Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Ashari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kadar Kuswandi
"Sikap remaja terhadap seks bebas sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, hal itu dibuktikan oleh berbagai hasil survei dan penelitian mengenai sikap seks bebas kalangan remaja, termasuk di lingkungan kampus, yang menunjukkan bahwa angka relatif sikap setuju terhadap perilaku seks bebas antara 10% - 32%.
Fenomena sikap dan perilaku seks bebas itupun sudah mulai tampak pada Mahasiswa Akademi Kesehatan di Banten, bahkan yang lebih dan sekedar pegangan atau bergandengan. Keadaan-keadaan tersebut lebih diperburuk dengan adanya upaya saling menutupi antar rekan mahasiswa terhadap perilaku seks bebas yang pernah dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai deskripsi yang lebih mendalam dan analisis dari sikap menyetujui dan perilaku seks bebas Mahasiswa Akademi Kesehatan di Banten, yang dipengaruhi oleh informasi perilaku seks dan tanggapan mahasiswa mengenai akibat perilaku seks itu sendiri.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan populasi seluruh Mahasiswa Akademi Kesehatan di Banten yang memiliki dasar pendidikan SMU, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 351 orang. Analisis yang digunakan adalah, pertama analisis kuantitatif mulai dari analisis univariat, bivariat (dengan uji chi-square), multivariabel (dengan uji regresi logistik berganda); dan kedua adalah analisis kualitatif (dengan menggunakan FGD) untuk menunjang data hasil analisis kuantitatif. Oleh karena itu, instrumen penelitian ini terdiri dari angket dan pedoman FGD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang setuju terhadap perilaku seks bebas sebanyak 20,8%. Sedangkan yang mengaku pernah berperilaku seks bebas sebanyak 52,4%; dengan 4 tingkatan terbanyak dari jenis dan variasi perilaku seks bebas sebagai berikut, pertama berpelukan dan berciuman (26,8%), kedua berpelukan, berciuman, dan perabaan bagian sensitif dari luar pakaian (10,0%), ketiga berciuman saja (4,0%), dan keempat melakukan hubungan intim atau senggama (1,7%).
Secara bivariat menunjukkan bahwa antara variabel informasi perilaku seks (dari tontonan, bacaan, mendengar dari teman, melihat langsung), dan tanggapan mahasiswa mengenai akibat perilaku seks bebas, masing-masing memiliki hubungan yang sangat bermakna secara statistik terhadap sikap mahasiswa pada perilaku seks bebas (p<α). Begitu pula antara sikap dengan perilaku seks bebas mahasiswa memiliki hubungan yang sangat bermakna secara statistik (p<α). Sedangkan secara multivariabel, diperoleh hasil bahwa faktor tanggapan mahasiswa merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap sikap seks bebas mahasiswa, dengan exponen (β) sebesar 6,258.
Dari hasil analisis kualitatif diperoleh bahwa, mahasiswa pada dasarnya tidak memiliki sikap yang tegas untuk menolak perilaku seks bebas. Disamping itu, para informan (peserta FGD) menyatakan bahwa perlakuan dari leher ke atas adalah wajar, dan mereka menyadari bahwa dari perbuatan itu dapat berlanjut pada tingkat perilaku seks yang lebih serius, tetapi tetap dilakukannya. Selain itu, sebagian informan menyatakan bahwa, perilaku seks tersebut dapat digunakan untuk membuktikan rasa cintanya terhadap kekasih tercinta.
Dengan adanya hasil penelitian tersebut, maka perlu dilakukan upaya pembentukan tim koordinasi pemantau dan evaluasi sikap dan perilaku mahasiswa terhadap seks bebas; pemberdayaan mahasiswa untuk dapat menolak secara tegas terhadap perilaku seks bebas, apapun bentuknya; perlu dirancang program kerjasama dengan pihak terkait untuk mencegah meluasnya sikap dan perilaku seks bebas; sisipkan secara khusus pada materi yang sedang berjalan mengenai kesehatan reproduksi, pendidikan seks dan perilaku bertanggung jawab; serta peningkatan peran pembimbing dalam memberikan masukan mengenai sikap dan perilaku yang bertanggung jawab.

The Effect of Information About Free-Sex Behavior And Students' Response to The Effect of free-Sex Behavior to Agreeing Attitude in Relation With Students' Free-Sex Behavior at Health Academy Of Banten, in 2000.Youth attitudes towards free-sex behavior have been at concerning level. This is indicated by the outcomes of survey and research regarding free-sex attitude among youths, including college students, which show the rate of agreeing attitude towards free-sex behavior is 10% - 32%.
Such phenomena have appeared among students at College of Health in Banten. They hold each other's hand, walk along hand in hand, and even some of them have done more than just holding hand. Such conditions have been worsened by the fact that they attempt to conceal the reality about each other's free-sex behaviors.
The objective of this research is to obtain information about description and analysis of agreeing attitude and free-sex behavior among students at College Health in Banten, which is influenced by information of free-sex behavior and student response to the effect of sexual behavior itself.
