Ditemukan 534 dokumen yang sesuai dengan query
Junaidi Payne
Oxford: Beaufoy Books, 2010
R 333.75 JUN w
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Mohanlall, Premilla
Kuala Lumpur: Malaysian Timber Council, 2002
R 577.340 9 PRE g
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Annisa Hasanah
"Ekosistem daratan di Banggai Kepulauan Bangkep memiliki karakteristik khas hutan tropis Sulawesi. Perambahan kayu, perburuan dan aktivitas agraris masyarakat mendorong terjadinya degradasi pada hutan tropis Bangkep dari waktu ke waktu. Pemulihan fungsi ekosistem dapat dicapai dengan upaya restorasi ekologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat degradasi hutan dan membangun model spasial restorasi yang sesuai. Tingkat degradasi ditentukan berdasarkan perubahan luas tutupan vegetasi dan keberadaan spesies asli. Perubahan tutupan vegetasi dianalisis secara temporal pada periode 1991 dan 2014 berdasarkan nilai Enhanced Vegetation Index EVI pada citra Landsat 4 TM dan Landsat 8 OLI, dilengkapi dengan analisis deteksi perubahan dan ground truth. Hasil analisis regresi logistik menghasilkan bahwa kejadian degradasi dipengaruhi secara signifikan oleh variabel ketinggian wilayah, jarak hutan dari jalan dan permukiman. Hutan terdegradasi ringan memiliki porsi luas sebesar 24 , hutan terdegrdasi sedang seluas 28 dan hutan terdegradasi berat seluas 48 . Pola degradasi hutan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian wilayah. Jenis restorasi yang sesuai untuk hutan terdegradasi ringan adalah dengan assisted natural regeneration ANR yang sesuai diterapkan pada wilayah elevasi tinggi. Hutan terdegradasi sedang dapat dipulihkan dengan pengkayaan pohon-pohon asli serta spesies non-asli tertentu. Pada hutan terdegradasi berat dapat diterapkan agroforestri sebagai sistem perkebunan berkelanjutan. Pohon yang dapat hidup dengan baik umumnya berasal dari pembibitan lokal karena memiliki komponen abiotik suhu, kelembababan, iklim yang sama dengan wilayah penanaman.
Banggai Kepulauan Bangkep has a unique terrestrial ecosystem type of Sulawesi tropical rainforest. Timber harvesting, animal hunting and shifting agriculture are regarded as the main cause of forest degradation over time. Ecological restoration is needed to restore ecosytem functions. The objectives of this study are to analyze forest degradation rate and build suitably spatial restoration model. Degradation rate is determined by vegetation cover change between 1991 and 2014 based on Enhanced Vegetation Index EVI from Landsat 4 TM and Landsat 8 OLI, completed by change detection analysis and ground truth. Logistic regression analysis revealed that degradation event significantly influenced by altitude, distance from road and settlements. Low degraded forest is covering 24 area, medium degraded forest 28 and 48 area is high degraded. The forest degradation decrease due to increasing altitude. The appropriate type of restoration for low degraded forests is assisted natural regeneration ANR , which suitable for region with high altitude. Enrichment planting with native and selected non native trees could applicated in medium degraded area. High degraded forest can be restored by agroforestry as a sustainable agriculture system. Local seedling results a good growth of trees, because it has similar important abiotic factors such as temperature, humidity and climate."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69067
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"In the urban drainage design, people usually use the Intensity Duration Frequency to estimate Short Duration Design Rainfall. Problems shall arise when short duration data from Automatic Rainfall Recorder are not available in the study area...."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sri Fatkhiati Sadiah
"Studi ini mengeksplorasi tentang pengelolaan kawasan agropolitan Selupu Rejang di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu yang telah ditetapkan sebagai kawasan rintisan pengembangan agropolitan sejak tahun 2002 yaitu di kawasan agropolitan Selupu Rejang, masih belum mencapai sasaran idealnya. Tekanan yang timbul akibat aktivitas budidaya yang intensif terutama di daerah pertanian dataran tinggi, menyebabkan kawasan menjadi tidak berkelanjutan. Data menunjukkan bahwa telah terjadi degradasi lingkungan di kawasan agropolitan Selupu Rejang akibat aktivitas pertanian yang tidak sesuai dengan kaidah ekologi di kawasan tersebut. Kondisi lingkungan yang terdegradasi tersebut dapat menyebabkan kawasan agropolitan menjadi tidak berkelanjutan, apalagi kawasan tersebut adalah dataran tinggi yang mempunyai peran penting untuk kestabilan ekosistem. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting, menganalisis status keberlanjutan, serta membangun model pengelolaan kawasan agropolitan berkelanjutan yang mengintegrasikan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kawasan agropolitan dapat berkelanjutan jika mengintegrasikan aspek lingkungan yang sesuai dengan ekosistem Indonesia, yaitu ekosistem hutan hujan tropis. Analisis menggunakan analisis deskriptif, analisis spasial. Rap-Agrotropika, dan system dynamics. Hasil adalah model tersebut dapat menurunkan degradasi lingkungan dan secara simultan juga dapat meningkatkan produksi serta nilai tambah sektor pertanian, sehingga keberlanjutan sistem produksi pertanian, keberlanjutan ekonomi perdesaan, dan keberlanjutan lingkungan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
