Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anwar Mujadin
"ABSTRAK
Erbium doped fiber amplifier (EDFA) menjadi kunci utama komponen
dense wavelength division multiplexing (DWDM) dalam sistem komunikasi fiber optik.
EDFA L band relatif bekerja pada inversi populasi rendah dimana energi
absorpsi dan emisi bekerja pada level energi konvensional dengan menghasilkan penguatan positip. Pola daya laser diode pumping (LDP) menjadi bagian terpenting dalam pengaturan EDFA L band, khususnya untuk menentukan penguatan tinggi dengan noise yang rendah. Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah rangkaian elektronika menggunakan komponen high end technology dengan stabilitas dan akurasi tinggi dengan fitur: laser diode pumping (LDP), termo electric cooler (TEC) dan power meter diatas sebuah rangkaian kompak
printed circuit board (PCB) terintegrasi.
EDFA diatur pada forward pumping dengan satu buah LDP 980 nm.
Panjang EDFA yang digunakan berukuran 13.5 meter, nilai ini dipilih untuk mengefisienkan daya LDP agar didapat daya keluaran penguatan yang maksimum terhadap daya sinyal masukan minimum. Prototipe dikarakterisasi kemudian diverifikasi menggunakan analisa numerik Matlab untuk menentukan performa sistem penguatan optik EDFA secara keseluruhan.
Parameter unjuk kerja seperti gain dan noise figure (NF) dapat diperoleh dengan mengubah daya laser pompa berturut-turut 53.6 mW, 61.1 mW, 64.83 mW dan 68.25 mW dengan sinyal masukan berturut-turut -20 dBm, -15 dBm, -10 dBm dan -5 dBm. Hasil eksperimen menunjukan bahwa sinyal masukan terkecil -20 dBm dapat dikuatkan hingga diatas 3 dB dengan noise figure (NF) rata-rata dibawah 4 dB.

ABSTRACT
Erbium doped fiber amplifiers (EDFA) have become major key components for dense wavelength division multiplexing (DWDM) optical fiber communication systems.
An L-band EDFA operates in a relatively low population inversion that a
positive net gain is produced for L-band signals while energy absorption occurs at the conventional band. Therefore, pumping scheme has become major issues in L band EDFA to obtain high gain and low noise figure (NF) as well as pump power efficiency. In this research we have developed a high stability and accuracy circuit
using high end technology components, the feature such as: laser diode pumping, thermo electric cooler and power meter on a compact printed circuit board (PCB).
EDFA was regulated at forward pumping using simple single pump
structure with 980 nm pump laser and short L band EDFA. Length of EDFA is 13.5 meters were used, the purpose is to get short L band length but with efficient pumping power to get good gain output at several pumping and signal power. Prototype has characterized and verified using numerical analysis Matlab to determine performance of EDFA system overall.
The performance parameter such as gain, NF and output power was taken at
L band ITU wavelength standard with four different laser diode pumping powers of 53.6 mW, 61.1 mW, 64.83 mW and 68.25 mW respectively. A range of different input signal power ranging was used of -20 dBm, -15dBm, -10 dBm and -5 dBm respectively. Experimentally, the lowest power at -20 dBm can be amplified up to 3 dB within lowest noise figure bellow 4 dB."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29743
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sholeh Hadi Pramono
"EDFA sebagai penguat optik dapat memperkuat sinyal dalam daerah C-band dengan rentang panjang gelombang 1530-1560 nm. Ketidak rataan penguatan biasanya memunculkan masalah untuk mendapatkan karakteristik penguatan yang rata yang disebabkan oleh cross section yang tinggi pada daerah sekitar 1531 nm. Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah metode telah diusulkan. Dalam disertasi ini suatu metode secara eksperimen untuk mendapatkan kerataan penguatan EDFA C-band telah dikembangkan. Kerataan penguatan dapat dicapai dengan mengatur variasi daya sinyal masukan dan daya pompa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang EDFA 12 m dapat menghasilkan penguatan rata-rata 20,66-25,23 dB, variasi penguatan 0,47-0,88 dB, noise figure (NF) rata-rata 4,31-4,85 dB, dan variasi NF 0,09-0,12 dB untuk daya sinyal masukan -12,7 dBm dan daya pompa 20-50 mW. Spectral hole burning rata-rata untuk 1530,33-1535,04 nm lebih besar dari 1536,61-1560,61 nm pada perubahan daya sinyal dari -22,7 dBm dan -17,7 dBm menjadi -2,7 dBm. Panjang EDFA 11 m dapat menghasilkan gain maksimum untuk daya sinyal -22,7 dBm hingga -2,7 dBm, dan daya pompa 20 mW hingga 60 mW.

