Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S5740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyalahgunaan NARKOBA merupakan fenomena gunung es, yakni apa yang tampak tidak seperti aslinya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa angka pencandu NARKOBA adalali 10 kali lipat dari jumlah yang tercatat resmi. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi hubungan yang ditimbulkan oleh teman sebaya/peer group dan perkembangan remaja terhadap penyalahgunaan NARKOBA. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang Banten denagn jumlah responden 70 orang dan berusia 10 sarnpai 24 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan Kai kuadrat untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menyiinpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengaruh teman sebaya/peer group terhadap penyalahgunaan NARKOBA dengan tidak adanya pengaruh teman sebaya/peer group terhadap penyalahgunaan NARKOBA (p value = 0,000; α = 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat perkembangan remaja yang sesuai, terhadap penyalaligunaan NARKOBA dengan tingkat perkembangan remaja yang tidak sesuai, terhadap penyalahgunaan NARKOBA (p value = 0,000; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pada tenaga kesehatan untuk melakukan upaya promotif dan preventif penyalahgunaan NARKOBA yang mengikutsertakan teman sebaya/peer group."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5471
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novian Pranata
"Fenomena penyalahgunaan narkoba saat ini menjadi pembicaraan semua pihak dan semua orang. Peredaran dan pemakaian narkoba yang semakin meluas ini tentunya mengancam kelangsungan hidup bangsa. Kenyataannya, penyalahgunaan narkoba saat ini tidak terbatas dilakukan oleh remaja melainkan telah menyebar ke seluruh lapisan usia, profesi dan pekerjaan. Dari anggota DPRD sampai dengan oknum aparat lainnya termasuk personel Polri.
Penyalahgunaan narkoba di lingkungan personel Polri merupakan suatu bentuk pelanggaran berat. Personel Polri sama seperti anggota masyarakat lainnya yang tidak luput untuk menerima perubahan yang terjadi di lingkungannya. Perubahan tersebut juga terjadi dalam aktivitas ekonomi, hubungan interpersonal sebagai akibat dari mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia.
Penelitian ini berupaya untuk menemukan profil dan faktor-faktor penyalahgunaan narkoba di kalangan personal Polri. Metode penelitiannya bersifat desikriptif yaitu untuk mendapatkan gambaran penyebaran dari data kuantitatif yang diperoleh dan didistribusikan berdasarkan golongan kepangkatan, klasifikasi keterlibatan, proses penyelesaian kasus dan daerah tugas. Data kuantitatif ini menggunakan data yang ada di Dinas Provoost Polri. Data kualitatif berupa wawancara hanya dilakukan terhadap satu subyek dan subyek lain hanya menggunakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Oleh sebab itu penelitian ini mempunyai kelemahan yaitu tidak melakukan trianggulasi (pemeriksaan ulang) terhadap subyek yang lain tersebut Selain itu masih adanya pengaruh subyektif dal peneliti yang notabene adalah personal Polri juga.
Kesimpulan penelitian ini menggambarkan bahwa keterlibatan personel polri dalam penyalahgunaan narkoba nyata adanya. Keterlibatan ini dapat dikatakan mencakup semua golongan kepangkatan, semua satuan kerja dan hampir di semua Polda dengan bentuk penyalahgunaan dominan sebagai pengguna. Golongan pangkat Bintara merupakan golongan pangkat yang paling dominan dan rentan dalam penyalahgunaan narkoba. Proses penyelesaian kasusnya lebih banyak diselesaikan oleh Atasan yang berhak menghukum (ankum).
Kesimpulan lain menggambarkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan personel Polri. Dari beberapa faktor tersebut digolongkan menjadi dua faktor besar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa kuatnya rasa setia kawan dan lemahnya inner containment serta keinginan yang besar untuk memperoleh hiburan. Faktor eksternal berupa faktor teman sebaya, terjadinya belajar sosial, sosiokultural dari narkoba, lemahnya outer containment dan faktor abuse of power.
