Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilang Arrahman Ikhsan Varian
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita gunakan, refrigerator sangat bermanfaat karena dapat membuat kondisi makanan yang kita simpan tetap bagus keadaannya, hal itu membuat alat pendingin sebagai salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita jumpai. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system pendinginan konvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah alat pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam pengujian, kami menguji sebuah alat termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan panjan 80cm terbuat dengan bahan PVC menggunakan pengaruh variasi posisi ,panjang dan model stack serta variasi frekuensi yang digunakan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperatur sebesar 6°C pada tendon dingin dan kenaikan temperatur pada tendon panas sebesar 3°C setelah dioperasikan selama 30 menit.

Refrigerator is one of a household appliance that is commonly used. The needs of maintaining food at the good condition make refrigerator become 'must have' equipment in every household. Thermoaccoustic refrigerator is an environmentally friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called as stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe has 80 cm length , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. The device was operated with variation position, length and shape of stack and also variation resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir has been observed where the cold reservoir temperatur decreased about 6°C and the hot reservoir temperatur increased about 3°C after 30 minutes of the device operation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabdo Waluyo
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita gunakan, refrigerator sangat bermanfaat karena dapat membuat kondisi makanan yang kita simpan tetap bagus keadaannya, hal itu membuat alat pendingin sebagai salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita jumpai. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system pendinginan konvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah alat pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam pengujian, kami menguji sebuah alat termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan panjan 80cm terbuat dengan bahan PVC menggunakan pengaruh variasi posisi ,panjang dan model stack serta variasi frekuensi yang digunakan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperatur sebesar 6°C pada tendon dingin dan kenaikan temperatur pada tendon panas sebesar 3°C setelah dioperasikan selama 30 menit.

Refrigerator is one of a household appliance that is commonly used. The needs of maintaining food at the good condition make refrigerator become 'must have' equipment in every household. Thermoaccoustic refrigerator is an environmentally friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called as stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe has 80 cm length, a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. The device was operated with variation position, length and shape of stack and also variation resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir has been observed where the cold reservoir temperatur decreased about 6°C and the hot reservoir temperatur increased about 3°C after 30 minutes of the device operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Agustina
"ABSTRAK
Sistem pendingin termoakustik yang digerakkan oleh gelombang suara telah disimulasikan, dikonstruksi dan diuji untuk mendapatkan pemahaman tentang kinerja dan laju pendinginan. Pengaruh ketebalan dan panjang plat yang terbuat dari lembaran akrilik terhadap kinerja pendingin diuji dengan variasi ketebalan plat 0,15 mm, 0,5 mm dan 1 mm dan variasi panjang plat 6 cm, 5 cm dan 4 cm. Rasio penggerak divariasikan dengan meningkatkan input tegangan mulai dari 4 hingga 9 Vp-p yang setara dengan 5 – 25 W. Suhu daerah di kedua ujung plat stack yang disusun sejajar dalam resonator direkam setiap detik. Untuk semua variasi, efek pendinginan termoakustik terjadi dalam hitungan detik dan meningkat pesat dalam dua menit dan menjadi relatif stabil dalam waktu sekitar sepuluh menit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa meningkatnya rasio penggerak menghasilkan laju pendinginan yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik. Untuk setiap set pengujian, pengaturan rasio penggerak, frekuensi operasi dan parameter lain dari stack dipertahankan tidak berubah. Kinerja dan laju pendinginan meningkat dengan penurunan ketebalan plat. Perbedaan suhu terbesar, 14,7oC, dengan pendinginan hingga 8,4oC dibawah suhu lingkungan (26,5oC) dicapai dengan ketebalan plat 0,15 mm pada input tegangan 9 Vpp. Hasil eksperimen pada 8 Vp-p mengindikasikan plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,15 mm serta plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,5 mm menampilkan laju pendinginan terbaik. Geometri plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,5 mm pada input tegangan 8 Vp-p dapat dinyatakan sebagai geometri dan input tegangan optimum dari segi kemudahan fabrikasi stack dan pendinginan yang lebih konsisten.

