Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Pradipta
"Kegiatan dan penelitian biomedis dibutuhkan cold storage yang mencapai -80oC dan untuk itu digunakan mesin refrijerasi cascade. Studi simulasi dan eksperimen sebelumnya mengindikasikan campuran karbondioksida dan ethane mampu mencapai temperatur -80oC (Darwin et.al, 2008). Namun demikian, temperatur minimum tersebut masih belum stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari kerja prestasi yang optimal dari sistem refrijerasi cascade dengan menggunakan campuran ethane dan karbon dioksida. Kinerja sistem refrijerasi cascade dipengaruhi oleh temperatur pada alat penukar kalor, untuk mencari kerja prestasi (COP) optimal dilakukan dengan cara menganalisa pengaruh beban pendinginan terhadap kinerja sistem refrijerasi cascade melalui variasi beban pendinginan dan varisasi panjang pipa kapiler. Temperatur evaporasi low stage terendah pada pengujian mencapai -50,89 °C. Nilai COP tertinggi adalah 0,43 yang terdapat pada pipa kapiler dengan panjang 3 meter pada beban 60 watt.

Research and activity biomedical need the cold storage that reach -80 °C and cascade refrigeration machine is used. Cascade refrigeration system consist of two refrigeration machine minimum that are connected to heat exchanger (ASHRAE handbook, 2006). Simulation and experimental studies before indicate mixture of carbon dioxide and Ethane can reach the temperatures -80 ° C (Darwin et.al, 2008). However, the minimum temperature is not stable.
The objective of this research is to find out optimal work performance from cascade refrigeration system by using the mixture of ethane and carbon dioksida. Cascade refrigeration system performance is affected by temperature at the heat exchanger. Finding out of work performance (COP) optimally performed by analyzing the influence of cooling load to cascade refrigeration system performance through cooling load and capillary tube length variations. In testing stage, evaporation temperature the lowest of low stage is -50.89 °C. The highest COP is 0.43 that can be found in the capillary tube with length of 3 meters at 60 Watts load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1769
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto Purnomo
"Cold storage untuk kebutuhan biomedis disyaratkan dapat mencapai -80oC dan untuk itu digunakan sistem refrigerasi cascade (Tianing et al, 2002). Sistem refrigerasi cascade masih menggunakan refrigeran CFC dan HCFC. Campuran azeotropis karbondioksida dan ethane merupakan refrigeran alternatif yang menjanjikan. Studi simulasi dan eksperimen mengindikasikan campuran karbondioksida dan ethane mampu mencapai temperatur -80oC (Darwin et.al, 2008). Namun demikian, temperatur minimum tersebut masih belum stabil. Hal ini diduga karena pengaruh temperatur evaporasi High Stage /HS yang tidak optimal dalam mngalirkan panas ke sistem Low Stage. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan berkonsentrasi pada pengaruh temperatur evaporasi terhadap kerja sistem cascade dengan variasi pembebanan.

Abstract
Cold storage for biomedical needs required to achieve-it's -80 ° C and used for cascade refrigeration system (Tianing et al, 2002). Cascade refrigeration system is still using CFC and HCFC refrigerants. Azeotropis mixture of carbon dioxide and Ethane is a promising alternative refrigerants. Simulation and experimental studies indicate a mixture of carbon dioxide and Ethane capable of reaching temperatures -80 ° C (Darwin et.al, 2008). However, the minimum temperature is still not stable. This is presumably because the effect of temperature evaporation Stage High / HS that is not optimal in transferring heat to Low Stage system. Based on these two studies will concentrate on the effect of temperature on the evaporation cascade system works with a variety ofloading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Suhenda
"Dalam penelitian ini akan dibahas tentang perancangan alat uji aliran evaporasi dua fase dengan menggunakan kanal mini horizontal. Adapun alat ujinya terdiri atas bagian test section yang terbuat dari pipa stainless steel dengan diameter dalam 3 mm, diameter luar 5 mm dan panjang 1000 mm yang diberikan flux kalor yang seragam disepanjang pipa tersebut dengan mengalirkan arus listrik dan memberikan insulasi pada bagian luar test section untuk meminimalisasi kalor yang terbuang ke lingkungan. Dimana flux kalor yang diberikan pada test section besarnya dapat divariasikan mulai dari 5 kW/m2 s/d 15 kW/m2. Untuk perancangannya dilakukan perhitungan perhitungan terhadap berbagai komponen yang akan digunakan, serta menggunakan software pembantu perancangan CATIA V5R17, sebagai perencanaan alat uji yang akan dibangun. Alat uji ini terdiri dari be berapa komponen penting diantaranya adalah refrigerant kerja (R-22) Tube in tube Heat Exchanger sebagai penukar kalor, Test Section sebagai area yang diamati, dan Receiver tank yang digunakan untuk menampung refrigerant yang kemudian akan ditimbang menggun akan timbangan digital.