The research method applied is cross sectional, and the population is all students at College Health in Banten who have high school background. The samples used for the research are 351 students. Analysis applied are, first, quantitative analysis starting from analysis of univariat, bivariat (chi-square test), to multi variable (multiple logistics regression test), and secondly, qualitative analysis (using FGD) to complement the quantitative data. The instruments used are questioners and FGD guide.
The findings show that 20.8% respondents agree the free-sex behavior, 52.4% respondents have ever had free-sex behavior with following classification, first, hugging and kissing (26.8%), secondly, hugging, kissing and touching sensitive parts still covered with clothing (10.0%), thirdly, kissing only (4.0%), and fourthly, having coitus (1.7%).
Based on bivarial, the findings show that the variable of information about free-sex behavior (getting from movies, readings, chats, or self-observation) and students' response statistically have significant relation with students' attitudes toward free-sex behavior (p <α). So does the relation between students' attitudes and students? behavior of free-sex. Based on multivariable, the results show that students' response is the most influencing factor of students? free-sex behavior, with exponent (β) of 6.258.
From the results of qualitative analysis the findings show that basically students do not possess firm attitudes to refuse free-sex behavior. Besides that, the informants (FGD) state that what they (lovers) usually do (oriented around neck and face) is considered proper. And they realize that such treatments or movements can lead to serious ones but they keep on doing it. Besides that, some informants state that such free-sex behavior proves love feelings among lovers.
The research recommends are, must be make coordination team for monitoring and evaluation of students attitude and behavior to free-sex, that students are necessarily to be enforced to be able to object to free-sex behavior, whatever forms it takes. Collaborating among programs is necessarily designed to prevent from its spreading. Such materials as reproductive health, sex education, and responsible behavior can be included or inserted in the lectures being conveyed to students."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T3482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinno Angga
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini melalui media massa, remaja dengan mudahnya memperoleh gambar-gambar yang mampu meningkatkan rangwngan seksual, sehingga dapat menimblilkan keinginan remaja untuk melakukan masturbasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tayangan pomo di media cetak dan elektronik terhadap perilaku masturbasi remaja dan dilakukan di SMA N 65 Jakarta dengan jumlah responden 83 orang.
Penelitian ini menggunakan dcsain penclitian deskriptif kqrelatif yang bertujuan menganalisa hubungan dua variabcl. Pcngambilan sampel dilakukan dengan tcknik Purpnsive Sampling yaitu sampcl diambil bcrdasarkan kriteria tertentu. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Analisa data menggunakan distribilsi Hekuensi dari Chi Square untuk menganalisa hubungan antar variabel. Hasil perhitungannya dipcrolch p value (0,000) < alpha (0,05) schingga HU dilolak. Kesimpulannya ada hubungan antara tayangan pomo di media cetak dan elektronik terhadap perilaku masturbasi pada remaja di SMA N 65 Jakarta Barat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5469
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Ida Fretti
"Dengan kebebasan yang diberikan Repada laser disc saat ini, setiap orang (termasuk remaja) dapat menonton film video laser dengan bebas. Yang dikawatirkan adalah bahwa remaja, hanya menonton film-film yang ada adegan seksnya, yang akan menimbulkan keinginan dihati mereka untuk meniru yang mereka tonton "tu dalam kehidupan sehari~hari. Dalam skripsi ini penulis ber:usaha mendeskripsikan bagaimana sikap yang dimiliki remaja tersebut terhadap adegan-ad egan seks yang mereka lihat di film video laser. Penulis beranggapan bahwa frekuensi menonton mempengaruhi sikap
remaja, dimana frekuensi yang terbentuk dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan konsumsi remaja akan media yang bermuatan seks. Untuk itu penulis mengamrril sampel sebanyak 100 orang remaja yang berusia 13 - 21 tahun, dengan teknik penarikan sampel bola salju. Untuk mengetahui sikap yang mereka miliki, penulis menggunakan skala Likert. Dalam penelitian terbukti bahwa jenis kelamin dan konsumsi media bermuatan seks mempengaruhi frekuensi menonton film video laser. Frekuensi menonton yang terbentuk. ini ternyata mempengaruhi sikap yang remaja miliki terhadap adegan seks di film video laser tersebut. Para remaja pria, frekuensi menonton tidak terlihat pengaruhnya dalam membentuk sikap mereka terhad~p adegan seks. Sedangkan pada remaja wanita frekuensi mempengaruhi sikap yangterbentuk; dimana frekuensi menonton yang tinggi membentuk
sikap yang positif, dan frekuesi menonton rendah membentuksikap
negatif. Pada remaja yang mngkonsumsi media bermuatan seks
terlihat bahwa frekuensi mempengaruhi sikap mereka terhadap
adegan seks . Sikap positif yang terbentuk berasal dari remaja
dengan frekuensi menonton tinggi. Sedangkan pada remaja yang
tidak meng konsumsi media bermuatan seks, pengaruh frekuensi
berbanding terbalik dengan sikap yang terbentuk. Sikap positif
dimiliki oleh remaja yang frekuensi menontonnya rendah, dan
sikap negatif dimiliki oleh yang frkuensi menontonnya tinggi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>