EDFA an optical amplifier can amplify signals in the C-band region with the wavelength range of 1530-1560 nm. Usually the inhomogeneous gain creates further problems to achieve flat gain characteristics due to high cross section around 1531 nm region. To overcome this problem a number of methods have been proposed. In this thesis an experimental methods to get gain flatness in the C-band EDFA have developed. Gain flatness maybe achieved by tuning the signal input powers, pump power variations.
It is shows that EDFA length 12 m can result average gain 20.66-25.23 dB, gain variation 0.47-0.88 dB, average noise figure (NF) 4.31-4.85 dB, and NF variation 0.09-0.12 dB for input signal power -12.7 dBm and pump power 20-50 mW. Average spectral hole burning of 1530.33-1535.04 nm are greater than 1536.61-1560.61 nm for changing signal power from -22.7 dBm and -17.7 dBm to -2.7 dBm. Length of EDFA 11 m can obtain maximum gain for signal power -22.7 dBm to -2.7 dBm, pump power 20 mW to 60 mW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D963
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raditya Gumelar
"Filter optik add/drop merupakan komponen yang penting dalam sistem wavelength division multiplexing (WDM). Microring resonator merupakan struktur fotonika yang umum digunakan untuk aplikasi filter add/drop. Popularitas microring resonator sebagai filter add/drop didasari karakteristiknya yang mampu menghasilkan Q-factor tinggi dalam dimensi yang kecil serta selektivitas panjang gelombang yang tinggi. Di sisi lain galium nitrida (GaN) adalah semikonduktor yang memiliki karakteristik yang menjanjikan untuk aplikasi divais optolektronika berkecepatan tinggi dan pada kondisi lingkungan ekstrim.
Pada tesis ini dilakukan desain filter optik add/drop berbasis struktur microring resonator menggunakan material GaN. Filter ini dirancang untuk beroperasi pada rentang panjang gelombang C-band (1530 - 1565 nm), khususnya pada panjang gelombang 1550 nm. Struktur filter ini terdiri dari pandu gelombang berbentuk racetrack yang terkopel ke dua pandu gelombang bus. Proses optimasi desain dilakukan dengan metode finite difference time domain (FDTD) menggunakan perangkat lunak Lumerical MODE. Parameter yang dioptimalisasikan meliputi dimensi pandu gelombang, celah udara, panjang coupler, dan panjang rongga resonansi.
Hasil optimalisasi menunjukkan bahwa dimensi pandu gelombang yang optimal untuk aplikasi filter microring resonator adalah . Selanjutnya, hasil simulasi filter menunjukkan bahwa parameter microring resonator yang optimal adalah: lebar celah udara 100 nm; panjang coupler ; dan panjang rongga resonansi . Struktur ini memiliki FSR sebesar 25,3 nm; FWHM sebesar 0,2 nm (25 GHz); on-off ratio sebesar 35 dB; serta transmisi resonansi pada through port dan drop port berturut-turut sebesar -16 dB dan -1,4 dB dengan panjang gelombang resonansi 1550 nm.
