjadi langkah awal bagi kemajuan sistem demokrasi di negeri tersebut.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana representasi nasionalisme pada peristiwa Gwangju Uprising yang digambarkan dalam film Taeksi Unjeonsa. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan teori nasionalisme dan representasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap masyarakat Korea Selatan dalam film Taeksi Unjeonsa sudah merepresentasikan nasionalisme dilihat dari pendekatan reflektif. Adegan dan dialog dalam film ini menunjukkan adanya aspek-aspek nasionalisme yaitu rela berkorban, mengutamakan persatuan dan kesatuan, cinta tanah air, serta berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah.

This research aims to examine the representation of nationalism shown in the movie Taeksi Unjeonsa during Gwangju Uprising. Taeksi Unjeonsa is one of the best-selling movies in South Korea directed by Jang Hoon in 2017. This movie tells the story about a taxi driver and a reporter from Germany who teamed up to expose facts about Gwangju Uprising in 1980. Gwangju Uprising is one of the most important events in the history of South Korea because it is the first step in the progress of democratic system there.
This research discusses about how representation of nationalism during Gwangju Uprising potrayed in the movie Taeksi Unjeonsa. This research was conducted with a qualitative descriptive method and used the theory of nationalism and representation.
The results shows that based on a reflective approach, South Korean`s behaviour in the movie has represented nationalism. The scenes and dialogs in this film shows the aspects of nationalism such as the willing to sacrifice, prioritizing the national unity, love for the nation, having the spirit of a reformer and doesn`t give up easily.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Liem Satya Limanta
"

Disertasi ini membahas bagaimana perempuan dikonstruksi dalam representasi nasionalisme pada tiga film daerah perbatasan Indonesia. Ketiga film yang dikaji, Tanah Air Beta, Batas, dan Tanah Surga Katanya...dianalisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan konsep utama tentang bangsa, nasionalisme dan identitas nasional, konsep unsur-unsur formal dan naratif film, dan konsep pendukung Jakarta gaze dan tourist gaze. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana konstruksi perempuan dalam menyoal nasionalisme dalam film perbatasan dilakukan, bagaimana konstruksi perempuan dalam menghadirkan nasionalisme melalui simbol-simbol dalam ketiga film, dan bagaimana konstruksi perempuan dalam menyikapi oposisi biner terkait nasionalisme dalam ketiga film daerah perbatasan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana konstruksi perempuan dalam representasi nasionalisme dalam ketiga film daerah perbatasan menunjukkan peran perempuan terkait isu nasionalisme. Penelitian ini menemukan bahwa konstruksi perempuan dalam representasi nasionalisme di dalam film-film daerah perbatasan Indonesia dilakukan melalui agensi perempuan sebagai single mother dan guru, agensi perempuan terkait simbol-simbol nasionalisme, dan agensi perempuan dalam menyikapi oposisi biner antara pusat dan pinggiran serta antara Indonesia dan non-Indonesia. Dalam konstruksi tersebut ditemukan bahwa perempuan berperan sangat penting dalam menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.


This dissertation discusses how women are constructed in the representation of nationalism in three Indonesian border films. The three films, namely Tanah Air Beta, Batas, and Tanah Surga Katanya...were analyzed with a qualitative method applying the main concepts of nation, nationalism, national identity, formal and narrative elements of film, and supporting concepts of Jakarta and tourist gaze. The problems to be discussed cover the questions on the construction of women in nationalism issues in border films, on the construction of women in representing nationalism through certain symbols, and on the construction of women in giving response toward the binary oppositions related to nationalism in the three Indonesian border films. The purpose of this research is to show the expansion of womens roles in relation to nationalism issues. This research finds that the construction of women in representing nationalism in Indonesian border films is carried out through womens agency as single mothers and teachers, through their agency in relation to symbols of nationalism, and through their agency in giving response toward the binary opoosition between the centre (Jakarta) and periphery and also between Indonesia and non-Indonesia. The construction shows that women play a very important role in instilling the pride of being Indonesians and sharpening the sense of nationalism in daily life.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2751
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu
"Skripsi ini membahas representasi perempuan Cina dalam film animasi
yang diproduksi oleh the Walt Disney Company (Disney) berjudul "Mulan". Film animasi Disney kerap diposisikan sebagai film anak-anak yang steril dari muatan ideologis sehingga masih sedikit kajian kritis yang menga alisa film animasi Disney. Salah satu sebabnya adalah politics of innocence yang selama ini dilakukan Disney sebagai tameng untuk menutupi 1 otif ekonomi dan ideologi dalam setiap produksinya.
Di tengah menghangatnya wacana publik mengenai feminisme dan
multiku ltu ra lisme di Amerika Serikat, Disney emproduksi film animasi tentang kepahlawanan seorang perempuan Cina berjudul "Mulan". 'fema yang diambil film animasi ini berbeda denga kecenderungan film animasi dengan tokoh perempuan yang diproduks' Disney sebelumnya, yang tiaak pernah keluar dari narasi dom in an tokoh perempuan yang berasal dari dongeng Eropa, yang berperan sebagai putri kerajaan yang lemah dan selalu membutuhkan bantuan pangeran pujaannya.
Disney merepresentasikan perempuan Cina dalam film animasi "Mulan"
sebagai perempuan yang tidak mengikuti narasi dominan yang berlaku di
masyarakatnya yang patriarkh. Mulan direpresentasikan sebagai perempuan prajurit meskipun hukum yang berlaku di masyarakatnya pada saat itu melarang perempuan untuk ikut berperang. Narasi yang dibangun Disney dalam film animasi ini pada akhirnya harus berkompromi dengan narasi film-film komersial
Disney pada umumnya. Mulan yang pada akhir cerita dianggap sebagai pahlawan, tidak bisa terlepas dari tuntutan masyarakat sekitar yang masih menganggap kesuksesan perempuan belum lengkap tanpa kehadiran laki-laki sebagai pasangan hidupnya. Pengakuan keragaman kultur (dalam hal ini kebudayaan Cina) dan prinsip feminisme yang membebaskan perempuan dari dominasi pemikiran masyarakat yang patriarkh dalam "Mulan" tidak pernah bisa lepas dari motif
komersial dan· ideologis Disney sebagai produsernya"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>