Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuala Lumpur: Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, 2008
R 739.511 095 95 MAL (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
04/Har/m-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2003
TA366
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Kusuma Eriwati
"ABSTRAK
Amalgam Kandungan Tembaga Rendah merupakan bahan tambal Amalgam konvensional, yang telah pula diproduksi di Indonesia. Walaupun komposisi Amalgam telah banyak berubah dengan adanya Amalgam Tembaga Tinggi tetapi nyatanya Amalgam Tembaga Rendah masih banyak digunakan dan diteliti untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanis yang lebih baik: Telah dilaporkan bahwa Seng dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanis serta manipulasi klinis dari bahan tambal Amalgam.
Telah diteliti tujuh macam aloi Amalgam Tembaga Rendah yang dibuat dengan penambahan Seng dari 0% - 2,5% disertai 2 macam Amalgam komersial sebagai pembanding. Hasil aloi. Amalgam dan spesimen Amalgamnya diteliti. dengan menggunakan teknik Difraksi Sinar X untuk mengidentifikasi. fasa yang terjadi.
Untuk mengetahui sifat ekspansi panas, spesimen Amalgam diteliti dengan menggunakan teknik .Dilatometer sampan pemanasan suhu I50°C. Spesimen Amalgam yang telah dipanaskan kemudian diperiksa lagi dengan teknik Difraksi Sinar X untuk mengobservasi perubahan fasa yang mungkin terjadi akibat pemanasan tersebut.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa Aloi Amalgam Tembaga Rendah terdiri dari fasa utama γ (Ag3Sn) dan sebagian kecil fasa ε (Cu3Sn). Sedangkan spesimen Amalgamnya terdiri dari fasa γ 1 (Ag2Hg3) , fasa γ2(Sn7-8Hg), fasa ή (Cu6Sn5 ) dan fasa γ (Ag3Sn) yang tidak bereaksi. Terhadap sifat ekspansi panas, ternyata Koefisien Ekspansi Panas meningkat dengan meningkatnya kadar Seng terutama pada suhu 50°-60°C . Disamping itu terjadi pula perubahan yang menyolok pada kurva ekspansi (kontraksi) yang menunjukkan terjadinya transformasi fasa pada Amalgam. Dari pemeriksaan Difraksi Sinar X pada spesimen Amalgam yang telah dipanaskan didapatkan bahwa intensitas difraksi dari, fasa γ 1 (Ag2Hg3 ) menurun sedangkan intensitas difraksi fasa γ(Ag3Sn) meningkat. Hal ini memperkuat hasil pemeriksaan Ekspansi panas bahwa telah terjadi transformasi fasa pada fasa γdan fasa γ 1.

ABSTRACT
Low Copper Amalgam is a Conventional Amalgam for tooth restorations which has also been produced in Indonesia. Although the composition of-the alloy have been modified to produce modern High Copper Amalgams , Low Copper Amalgams are still largely used and investigated to produce a better clinical, physical and mechanical behavior. The presence of Zinc has been reported to affect the clinical, physical and electrochemical behavior of the amalgam. Seven Low Copper Amalgam Alloys containing 0% - 2,5% of Zinc have been made and two commercial Low Copper Amalgam alloys were used in this study.
These alloys and their corresponding Amalgams were analyzed by X-Ray Diffraction technique to determine their microstructures and phases. Their thermal behavior were also determined using Dilatometer technique until the temperature of 150°C. After heating, the Amalgams were again analyzed by X-Ray Diffraction technique for the determination of phase change.
It was concluded that the alloys consist mainly ofγphase (Ag3Sn) and a small amount of ε phase (Cu3Sn). The corresponding Amalgams consist of γ 1 phase (Ag2Hg3), γ 2 (Sn7_8Hg) , ήphase (Cu6Sn) and the unreacted particles of γ phase.
For the thermal behavior, an increase of Zinc affects the. thermal properties of the amalgams with an increase in their coefficient of thermal expansion especially at 50° to 60°C. It was also shown that there is a stepwise change in their expansion curve, which indicate that a phase change has taken place. The X-Ray Diffraction observations revealed a phase transformation of γ phase and γ 1 phase by the increasing diffraction intensities of γ phase and the decreasing diffraction intensities of γ 1 phase.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyke Umar Fauzy
"Dalam industri pertambangan dewasa ini, Para pemain berusaha meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan pxoduktivitas dan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan penggunaan teknologi yang baru dan melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dalam proses produksinya. Dalam menghadapi persaingan tersebut perusahaan dalam melaksanakan strategi yang telah diterapkan sesuai dengan core competencies dari setiap perusahaan. Namun manajemen perusahaan sering kali menghadapi kesulitan dalam mengvisualisasikan dan mengkomunikasikan strategi yang telah diformulasikan oleh manajemen untuk meningkatkan daya saing dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif.