ABSTRACT
A loudspeaker-driven thermoacoustic cooler has been simulated, built and tested to gain understanding of its thermal performance and the cooling rate. The influence of plate thickness made of acrylic sheet was experimentally investigated by varying plate thickness of the stack, 0.15 mm, 0.5 mm and 1 mm, respectively. The length of the plate were also varied by 6 cm, 5 cm and 4 cm. Variation in drive ratio were realized by increasing input voltage to driver starting from setting 4 to 9 Vp-p which were equal to input power of 5 – 25 W. The temperatures at both ends of the parallel plate stack were acquired every second. For all variations, thermoacoustic cooling effect occurred in seconds and escalated rapidly in two minutes and became relatively stable in ten-minute time. The experimental results showed that higher voltage input yielded higher thermal performance of the device and faster cooling rate. For each set of experiment, the input voltage setting, the operating frequency and other parameter of the stack were kept unchanged. The performance and cooling rate increase with the decrease of plate thickness. The largest temperature difference, 14.7oC, was achieved with 0.15 mm plate thickness at 9 Vp-p. At 8 Vpp, both the 6-cm length stack plates of 0,15 mm and 0,5 mm thicknesses showed the best performance. Therefore, the 0,5 mm thickness at 8 Vpp was arguably the optimum thickness in terms of advantages in the ease of fabricating the stack and more consistent cooling."
2013
T33149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Rizki Utama
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan bantu yang sering digunakan. Fungsi utama dari a/at pendingin adalah menurunkan dan memelihara temperatur dari makanan atau benda lainnya pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur lingkungan dengan tujuan untuk menjaga makanan dan benda lainnya pada kandisi yang baik dengan periode hidup yang lebih panjang. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system kanvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah a/at pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam percobaan termoakustik ini, kami menguji sebuah a/at termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan terbuat dengan bahan PVC. Sebelumnya tealah dilakukan pengujian pada resonator dengan panjang 80 em dengan variasi posisi, panjang, dan model dari stack serta frekuensi yang digunakan, dengan tetap menggunakan udara atmosfer sebagai jluida kerja. Percobaan yang dilakukan saat ini ingin membandingkan karakterisasi termoakustik jika menggunakan a/at eksperimen yang lebih kecil dengan mengatur ulang ukuran dari parifang resonator dan panjang stack. Percobaan kali ini menggunakan tiga dimensi panjang resonator dan empat dimensi panjang stack sebagai variasi percobaan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperature sebesar 4°C pada tendon dingin dan kenaikan temperature pada tendon panas sebesar 2°C setelah dioperasikan selama 20 menit.

Refrigerator is one of auxiliary device that is commonly used.The main function of refrigerator is decreasing and maintaining the temperature of foods and other goods in lower temperature than ambient in objective to keep foods and goods at good condition and longer period of life. Thermoaccoustic refrigerator is an environmental friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. It has been done before by previous thermoacoustic research project that is used a 80cm length of PVC pipe and the variation in position, length and shape of stack and resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. This working researh project want to compare the characterization of thermoacoustic in smaller dimension of researh apparatus by resizing the length of resonator and the length of the stack. The experiment had used three dimension of resonator length, four dimension of stack length, as a variation of the experiment. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir in each length of resonator and length of stack has been observed where the cold reservoir temperature decreased about 4°C and the hot reservoir temperature increased about 2°C after 20 minutes of the device operation"
2011
S57401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Sentosa
"ABSTRAK
Termoakustik merupakan metode dimana suara dapat menghasilkan perbedaan temperatur dan sebaliknya, perbedaan temperatur dapat menghasilkan osilasi suara. Terdapat tiga bagian utama pada temoakustik gelombang berdiri yaitu stack, penukar kalor, dan tabung resonator. untuk mendapatkan osilasi suara yang optimal dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti dimensi dan posisi stack, bentuk dan panjang dari tabung resonator serta fluida yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh dari panjang dan posisi stack terhadap osilasi yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan resonator berupa tabung pyrex 200 mm dan stack berbahan steel wool dengan panjang 30 mm, 35 mm, 40 mm dan 45mm. Posisi stack ditempatkan bervariasi yaitu pada 0 ,10 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 mm dari ujung tertutup resonator.Pada pengujian diperoleh bahwa pada posisi 0-10mm dari ujung tertutup. Suara dan daya akustik maksimal diperoleh saat menggunakan stack dengan panjang 40 mm dengan posisi 50mm dari ujung tertutup yaitu 1.15 Watt.

