Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Sumodiningrat
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
365.2 GUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Tumpal P.
Jakarta: Cipiruy, 2004
352 SAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Isu-isu kemiskinan sering disimbolisasikan dengan fenomena sosial. Meski terkadang fenomena itu tidak begitu tepat menggambarkan pesoalan kemiskinan yang sesungguhnya, Namun apabila kita menelaah seluruh simbol kemiskinan, maka barangkali kita dapat menemukan arah persoalan kemiskinan yang ada....
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Eko Raharjo F
"ABSTRACT
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan upaya kesejahteraan keluarga dengan menjalin harmonisasi masyarakat baik harmonisasi secara keluarga, bermasyarakat, maupun harmonisasi berbudaya. Terjalinnya harmonisasi masyarakat antar Jagoi Babang Indonesia dan Serawak Malaysia mewujudkan kesejahteraan keluarga pada masyarakat Jagoi Babang, karena dengan hubungan yang baik terjadi transaksi perdagangan yang saling menguntungkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan mendasarkan pola berpikir secara induktif, untuk mengungkap terkait dengan terwujudnya kesejahteraan keluarga melalui harmonisasi masyarakat tapal batas. Pengumpulan data diperoleh dari informan yaitu pemimpin pemerintahan di tingkat kecamatan, tokoh masyarakat dan masyarakat Jagoi Babang. Data diperoleh melaiUI teknik wawancara, untuk mengungkap upaya masyarakat Jagoi Babang dalam memelihara keharmonisasian antarmasyarakat di perbatasan. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui secara langsung aktivitas masyarakat di tapa! batas (perbatasan antamegara). Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan dipaparkan dalam bentuk naratif. Berdasar hasil observasi, wawancara dengan informan yang tinggal di Jagol Babang terungkap, bahwa kesejahteraan keluarga dapat diwujudkan dengan melakukan harmonisasi keluarga, harmonisasi bermasyarakat, dan harmonisasi berbudaya, di jalin dengan melakukan silaturahmi yang dikaitkan dengan moment tertentu seperti perayaan hari raya keagamaan di manfaatkan untuk berkunjung antarkeluarga dengan masyarakat negara tetangga. Wujud harmonisasi bermasyarakat nampak pada adanya kesepakatan masyarakat Jagoi dan Serawak yang melakukan perdagangan di Pasar Serikin. Masyarakat saling sepakat dalam menggunakan jasa ojek sebagai alat transportasi perdagangan dengan mengatur dan membagi jasa tukang ojek dalam mengangkut dagangan."
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS), 2017
360 MIPKS 41:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Restu Untari Pratiwi
"Indonesia kaya akan sumber daya laut yang berlimpah, namun hal ini tidak berdampak pada kehidupan yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Indonesia. Masyarakat Desa Pulo Panjang, Kabupaten Serang adalah salah satunya. Mereka merupakan masyarakat pesisir yang memiliki sumber daya laut yang potensial, namun kehidupan mereka yang masyoritas sebagai nelayan dan pembudidaya rumput laut masih saja dalam kondisi miskin. Permasalahan yang menjadi penyebab kemiskinan di daerah ini antara lain, menurunnya kualitas wilayah perairan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat akibat pencemaran dari pabrikpabrik yang berdiri di sekitar perairan Pulo Panjang, kurangnya modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat yaitu kuranngya rasa percaya diantara antar anggota masyarakat, dan beberapa perilaku dan pola pikir masyarakat yanf sudah membudaya, tidak adanya alternatif mata pencaharian yang dimiliki masyarakat, dan kurangnya sarana prasarana umum seperti listrik, jalan dan air bersih/sanitasi.
Tujuan dari tesis ini adalah mengkaji permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh Desa Pulo Panjang dan memberikan rekomendasi mengenai kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir Pulo Panjang yang bertujuan untuk mengatasi kondisi mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa Participatory Rural Appraisal (PRA) yang melibatkan masyarakat sedangkan untuk menganalisa informasi dengan menggunakan analisis SWOT.