Selain itu, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya yang berwujud (langiable assets) saja dalam menghadapi persaingan yang kompetitif, diperlukan kemampuan operasi yang efisien, keahlian karyawan, integritas manajemen, jaringan pemasuk dan lainnya scbagai sumber daya yang tidak berwujud (intangiable assets). Kedua sumber daya tersebut pada akhirnya akan memberikan hasil finansial dan nilai yang langgeng bagi pemegang saham (lung lernr shareholders value).
Sistem penilaian kinerja (KRA-Key Result Area dan KPI-Key Performance Indicator) yang diterapkan perusahaan memang telah mcnggunakan kerangka balanced scorecard dalam menentukan objektifuya, hanya saja penetapan objektifnya tidak dilakukan dengan menterjemahkan terlebih dahulu ke strategy map tetapi langsung ditentukan dari Executive Committee tanpa hubungan sebab akibat yang jelas. Oleh karena itu masih diperlukan adanya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang dilakukan pada sistem penilaian kinerja KRA dan KPI perusahaan.
Kelemahan-kelemahan pada sistem penilaian kinerja KRA dan ICI dapat diperbaiki dengan implementasi balanced scorecard dengan penjabaran strategi melalui strategy map yang diharapkan dapat mentranslasikan dan mengvisualisasikan strategi dan nisi pcrusahaan, yang kemudian dilanjutkan dengan menyntukan objektif operasional, ukuran, dan target sehingga terbentuk sistem manajcmen pengukuran yang terintegrasi dan selaras antara aktivitas operasi perusahan dengan objektif strategi.
Perancangan balanced scorecard dengan penjabaran strategi melalui strategy map untuk pcrusahaan merupakan langkah awal dalam mengvisualisasikan dan mengkomunikasikan strategi yang telah ditentukan perusahaan sehingga seluruh aktivitas karyawan perusahaan fokus pada strategi tersebut. Lebih jauh, perancangan balanced scorecard dilakukan dengan menggunakan, menggabungkan, dan menyelaraskan strategi, objektif dan pengukuran-pengukuran (KPI) yang telah ada di perusahaan kedalam empat perpektif balanced scorecard. beberapa pengukuran masih perlu ditambahkan seiring dengan penyempurnaan terus-menerus sesuai dengan kondisi yang berkembang di perusahaan.
Selanjutnya penyusunan balanced scorecard dengan penjabaran strategi melalui strategy map diharapkan menggambarkan strategi perusahaan secara keseluruhan dan hubungan diantara seluruh bagian perusahaan, dan dapat mentranslasikan strategi perusahaan kedalam operationalsecara baik dan jelas.
Setelah perusahaan melakukan penyempurnaan yang telah dijabarkan sesuai dengan tiap-tiap prinsip perusahaan yang berfokus pada strategi, maka pada akhirnya akan menciptakan suatu sistem manajemen stratejik yang menginstitusikan nilai-nilai budaya dan struktur baru kedalam sistem manajemen yang baru. Strategy map yang mendeskripsikan dan mengvisualisasikan strategi, balanced scorecard yang mengukur strategi, dan sistem manajemen bare menyatukan setiap bagian dari organisasi yang berfokus pada strategi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam tahun 1938 di desa Polongan (kelurahan Krayak, kecamatan Kenaren, Kewedanan Kalasan, Yogyakarta) didapatkan 12 lempengan tembaga yang bertulisan Jawa kuno pada kedua belah sisinya, kecuali lempengan pertama, ke-6 dan terakhir yang hanya bertulisan pada satu sisi. Lempengan-lempengan itu masing-masing berukuran 14x35 cm., dtengah-tengahnya terdapat satu lubang yang tentu dahulu dipergunakanuntuk mengikat lempengan-lempengan itu menjadi satu. Keadannya masih baik sekali. Sekarang semuanya di simpan di Museum Sonobudojo di Yogyakarta. Lempengan-lempengan itu ternyata merupakan kumpulan dari 6 Prasasti yang berhubung-hubungan, masing-masing berasal dari tahun 94, 797, 798, 799, 800 dan 802 Caka, dari zaman pemerintahan Rakai Kayuwangi. Tetapi didalam skripsi ini kami tidak mentranskripsikan semuanya. Cukuplah kalau kami ambil salah satu yang panjang, ialah prasasti Ke-III dari tahun 798 caka, karena susunan prasasti itu dan perkataan-perkataan yang dipergunakan didalamnya boleh dikatakan hampir semuanya sama. Hanya dalam pengadakan kupasan-kupasan tentang bahasa, ejaan, dll, kami tidak dapat membatasi diri pada prasati ke-III itu saja"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1958