Di samping itu untuk menghasilkan flatness (kedataran) pada pass-band dilakukan juga simulasi dan analisa struktur double microring resonator dengan parameter optimal yang didapatkan dari simulasi sebelumnya. Jarak antara microring divariasikan untuk mencari nilai optimal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan jarak antara microring sebesar 275 nm, didapatkan spektrum transmisi drop port yang lebih datar dibandingkan struktur single microring pada rentang panjang gelombang 1550,4 -1550,8 nm dengan nilai transmisi resonansi sebesar -4 dB

An optical add/drop filter is a crucial component for wavelength division multiplexing (WDM) systems. A Microring resonator is a photonics structure that is widely used as an add/drop filter. The popularity of microring resonators as an add/drop filter is due to their ability to achieve a high Q-factor with small footprints and wavelength selectivity. On the other hand, gallium nitride (GaN) have favorable characteristics for application in extreme conditions and high-speed optoelectronic devices.
In this thesis, the design of an optical add/drop filter based on a microring resonator with GaN material was conducted. This filter is designed to operate within the C-band (1530 – 1565 nm) wavelength range, especially at 1550 nm. The filter structure consists of a racetrack-shaped waveguide coupled into two bus waveguides. The optimization process was conducted by the finite difference time domain (FDTD) method using Lumerical MODE software. The parameters that were optimized include waveguide dimensions, air gap, coupler length, and cavity length.
The optimization results showed that the optimum waveguide dimensions are . Next, the simulation results showed that the optimum microring resonator parameters are: an air gap of 100 nm; coupler length of ; and cavity length of . This structure has an FSR of 25.3 nm; FWHM of 0.2 nm (25 GHz); an on-off ratio of 35 dB; and a through port and a drop port resonance transmission of -16 dB and -1.4 dB with a resonant wavelength of 1550 nm.
Aside from that, in order to achieve flatness on pass-band, simulation and analysis of double microring resonator structure were also conducted using the previously obtained optimum parameter. The distance between the two microrings was varied to find the optimum value. Simulation results showed that with a distance of 275 nm, a flatter drop port transmission spectrum than the single microring configuration within a 1550,4 nm – 1550,8 nm with a resonance transmission value of -4 dB was obtained
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Hambali
"Kombinasi komunikasi yang menggabungkan suara, gambar dari data akhir-akhir ini berkembang dengan sangat pesat terutama perkembangan Internet. Kecepatan informasi merupakan hal terpenting karena kebutuhan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Solusinya menggunakan sistem telekomunkasi optik. Beberapa metode telah dikemukakan, namun perkembangannya terus berlanjut. Salah satu komponen yang paling berperan dalam sistem ini adalah EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier).
Tulisan ini menganalisa struktur EDFA yang dapat digunakan pada jaringan metro (short distance telecomurncation). Analisa yang digunakan adalah analisa hubungan antara karakteristic gain terhadap daya pompa (pump power), daya input, panjang serat serta filter optik pada serat optik EDFA mode tunggal. Dan hasil analisa numerik dengan simulasi komputer terhadap besaran fisis yang dikandung dalam komponen aktif erbium doped diperoleh bahwa gain serat optik EDFA mode tunggal sangat bergantung pada daya pompa, daya input serta panjang serat. Kesulitan yang timbul adalah bahwa keluaran daya ASE (Amplified Spontaneous Emission) yang tidak sama pada panjang gelombang 1531 nm. Permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan menggunakan komponen pasif filter optik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Syuaib
"