Berdasarkan analisa secara kualitatif, maka diperoleh rekomendasi mengenai kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Pulo Panjang, antara lain (1) Diakannya alternatif pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam Desa Pulo Panjang, antara lain: budidaya rumput laut, perkebunan dan wisata bahari (2) untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan alternatif pemberdayaan maka diperlukan peran dari agent of change di dalam masyrakat dengan memanfaatkan kekerabatan sosial dalam masyarakat.

Indonesia has abundantly ocean resources nevertheless this such condition has given no affect to Indonesian society to live properly. Particularly they who lived in Indonesia shore. People of Pulau Panjang, Serang Municipality is one of them. Despite has many potential resources , most of them who earn their living as fisherman and sea weed breeder yet still live in poverty. The watery quality decreased where it is become their bread and butter has given a pollution that derives from plants stood around Pulo Panjang watery, the lack of reliable to each other among society has shown that society is less social asset and people mindset and manner had became a habit, insufficient alternative earning and lack of public facility such as electric power, roads and water sanitation.
The purpose of this thesis is to review issue and potential competency which is owned by people of Pulo Panjang and providing a recommendation to shore people of Pulo Panjang empowerment and aimed to overcome their condition. A qualitative method is using during to compose of this research which called Participatory Rural Appraisal (PRA)and involved society whereas to analyze information by using SWOT analysis.
Based on qualitatively analysis the recommendation has given results of way to overcome several issue of people of Pulo Panjang that had dealt with, namely( 1) People empowerment by using several natural resources in Pulo Panjang village such as sea weed breeder, plantation, and oceanic tourism (2) lack of sosial asset is an obstacle during performing an empowerment that should be overcome, therefore agent of change role would be required in society by using a familiarity in social society."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27871
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Indrajit Vitandri Oemar
Malang: Intrans Publishing, 2014
361 WIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi maslah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan peran LPMD sebagai Lembaga yang berfungsi untuk memberdayakan masyarakat di pedesaan. Sejauh mana LPMD bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian ynag menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran peran LPMD yang berpengaruh terhadap adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kartubi
"Pembangunan ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan selain memberikan manfaat berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, juga berakibat adanya kesenjangan dan ketimpangan, baik kesenjangan antar daerah, antar penduduk antar desa dan kota serta antar desa. Selain dari pada itu penyebab lain adanya kesenjangan tersebut adalah karena adanya pola pembangunan yang selama ini dilaksanakan yaitu bersifat sentralistik. Pembangunan yang sentralistik tersebut mengabaikan pemberdayaan masyarakat dan sumberdaya lokal. Pemerintah menyadari hal tersebut sehingga diluncurkanlah berbagai program untuk mengatasinya. Berbagai upaya yang dilaksanakan baik secara sektoral maupun regional belum mampu sepenuhnya mewujudkan keseimbangan tersebut. Begitu juga yang terjadi di Kabupaten Lampung Tengah dari tahun 1999-2001 jumlah desa tertinggal tetap tidak berubah yaitu 63 desa dan jumlah penduduk miskin dari tahun 1999-2001 bertambah, berdasarkan data BKKBN KK miskin tahun 1999 sebanyak 135.015 KK dan tahun 2000 bertambah 138.366 KK dan tahun 2001 bertambah lagi menjadi 150.125 KK. Berbagai upaya telah dilaksanakan namun program tersebut belum menampakan hasil yang berarti.