S11556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejauh ini beton hanya digunakansebagai bahan untuk berbagai tipe struktur. Salah satu kekurangan dari beton adalah ia tidak tahan terhadap tarik ( regangan ) sehingga dapat menyebabkan retak dengan mudah. Oleh karena itu telah banyak adanya permintaan untuk memonitor retak pada struktur beton dan perlindungannya untuk kerusakan yang lebih jauh. Upaya ini sangat penting untuk perbaikan yang tepat pada waktunya, aman, dan tahan lama terhadap keadaan kritis bangunan. Sistem evaluasi yang tanpa merusak dan aman seperti halnya menempelkan atau menanam sensor dalam struktur. Dalam hal ini dapat digunakan berbagai macam metode untuk memenuhi permintaan akan alat pemonitor retak pada beton tetapi harus kita pertimbangkan biaya yang mahal akan pemeriksaan ini. Dengan menambah sejumlah kecil karbon atau tembaga dalam beton maka tahanan listrik dari beton akan berkurang menjadi lebih kecil sehingga beton lebih bersifat konduktif. Tahanan listrik dari beton akan bertambah besar bila beton terdeformasi atau mengalami tekanan.Saat beton terdeformasi hubungan antara karbon atau tembaga dengan bahan campuran beton lain ( semen dan agregat ) akan menjadi rusak, hal ini akan berpengaruh pada tahanan listrik dari beton, sehingga regangan dapat dideteksi dari hambatan listriknya. Oleh karena itu smart concrete mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kerusakan struktur sebelum menjadi kerusakan yang lebih serius. Selain itu ia dapatjuga digunakan untuk memonitor kondisi internal struktur pada kondisi umum dan pada saat terjadi gempa.Selain berfungsi sebagai agregat dalam beton bahan konduktif ( karbon, tembaga ) juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol retak, dengan adanya keistimewaan inilah beton ini dikatakan sebagai smart concrete."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Fadillah
"Penelitian yang akan dibahas pada makalah ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk menghitung Fluks Kalor dan Koefisien Perpindahan Kalor pada Kondensasi yang terjadi pada kondenser vertikal. Kondensasi yang terjadi antara uap air murni yang dipanaskan sampai temparatur saturasinya pada tekanan 1 bar dengan dinding kondenser yang didinginkan oleh air. Material kondenser terbuai dan tembaga murni yang banyak terdapat di pasaran. Dari grafik hasil percobaan yang didapatkan terlihat bahwa Koefisien Perpindahan Kalor pada kondensasi rates dengan bahan tembaga mumi lebih besar daripada kondensasi tetes dengan bahan tembaga dilapisi emas karena proses ini hanya afektif pada beda temparatur antara uap saturasi dan pembukaan kondenser (Tset - Tw) yang relatif kecil. Dari hasil percobaan teriihat bahwa unjuk kerja kondenser ditentukan dari nilai Koensien Perpindahan Kalor. Bila semakin besar maka unjuk kerja dan kondenser tersebut semakin baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan heat exchanger atau alat penukar kalor merupakan suatu hal yang sangat panting dalam industri sekarang ini. Kondenser, salah satu jenis dan heat exchanger, merupakan alat penukar kalor yang merubah fluida gas menjadi cair. Unjuk kerja kondenser yang optimal merupakan hal yang panting dalam menurunkan biaya operasional Salah satu parameter unjuk kerja kondenser adalah
Angka Kondensasi. Pada percobaan ini, sebuah pipa kondenser tembaga dltempatkan secara vertikal di dalam sebuah labung kaca. Pipa kondenser tersebut dihubungkan dengan tiga buah termokopel yang menghitung temperatur rata-rata permukaan kondenser dan dua buah termokopel yang menghitung besar temperatur air pendingin keluar dan masuk dalam kondenser. Di dalam tabung kaca, air yang berada pada dasar tabung dipanaskan hingga temperatur saturasi uap. Uap tersebut mengalir ke atas dan mengenai permukaan kondenser dan diserap kalornya oleh air pendingin yang mengalir di dalam kondenser. Percobaan ini dilakukan dengan mengatur besar laju air pendingin yang masuk ke dalam kondenser. Angka Kondensasi merupakan fungsi dari koefisien perpindahan kalor dan Angka Reynolds. Angka Kondensasi dapat diketahui melalui parameter koefisien perpindahan kalor dan beda temperature…
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>