ABSTRACT
Termoacoustic is a method in which voice can generate a temperature difference and vice versa, the temperature difference can produce sound oscillations. There are three main parts of thermoacoustic standing wave, the stack, heat exchangers, and tube resonator. Optimal sound oscillation is influenced by several aspects such as the dimensions and position of the stack, shape and length of tube resonator and fluid used. This study aimed to observe the effect of position and length of stack to acoustic power generated by thermoacoustic-standing wave. Experiment did using pyrex tube 200 mm in length as a resonator and using steel wool as a stack. Variations of stack lenght are 30 mm, 35 mm, 40 mm and 45 mm. Stack was placed at 0 ,10 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from closed end aof resonator. The experiment show that sound could not generated with stack position at 0-10 mm from closed end. Maximum sound and acoustic power produced when using stack 40 mm in length and position 50 mm from closed end with 1.15 watt"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T32743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Haposan Yoga Pradika
"
Net Zero Emission sudah menjadi hal yang penting bagi setiap negara, salah satu yang dilakukan adalah dengan cara melakukan efisiensi energi. Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA) pada September 2022 menyebutkan bahwa efisiensi energi dan elektrifikasi adalah prioritas utama bagi Negara Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Indonesia mengungkapkan bahwa peningkatan efisiensi energi harus menjadi prioritas dan menetapkan target penurunan konsumsi energi final sebesar 17% dibandingkan business as usual pada 2025. Saat ini, lebih dari 50% konsumsi energi pada gedung diperuntukan untuk sistem pendinginan (Chiller Plant). Sehingga efisiensi energi dalam sistem pendinginan sangat potensial untuk membantu menekan Net Zero Emission dan mendukung SDG. Maka dari itu dalam penelitian ini diajukan beberapa Framework Sistem Optimisasi Kinerja Sistem Pendingin Berbasis Multi Stack LSTM dan Deep Learning Neural Network. Hasil variabel prediksi keluaran dari Framework yang dikembangkan antara lain chilled water supply temperature, chilled water flow, condenser water supply temperature, condenser water flow dan cooling tower frequency. Hasil dari framework tersebut kemudian dilakukan uji simulasi dengan menggunakan model chiller plant. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa framework terbaik yakni dengan menggunakan model Framework tipe 1. Framework 1 merupakan model paralel antara Multi Stack LSTM untuk Wet Bulb Temperature (Twb) dan kinerja yang kemudian diserikan dengan Deep Learning Neural Network Multi Output untuk mendapatkan variabel keluaran parameter setting. Hasil pengujian menunjukkan metriks evaluasi MAE, MSE, RMSE secara berurutan adalah 0.8079, 0.6527, 0.8079 dan dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 10.72%.

Net Zero Emission has become important for every country, one way to do this is by implementing energy efficiency. In a report released by the International Energy Agency (IEA) in September 2022, it was stated that energy efficiency and electrification are the main priorities for Indonesia in achieving Net Zero Emissions. The Directorate General of New, Renewable Energy and Energy Conservation Indonesia stated that increasing energy efficiency must be a priority and set a target of reducing final energy consumption by 17% compared to business as usual in 2025. Currently, more than 50% of energy consumption in buildings is intended for cooling systems (chillers plants). So energy efficiency in cooling systems has great potential to help reduce Net Zero Emissions and support the SDGs. Therefore, in this research, several Frameworks for Optimization Control System for Chiller Plant Based on Multi Stack LSTM and Deep Learning Neural Network are proposed. The output prediction variables from the developed Framework are chilled water supply temperature, chilled water flow, condenser water supply temperature, condenser water flow and cooling tower frequency. The results of the framework are then carried out in simulation test using a chiller plant model. From the test results, it was found that the best framework is using the Framework type 1. Framework 1 is a parallel model between Multi Stack LSTM for Wet Bulb Temperature (Twb) and performance which is then serialized with Deep Learning Neural Network Multi Output to obtain the parameter setting output variables. The test results show that the evaluation metrics MAE, MSE, RMSE are 0.8079, 0.6527, 0.8079 respectively and can reduce energy consumption by 10.72%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agung Maulana
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena dari suatu alat yang bernama thermoacoustic. Fenomena tersebut yaitu adanya aliran udara dalam suatu wadah yang dikompresi melalui suatu getaran yang berasal dari loudspeaker sehingga menyebabkan perbedaan temperatur. Pembahasan difokuskan pada tiga variasi material stack berupa sedotan yang berasal dari material jenis polypropylene, berupa film yang berasal dari material jenis mylar, dan berupa kardus yang berasal dari material jenis wood. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketiga stack. Dari grafik hasil tersebut didapat perbedaan temperatur pada stack yang berasal dari sedotan sebesar 4,2°C. Pada stack yang berasal dari material mylar sebesar 5°C dan pada stack yang berasal dari kardus didapat perbedaan temperatur sebesar 3,9°C.