Untuk itu diperlukan adanya suatu program penanggulangan kemiskinan dengan pemberdayaan masyarakat yang menyentuh langsung masyarakat miskin. Salah satu program yang telah dilaksanakan di Kabupaten Lampung Tengah adalah Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Program PPK di Kabupaten Lampung Tengah telah dilaksanakan selama 3 tahun yaitu pada fase I, berhasil tidaknya suatu program ditentukan oleh tercapai tidaknya suatu tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk: a. untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan PPK di Lokasi Penelitian b. untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan PPK mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelestarian. c. untuk mengetahui bagaimana peran pendamping dalam program PPK d. untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah terutama pemerintah daerah dalam pelaksanaan program PPK.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan lokasi Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah dan data yang diambil adalah data primer dan data sekunder yang dianalisa dengan analisa deskriptif kemudian hasil analisa program PPK dijadikan dasar untuk mengkaji Kebijakan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah dengan menggunakan persepsi responden expert yang mengerti permasalahan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah. Analisa kebijakan tersebut menggunakan metode Analisis Hirarki proses (AHP).
Secara umum pelaksanaan program PPK di Kabupaten Lampung Tengah terutama di Kecamatan Seputih Surabaya berjalan dengan baik. Program PPK berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Program PPK berhasil menciptakan proses demokrasi bagi masyarakat untuk turut serta menentukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Selain itu Program PPK juga berhasil mengaktifkan aparat kecamatan dan desa serta lembaga-lembaga desa dalam memfasilitasi dan melaksanakan pembangunan di pedesaan. Disamping itu program PPK juga berhasil menghadirkan infrastruktur desa dan berkembangnnya usaha ekonomi produktif di pedesaan.
Akan tetapi partisipasi masyarakat tersebut hanya terlihat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program, sedangkan pada tahap pelestarian dan pemeliharaan sudah berkurang terutama untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, sedangkan untuk kegiatan usaha ekonomi produktif cukup baik, akan tetapi sasaran yang hendak dicapai yaitu penduduk miskin kurang dapat dicapai, karena kegiatan Usaha Ekonomi Produktif hanya mencapai masyarakat miskin yang sudah punya usaha, sedangkan masyarakat yang benar-benar miskin dan tidak berdaya kurang bisa disentuh. Sementara itu kegiatan pendampingan behasil membantu aparat kecamatan dan aparat desa serta lembaga desa dalam melaksanakan program, akan tetapi pelaksanaan pendampingan ini tidak dilaksanakan lagi pasca program, sedangkan pendampingan masih diperlukan sampai adanya kemandirian masyarakat desa. Akibatnya kegiatan pemeliharaan dan pelestarian berjalan tidak begitu baik. Peran pemerintah dalam pelaksanaan program PPK tidak begitu dominan lagi. Berkurangnya peran pemerintah ini memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan PPK. akan tetapi peran pemerintah tersebut masih diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan tetapi tidak boleh dominan.
Hasil analisis kebijakan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah dengan menggunakan persepsi responden expert dan dianalisa denga metode AHP adalah sebagai berikut:
Hasil analisa menunjukan untuk mencapai hasil tercapainya kebijakan pemberdayaan masyarakat yang optimal kriteria partisipasi masyarakat yang tinggi mempunyai bobot paling tinggi dan diikuti oleh tercapainya sasaran dan pengelolaan program yang baik. Sedangkan aktor atau pelaku yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan tersebut adalah oenduduk miskin yang merupakan kelompok sasaran mempunyai bobot paling tinggi kemudian, pendamping dan LKMD yang merupakan pelaksana serta masyarakat umum dan pemerintah menempati urutan terakhir. Sedangkan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam program pemberdayaan adalah kedua kegiatan yaitu pembangunan sarana prasarana dan bantuan modal usaha yang dianalisis mempunyai bobot yang hampir sama dimana bantuan modal usaha mempunyai bobot lebih tinggi sedikit. Kedua kegiatan tersebut layak untuk dilaksanakan. Hasil yang diharapkan dan program Pemberdayaan adalah meningkatnya pendapatan masyarakat miskin, urutan kedua adanya penyerapan tenaga kerja kemudian adanya kemandirian masyarakat desa serta yang terakhir adalah terbukanya akses ekonomi dipedesaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>