This study explores the management of Selupu Rejang agropolitan area in Rejang Lebong regency, Bengkulu Province. Bengkulu Province has been designated as pilot area of agropolitan development since 2002. Selupu Rejang agropolitan was the one of agropolitan area which still has not reached the ideal target. Pressure on the environment was arising as a result of intensive farming activities, especially in the highland agricultural areas, causing the area becomes unsustainable. The data reveal that there has been environmental degradation in Selupu Rejang agropolitan due to agricultural activities. It is not in accordance with the principles of ecology in the region. Degraded environmental conditions can cause agropolitan become unsustainable, especially in the upland area that has an important role for the stability of ecosystem. Therefore, this study aims to build agropolitan area management model that integrates economic, social, and environment interests. Hence, the agropolitan development can be sustained by entering the interests of the environment in the development of the region in accordance with the rules of typical ecosystems in Indonesia, called the tropical rainforest ecosystem. This study uses descriptive analysis, spatial analysis, Rap- Agrotropika, and system dynamics. The result is a model that can reduce environmental degradation. It can also simultaneously increase production and add value to the agricultural sector. Finally, the sustainability of agricultural production systems, rural economy, and environment can be maintained and improved."
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Veevers-Carter, W.
Oxford: Oxford University Press , 1984
581.526 VEE r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
2015
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
"Armarohimin is one of Nagari Taram tradition which ask rain to God.
This paper describes Armarohimin ceremony, explain the religion
(Islam) aspect in this ceremony context, and the ceremony function
in the society itself. Nowadays, there are two gaps which accept and
reject with this tradition. Indeed, this tradition reflect the society lives
which is can’t be seperated from Islam development in Sumatera. "
Lengkap +
390 WE 2:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Satria Indratmoko
"Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat bervariasi, baik dalam skala ruang maupun waktu. Variasi curah hujan ini berdampak pada penentuan awal masa tanam khususnya tanaman padi. Melalui penghitungan statistik dan pemetaan data spasial, penelitian ini akan mengungkapkan pola awal musim tanam sebagai respon terhadap variabilitas curah hujan di Kabupaten Kebumen selama periode tiga puluh tahun, yaitu tahun 1981 - 2010. Analisis spasial yang diperkuat dengan pendekatan statistik mengungkapkan bahwa wilayah pesisir di Kabupaten Kebumen memiliki variabilitas curah hujan yang tinggi dengan rata rata curah hujan rendah. Semakin tinggi tempat, variabilitas curah hujannya semakin menurun diikuti rata-rata curah hujan yang semakin tinggi. Selain itu, Awal musim tanam padi dimulai pada wilayah dengan variabilitas curah hujan yang rendah (perbukitan) menuju wilayah variabilitas curah hujan tinggi (pesisir). Pada periode 1981 - 2000, awal musim tanam padi dimulai dari utara dan bergerak menuju Selatan Kabupaten Kebumen. Sedangkan pada periode 2001-2010, awal musim tanam padi dimulai dari barat laut dan bergerak menuju tenggara dan selatan Kabupaten Kebumen.
Rainfall is one element of climate that varied, both in space and time scale. These variations of rainfall affect the beginning of paddy growing season. Through a statistical calculation and mapping of spatial data, this research reveal a pattern of early growing season in response to rainfall variability in Kebumen Regency over a period of thirty years from 1981 to 2010. Spatial analysis with a reinforced approach statistics reveal that the coastal region in Kebumen Regency has high rainfall variability with an average of rainfall is low. The higher variability of annual precipitation, followed by the higher rainfall. In addition, the beginning of paddy planting season from the areas with low rainfall variability (the hills) to the region's high rainfall variability (coastal). In the period 1981-2000, paddy planting season move from the North and South Kebumen Regency. While from 2001-2010, paddy planting season move from Northwest to the Southeast and South Kebumen Regency."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1424
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Sitanala, Frans
1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library