Dalam kurun beberapa tahun ini telah terjadi pertumbuhan eksponensial terus-menerus dalam permintaan transmisi serat optik untuk aplikasi penghubung antar pulau, sistem fiber darat melewati bibir pantai (festoon), dan penggunaan transmisi terestrial rentang panjang untuk daerah terpencil. Sistem transmisi rentang panjang tanpa repeater dengan menggunakan amplifikasi Raman terdistribusi adalah solusi hemat biaya untuk menjembatani jarak transmisi beberapa ratus kilometer. Kerr nonlinier distorsi dan Raman amplifier noise telah diidentifikasi sebagai dua faktor kendala utama dalam meningkatkan performansi transmisi dan peningkatan jarak jangkauan. Konfigurasi fiber core hibrida yang terbentuk dari struktur tiga segmen diusulkan sebagai alternatif pengganti atas fiber core konvensional berstruktur homogen satu segmen. Karena ukuran fiber core dapat berubah sepanjang propagasi, maka rumus baku amplifikasi Raman harus ditulis ulang menjadi rumus umum dimana ukuran fiber core tidak lagi merupakan nilai konstan tetapi variabel atas jarak sepanjang propagasi. Dengan menggunakan persamaan Raman standar dan penulisan ulang ukuran fiber core (fiber effective core area) sebagai fungsi jarak propagasi, maka penelitian ini mengusulkan pemodelan rumusan umum yang baru (new generalized formula) agar sesuai untuk diaplikasikan pada sistem dengan struktur multi-segmen. Hasil analisis numerik menunjukkan bahwa perbaikan atas nonlinear phase shift dan optical signal-to-noise ratio (OSNR) dapat dicapai secara bersamaan. Pencapaian ini tidak mungkin didapat jika hanya menggunakan struktur konvensional dengan fiber core tunggal (homogen). Dilakukan simulasi untuk mengetahui peningkatan kinerja transmisi dan perpanjangan jarak transmisi rentang panjang tanpa menggunakan repeater. Penggunaan fiber core hibrida dengan struktur tiga segmen mengindikasikan adanya peningkatan fleksibilitas gain profile pada sistem transmisi menggunakan Raman amplifier-terdistribusi, pengurangan dampak negatif dari efek nonlinier Kerr yang disebabkan oleh tingginya sinyal power, dan peningkatan OSNR yang disebabkan oleh penurunan amplified spontaneous emissions (ASE) dari Raman pump. Rentang transmisi tiga segmen dengan inti serat optik berstruktur hibrida dapat mengurangi akumulasi nonlinear phase shift sebesar 1.29 radian, meningkatkan OSNR sebesar 0.31 dB, dan meningkatkan performansi transmisi atas sinyal bermodulasi DQPSK dibandingkan dengan fiber core konvensional berstruktur tunggal. Hasil simulasi performansi BER pada sinyal berkecepatan 80 Gb/s menunjukkan penurunan OSNR yang dibutuhkan sebesar 2.71 dB untuk target BER sebesar 10-9. Dilakukan pengujian atas BER performansi untuk berbagai kecepatan data (40, 60, 80, dan 100 Gb/s) dengan hasil yang menunjukkan stabilitas dan konsistensi kinerja sistem untuk berbagai kecepatan data yang berbeda. Studi analitik dan simulasi kanal-tunggal pada panjang gelombang tunggal dengan menggunakan fiber core tiga segmen berstruktur hibrida ini dapat digunakan sebagai pedoman dasar untuk studi lebih lanjut untuk skema amplifikasi broadband Raman multi-kanal multi-panjang gelombang. Selanjutnya dalam penelitian ini, berdasarkan pemodelan amplifikasi Raman terdistribusi dua arah dilakukan pengujian gain profile atas berbagai kemungkinan perbandingan power antara forward pump dan backward pump. Dilakukan peninjauan analitik atas pengaruh dari ukuran fiber core dan distorsi sinyal akibat Kerr nonlinier efek. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan inti serat optik berukuran besar dapat menghasilkan OSNR yang lebih tinggi dan nonlinear phase shift yang lebih kecil dibandingkan dengan yang berukuran kecil, oleh karena itu fiber core berukuran besar dapat diharapkan memberikan kinerja transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan fiber core berukuran kecil. Dua jenis bentuk pulsa (NRZ dan RZ) dimodelkan dan disimulasikan untuk mengurangi distorsi nonlinier dan meningkatkan kinerja transmisi serat kemungkinan untuk memperpanjang jarak transmisi sistem rentang panjang. Hasil simulasi 40 Gb/s dengan modulasi DPSK berjarak 400 km menggunakan fiber 150 μm2 menunjukkan bahwa target BER sebesar 10-9 dapat dicapai oleh sinyal dengan bentuk pulsa RZ dengan OSNR pinalti sebesar 2.90 dB dibandingkan pulsa NRZ dengan OSNR pinati sebesar 4.68 dB, hal ini menunjukkan pengurangan OSNR pinalti sebesar 1.78 dB untuk pulsa RZ. Pengaturan sinyal power yang tepat pada titik trasmit sangat penting untuk mencapai penanganan noise yang lebih baik serta mendapatkan tingkat OSNR yang mencukupi pada sisi penerima. Dilakukan penyelidikan atas dampak dari fluktuasi input power terhadap performansi transmisi. Jika input power berfluktuasi dari nilai optimum (seperti 0 dBm pada simulasi ini), maka fiber dengan ukuran effective core area yang lebih besar dan menggunakan sinyal dengan pulsa RZ akan memberikan toleransi yang lebih baik atas perubahan input power dan memberikan transmisi pinalti lebih kecil, hal ini sangat cocok untuk transmisi rentang panjang.