Penelitian lanjutan diharapkan dilakukan dengan subyek yang lebih spesifik dari golongan kepangkatan dan satuan kerjanya. Perlu juga dilakukan penelitian perilaku menyimpang lainnya yang ada di Polri sehingga penyelesaian masalahnya dapat lebih terpadu dan terencana. Pola pengadministrasian terhadap kasus-kasus perilaku penyimpangan personal Polri perlu diperbaiki agar dari data tersebut dapat dengan mudah dikaji dan dievaiuasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salimah Syamilah Rahman
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh intensitas interaksi peer group terhadap tingkat literasi digital pada remaja. Studi-studi terdahulu yang membahas interaksi teman sebaya menemukan pengaruh yang signifikan, tetapi studi ini hanya berfokus pada intensitas lama penggunaan internet ataupun pengelolaan privasi. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini ingin mengembangkan studi sebelumnya dengan menggunakan tingkat literasi digital sebagai variabel yang mencakup informasi dan literasi data, komunikasi dan kolaborasi, dan pembuatan konten digital. Selain itu, variabel intensitas interaksi peer group juga dianalisis untuk melihat hubungannya dengan tingkat literasi digital apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin. Penelitian terdahulu menemukan bahwa perempuan memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Di sisi lain, terdapat juga penelitian yang menemukan laki-laki memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Namun, apabila dikaitkan dengan interaksi peer group yang dimiliki individu, perempuan cenderung memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner di lokasi studi kasus, yaitu SMPIT Ummu’l Quro Depok secara langsung. Selain itu, dilakukan juga wawancara terhadap 2 responden yang dipilih berdasarkan tinggi-rendahnya intensitas interaksi peer group dan tingkat literasi digital. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hubungan yang signifikan antara intensitas interaksi peer group dengan tingkat literasi digital dengan arah hubungan yang positif dan kekutan hubungan sedang. Namun, ketika dikaitkan dengan jenis kelamin, terdapat hubungan yang signifikan pada kedua jenis kelamin di mana laki-laki dan perempuan sama-sama signifikan dengan arah hubungan yang positif.

This study aims to explain the influence of peer group interaction intensity on adolescents' digital literacy level. Previous studies examining peer interaction have found significant effects, but these studies have only focused on the intensity of internet use or privacy management. Based on this, this study aims to develop previous studies by using digital literacy level as a variable that includes information and data literacy, communication and collaboration, and digital content creation. In addition, the variable of peer group interaction intensity is also analyzed to see its relationship with digital literacy level when viewed based on gender. Previous studies have found that women have higher literacy levels than men. On the other hand, there are also studies that find that men have higher literacy levels than women. However, when associated with the peer group interaction that individuals have, women tend to have higher digital literacy levels than men.This study uses a quantitative method by distributing questionnaires directly at the case study location, namely SMPIT Ummu'l Quro Depok. In addition, interviews were also conducted with 2 respondents selected based on the high and low intensity of peer group interaction and digital literacy level. The results of the study showed that there was a significant relationship between peer group interaction intensity and digital literacy level with a positive and moderate relationship strength. However, when linked to gender, there was a significant relationship in both genders where both males and females were significant with a positive direction of relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja adalah periode transisi dari anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan secara
biologis, intelektual, psikososial, dan ekonomi (Wong, 1999). Pada masa ini remaja
mudah sekali melakukan hal-hal yang negatif sehubungan dengan masa transisi
mereka dari anak ke dewasa termauk penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan
Terlarang (Narkoba). Kondisi ini sangat memprihatinkan karena Narkoba dapat
menimbulkan dampak yang sangat buruk, yaitu timbulnya gangguan fisik dan mental,
perubahan perilaku menjadi anti sosial, mempertinggi jumlah kecelakaan lalu lintas,
tindak kekerasan dan juga kriminal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
mengetahui bagaimana persepsi remaja terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi sederhana dengan metode statistik
tendensi sentral. Sampel yang digunakan adalah remaja yang berumur antara 11- 14
tahun yang mempunyai pengalaman terpapar dengan informasi-informasi tentang
Narkoba di Kelurahan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner dengan 20 pertanyaan. Setelah diuji dengan menggunakan metode
statistik tendensi sentral didapatkan 70% remaja mempunyai persepsi yang positif
terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba.Untuk penelitian selanjumya yang terkait,
peneliti merekomendasikan untuk meneliti lebih lanjut tentang alasan remaja
menggunakan Narkoba"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5164
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dharma Bhakti, 2002
362.293 DAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Chairul Fadhly
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba yang jumlahnya semakin signifikan dari tahun ke tahun, terutama pada kalangan remaja. meluasnya penyalahgunaan narkoba ditengarai disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Jika faktor eksternal antara lain berupa pengaruh lingkungan dan adanya ketersediaan narkoba, sedangkan faktor internal berasal dari permasalahan dalam keluarga yang mendorong anak untuk mencoba dan kemudian menjadi penyalahguna narkoba.
Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasi upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan keluarga untuk membentengi remaja dari bahaya penyalahgunaan narkoba dari sudut pandang komunikasi dan sistem keluarga. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Dengan mengambil lokasi di Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, penelitian dilakukan terhadap lima keluarga yang salah satu anggotanya terlibat penyalahgunaan narkoba, dengan batasan yaitu: pertama; keluarga utuh dimana kedua orangtua tidak bercerai, kedua; mewakili tingkat ekonomi menengah ke bawah dan menengah ke atas, ketiga; mewakili keberagaman tempat tinggal, perkampungan dan kompleks perumahan. Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober dan November 2008, dengan harapan agar mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang longgar.
