Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azahar Asmawi
Selangor Darul Ehsan: Ilmu Bakti, 2011
738.3 AZA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, 2005
R 738.309 9 MAL t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jopie Wangania
Jakarta Proyek Media Kebudayaan Jakarta Dirjen Kebudayaan Depdikbud 1982
738.1 W 34 i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Septia Berdapaningtyas
"Tujuan dari pembuatan tugas karya akhir ini adalah untuk merancang sebuah program televisi yang baik dan aman ditonton oleh anak-anak dari segi konten hingga pembuatannya.
1. Analisis Situasi
Anak-anak sebagai penonton televisi seharusnya bisa mendapatkan keuntungan dan manfaat dari menyaksikan acara televisi. Kondisi di Indonesia dengan sedikitnya tayangan anak yang merupakan produksi dalam negeri dan inhouse membuat kendali atas kualitas tayangan kurang dapat dilakukan.
2. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Program
Manfaat dan tujuan dari pengembangan program adalah untuk mengenalkan konsep reuse dalam pembuatan sebuah karya. Selain itu, penontong (anak-anak, orang tua, guru) mendapatkan manfaat dari program ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Prototype yang Dikembangkan Prototype yang dikembangkan berjudul "TEMBIKAR" yang berisi tutorial untuk anak-anak mengenai pembuatan karya yang memanfaatkan barang bekas. Program ini memiliki item unik seperti "Kotak Misteri", "Detektif Tembikar" dan "Surat Sahabat Tembikar".
4. Evaluasi
- Wawancara Pakar (wawancara Delphi) merupakan metode pretest dalam Tugas Karya Akhir ini. Tujuan dari pretest ini adalah untuk menggali pengalaman Pakar dalam memproduksi program anak dan juga menggali mengenai perkembangan kognitif anak.
- Evaluasi dilakukan terhadap 30 anak dengan metode penayangan prototype lalu pengisian kuesioner sederhana oleh anak-anak.
5. Anggaran
- Anggaran pembuatan prototype sebesar Rp. 498.150,-
- Perkiraan anggaran untuk satu episode sebesar Rp 10.650.000,-

The goal of making this assignment is to design a television program that proper and child friendly. It contains the idea to the production.
1. Situation Analysis
Children must get advantage and benefit from watching television. There are only a handful of children"s programs in Indonesia. They are rarely made by the TV station therefore it is difficult to control the content.
2. Benefits and Goals of The Program Development The benefits and goals of the program development are to give Indonesian children a concept of "reuse" in making handicrafts. The viewers (children, parents, teachers) have better alternative in watching TV experience.
3. The Prototype Development The prototype that is titled "TEMBIKAR" which contains tutorial for children about making handicrafts from used materials. This program consist of unique items such as "Kotak Misteri", "Detektif Tembikar" and "Surat Sahabat Tembikar".
4. Evaluation
- Expert interview (Delphi interview) is the method for the pretest. Its purpose is to explore the experts" experiences in dealing with children's TV production and children"s cognitive development.
- Evaluation is conducted on 30 children with a method of prototype screening and simple questionnaire filled by the children.
5. Budget
- Budget of making the prototype is Rp. 498.150,-
- Estimated budget for one episode is Rp 10.650.000,-
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Badry
"Tembikar sebagai salah satu bentuk data arkeologi, hampir selalu ditemukan dalam penelitian-penelitian arkeologi di berbagai tempat di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan mengenai tembikar merupakan benda yang paling dekat dengan manusia di dalam segala ativitasnya serta mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia masa lalu dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini dimungkinkan karena tembikar merupakan barang kebutuhan manusia yang relatif murah, mudah dibuat, sederhana bentuknya dan fungsional. Tembikar merupakan salah satu unsur kebudayaan yang paling bersifat universal. Bahkan seorang pakar arkeologi mengatakan bahwa tembikar adalah asalnya arkeologi. Tembikar sebagai suatu bentuk data arkeologi yang penting artinya dapat dipelajari dari berbagai segi. Studi topologi yang memusatkan perhatian pada segi artefak. Misalnya, dapat menggambarkan cita rasa keindahan serta kepandaian teknologi masyarakat pembudaya. Sementara bentuk dan kegunaan tembikar akan menjelaskan aktifitas dan kebiasaan masyarakat pemakainya. Penyusunan skripsi yang diberi judul Tembikar dari Situs Mahmud Badaruddin Palembang: Sebuah Kajian teknologi ini merupakan studi teknologi yang mencoba mengungkapkan aspek-aspek teknologis tembikar melalui analisis petrologi yang sifatnya destruktif. Melalui analisis petrologi tersebut dapat diketahui hal-hal seperti komposisi bahan, kandungan air, tingkat kekerasan, serta kondisi tekstur. Bahan dasar tanah liat yang dipakai untuk membuat tembikar dari Situs Mahmud Badaruddin Palembang bersifat sangat plastis terbukti dari jumlah kandungan pasir sebagai bahan pencampur yang jauh lebih besar dibandingkan bahan dasarnya. Secara rata-rata perbandingan komposisi antar bahan dasar dan bahan pencampur adalah 27.50% dan 72.50%. selain itu kondisi kandungan airnya cukup tinggi maupun bahan mengalami pembakaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevy Maradona