 


Over the years, there has been continual exponential growth in the demand for optical fiber transmission for applications in the areas of inter-island hopping, coastal festoon systems, and the use of single ultra-long span terrestrial links in remote regions. Ultra-long span unrepeatered systems using distributed Raman amplification are cost-effective solutions for bridging several hundred kilometers transmission distances. Kerr nonlinear distortion and Raman amplifier noise have been identified as two major limiting factors in improving the transmission performance and extending reachable distance. A configuration of a hybrid fiber effective core area consisting of a three-segment structure was proposed as an alternative to conventional single-segment fiber effective core area structure. Since the value of the fiber effective core area changes along the propagation distance, the standard Raman amplification formulas should be rewritten to generalized formulas where the fiber effective core area is no longer a constant value but a function of propagation distance. Based on standard Raman coupled equations and rewriting the fiber effective core area as a function of propagation distance, the new generalized formulas suitable for the multi-segment structure have been modeled and proposed in this study. The numerical analysis results show that improvements to the nonlinear phase shift and optical signal-to-noise ratio (OSNR) can be achieved simultaneously. This achievement would be impossible with the sole use of a conventional single fiber core structure. An improvement of the transmission performance and the possibility to extend the transmission distance of unrepeatered ultra-long span system were simulated. The introduction of a hybrid fiber effective core area in a three-segment structure indicated an increase in the flexibility of the gain profile of the distributed Raman amplified link, a reduction of the negative impact of the nonlinear Kerr effect due to the high signal power, and improvement of the delivered OSNR by means of the reduction of the Raman optical pump-induced amplified spontaneous emissions (ASE). The three-segment transmission span with the hybrid fiber effective core area reduced the accumulated nonlinear phase shift by 1.29 radian, increased the delivered OSNR by 0.31 dB, and improved the transmission performance of the DQPSK-modulated signal compared to the conventional single fiber core structure. The simulated BER performance of the 80 Gb/s data signal showed the reduction of the required OSNR by 2.71 dB to achieve the target BER of 10−9. BER performance for various data rates (40, 60, 80, and 100 Gb/s) was examined, and the results showed the stability and consistency of the system performance across different data rates. These single-channel analytical and simulation studies on a three-segment hybrid fiber effective core area structure could be used as basic guidelines for further studies on the multi-channel broadband multi-wavelength Raman amplification scheme. Furthermore in this study, the gain profiles of various forward and backward pump power ratios are examined based on bidirectional pumped distributed Raman amplification model. The impact of fiber effective core area to amplification gain of bidirectional Raman, signal distortion due to Kerr nonlinear effect, Raman amplifier induced noise, and optical signal-to-noise ratio are analytically investigated. This study shows that a large effective core area fiber provides higher OSNR and smaller nonlinear phase shift compare to a small one. Therefore a large effective core area fibers can be expected to provide a better transmission performance compared to a small effective core area fiber. Two types of pulse shapes (NRZ and RZ) are modeled and simulated to reduce the nonlinear distortion and improve the transmission