This thesis is dealing with a phenomenon called thermoacoustic. The phenomenon is about a flow of air in a place that was compressed with a vibration from loudspeaker so that cause different temperature. Discussion focused on the three material variation of stack as a straw from polypropylene, as a fil from mylar material, as a box from wood material. The goal from this thesis is to know camparison of three stack. From graphic result had different temperature of stack from straw is 4,2°C. A stack from mylar material is 5°C and a stack from wood had different temperature about 3,9°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghozali
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Hardian
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Alat ini mempunyai beberapa keunggulan daripada mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya seperti desain alat yang sederhana, fungsi yang stabil, dan fluida kerja yang ramah lingkungan. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperature yang dilakukan yaitu pada suhu awal termoakustik mulai bekerja atau mengeluarkan bunyi (terendah 410ºC) sampai dengan 500ºC. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Hasil taraf intensitas suara dan daya akustik terbesar yang dapat dihasilkan yaitu pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan besaran onset temperature 500ºC dengan nilai 118,92 dB dan 9,81x10-4 Watt.

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. It exhibits several advantages over traditional engines, such as simple design, stable functionality, and environment-friendly working gas. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen for this examination start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 410ºC) to 500ºC. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. The largest value of sound intensity and acoustic power that be produced where the stack is placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 500ºC comes with value of 118,92 dB and 9,81x10-4 Watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Eko Santoso
"Jika suatu aliran udara bertekanan tinggi mengalir ke suatu celah sempit, kemudian diatirkan secara tangensial malta timbul fenomena aliran udara bertemperatur panas pada ujung keluaran pipa dan aliran udara bertemperatur dingin pada ujung tainnya.
Dengan mengatur bukaan kalup jarum pada ujung pipa aliran udara panas diperoleh besar fraksi massa aliran udara dingin maupun fraksi massa aliran udara panas yang, jika dijumlahkan merupakan Iaju aliran udara masuk.
Fraksi massa dingin L¢1_,,,_g,,,) mempunyai korelasi dengan beda temperature dingin terhadap temperature masuk (ATJMW). Korelasi lersebul dinotasikan sebagai ATJL-1gm = f(;1¢»,@.) Hubungan fungsi antara kedua parameter tersebut menyatakan karakteristik dari suatu tabung vortex. Berbagai variasi tekanan udara masuk yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar dan B bar terhadap perubahan panjang pipa udara panas 400 (mm) dan 240 (mm) dimana panjang pipa udara dingin tetap yaitu 80 (mm).
Sebagai tambahan, dibandingkan pula jumlah inlet langensial pada 3 buah vortex generator yailu 1 inlet, 2 inlet dan 3 inlet dengan variasi tekanan aliran udara masuk terhadap panjang pipa panes 400 (mm) dan 240 (mm).
Hasil akhir menunjukkan bahwa AT:,mS," makstmum dapat dicapai pada tekanan udara masuk 8 bar, menggunakan paniang pipa panas 400 (mm) Serta vortex generator yang mempunyai 3 inlet tangensial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>