"Bekal kubur adalah benda-benda atau hal-hal lain (yang dapat berupa orang/hewan) yang dikubur bersama dengan mayat; dianggap berfungsi sebagai bekal untuk roh orang yang meninggal dalam perjalanan ke alam baka/digunakan (dimanfaatkan) oleh roh di dunia arwah. Dari berbagai jenis bekal kubur yang d temukan, tembikar adalah jenis bekal kubur yang paling dominan dan umum ditemui. Di Indonesia, kehadiran bekal kubur dalain konteks penguburan prasejarah diperkirakan baru muncul pada masa perundagian. Ada beberapa situs penguburan yang teretak di daerah pesisir, yang sekilas memiliki temuan bekal kubur yang hampir sama seperti tembikar, manik-manik, dan benda-benda yang terbuat dari logam, yaitu situs Anyer, Plawangan, dan Gilimanuk. Tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di situs Anyer, Plawangan dan Gilimanuk setelah diidentifikasi terdiri dari jenis- jenis periuk, cawan, lempayan, kendi dan piring serta benda-benda terakota lainnya. Tembikar yang paling umum digunakan sebagai bekal kubur adalah periuk. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tembikar-tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di ketiga situs memiliki beberapa persamaan-persamaan seperti dari bentuk, ukuran, teknik buat, teknik penyelesaian, tenik khas, motif dan pola hias serta dari konteksnya dalarn ruang kubur. Dari bentuknya tembikar-tembikar bekal kubur diketiga situs dapat digolongkan ke dalam 2 bentuk umum, yaitu tembikar bulat dan tembikar berkarinasi. Muncul variasi-variasi bentuk pada masing-masing tipe tembikar, dan umumnya variasi yang muncul adalah bagian leher dan kaki. Dari ukuran diketahui bahwa rata-rata ukuran tinggi periuk adalah 10,9 cm, cawan 5,8 cm, kendi 21 cm, piring 2,4 cm, tempayan 32,8 cm. Dari ukuran diameter diketahui bahwa rata-rata diameter periuk adalah 12,9 cm, cawan 15,6 cm, kendi 19,5 cm, tempayan 40,3 cm, piring 13,3 cm. Teknik buat tembikar memiliki ciri yang berbeda tiap situsnya. Tembikar situs Anyer umurnnya dibuat dengan teknik pijit walaupun ada juga yang dibuat dengan teknik roda putar dan pijit, tembikar situs Piawangan seluruhnya dibuat dengan teknik roda putar tatap landas, dan tembikar Gilimanuk. semuanya dibuat dengan teknik roda putar pijit. Teknik penyelesaian permukaan tembikar bervariasi antara diupam dan tidak diupam, serta ada yang dislip. hiasan pada pada tembikar bekal kubur_ umumnya motif-motif geometris yang dibuat dengan teknik gores, tera, dan tempel. Pengecualian terdapat pada situs Gilimanuk yang memiliki hiasan dengan motif wajah manusia dan situs Piawangan yang memiliki hiasan yang dibuat dengan teknik lukis. Jumlah bekal kubur yang disertakan terbagi ke dalam kelas-kelas. Sedikitnya ada 8 kelas yang muncul, mulai dari yang paling sedikit, yaitu 1 bekal kubur hingga yang paling banyak yaitu 8 bekal kubur. Penyertaan bekal kubur dengan kuantitas tertentu dipercaya melambangkan status sosial tertentu Pula, Semakin banyak barang bawaannya ke alam kubur maka semakin tinggi status sosial si mati. Selain itu dipercaya juga bahwa barang-barang yang, dibawa sebagai bekal kubur nantinya akan digunakan sebagai harta kekayaan si mati di kehidupan di alam roh. Apabila tembikar yang dikuburkan hanya berjumlah 1 atau 2 saja maka ia biasa diletakkan di dekat kepala, sekitar badan, dan di daerah kaki. Tetapi bila tembikar bekal kubur yang disertakan dalam jumlah banyak, biasa diletakkan berjejer di samping rangka atau diletakkan tersebar di sekelilingnya. Variasi bekal kubur di ketiga situs ini umumnya terdiri dari bekal kubur sejenis, bekal kubur dengan 2 jenis, bekal kubur dengan 3 jenis, dan bekal kubur dengan 4 jenis. Bekal kubur yang hanya terdiri dari satu jenis banyak ditemukan, dan umumnya seperti yang telah dikatakan di atas adalah tembikar jenis periuk. Bekal kubur dengan 2 jenis biasanya terdiri dari periuk dan cawan atau periuk dan piring tetapi yang paling sering muncul adalah periuk dan cawan. Bekal kubur dengan 3 jenis umumnya terdiri dari periuk, cawan dan kendi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Soelistyowati