performance and the possibility to extend the transmission distance of ultra-long span system. Simulation of  DBPSK modulated signal at a data rate of 40 Gb/s for 400 km transmission link using a large effective core fiber 150 μm2 shows that the target BER of 10-9 can be achieved by RZ pulse shaped signal with OSNR penalty at 2.90 dB compared to NRZ pulse at 4.68 dB, a significant OSNR penalty reduction of 1.78 dB on RZ pulse. An appropriate setting of the signal power level at the fiber launching point is important to achieve better noise performance to get an acceptable OSNR level at the receiver. The impact of input power fluctuation on the transmission performance and required OSNR are investigated. When the input power fluctuates from the optimum value (such as 0 dBm on our simulation), the fiber with a larger effective core area and signal in RZ pulse shape has better input power tolerance and less transmission penalty that is suitable for bidirectional Raman amplified ultra-long span systems.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandi Akhmad
"Telah dilakukan penelitian untuk mengukur nilai tegangan induksi yang dihasilkan oleh koil pick-up yang berada dalam pengaruh medan magnet homogen. Sumber medan magnet homogen yang digunakan berasal dari kumparan Helmholtz dengan 210 lilitan pada masing-masing kumparannya, dan dengan jari-jari efektif 14.5 cm. Variasi medan magnet didapat dengan memberikan Variasi arus, dan dari pengukuran didapatkan bahwa kumparan Helmholtz tersebut mempunyai medan magnet homogen sepanjang 6 cm di tengah-tengah kedua kumparannya. Koil pick-up yang digunakan adalah koil dengan 850 lilitan dengan panjang 3 cm dan diameter 0.9 cm. Tegangan induksi yang dihasilkan ini diukur dengan menggunakan program lock-in amplifier yang telah dirancang secara digital menggunakan DAQ Card (Data Acquisition) tipe USB 9215A dengan bahasa pemrograman LabVIEW 8.5.
Dari pengukuran dihasilkan data perubahan tegangan induksi koil pick-up sebelum dan sesudah diberikan sampel magnetik pada inti koil yang menunjukkan bahwa tegangan induksi setelah memakai sampel lebih besar dibanding dengan tanpa memakai sampel. Ini diakibatkan oleh efek magnetisasi dari bahan yang digunakan. Didapatkan hasil perhitungan suseptibilitas magnet sebesar 2.3 yang nilainya jauh dibandingkan literatur yang nilainya mencapai ribuan. Ini mungkin dikarenakan pengukuran yang dilakukan terjadi pada daerah diatas kurva histerisis dari sampel yang digunakan.

The research had been done to measure the value of induction voltage generated by the pick-up coil under the influence of uniform magnetic field. Uniform magnetic field source created by Helmholtz coils with 210 windings on each coil, and the effective radius of 5.14 cm. Variation of the magnetic field is obtained by giving the current variation, and from measurement obtained that Helmholtz coil have a uniform magnetic field with 6 cm length in the middle both its coils. Pick-up coil was used with a 850 coil windings with a length of 3 cm and a diameter of 0.9 cm. The resulting induced voltage is measured using lock-in amplifier programs that have been digitally designed using a DAQ Card (Data Acquisition) USB type 9215A with the programming language LabVIEW 8.5.
From measurement produced data of induction voltage changed from pick-up before and after the given magnetic sample at the core of coil which shows that the induction voltage after applying samples is larger compared Without sample. This is caused by the effects of magnetization of the materials used. Magnetic susceptibility is obtained by calculating with value of 2.3 in comparison with a value of literature in the thousands. This may be due to measurements carried out occurred in the area above the hysteresis curve ofthe sample used.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Marvels P.