Analisis data dilakukan secara kualitatif untuk memperoleh hasil: pertama, tipologi komunikasi keluarga, kedua, tipologi sistem keluarga, ketiga, hubungan antara tipologi komunikasi dengan tipologi keluarga yang dilakukan menggunakan analisa kuadran, keempat, menentukan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan keluarga untuk membentengi remaja dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
Hasil yang didapat dari analisis data tersebut menunjukkan bahwa pada keluarga yang menjadi subyek penelitian ditemukan pola komunikasi Stimulus Response dan ABX tidak simetri yang bersifat negative. Sedangkan sistem keluarga yang ditemukan adalah sistem keluarga Enmeshed (kaku), Separated (terpisah) dan Disengaged (tercerai berai). Analisis hubungan antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan kuadran menunjukkan empat keluarga berada pada kuadran II atau masuk dalam kategori RAWAN terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba, sedangkan satu keluarga berada pada kuadran IV atau masuk dalam kategori RENTAN terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Dengan mengacu pada hasil analisa tersebut maka upaya yang dilakukan untuk membentengi keluarga adalah dengan mengupayakan keluarga tersebut berada pada zona aman, dengan menjalankan tipe komunikasi interaksional dan tipe keluarga Connected (terhubung) sebagai bentuk yang ideal.
Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa pola komunikasi dan sistem keluarga sangat mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap penyalahgunaan narkoba. Keluarga dengan tipe komunikasi ABX Tidak Simetri dan tipe keluarga Disengaged akan berada pada kategori rawan, demikian pula dengan keluarga yang memiliki tipe komunikasi Stimulus Respons negative dan tipe keluarga Separated,dengan pengertian RAWAN (threatened). Sedangkan keluarga dengan tipe komunikasi Stimulus Response dan tipe keluarga Enmeshed akan berada pada kategori RENTAN (Vulnerable).
Dengan mengacu pada hasil analisa tersebut maka upaya yang dilakukan untuk membentengi keluarga adalah dengan mengupayakan keluarga tersebut berada pada zona AMAN, dengan menjalankan tipe komunikasi Interaksional dan tipe keluarga Connected sebagai bentuk yang ideal. Demi suksesnya upaya untuk membentengi keluarga dari bahaya penyalahgunaan narkoba, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama dengan meningkatkan komunikasi orangtua dan anak dan meningkatkan kebersamaan antara anggota keluarga. Kedua dengan memberikan pendidikan sedini mungkin pada anak tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba sehingga pada gilirannya anak dapat mengatakan tidak pada narkoba.

The background of this research is based on the increasing number of illicit drugs abuse which gets more significant over the recent years, especially among teenagers/juvenile. The widespread of illicit drugs abuse has been assumed to be caused by various factors, both internal and external. If the external factors are the influence from surrounding or peer pressure and the availability of illicit drugs, while internal factor is appear from family problem which leads children to try and further become drugs addicts.
This research is aiming to recommend the efforts which can be obtain by families to protect their children from illicit drugs abuse from the perspective of communicational pattern and family system. The methodology applied in this research was qualitative method where the data collection was conducted through in-depth interview. By taking the location in Kalideres district, West Jakarta, the research was conducted to five families which one of the family members get involved in illicit drugs abuse, with limitations as follows: first; intact families where none of the parents get divorced, second; representing mid-lower economic and mid-upper economic background, third; representing the diversity of residents, suburb and housing complex. This research was conducted during October and November 2008, with hope to get the maximum result through loose timing.
Data analysis was done qualitatively by using the variables of communication pattern and family system to obtain the results of: First, types of communication; second, type of family system; third, the relation between type of communication and type of family system using the quadrant analysis; and fourth, determine the efforts can be done to protect teenagers/juveniles from the danger of illicit drugs abuse.
The results acquired from the data analysis shown that in five families as subjects in this research tyoe of communication found were Stymulus-Response and Non Symetric ABX Triangle. Meanwhile the type of family were Enmeshed, Separated and Disengaged. The analysis towards the relations between those two variables using quadrant analysis shown that for families out of five are in quadrant III or categorized as THREATENED against the danger of illicit drugs abuse, while one other family is in quadrant IV or categorized as VULNERABLE against the danger of illicit drugs abuse.
The conclusion obtained from this research was that type of communication and family system were very much affecting the level of vulnerability against illicit drugs abuse. Families with ABX Non Symmetric type of communication and Disengaged system will be categorized as THREATENED, as well as families with Stimulus Response type of communication and Separated family system. Meanwhile family with communication type of Stimulus-Response and Enmeshed family system will be categorized as VULNERABLE.