"Tembikar merupakan salah satu benda hasil kebudayaan manusia yang berperan penting dalam aktivitas kehidupan manusia, baik dalam aktivitas sosial, ekonomi, dan religius. Karena itu, artefak tembikar sering ditemukan pada situs-_situs arkeologi baik situs prasejarah, Klasik., Islam, maupun kolonial. Dalam skripsi ini dibahas mengenai penelitian tembikar prasejarah yang berasal dari hasil ekskavasi tahun 1984 dan 1986 di Situs Tipar Ponjen. Dimana situs ini dperkirakan oleh para ahli arkeologi sebagai situs perbengkelan gelang batu dan beliung persegi. Data-data tersebut diperoleh dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui ciri-ciri tembikar Tipar Ponjen dan (2) mengungkapkan fungsi tembikar tersebut Untuk mencapai tujuan pertama dilakukan analisis khusus, yakni dengan cara mengamati bentuk, hiasan, warna, teknik hias, bahan, dan teknik pembuatannya. Dari situ dapat diketahui kelompok tipologis tembikar. Dan untuk mengungkap_kan fungsi tembikar, dapat dilakukan dengan cara melihat korelasi antara tembikar dengan temuan-temuan lainnya dalam lapisan tanah setiap kotak. Sehingga dapat di ketahui fungsi., tembikar tersebut secara umum. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh suatu kesimpulan bathwa di Situs Tipar Ponjen terdapat sebelas bentuk: wadah, yaitu kuali, kendil, genuk, pengaron, cepuk, mangkuk, piring, cowek, cowa, kendi dan klenting. Dan fungsi dari tembikar tersebut secara umum adalah (1) sebagai sarana pemenuhan kebLltuhan sehari-hari baik yang berkaitan dengan penggunaan api maupun yang tidak. Misalnya untuk memasak makanan atau sebagai wadah makanan, dan (2) debagai sarana yang membantu aktivitas perbengkelan, missal sebagai wadah air. Dengan demikian, secara umum dapat di katakan bahwa di Situs Tipar Ponjen terdapat dua jenis kegiatan, yakni (1) kegiatan perbengke1an gelang batu dan beliung persegi, dan (2) kegiatan bermukim sebagai pemilik iman sementara (temporary)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"Menurut kata-katanya arkeologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang masa lalu. Masa lalu yang di_pelajari adalah masa lalu masyarakat manusia beserta kebudayaannya. Kehidupan manusia masa lalu tersebut dipelajari melalui sisa-sisa kegiatan atau peninggal_an yang pernah ber-peran pada masanya (e rsteric contex). Sisa kegiatan itu amat beraneka ragam ben_tuknya, dapat digolongkan menjadi artefak (artifact),fitur (feature), ekofak (ecofact), clan. sinus (site). Pada kenyataannya data arkeologi tersebut kini tidak lagi berada dalam konteks sistem, melain_kan telah berada dalam konteks arkeologis (archaeo_logical contex) atau sebagiaa besar telah terpendam di dalam tanah (Schiffer 1976:27--8) sehingga ter_lebih dahulu harus ditampakkan, diolah, kemudian di_tafsirkan agar dapat memberi penjelasan tentang berbagai aspek kehidupan manusia di masa lalu."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S12087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Kusuma Sukmagelar
"Tembikar merupakan temuan yang selalu dijumpai dalam setiap penggalian di situs Batujaya. Oleh karena itu, tembikar menjadi artefak yang sangat menarik untuk diteliti secara mendalam. Salah satu situs di Batujaya yang menghasilkan temuan tembikar yang melimpah adalah situs Segaran II Batujaya, Karawang, Situs Segaran II Batujaya terletak di Kampung Sumur, Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Permasalahan yang diteliti yaitu mengenai ragam bentuk, teknik buat, serta ragam bias tembikar situs Segaran II Batujaya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ragam bentuk dan variasi, serta ragam hias dan teknologi yang terkait dengan pembuatan tembikar di situs Segaran II Batujaya, Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis bentuk pecahan tembikar situs Segaran II Batujaya, terdapat 5 tipe bentuk yang berhasil diidentifikasi, yaitu periuk, tempayan, cawan/mangkuk, piring, dan pasu. Masing-masing tipe bentuk tersebut memiliki variasi pada bentuk tepiannya. Teknik pembuatan tembikar yang paling dominan di situs Segaran II Batujaya adalah dengan menggunakan roda putar. Teknik pembuatan tembikar dengan tatap-pelandas digunakan pada periuk, tempayan dan pasu, sedangkan teknik pijit digunakan dalam pembuatan periuk, cawan/mangkuk, dan piring. Motif hias yang diidentifikasi pada tembikar situs Segaran II Batujaya terdiri dari motif jaring, motif anyaman, motif garis-garis horisontal sejajar, motif kombinasi garis-garis sejajar horisontal dan vertikal, motif kombinasi garis-garis sejajar dan segitiga, motif kombinasi garis-garis sejajar dan garis tak teratur, serta motif kombinasi garis-garis sejajar dan lingkaran. Motif hias dibuat dengan teknik gores, kecuali motif anyaman dan motif kombinasi garis-garis sejajar dan lingkaran yang dibuat dengan teknik tera. Penempatan hiasan yang paling banyak adalah pada bagian badan tembikar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>