"Antena aktif yang merupakan integrasi antara antena gelombang mikro dengan perangkat aktif seperti amplifier telah mendapat perhatian yang luas pada beberapa tahun belakangan ini. Pada umumnya, penempatan elemen aktif yaitu transistor microwave dalam rangkaian terintegrasi microwave (Microwave Integrated Circuit, MIC) dibuat pada saluran transmisi microstrip. Pada tesis ini dibahas mengenai rancangan microwave power amplifier sebagai elemen aktif dari antena yang dibuat dengan memakai rangkaian penyesuai saluran transmisi coplanar waveguide. Keuntungan utama yang diharapkan dapat diperoleh dengan pemakaian coplanar waveguide antara lain; interkoneksi komponen pada rangkaian lebih mudah karena hanya bagian permukaan dari struktumya yang diperlukan, memberikan kemudahan dalam memperluas rangkaian pada bidang atas substrat sehingga sangat sesuai digunakan pada rangkaian terintegrasi microwave.
Transistor microwave yang dipakai pada rancangan amplifier ini adalah GaAs MeSFET tipe NE 76084 yang memiliki potensi tidak stabil (potentially unstable) pada frekuensi 5 GHz, dan kondisi ini umumnya dihindari dalam rancangan microwave amplifier. Sekalipun transistor tersebut berpotensi tidak stabil, pada tesis ini diperlihatkan realisasi rancangan microwave amplifier dengan membuatnya menjadi stabil melalui pemilihan koefisien refleksi beban yang sesuai.
Perancangan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak CAD untuk amplifier, AutoCAD dan perangkat keras mesin cetak quick circuit. Pengukuran terhadap beberapa parameter seperti power gain, bandwith, return loss dan VSWR dilakukan pada rancangan akhir amplifier dengan frekuensi operasi 5 GHz.

Active antennas which are integration between microwave antenna and an active device such as amplifier have found wide interest in the past few years. Mostly, the placement of active element (i.e. microwave transistor) in microwave integrated circuit (MIC) made on microstrip transmission line. This paper describes the design of microwave power amplifier as an active part of active antenna implemented on coplanar waveguide. With the design proposed here, the main advantage which may be expected from the proposed coplanar waveguide compared to microstrip line is based on the fact, that network interconnection is easily obtained. It structure's necessary only on the surface side of the substrate, allowing planar circuits on the top side to be extended and thus making it compatible with microwave integrated-circuit.
The amplifier investigated in this paper utilized GaAs MeSFET (NE 76084) which is potentially unstable can be realized by the proper selection of the load reflection coefficient. This condition must, therefore, be avoided for the design of microwave amplifier.
The amplifier was designed using several tools such as CAD for amplifier and Auto CAD software, and Quick-circuit machine. Measured result of power gain, VSWR and bandwidth of the amplifier operating in 5 GHz are given.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Graf, Rudolf F.
Boston: Newnes, 1997
621.381 GRA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Amplifier handbook" ini merupakan sebuah buku panduan mengenai amplifier. "
New York: McGraw-Hill, 1966
R 621.381502 AMP
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rohman Harits Martawireja
"Telah diimplementasikan sistem elektronika berupa rangkaian osilator tipe colpitts untuk melihat karakteristik resonator kristal serta pengaruh perubahan nilai setiap komponen penyusun rangkaian osilator tipe colpitts pada perubahan frekuensi osilasi. data eksperimen yang didapatkan adalah pengaruh variasi tiap komponen osilator terhadap perubahan frekuensi dan tegangannya, serta pengaruh perubahan temperatur pada kristal terhadap frekuensi keluaran. Hasil dari karakteristik kristal yang dicoba dalam sistem ini bermanfaat sebagai sensor temperatur dengan jangkauan 10 - 50°C.

An Electronic system has been implemented in the form of colpitts oscillator to see the characteristics of the crystal resonator and the effect of changes value of each component in colpitts oscillator circuit changed the frequency of oscillation. experimental data show the effect of variation of each component of the oscillator to change frequency and voltage, and also the effect of temperature changes on the crystal frequency output. the characteristics of the tested crystals obtained this system as a temperature sensor in the range of 10-50°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>