Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Febrian
"Skripsi ini membahas mengenai tindakan tiga tokoh dalam Serat Tripama sebagai perwujudan sikap batin mereka. Tindakan tiga tokoh ini dianalisis untuk merumuskan sikap batin yang melekat dalam diri tiga tokoh yang ada dalam Serat Tripama. Teori yang digunakan adalah teori tindakan yang dikemukakan oleh Talcot Parsons, teori jenis tindakan yang dikemukakan oleh Budiono Herusatoto, dan teori sikap yang dikemukakan oleh Saifudin Azwar. Dalam penulisan skripsi ini, metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif interpretatif. Tindakan tiga tokoh dalam Serat Tripama (Patih Suwanda, Kumbakarna, dan Adipati Karna) merupakan tindakan yang berorientasi kepada tujuan. Teridentifikasi 10 tindakan yang dilakukan oleh tiga tokoh. Adapun tindakan tersebut merupakan perwujudan dari sikap batin mereka masing-masing. Sikap batin tersebut antara lain: sikap batin yang menjadi andalan kepada raja/pemimpin, sikap batin yang mampu melaksanakan tugas sebagai seorang ksatria, Sikap batin yang ingin menjadi sempurna, sikap batin yang tidak memihak kepada keputusan saudaranya, dan sikap batin yang ingin membalas budi. Mengingat bahwa Serat Tripama merupakan teks didaktis mengenai nilai-nilai bela negara, maka dapat disimpulkan bahwa sikap-sikap yang telah disebutkan tadi merupakan refleksi dari nilai-nilai bela negara tersebut.

This thesis discusses about the actions that are being conduct by three characters from Serat Tripama as a manifestation of their esoteric attitude. Those actions are being analyzed to reveal the esoteric attitude that are exist in the three characters mentioned. The theories that are used in this research are Talcot Parson?s Theory of Action, Herusatoto?s types of action theory, and Azwar?s Theory of Attitude. Based on the interpretative description method that are being used in this research, there are ten (10) actions that can be identified. Furthermore, those ten actions, that are being conduct by the three characters, are the form of manifestation of their esoteric attitudes. The esoteric attitudes are: supporting or taking side of a certain leader (king), responsible to his duties, wanting to reach a perfect/complete condition, unfavourable to a particular object, supporting or taking side on Kurawa, and doing something in return of someone?s help. Serat Tripama is a didactive text that focus on nation defend value; so it can be concluded that the esotric attitudes mentioned is the reflection of that value."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1850
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Priantini
"Di dalam rangka melestarikan Kebudayaan Nusantara yang diwariskan oleh nenek moyang kita sebagai dokumen budaya baik yang tertulis maupun tidak tertulis agar tidak punah, maka diperlukan wadah untuk menyimpan serta memeliharanya dengan baik. Dokumen budaya dapat diwujudkan dalam bentuk abstrak dan konkrit. Di dalam bentuk konkrit dapat berupa seni sastra misalnya: buku dalam bentuk karya sastra, dluwang, rontal dan lain-lain, bisa pula berupa seni tari, semi suara. Sedangkan dalam bentuk abstrak berupa kepercayaan, tingkah laku, serta adat Istiadat. Semua itu sudah merupakan sebuah wadah untuk melestarikannya. Sebagai bukti untuk ikut meleatarikan dokumen budaya ini, misalnya pada nilai perkawinan di dalam tiga karya sastra ini dilukiskan dengan masih terikat pada konvensi budaya Jawa dan kode budaya Jawa.