In this study will be discussed about the design of test equipment evaporative twophase flow by using a mini horizontal channel. As for the test equipment consists of the test section is made of stainless steel pipe with a diameter of 3 mm, outer diameter 5 mm and length 1000 mm which provided a uniform heat flux along the pipe with a current of electricity and provide insulation on the outside of the test section to minimize the heat lost to the environment. Where the heat flux is given on a test section can be varied from 5 kW/m2 s / d 15 kW/m2. For the design made the calculation of the various components to be used, as well as using CATIA V5R17 software design assistant, as the planning of test equipment that will be built. This test tool consists of several important components of which are working refrigerant (R - 22) Tube in tube heat exchanger as a heat exchanger, Test Section as the observed area, and receiver tanks are used to accommo date the refrigerant, which then weighed using digital scales."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S42839
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wuri B. Harini
"Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan banyak dipakai dalam industri kimia dan mineral. Evaporasi merupakan proses mengentalkan cairan dengan memberikan panas pada cairan tersebut dengan menggunakan energi yang intensif yaitu sejumlah uap sebagai sumber panas. Jumlah uap yangdihasilkan per unit uap yang dipakai dapat diefektifkan dengan penggunaan evaporator bertingkat (multiple effect evaporator); Beberapa. model mekanik sistem evaporator industri telah dibuat oleh para peneliti dalam dekade ini. Kam dan Tade [I] telah membuat model untuk sistem evaporator lima tingkat pada proses pembakaran cairan dalam proses Bayer untuk produksi alumina di Alcoa's Wagerup alumina refinery. Dalam proses kerjanya, sistem evaporator memerlukan tinggi cairan dalam tangki yang tepat. Untuk memperoleh densitas produk yang diinginkan. Untuk mempertahankan kondisi operasional evaporator tersebut dibutuhkan suatu system kendali yang baik. Beberapa ilmuwan [2], [3], [4], telah merancang sistem kendali yang berbeda untuk sistem evaporator ini. dalam penelitian ini akan dirancang sistem kendali dengan menggunakan logika fuzzy. Perancangan dan simulasi sistem kendali fuzzy sebagai pengendali sistem evaporator lima tingkat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB versi 7.0. hasil yang dicapai akan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada sistem kendali Proportional Integral (PI)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Gandara
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penurunan tekanan melalui separated flow modelyang
terjadi pada aliran evaporasi dua fasa pada kanal mini horizontal dengan
menggunakan R-290 dan R-600a. Kondisi pengujian yang dilakukan dengan
variasi parameter fluks massa dan fluks kalor di kanal mini horizontal dengan
diameter dalam 3 mm, diameter luar 5 mm dan panjang 1 m. Penurunan tekanan
yang didapat dari eksperimen akan dibandingkan dengan penurunan tekanan
secara teoritis dengan separated flow model melalui pendekatan Lockhart-
Martinelli (1944) dengan bilangan C prediksi Chisolm (1968) serta pendekatan
Friedel (1979) menggunakan bantuan program matlab. Hasil pengujian yang
dilakukan menghasilkan nilai penurunan tekanan secara eksperimen yang lebih
besar dibandingkan nilai penurunan tekanan secara teoritis dengan separated flow
model.