By focusing on the results of the analysis, thus the efforts can be done to protect the family is to put the family in SAFE zone, by conducting Interactional communication type and Connected family as the most ideal form.To succeed the efforts to protect families from the danger of illicit drugs abuse there are some things can be done. First by improving communication between parents and children and increasing togetherness among family members. The second one is by giving early education regarding the danger of drugs abuse towards children so in their turn they can say no to drugs."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25584
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jazuli
"The drug abuse which done by adolescence in the progress of the drugs it self has been increase and brings more anxiety for the family, society, nation and country. The adolescence abuser of drugs are constitute of the next generation who will continue the nation and the country development. They don't just come out of the high-class economical society, but they also come from the middle class to the lower economical society. In addition of the drugs abuse by adolescence doesn't go around among the city civilian only, but it is also there in the village civilian. That's way, it is so important to do some prevention and rescuing effort to the adolescence to keep them a way from the danger of drugs abuse, so there will be no lost generation because of the drugs abuse. Till the time for the adolescence are ready to be the next generation of the nation and the country development of theirs. Because the nation and the country need to have the adolescence with quality, creativity, sound of body and their sound of mind.
The examination about drugs abuse by adolescence use the qualitative examination method, which is an examination procedure that is produce descriptive data, words, writer, and behavior which can be observed from the subject. Meanwhile the kind of examination which use is the descriptive examination, it's and examination that has purpose to give a picture about a society or a particular group or a picture of a syndrome or the bonds between two symptoms or ever more. The method and the type of examination that is use to examine and to reveal the case of drugs that is marijuana and was done by a male young adolescence who was charged in guilty by the judge because of broke the law regulation number 22 of 1997 about narcotic and doing is time in the prison class II A at East Jakarta.
One of the social control theories that were spoken by Travis Hirschi that is social bonds theory, which based of four elements. Those attachment, commitment, involvement and belief are the form of tool or analysis knife which is use to analyze the case of drugs abuse by adolescence. Social bonds theories explain the stronger social bonds of some body with their social norms of society; can be avoided from the behavior deviation or delinquency. And the opposite, if the bond of society of some body is weak, than it can cause the delinquency."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Nabilah
"Pelajar/mahasiswa merupakan kelompok rentan atau berisiko untuk melakukan kenakalan remaja, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Hal ini dikarenakan pelajar/mahasiswa berada pada fase atau masa remaja dimana pelajar/mahasiswa mengalami krisis identitas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta cenderung bersifat labil sehingga akan mudah dipengaruhi baik dengan hal yang positif maupun negatif oleh lingkungan disekitarnya. Salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi pelajar/mahasiswa adalah teman sebaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba pada pelajar/mahasiswa di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekumder yang berasal dari hasil Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Tahun 2016 oleh BNN dan PPK UI dengan menggunakan desain studi cross sectional. Sampel merupakan pelajar/mahasiswa di 18 provinsi terpilih yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 27.939 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar/mahasiswa yang memiliki teman sebaya yang menggunakan narkoba mempunyai risiko 7,4 kali lebih besar untuk memiliki perilaku penyalahgunaan narkoba dibandingkan dengan pelajar/mahasiswa yang tidak memiliki teman sebaya yang menggunakan narkoba setelah dikontrol variabel jenis kelamin, kerawanan lingkungan sekolah/kampus dan riwayat ditawari narkoba.

Students are vulnerable or risk group for juvenile delinquency, one of which is drug abuse. This is because students are in adolescence where students have an identity crisis, high curiosity, and tend to be unstable so it will be easily influenced both with positive and negative things by the surrounding environment. One of the environments that can affect students are peers.
The purpose of this study is to find the influence of peer towards students drug abuse behavior in Indonesia. This study uses secondary data from the Drug Abuse National Narcotics Board Republic of Indonesia Survey In Students 2016 by BNN and PPK UI and uses Cross Sectional design study. Sample in this study is students in 18 selected provinces that compatible with the inclusion criteria with a total sample of 27,939 respondents.
The results showed that students with peer had a history of drugs in it were 7.4 times more likely to abuse drugs after controlled by sex variable, vulnerability of the school campus environment and history of drugs offer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Yanuarfi
"Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1.efektifitas metode dzikir dalam pendidikan akhlak adalah metode Tazkiyat an-nafs sebagai dzikir untuk menyucikan tau membersihkan hati dalam pendidikan akhlak yang diterapkan secara langsung dalam proses psikoterapi atau pembinaan.2. Anak bina mendapatkan pengaruh dzikir terhadap dirinya, mereka menjadi taat beribadah wajib dan sunnah, dan berubah sopan santun"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25574
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>