Perkawinan merupakan bagian dari siklus kehidupan manusia dan memiliki nilai yang suci. Perkawinan pun menjadi salah satu unsur dari kebudayaan. Kebiasaan di dalam penyelenggaraan perkawinan pada kehidupan orang Jawa khususnya pada tiga Rarya sastra yang menjadi pokok bahasan dalam analisis skripsi inipun merupakan suatu dokumen budaya. Untuk menuju ke arah perkawinan perlu satu kebiasaan memakai cara atau jalan di dalam menentukan teman hidup yang berpegang pada pedoman lama yaitu tiga kriteria nilai bobot, bibit, serta bebet yang merupakan suatu proses sebagai sesuatu yang bernilai. Khususnya di dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha mencoba untuk menggali dan mengungkapkan makna budava yang terkandung di dalam tiga karya sastra yaitu Serat Rijanto, Ngulandara dan Srikuning sabagai pokok bahasan dan usaha ikut melestarikan budaya bangsa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im Rini Hariyani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S11311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2018
297.2 TIK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Kusumawardhani
"ABSTRAK
Serat Jayengbaya merupakan karya sastra pertama Raden Ngabehi Ranggawarsita, sekitar tahun 1830. Serat Jayengbaya merupakan teks sastra naratif yang dibingkai sekar macapat berkisah mengenai seorang tokoh Jayengbaya, yang berkhayal menjalani berbagai macam pilihan hidup hingga mencapai 47 jenis pilihan. Penelitian ini berusaha memahami struktur naratif untuk menentukan tema teks Serat Jayengbaya, dengan menggunakan teori struktural sebagaimana yang diungkapkan oleh Burhan Nurgiyantoro dalam Teori Pengkajian Fiksi 2015 . Adapun, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Dari hasil analisis struktur naratif, tema yang terdapat dalam Serat Jayengbaya adalah pencarian jatidiri yang kemudian dikaitkan dengan ajaran mawas diri oleh Ki Ageng Suryomentaram. Kata kunci : Serat Jayengbaya, Ranggawarsita, struktural, macapat, naratif, tema, jatidiri.

ABSTRACT
Serat Jayengbaya is the first literary work of Raden Ngabehi Ranggawarsita on around 1830. Serat Jayengbaya is a narrative literary text that was formed by sekar macapat. Serat Jayengbaya tells about a figure named Jayengbaya who has the ability to imagine life choices as many as 47 ways of life. This research uses structural theory by Burhan Nurgiyantoro in Teori Pengkajian Fiksi 2015 . This research uses descriptive analytic method. The narrative structure analysis reveals the theme of Serat Jayengbaya, which is about identity discovery and related with self introspection theory by Ki Ageng Suryomentaram. Keywords Serat Jayengbaya, macapat, narrative, Ranggawarsita, self identity, structural, theme"
2017
S70134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Wicaksono
"Serat Prantaka adalah suatu karya sastra yang berasal dari lingkungan Islam. Berangkat dari pernyataan tersebut dalam penelitian ini saya ingin mengungkapkan unsur-unsur Islam, dengan harapan dapat ditemukan sesuatu yang khas dari usnur-unsur Islam itu. Setelah mengadakan perbandingan teks sehingga didapat satu naskah landasan, penelitian selanjutnya menganalisa edisi teks naskah Prantaka.
Dari analisa teks Prantaka, dengan memusatkan perhatian pada unsur-unsur Islam ternyata teks Prantaka mengandung sesuatu yang khas yaitu unsur Syiah. Masuknya unsur Syiah dalam teks Prantaka berkaitan dengan proses penyebaran Islam di Jawa, dan lingkungan ini yang akan mempengaruhi jenis kepustakaan. Berdasarkan suatu kriteria tertentu seperti apakah teks tersebut terikat erat dengan syariat atau sedikit mengungkapkan tentang syariat, dapat disimpulkan bahwa teks Prantaka adalah jenis kepustakaan Islam kejawen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Wicaksono
"Serat Prantaka adalah suatu karya sastra yang berasal dari lingkungan Islam. Berangkat dari pernyataan tersebut dalam penelitian ini saya ingin mengungkapkan unsur-unsur Islam, dengan harapan dapat ditemukan sesuatu yang khas dari usnur-unsur Islam itu. Setelah mengadakan perbandingan teks sehingga didapat satu naskah landasan, penelitian selanjutnya menganalisa edisi teks naskah Prantaka. Dari analisa teks Prantaka, dengan memusatkan perhatian pada unsur-unsur Islam ternyata teks Prantaka mengandung sesuatu yang khas yaitu unsur Syiah. Masuknya unsur Syiah dalam teks Prantaka berkaitan dengan proses penyebaran Islam di Jawa, dan lingkungan ini yang akan mempengaruhi jenis kepustakaan. Berdasarkan suatu kriteria tertentu seperti apakah teks tersebut terikat erat dengan syariat atau sedikit mengungkapkan tentang syariat, dapat disimpulkan bahwa teks Prantaka adalah jenis kepustakaan Islam kejawen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.B. Soelardi
"Serat Riyanta adalah sebuah novel Jawa yang oleh para pengamat kesustraan jawa seperti J.J. Ras dan Suripan S. Utomo dianggap sebagai novel Jawa modern yang pertama. Novel ini tidak lagi berorientasi pada keraton. Masalah yang disajikan pada novel Riyanta, berkisar pada masalah tokoh yang sangat manusiawi."
Weltevreden: Papyrus, 1920
BKL.0839-CL 52
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>