ABSTRACT
This study examine the pressure drop with separated flow model for two-phase
flow boiling in horizontal mini channel using refrigerant R-290 and R-600a. The
examine condition use a variation of mass flux and heat flux in horizontal mini
channel with inside diameter 3 mm, outside diameter 5 mm and length 1 m. The
experiment value of pressure drop will be comparated with Lockhart-Martinelli
correlation (1944) with C number from Chisolm?s prediction (1968) and Friedel
correlation (1979) with the help of matlab software. A Result from this examine is
obtained the experiment value of pressure drop is greater than the theoretical
value of pressure drop with separated flow model."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reza Sukarahardja
"Terminal penerima LNG atau terminal regasifikasi LNG dapat meng-akomodir peningkatan kebutuhan gas bumi di wilayah padat konsumen gas bumi, baik yang telah memiliki jalur pipa transmisi/distribusi gas maupun daerah remote. Dalam kajian ini regasifikasi LNG pada terminal penerima dirancang untuk dipadukan dengan industri lainnya, yaitu dingin yang terkandung dalam LNG tersebut (-160°C) untuk di-integrasikan kepada unit condenser yang men-support sistem pendinginan pada instalasi pembangkit listrik (dalam kajian ini PLTG).
Penanganan sistem pendinginan Turbin penggerak pembangkit listrik sirkulasi pendingin (coolant) membutuhkan energi untuk melepaskan panas (+ 5000K) ke udara terbuka, yang mana hal tersebut bisa diefisiensikan dengan cara memadukan/meng-integrasikan sistem pendinginan Turbin dengan sistem regasifikasi LNG yang membutuhkan panas, sehingga terminal penerima LNG dengan PLTG dapat menjadi suatu simbiosis yang saling membutuhkan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini antara lain menganalisa abilitas panas buang yang dihasilkan PLTG (+ 3,000 MMBTU/h) terhadap sistem regasifikasi LNG, kapasitas dan kemampuan suplai gas dari terminal (18,250 m3/d) serta analisa ke-ekonomian-nya. Adapun kajian secara ekonomi pembangunan terminal penerima LNG dengan sistem terpadu bisa membutuhkan biaya sebesar 436 juta US$ dan dengan Equity CAPEX 30%, Discount Rate 7.52% dan dengan asumsi harga LNG FOB sebesar 7.53 US$/MMBTU maka diperoleh IRROE sebesar 13.82% untuk payback periode selama 10 tahun dan IRROI sebesar 8.25%.

LNG'S receiver terminal or terminal regasification LNG that accommodation can requirement step-up gas to earth at consumer?s solid region gas to earth, well has already had transmission pipe band / gas distribution and also remote region. In this study regasification LNG on terminal receiver is designed to been fused by another industry, which is cold which consists in LNG that (-160°C ) for at integrates to condenser's unit that men - support refrigeration system on power station installation (in this study PLTG).
Actuating Turbine refrigeration system handle circulate power station coolant needing energy for undone heat (+ 500 0 K) to fresh air, which is that thing that efficient can integrates Turbine refrigeration system with regasification LNG's system that needs heat, so LNG'S receiver terminal with PLTG cans be a mutually symbiosis needs.
Steps that is done in this study for example analyses ability heat discards that resulting PLTG(+ 3,000 MMBTU/h) to regasification LNG's system, capacity and supply ability gases of terminal (18,250 m3 /d) and morphological to economics. There is study even developments economic ala terminal LNG'S receiver with coherent system can need cost as big as 436 million US$ and with Equity CAPEX 30%, discount is Rate 7.52% and with price assumption FOB of LNG as big as 7.53 US$/ MMBTU therefore acquired IRROE as big as 12.52% for payback period up to 10 years and IRROI as big as 8.25%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26748
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
A. Harsono Soepardjo
"Material quarternair CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 merupakan material dasar yang digunakan dalam fabrikasi solar sel. Material tersebut memiliki koefisien absorpsi yang tinggi sekitar 103 ? 105 cm-1 dan rentang energi gap 1-5 eV. Pada penelitian ini telah dibuat lapisan tipis dengan menggunakan metode evaporasi Flash dari butiran-butiran quarternair material CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 yang dievaporasi agar menempel di substrat kaca. Setelah lapisan tipis diperoleh kemudian dilakukan karakteristik optik dan listrik lapisan tipis tersebut. Spektroskopi X-Ray Diffraction (XRD) digunakan untuk memperoleh parameter kisi dan struktur kristal lapisan tipis tersebut. Hasil XRD memperlihatkan bahwa struktur lapisan tipis CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 adalah chalcopyrite. Koefisien absorpsi dan energi gap lapisan tipis dihitung dari pola kurva transmitansi dan reflektansi hasil pengukuran difraktrometer UVVIS. Dengan menggunakan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), komposisi lapisan tipis dapat diketahui, sedangkan dengan menggunakan Hall Effect dapat dihitung resistivitas, mobilitas dan pembawa muatan mayoritas lapisan tipis CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2.

Quarternair CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 Thin Films Fabrication Using Flash Evaporation. Quarternair materials CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 are the basic materials to solar cell fabrication. These materials have high absorption coefficients around 103 ? 105 cm-1 and band gap energy in the range of 1-5 eV. In this research, the films were made by flash evaporation method using quarternair powder materials of CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 to adhere in a glass substrate. After the films were obtained, the properties of these films will be characterized optically and electrically. The lattice parameter of the films and the crystalline film structure were obtained using X-Ray Diffraction (XRD) spectroscopy. The XRD results show that the quarternair CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 films have a chalcopyrite structure. The absorption coefficient and the band gap energy of the films were calculated using transmittance and reflectance patterns that measured using UV-VIS Difractometer. The films composition can be detected by using the Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), while the films resistivity, mobility and the majority carrier of the films were obtained from Hall Effect experiments."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>